oleh :
Julita (2015042)
Rapendo (2015041)
Dekalana (2015027)
FAKULTAS TARBIYAH
BANGKA BELITUNG
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puja dan puji marilah senantiasa kita ucapkan atas limpahan
Rahmat dan Nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang diberikan
kepada kami. Sholawat bersamaan dengan salam juga kami hadiahkan kepada baginda Nabi
kita Muhammad SAW. Semoga kita, Orang Tua kita, Nenek dan Kakek kita, guru-guru dan
orang terdekat kita mendapat syafaat beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Aamiin ya Rabbal
Alamin. Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah BK Belajar dan judul makalah ini adalah KETERAMPILAN-KETERAMPILAN
POKOK BELAJAR DAN TEORI BELAJAR. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Wahyudi, M.A Selaku Dosen Mata kuliah BK Belajar ini. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah , baik yang berkenaan dengan materi ataupun teknik
pengetikan, dan kami juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk
bahan pertimbangan perbaikan makalah.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Pengertian Keterampilan dan Teori Belajar
2. Aspek Aspek Keterampilan Belajar
3. Prinsip-Prinsip dasar Teori Clasical Conditioning
C. Tujuan
Untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata
atau mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan, kesanggupan, dan
keterampilan yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup serta
mengembangkan dirinya.
1 Suparman S, Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010) hlm. 59
1
BAB II PEMBAHASAN
3 Ibid. h. 28.
2
Keterampilan belajar sebagai suatu kemampuan yang berhubungan dengan
mencatat, mengorganisasi, mensintesa, mengingat kembali dan kemampuan
menggunakan informasi dan gagasan yang diperoleh. Kemudian keterampilan belajar
dipandang sebagai sumber strategis untuk mengajar bagaimana belajar. Belajar
menurut pendapat ini adalah merupakan keterampilan dan kompetensi siswa untuk :
1) mengumpulkan gagasan dan informasi baru. Kemampuan ini diperoleh melalui
keterampilan mendengarkan dan membaca, 2) mencatat apa yang hendak diperoleh,
keterampilan ini didapat melalui keterampilan mencatat, membuat outline, dan
membuat kesimpulan, 3) meningkatkan pemahaman, keterampilan ini diperoleh
melalui sintesa materi dan membuat hubungan dengan pelajaran sebelumnya, 4)
mengorganisasi materi, keterampilan ini didapat dengan membuat outline, membuat
bagan, menulis dan mencatat, 5) mengingat, keterampilan ini dapat dilakukan melalui
organisasi memori, dan menyampaikan kembali, 6) keterampilan menggunakan
informasi dan ide-ide baru, keterampilan ini didapat melalui keterampilan membuat
laporan dan keterampilan melakukan tes atau ujian.
Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan metode dan teknik dalam
memahami materi pelajaran, oleh karena itu perlu dilatihkan secara terstruktur kepada
siswa di sekolah.
Berikut ini diuraikan berbagai keterampilan yang dibutuhkan siswa dalam belajar:
5 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2008) hlm. 69
3
1) Keterampilan dalam menjalani proses belajar
Sebelum mengikuti pelajaran, siswa dapat mempersiapkan materi
pelajaran dengan cara membaca kembali catatan sebelumnya dan
membaca bahan yang akan dipelajari serta menemukan hubungannya.
Selain itu, siswa juga perlu melakukan persiapan fisik. Keefektifan belajar
seseorang sangat dipengaruhi oleh kesiapan belajarnya.6
2) Sikap terhadap belajar
Pandangan dan sikap siswa terhadap proses belajar dalm batas-batas
tertentu mempengaruhi kegairahan dan aktifitas siswa yang bersangkutan.
Sikap dan pandangan yang posiif terhadap belajar akan dapat mendorong
siswa untuk mau bekerja keras sehubungan dengan berbagai kegiatan
belajar yang akan dijalani.
3) Persepsi yang positif terhadap program studi
Siswa hendaknya menaruh sikap dan pandangan yang positif terhadap
program studi yang dijalaninya. Sikap dan pandangan seperti itu akan
mendorong siswa untuk mencintai program studi yang dimaksudkan
sehingga membawa dampak-dampak yang menguntungkan terhadap
aktifitas belajar siswa.
4) Keterampilan dalam mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar.
Mengingat harus didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai
tujuan belajar lebih lanjut. Secara ideal materi yang dipelajari hendaknya
dapat diingat dalam kualitas yang tinggi.7
Ada tiga proses dasar dalam mengingat, yaitu encoding yang berarti
pemberian kode tertentu terhadap materi yang akan disimpan, storage yang
berarti proses pengendapan materi yang dipelajari sampai terjadinya
peristiwa mengingat, dan retrieval yang berarti upaya memunculkan
kembali kesadaran materi yang sebelumnya diendapkan. Konsentrasi
adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan
semua hal lain yang tidak berhubungan. Belajar yang serius membutuhkan
konsentrasi yang penuh. Untuk itu siswa perlu menetapkan tujuan belajar
yaitu:
1) bahan yang dipelajari dibagi-bagi,
2) penetapan target belajar,
3) penilaian diri sendiri.
Selain itu, mengatur lingkungan belajar diantaranya:
1) suasana hati dan sosio-emosional,
2) pengaturan tugas-tugas, dan
3) lingkungan fisik.8
6 Surya Hendra, Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, (Jakarta: Grasindo, 2011), h. 92.
7 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 36.
8 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 6.
4
1) Keterampilan dalam meningkatkan kemampuan membaca Kemampuan membaca
yang tinggi tidak datang dengan sendirinya, dan tidak akan meningkat dari waktu ke
waktu secara otomatis. Peningkatan itu harus diupayakan dengan kemauan yang kuat
dan dengan usaha yang keras.
2) Keterampilan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas-tugas Siswa yang sedang
menjalani studi atau belajar dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu untuk
setiap mata pelajaran. Salah satu faktor penentu kesuksesan siswa dalam belajar
adalah sejauh mana siswa dapat menyelesaikan dengan baik tugastugas yang dituntut
oleh guru. Kemampuan dalam membuat tugastugas tersebut tidak dapat meningkat
dengan sendirinya tetapi perlu diupayakan melalui kerja keras dengan semangat dan
kemauan yang kuat.
3) Keterampilan bertanya Keaktifan siswa dalam proses belajar tampak apabila siswa
memberikan komentar terhadap materi yang dibahas, bertanya tentang bahan-bahan
yang tidak dipahami dan berusaha menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru atau
dari teman sekelas. Keterampilan bertanya merupakan unsur penting yang perlu
dikuasai oleh siswa, mengingat bahwa siswa perlu mendalami materi yang dibahas
dalam proses belajar. Bertanya tujuannya adalah mengetahui dan memahami materi
pelajaran yang belum dipahami, dan atau mencek kebenaran konsep atau pengertian
yang dimiliki siswa. Untuk dapat bertanya secara efektif dikemukakan rambu-rambu
sebagai berikut:
a) Ikuti proses belajar dari awal agar yang ditanyakan tersebut memang belum dibahas
atau dibicarakan pada waktu-waktu sebelumnya.
a) Tentukanlah bagian mana dari materi pelajaran yang betul-betul belum
memahaminya atau bagian yang tidak dapat ditemukan hubungan antara satu
unsur dengan unsur lainnya atau jika terdapat hubungan antara satu bagian dengan
lainnya, namun hubungan tersebut tidaklan logis menurut pikiran.
b) Untuk tahap awal, yaitu siswa yang baru “belajar bertanya”, tulislah pertanyaan
yang akan diajukan tersebut.
c) Mintalah kesempatan untuk bertanya kepada guru dengan cara mengacungkan
tangan.
d) Apabila sudah diberi kesempatan untuk bertanya, ajukanlah pertanyaan yang telah
dirumuskan tersebut dengan nada suara ingin tahu, dan jangan sekali-kali dengan
nada menguji atau menyalahkan orang lain9
1) Keterampilan mencatat
Mencatat pelajaran merupakan suatu bentuk keterampilan yang perlu
ditingkatkan. Untuk itu diperlukan keterampilan khusus untuk kegiatan mencatat.
Catatan yang bagus hendaknya sistematis, jelas, ringkas, menarik agar siswa
senang mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan. Beberapa pedoman
dalam membuat catatan yaitu:
9 Prayitno,Hubungan Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat SLTP, 2002), h.28.
5
c) mencatat pelajaran secara tepat,
9) Keterampilan menjawab
Kemampuan menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat secara lisan,
apalagi di depan orang banyak, merupakan suatu hal yang amat baik. Apalagi
sebagai seorang siswa yang memiliki berbagai ide atau pendapat terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh guru atau teman. Siswa harus berani dan
percaya diri terhadap jawaban yang akan ia kemukakan. 10
a. Jonathan H. Turner
Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita
menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.
b. Little John & Karen Foss
Teori merupaka sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-
hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah
fenomena.
a. Kerlinger
Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang
mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena.
b. Nazir
Teon adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai
suatu peristiwa atau kejadian.
c. Stevens
Teori adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau
mengkarakteristikkan beberapa fenomena.
10 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 20.
6
2. Teori Belajar Behavioristik : Ivan Pavlov (Clasical Conditioning)
a. Biografi Ivan Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di RyazanRusia, yaitu desa
tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di
sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjana
kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur
departemen fisiologi pada Institute of Experimental Medicine dan memulai
penelitian mengenai fisiologi pencemaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel
pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian
sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah
Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned Reflexes (1927), la meninggal di
Leningrad pada tanggal 27 Februari 1936. Sebenarnya ia bukan seorang sarjana
psikologi dan ia pun tidak mau disebut sebagai ahli psikologi, karena ia adalah
seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Cara berpikirnya adalah sepenuhnya cara
berpikir ahli ilmu faal, bahkan ia sangat anti terhadap psikologi karena dianggapnya
kurang ilmiah. Dalam penelitian-penelitiannya ia selalu berusaha menghindari
konsep-konsep maupun istilah istilah psikologi.
Sekalipun demikian, peranan Pavlov dalam psikologi sangat penting, karena
studinya mengenai refleks-refleks merupakan dasar bagi perkembangan aliran
psikologi behaviorisme. Pandangannya yang paling penting adalah bahwa aktivitas
psikis sebenarnya tidak lain daripada rangkaian-rangkaian refleks belaka. Karena itu,
untuk mempelajari aktivitas psikis (psikologi) kita cukup mempelajari refleks-
refleks saja. Pandangan yang sebenarnya bermula dari seorang tokoh Rusia lain
benama L.M. Sechenov. I.M. yang banyak mempengaruhi Pavloy ini, kemudian
dijadikan dasar pandangan pula oleh J.B. Watson di Amerika Serikat dalam aliran
Behaviorismenya setelah mendapat perubahan perubahan seperlunya.
7
c. Konsep teori classical conditioning
Pada dasarnya, teori ini menjelaskan bahwa bentuk paling sederhana dalam
suatu proses belajar adalah pengondisian. Pavlov menemukan hal ini ketika dia
sedang mempelajari fungsi perut dan mengukur cairan yang dikeluarkan dari perut,
ketika anjing yang dia gunakan sebagai subjek eksperimen sedang makan. Ketika
Pavlov mengukur sekresi perut saat anjing merespons bubuk makanan yang ia
berikan, Pavlov melihat bahwa hanya dengan melihat makanan telah menyebabkan
anjingnya mengeluarkan air liur. Air liur juga dikeluarkan oleh anjing ketika
mendengar suara langkah kaki peneliti. Pada awalnya Pavlov menganggap respons
tersebut sebagai refleks "psikis".
Pada tahap berikutnya ia berusaha untuk mengembangkan dan mengeksplorasi
penemuannya dengan mengembangkan sebuah studi perilaku yang dikondisikan dan
kemudian dikenal dengan nama daical conditioning. Yang dimaksud dengan ditioning
adalah suatu bentuk belajar yang memungkinkan munculnya respons tertentu dari
suatu organisme terhadap suatu rangsangan yang sebelumnya tidak menimbulkan
respons tersebut. Atau dengan kata lain merupakan suatu proses untuk membuat
berbagai refleks perilaku tertentu, menjadi sebuah tingkah laku yang dimiliki oleh
makhluk hidup tertentu. Dengan kata lain, mekanisme classical conditioning
merupakan suatu proses pembentukan perilaku yang dapat diterapkan pada makhluk
hidup agar mereka memiliki bentuk perilaku tertentu.
8
3) Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik)
4) Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub pokok
bahasan, sub topik)
5) Menyajikan materi pelajaran
6) Memberikan stimulus berupa:
a) Pertanyaan
b) Tes
c) Latihan
d) Tugas-tugas
7) Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
8) Memberikan penguatan/reinforcement (positif ataupun negative)
9) Memberikan stimulus baru
10) Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan (mengevaluasi hasil
belajar)
11) Memberikan penguatan
12) Dan seterusnya.
Menurut Brunner :
1) Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2) Memilih materi pelajaran
3) Menentukan topik yang bisa dipelajari secara induktif oleh mahasiswa
9
4) Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi, yang dapat digunakan mahasiswa
untuk belajar
5) Mengatur topik-topik pelajaran:
Sederhana kompleks
Enaktif ikonik simbolik
6) Mengevaluasi proses dan hasil belajar
Menurut Ausubel:
1) Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2) Mengukur kesiapan mahasiswa (minat, kemampuan, struktur kognitif)
3) Memilih materi pelajaran dan mengaturna dalam bentuk penyajian
konsep-konsep kunci
4) Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai mahasiswa dari
materi tersebut
5) Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus
dipelajari
6) Membuat dan menggunakan “advanced organizer”
7) Memberi focus pada hubungan yang terjalin antara konsep-konsep yang
ada
8) Mengevaluasi proses dan hasil belajar
A. KESIMPULAN
Keterampilan mengajar merupakan bagian yang seharusnya dimiliki oleh
seorang guru. Dikarenakan keterampilan mengajar akan membawa peserta didik
untuk menumbuhkan semangat belajarnya. Dengan keterampilan mengajar guru
11
akan mengetahui cara agar peserta didiknya dapat menumbuhkan minat belajar
dan mudah untuk memahami materi yang akan di ajarkan. Teori merupakan
kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang disusun secara sistematis. Prinsip
tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara fenomena-fenomena
yang ada. Setiap teori akan mengembangkan konsep-konsep yang digunakan
sebagai simbol fenomena tertentu. Secara umum, teori adalah sebuah sistem
konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep-konsep
tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena.
B. SARAN
Berdasarkan penulisan ini, maka penulis mengemukakan saran yakni
diharapkan untuk seluruh guru agar lebih memperhatikan siswa dan kondisi siswa,
hal ini mendorong meningkatkan minat belajr siswa. Dengan kata lain bahwa guru
harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk lebih meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan adanya keterampilan mengajar guru ini diharapkan
membangun pendidikan afektif dan inovatif terkhusus pada mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan yang banyak dianggap pelajaran yang membosankan
dan tidak menarik maka disinilah peran guru pendidikan kewarganegaraan lebih
memperhatikan pengelolaan kelas terutama keterampilan mengajar yang perlu
dipersiapkan atau dirancang sebelum memulai proses belajar mengajar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, Alizamar,Taufik, Syahril dan Elida Prayitno. 1997. Seri Latihan Keterampilan
Belajar. Program Studi dan Beban Studi. Satgasus 3SCPD. Tim Pengembangan 3SCPD
Proyek PGSM Dikti Depdikbud.
Feida, Noorlaila I (2020). Teori-Teori Belajar Dalam Pendidikan. Jawa Barat : Edu Publisher.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
13