Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik hingga selesai
tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW.
Kami berterima kasih kepada Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd. selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Penulis berharap
dengan disusunnya makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan serta pengetahuan
bagi penulis maupun pembaca demi kemajuan pendidikan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala kritik dan saran dari pembaca. Agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian Pendidikan sebagaimana tercantum dalam peraturan Menteri
Pendidikan nasional nomor 20 tahun 2007 adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidik merupakan
penilaian internal (internal assessment), sedangkan penilaian yang diselesnggarakan
oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external assessment). Penilaian
internal adalah penilaiian yang direncanakan dan dilakukan oleh pendidik pada proses
pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu melalui perbaikan kualitas
pembelajaran secara terus menerus. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang
dilakukan oleh pemerintah melalui ujian nasional dalam rangka pngendalian mutu
Pendidikan nasional.
Kegiatan penilaian itu sendiri dilakukan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, dalam penilaian perlu diperhatikan beberapa
hal seperti: (1) penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi, (2)
penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan kemampuan atau apa yang
dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, (3) penilaian
dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan, (4) hasil penilaian digunakan untuk
menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran, program remedial
bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan
minimal, dan program pengayaan bagi peserta didik yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal lebih cepat, dan (5) penilaian harus disesuaikan dengan
pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Penilaian oleh pendidik dalam kurikukum satuan
Pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan Penilaian oleh satuan Pendidikan dalam
kurikulum satuan Pendidikan?
3. Apa yang dimaksud dengan Penilaian oleh pemerintah dalam kurikulum
satuan Pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Penilaian oleh pendidik dalam kurikukum satuan
Pendidikan
2. Untuk mengetahui tentang Penilaian oleh satuan Pendidikan dalam kurikulum
satuan Pendidikan
3. Untuk mengetahui tentang Penilaian oleh pemerintah dalam kurikulum satuan
Pendidikan
1. Penilaian Sikap Menurut Marzano & Pickering, 1997 (dalam Afandi dan Sajidan,
2017:117-118) terdapat lima dimensi belajar sebagai berikut:
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian antar
teman. Penilaian diri dan penilaian antar teman dilakukan dalam rangka pembinaan dan
pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data
konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.
Observasi
Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar observasi, atau
buku jurnal (selanjutnya disebut jurnal). Penilaian diri menggunakan instrumen penilaian
diri. Penilaian antar teman menggunakan instrumen penilaian antar teman. Penilaiaan
sikap dengan teknik observasi dapat dilakukan menggunakan lembar observasi. Lembar
observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh pendidik untuk memudahkan
penyusunan laporan hasil pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang berkaitan
dengan sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap yang diamati adalah sikap yang tercantum
dalam indikator pencapaian kompetensi pada KD untuk mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti (PABP) dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn). Pada mata pelajaran selain PABP dan PPKn, sikap yang diamati tercantum pada
KI-1 dan KI-2. Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati sikap dapat berupa
lembar observasi tertutup dan lembar observasi terbuka.
Penilaian Diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri
(peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya 13 dalam
berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data konfirmasi
perkembangan sikap peserta didik. Selain itu, penilaian diri peserta didik juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan
refleksi atau mawas diri. Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang
berisi butir-butir pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan menggunakan kolom
ya dan tidak atau dapat juga menggunakan skala likert.
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang peserta
didik (penilai) terhadap peserta didik yang lain terkait dengan sikap/perilaku peserta didik
yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antar teman dapat digunakan
sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian antar teman juga dapat digunakan untuk
menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada
jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan wali
kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran). Penilaian sikap spiritual dan sosial
dilakukan secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di
dalam kelas maupun diluar jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas
dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap
spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik
dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku
peserta didik.
Perilaku sikap spiritual dan sosial yang teramati dan tercatat dalam jurnal guru, wali
kelas maupun guru BK harus menjadi dasar untuk pelaksanaan tindak lanjut oleh pihak
sekolah. Bila perilaku sikap yang kurang termasuk dalam sikap spiritual maupun sikap sosial,
tindak lanjut berupa pembinaan terhadap peserta didik dapat dilakukan oleh semua pendidik
di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan penilaian pengetahuan dalam
panduan ini adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses
dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses
kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif. Dimensi pengetahuan yang dinilai beserta contohnya tampak dalam Tabel 1 di
bawah ini (Anderson, et.al., 2001).