Debat
3.12 menghubungkan permasalahan- isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat
RINGKASAN MATERI
Dalam bahasa Indonesia, debat berarti suatu kemampuan atau keterampilan beragumen dalam diskusi formal ataupun informal sebagai suatu
pertandingan untuk mencari kemenangan. Selain itu, debat dapat digunakan sebagai metode dalam pembelajaran khususnya keterampilan berargumen
dan menghargai pendapat orang lain.
Dalam situasi formal, debat dapat berbentuk diskusi yang memiliki pola tertentu, yaitu sebuah diskusi yang memiliki kelompok pro (setuju) dan
kelompok kontra (menentang). Kelompok pro dalam debat merupakan kelompok yang menyetujui suatu argumen atau kelompok yang berpendapat
positif. Adapun kelompok kontra adalah kelompok yang menentang argumen lawan bicara atau kelompok yang berpendapat negatif.
Tujuan debat adalah agar setiap pihak dapat membalikkan pendapat lawan serta menggiring lawannya untuk berbalik menyetujui pendapat
kelompoknya melalui argumen dan bukti-bukti yang relevan. Dalam hal demikian, sangat diperlukan kecepatan para pendebat lawan untuk dapat
menangkap isi dan arah pikiran lawan, serta dengan cepat pula mencari jawaban yang tepat dengan nalar yang logis agar pihak lawan menyetujui
pendapat kelompoknya.
Meskipun debat bertujuan mengasah keterampilan berargumen dalam menyanggah pendapat lawan bicara, semua pendebat harus sadar segala
proses interaksi verbal tersebut harus berjalan dengan sopan. Jika ingin menyerang pendapat lawan, seranglah pendapatnya, bukan prinadinya. Oleh
karena itu, forum perdebatan harus dipimpin oleh moderator yang berfungsi mengatur kelancaran dan ketertiban jalannya perdebatan.
Dalam perdebatan, harus terjadi hubungan komunikasi yang baik dan penuh persahabatan. Pada waktu pendebat dari kelompok pro berbicara,
kelompok kontra harus mendengarkan baik-baik. Begitu sebaliknya, jika pendebat dari kelompok kontra berbicara, kolompok pro harus mendengarkan
baik-baik. Selain itu, pembicaraan kedua belah pihak harus penuh dengan tenggang rasa dan saling bertoleransi. Pembicara yang baik adalah
pembicara yang harus memiliki (1) watak moral yang kuat, (2) kontrol emosi diri, (3) rasa ikhlas dan kesungguhan hati, (4) perhatian yang
berfokus pada materi bicara lawan, serta (5) kejujuran dan kebijaksanaan.
Permasalahan dalam debat
Permasalahan dalam debat adalah isu atau persoalan yang dijadikan materi. Isu yang diajukan harus dapat diperdebatkan sehingga para pihak
yang berdebat dapat mengemukakan argumen yang masuk akal. Isu harus dapat membuat para pihak yang berdebat berargumen dengan baik. Isu dalam
debat sering pula disebut mosi.
Contoh :
Sudut Pandang
Sudut pandang dalam debat berkaitan dengan peran pembicara. Apabila pembicara berperan sebagai pihak pro, ia akan berusaha sebaik-baiknya
agar gagasan dan alasan yang dikemukakan dapat diterima sebagai gagasan yang benar. Di sisi lain, pihak kontra akan berusaha menentang dengan
memberikan gagasan peyanggah. Hal ini dilakukan agar sanggahan yang diajukan dapat diterima lawan bicara. Agar perdebatan bersifat netral. Pihak
netral memosisikan diri sebagai pihak yang menyetujui pihak pro, tetapi juga memahami pendapat pihak kontra. Oleh karena itu, sudut pandang
pembicara bergantung pada peran yang harus dilakukan dalam debat yang berlangsung.
Argumen
Argumen adalah pernyataan yang disampaikan oleh pembicara untuk menjelaskan dan menguatkan pentingnya alasan yang diajukan. Dalam
kaitannya dengan debat, argumen disampaikan sedemikian rupa sehingga mampu memengaruhi lawan bicara dan akhirnya sepakat dengan alasan yang
diajukan.
Argumen yang baik dapat diterima akal dan sesuai dengan gagasan yang ingin dibuktikan. Argumen yang baik adalah sebagai berikut:
Simpulan
Untuk mengakhiri pendapat yang dikemukakan pembicara, diperlukan simpulan. Dalam hal ini, simpulan merupakan pernyataan akhir yang
berisi gagasan penutup pembicara setelah mengemukakan pendapatnya. Pernyataan simpulan tersebut biasanya diawali kata-kata seperti:
1. Dengan demikian, …. ,
2. Walaupun begitu, … ,
3. Oleh karena itu, … ,
4. Sudah sepatutnya jika, … ,
5. Jadi, … ,