Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KETERAMPILAN-KETERAMPILAN POKOK BELAJAR DAN TEORI BELAJAR

Dosen Pengampu : Wahyudi, M.A

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah BK Belajar

oleh :

Eli marceli (2015032)

Intan Nuraini (2015044)

Julita (2015042)

Rapendo (2015041)

Dekalana (2015027)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, Segala puja dan puji marilah senantiasa kita ucapkan atas limpahan
Rahmat dan Nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang diberikan
kepada kami. Sholawat bersamaan dengan salam juga kami hadiahkan kepada baginda Nabi
kita Muhammad SAW. Semoga kita, Orang Tua kita, Nenek dan Kakek kita, guru-guru dan
orang terdekat kita mendapat syafaat beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Aamiin ya Rabbal
Alamin. Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah BK Belajar dan judul makalah ini adalah KETERAMPILAN-KETERAMPILAN
POKOK BELAJAR DAN TEORI BELAJAR. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Wahyudi, M.A Selaku Dosen Mata kuliah BK Belajar ini. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah , baik yang berkenaan dengan materi ataupun teknik
pengetikan, dan kami juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk
bahan pertimbangan perbaikan makalah.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Petaling, 2 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................


B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Pengertian Keterampilan Belajar..........................................................


B. Aspek-Aspek keterampilan belajar.......................................................
C. Bentuk-bentuk keterampilan belajar.....................................................
D. Macam-macam Teori Belajar...............................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting
dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebuah proses belajar mempunyai
unsur-unsur yang penting di dalamnya yang berpengaruh terhadap hasil belajar itu
sendiri. Dalam suatu proses belajar pasti ada hambatan-hambatan dan masalah yang
dihadapi oleh siswa. Masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir dengan berbagai
cara atau metode. Salah satunya adalah dengan cara menguasai keterampilan-
keterampilan belajar.1
Keterampilan belajar dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan individu
dalam aspek terpenting dalam belajar; pertama untuk lebih memahami konsep  belajar
untuk belajar, dan yang kedua menekankan implikasi praktis dari konsep tersebut
pada aplikasi nyata dalam aktivitas sehari-hari seperti proses belajar mengajar,
training, konseling, pengembangan program dan melaksanakan program di dalam
lingkup akademik.
Keterampilan mengajar guru adalah kecakapan atau kemampuan seorang guru
dalam menyampaikan atau menyajikan materi pembelajaran. Dengan demikian
seorang guru harus mempunyai persiapan mengajar, antara lain guru harus menguasai
bahan dan memilih metode yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran yang
sedang diajarkan.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian Keterampilan dan Teori Belajar
2. Aspek Aspek Keterampilan Belajar
3. Prinsip-Prinsip dasar Teori Clasical Conditioning

C. Tujuan
Untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata
atau mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan, kesanggupan, dan
keterampilan yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup serta
mengembangkan dirinya.

1 Suparman S, Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010) hlm. 59

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Hakekat Keterampilan Belajar

Pengertian keterampilan belajar


Keterampilan merupakan kecakapan melakukan suatu tugas tertentu yang diperoleh
dengan cara berlatih terus menerus, karena keterampilan tidak datang sendiri secara
otomatis melainkan secara sengaja diprogramkan melalui latihan terus menerus. Jika
dikaitkan dengan makna belajar di atas, keterampilan belajar adalah keahlian yang
didapatkan (acquired skill) oleh sesorang individu melalui proses latihan yang
kontinyu dan mencakup aspek optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain
kogninif, afektif ataupun psikomotor.2
Menjalani proses belajar merupakan bagian yang amat penting dalam
kegiatan belajar di sekolah. Melalu kegiatan belajar materi pokok yang harus dikuasai
siswa akan dibahas oleh guru bersama siswa, melatihkan bermacam-macam
keterampilan, mengerjakan berbagai tugas sehingga siswa melakukan kegiatan belajar
dalam rangka memahami dan menguasai materi pokok yang dimaksudkan.
Keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat neoromuscular, artinya
menuntut kesadaran yang tinggi. Melalu keterampilan belajar, seseorang memiliki
kemampuan menetapkan langkah-langkah yang ia lalui sewaktu mamasuki aktifitas
belajar. Misalnya sewaktu akan menghafal sebuah definisi, seseorang tahu langkah
pertama yang harus dilakukan sebelum menghafal. 3
Dibandingkan dengan kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan yang lebih
membutuhkan perhatian serta kemampuan intelektual, selalu berubah dan sangat
disadari oleh individu. Dalam proses menjadi (on becoming process), dimana siswa
memerlukan empat pilar yakni pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerjasama. Keterampilan belajar adalah
“Suatu keterampilan yang sudah dikuasai oleh siswa untuk dapat sukses dalam
menjalani pembelajaran di kampus (sukses akademik) dengan menguasai materi yang
dipelajari”. Dengan kata lain, keterampilan belajar merupakan suatu keahlian tertentu
yang dimiliki oleh siswa, jika keahlian tersebut dilatihkan terus-menerus akan
menjadi suatu kebiasaan yang baik bagi siswa dalam belajar. 4
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan belajar adalah
suatu sistem, metode dan teknik yang baik dikuasai oleh siswa tentang materi
pengetahuan atau materi belajar yang disampaikan oleh guru secara tangkas, efektif
dan efisien, yang tentunya keterampilan belajar tersebut harus dilatihkan sehingga
siswa menjadi terampil dalam menjalani pembelajaran di sekolah.

A. Aspek-aspek Keterampilan Belajar


2 Lily Budiarjo, Keterampilan Belajar, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007), h.11.

3 Ibid. h. 28.

4 Nirwana. Op.Cit. h.131.

2
Keterampilan belajar sebagai suatu kemampuan yang berhubungan dengan
mencatat, mengorganisasi, mensintesa, mengingat kembali dan kemampuan
menggunakan informasi dan gagasan yang diperoleh. Kemudian keterampilan belajar
dipandang sebagai sumber strategis untuk mengajar bagaimana belajar. Belajar
menurut pendapat ini adalah merupakan keterampilan dan kompetensi siswa untuk :
1) mengumpulkan gagasan dan informasi baru. Kemampuan ini diperoleh melalui
keterampilan mendengarkan dan membaca, 2) mencatat apa yang hendak diperoleh,
keterampilan ini didapat melalui keterampilan mencatat, membuat outline, dan
membuat kesimpulan, 3) meningkatkan pemahaman, keterampilan ini diperoleh
melalui sintesa materi dan membuat hubungan dengan pelajaran sebelumnya, 4)
mengorganisasi materi, keterampilan ini didapat dengan membuat outline, membuat
bagan, menulis dan mencatat, 5) mengingat, keterampilan ini dapat dilakukan melalui
organisasi memori, dan menyampaikan kembali, 6) keterampilan menggunakan
informasi dan ide-ide baru, keterampilan ini didapat melalui keterampilan membuat
laporan dan keterampilan melakukan tes atau ujian.
Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan metode dan teknik dalam
memahami materi pelajaran, oleh karena itu perlu dilatihkan secara terstruktur kepada
siswa di sekolah.

B. Bentuk Keterampilan Belajar


Keterampilan belajar erat kaitannya dengan proses serta output (hasil) belajar.
Artinya keterampilan belajar merupakan prasyarat untuk terciptanya proses
belajar. Dan juga keterampilan belajar sebagai suatu kesiapan yang membutuhkan
kesadaran tinggi dari siswa di dalam belajar atau suatu kondisi awal dalam belajar
yang membutuhkan kesadaran serta harus dipenuhi sarana dalam menciptakan
belajar yang efektif yang mencakup keterampilan mendengar, membaca,
mencatat, membuat outline, mengorganisasi bahan, membuat kesimpulan,
mengingat, membuat laporan, mempersiapkan ujian, mengatasi kejenuhan dan
membangkitkan motivasi.
Belajar adalah kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan
selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai
hal yang menyangkut kepentingan hidup. Keberhasilan belajar bagi siswa dapat
diperoleh jika siswa tersebut memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkannya
dalam belajar. Dalam belajar, siswa harus menguasai beberapa keterampilan
belajar antara lain:
1) Keterampilan dalam menjalani proses belajar mengajar
2) Keterampilan dalam mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar
3) Keterampilan dalam meningkatkan kemampuan membaca
4) Keterampilan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas-tugas
5) Keterampilan belajar sesuai dengan jurusan yang ditempati
6) Keterampilan dalam mengikuti ujian.5

Berikut ini diuraikan berbagai keterampilan yang dibutuhkan siswa dalam belajar:
5 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2008) hlm. 69

3
1) Keterampilan dalam menjalani proses belajar
Sebelum mengikuti pelajaran, siswa dapat mempersiapkan materi
pelajaran dengan cara membaca kembali catatan sebelumnya dan
membaca bahan yang akan dipelajari serta menemukan hubungannya.
Selain itu, siswa juga perlu melakukan persiapan fisik. Keefektifan belajar
seseorang sangat dipengaruhi oleh kesiapan belajarnya.6
2) Sikap terhadap belajar
Pandangan dan sikap siswa terhadap proses belajar dalm batas-batas
tertentu mempengaruhi kegairahan dan aktifitas siswa yang bersangkutan.
Sikap dan pandangan yang posiif terhadap belajar akan dapat mendorong
siswa untuk mau bekerja keras sehubungan dengan berbagai kegiatan
belajar yang akan dijalani.
3) Persepsi yang positif terhadap program studi
Siswa hendaknya menaruh sikap dan pandangan yang positif terhadap
program studi yang dijalaninya. Sikap dan pandangan seperti itu akan
mendorong siswa untuk mencintai program studi yang dimaksudkan
sehingga membawa dampak-dampak yang menguntungkan terhadap
aktifitas belajar siswa.
4) Keterampilan dalam mengingat, konsentrasi dan ketahanan dalam belajar.
Mengingat harus didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai
tujuan belajar lebih lanjut. Secara ideal materi yang dipelajari hendaknya
dapat diingat dalam kualitas yang tinggi.7
Ada tiga proses dasar dalam mengingat, yaitu encoding yang berarti
pemberian kode tertentu terhadap materi yang akan disimpan, storage yang
berarti proses pengendapan materi yang dipelajari sampai terjadinya
peristiwa mengingat, dan retrieval yang berarti upaya memunculkan
kembali kesadaran materi yang sebelumnya diendapkan. Konsentrasi
adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan
semua hal lain yang tidak berhubungan. Belajar yang serius membutuhkan
konsentrasi yang penuh. Untuk itu siswa perlu menetapkan tujuan belajar
yaitu:
1) bahan yang dipelajari dibagi-bagi,
2) penetapan target belajar,
3) penilaian diri sendiri.
Selain itu, mengatur lingkungan belajar diantaranya:
1) suasana hati dan sosio-emosional,
2) pengaturan tugas-tugas, dan
3) lingkungan fisik.8

6 Surya Hendra, Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, (Jakarta: Grasindo, 2011), h. 92.

7 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 36.

8 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 6.

4
1) Keterampilan dalam meningkatkan kemampuan membaca Kemampuan membaca
yang tinggi tidak datang dengan sendirinya, dan tidak akan meningkat dari waktu ke
waktu secara otomatis. Peningkatan itu harus diupayakan dengan kemauan yang kuat
dan dengan usaha yang keras.
2) Keterampilan dalam penyusunan dan penyelesaian tugas-tugas Siswa yang sedang
menjalani studi atau belajar dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu untuk
setiap mata pelajaran. Salah satu faktor penentu kesuksesan siswa dalam belajar
adalah sejauh mana siswa dapat menyelesaikan dengan baik tugastugas yang dituntut
oleh guru. Kemampuan dalam membuat tugastugas tersebut tidak dapat meningkat
dengan sendirinya tetapi perlu diupayakan melalui kerja keras dengan semangat dan
kemauan yang kuat.
3) Keterampilan bertanya Keaktifan siswa dalam proses belajar tampak apabila siswa
memberikan komentar terhadap materi yang dibahas, bertanya tentang bahan-bahan
yang tidak dipahami dan berusaha menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru atau
dari teman sekelas. Keterampilan bertanya merupakan unsur penting yang perlu
dikuasai oleh siswa, mengingat bahwa siswa perlu mendalami materi yang dibahas
dalam proses belajar. Bertanya tujuannya adalah mengetahui dan memahami materi
pelajaran yang belum dipahami, dan atau mencek kebenaran konsep atau pengertian
yang dimiliki siswa. Untuk dapat bertanya secara efektif dikemukakan rambu-rambu
sebagai berikut:
a) Ikuti proses belajar dari awal agar yang ditanyakan tersebut memang belum dibahas
atau dibicarakan pada waktu-waktu sebelumnya.
a) Tentukanlah bagian mana dari materi pelajaran yang betul-betul belum
memahaminya atau bagian yang tidak dapat ditemukan hubungan antara satu
unsur dengan unsur lainnya atau jika terdapat hubungan antara satu bagian dengan
lainnya, namun hubungan tersebut tidaklan logis menurut pikiran.
b) Untuk tahap awal, yaitu siswa yang baru “belajar bertanya”, tulislah pertanyaan
yang akan diajukan tersebut.
c) Mintalah kesempatan untuk bertanya kepada guru dengan cara mengacungkan
tangan.
d) Apabila sudah diberi kesempatan untuk bertanya, ajukanlah pertanyaan yang telah
dirumuskan tersebut dengan nada suara ingin tahu, dan jangan sekali-kali dengan
nada menguji atau menyalahkan orang lain9
1) Keterampilan mencatat
Mencatat pelajaran merupakan suatu bentuk keterampilan yang perlu
ditingkatkan. Untuk itu diperlukan keterampilan khusus untuk kegiatan mencatat.
Catatan yang bagus hendaknya sistematis, jelas, ringkas, menarik agar siswa
senang mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan. Beberapa pedoman
dalam membuat catatan yaitu:

a) mencatat pelajara secara ringkas,

b) mencatat pelajaran secara cermat,

9 Prayitno,Hubungan Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat SLTP, 2002), h.28.

5
c) mencatat pelajaran secara tepat,

d) menindak lanjuti catatan.

9) Keterampilan menjawab
Kemampuan menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat secara lisan,
apalagi di depan orang banyak, merupakan suatu hal yang amat baik. Apalagi
sebagai seorang siswa yang memiliki berbagai ide atau pendapat terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh guru atau teman. Siswa harus berani dan
percaya diri terhadap jawaban yang akan ia kemukakan. 10

C. Macam-macam teori belajar


1. Definisi teori menurut para ahli
Teori merupakan kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang disusun secara
sistematis. Prinsip tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara
fenomena-fenomena yang ada. Setiap teori akan mengembangkan konsep-konsep
yang digunakan sebagai simbol fenomena tertentu. Secara umum, teori adalah sebuah
sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep-
konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Sehingga dapat
dikatakan bahwa teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur
pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan
selanjutnya.

a. Jonathan H. Turner
Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita
menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.
b. Little John & Karen Foss
Teori merupaka sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-
hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah
fenomena.
a. Kerlinger
Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang
mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena.
b. Nazir
Teon adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai
suatu peristiwa atau kejadian.
c. Stevens
Teori adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau
mengkarakteristikkan beberapa fenomena.

10 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 20.

6
2. Teori Belajar Behavioristik : Ivan Pavlov (Clasical Conditioning)
a. Biografi Ivan Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di RyazanRusia, yaitu desa
tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di
sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjana
kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur
departemen fisiologi pada Institute of Experimental Medicine dan memulai
penelitian mengenai fisiologi pencemaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel
pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian
sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah
Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned Reflexes (1927), la meninggal di
Leningrad pada tanggal 27 Februari 1936. Sebenarnya ia bukan seorang sarjana
psikologi dan ia pun tidak mau disebut sebagai ahli psikologi, karena ia adalah
seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Cara berpikirnya adalah sepenuhnya cara
berpikir ahli ilmu faal, bahkan ia sangat anti terhadap psikologi karena dianggapnya
kurang ilmiah. Dalam penelitian-penelitiannya ia selalu berusaha menghindari
konsep-konsep maupun istilah istilah psikologi.
Sekalipun demikian, peranan Pavlov dalam psikologi sangat penting, karena
studinya mengenai refleks-refleks merupakan dasar bagi perkembangan aliran
psikologi behaviorisme. Pandangannya yang paling penting adalah bahwa aktivitas
psikis sebenarnya tidak lain daripada rangkaian-rangkaian refleks belaka. Karena itu,
untuk mempelajari aktivitas psikis (psikologi) kita cukup mempelajari refleks-
refleks saja. Pandangan yang sebenarnya bermula dari seorang tokoh Rusia lain
benama L.M. Sechenov. I.M. yang banyak mempengaruhi Pavloy ini, kemudian
dijadikan dasar pandangan pula oleh J.B. Watson di Amerika Serikat dalam aliran
Behaviorismenya setelah mendapat perubahan perubahan seperlunya.

b. Latar Belakang Teori Classical Conditioning


Teori classical conditioning berawal dari usaha Ivan Pavlov dalam
mempelajari bagaimana suatu makhluk hidup. Secara umum, dalam psikologi, teori
belajar makhluk hidup selalu dihubungkan dengan stimulus-respons. Selain itu, teori
teori tingkah laku turut menjelaskan respons makhluk hidup dengan cara
menghubungkan apa yang dialami atau menjadi stimulus respons tertentu yang
didapat dari lingkungan tertentu. Proses hubungan yang terus menerus antara respons
yang muncul dan rangsangan yang diberikan inilah yang kemudian didefinisikan
sebagai suatu proses belajar.
Dalam dunia psikologi belajar tersebut, salah satu teori yang berusaha untuk
menjelaskan hubungan antara stimulus dan respons adalah teori conditioning yang
dikenalkan oleh Ivan Petrovich Pavlov. Ivan Petrovich Pavlov, atau lebih dikenal
dengan Ivan Pavlov, merupakan seorang behavioristik (penganut paham
behaviorisme) yang terkenal dengan pandangannya bahwa terhadap hubungan yang
kuat antara stimulus dan respons seseorang.

7
c. Konsep teori classical conditioning
Pada dasarnya, teori ini menjelaskan bahwa bentuk paling sederhana dalam
suatu proses belajar adalah pengondisian. Pavlov menemukan hal ini ketika dia
sedang mempelajari fungsi perut dan mengukur cairan yang dikeluarkan dari perut,
ketika anjing yang dia gunakan sebagai subjek eksperimen sedang makan. Ketika
Pavlov mengukur sekresi perut saat anjing merespons bubuk makanan yang ia
berikan, Pavlov melihat bahwa hanya dengan melihat makanan telah menyebabkan
anjingnya mengeluarkan air liur. Air liur juga dikeluarkan oleh anjing ketika
mendengar suara langkah kaki peneliti. Pada awalnya Pavlov menganggap respons
tersebut sebagai refleks "psikis".
Pada tahap berikutnya ia berusaha untuk mengembangkan dan mengeksplorasi
penemuannya dengan mengembangkan sebuah studi perilaku yang dikondisikan dan
kemudian dikenal dengan nama daical conditioning. Yang dimaksud dengan ditioning
adalah suatu bentuk belajar yang memungkinkan munculnya respons tertentu dari
suatu organisme terhadap suatu rangsangan yang sebelumnya tidak menimbulkan
respons tersebut. Atau dengan kata lain merupakan suatu proses untuk membuat
berbagai refleks perilaku tertentu, menjadi sebuah tingkah laku yang dimiliki oleh
makhluk hidup tertentu. Dengan kata lain, mekanisme classical conditioning
merupakan suatu proses pembentukan perilaku yang dapat diterapkan pada makhluk
hidup agar mereka memiliki bentuk perilaku tertentu.

3. MACAM-MACAM TEORI BELAJAR

a. Teori Belajar Behaviorisme


Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu
berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar. Teori ini berpandangan tentang belajar adalah perubahan dalam
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau dengan
kata lain belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya
untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus
dan respon. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku
tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya
perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila
dikenai hukuman.

Contoh aplikasi teori Behaviorisme


1) Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2) Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk
mengidentifikasi “entry behavior” mahasiswa (pengetahuan mahasiswa)

8
3) Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik)
4) Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub pokok
bahasan, sub topik)
5) Menyajikan materi pelajaran
6) Memberikan stimulus berupa:
a) Pertanyaan
b) Tes
c) Latihan
d) Tugas-tugas
7) Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
8) Memberikan penguatan/reinforcement (positif ataupun negative)
9) Memberikan stimulus baru
10) Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan (mengevaluasi hasil
belajar)
11) Memberikan penguatan
12) Dan seterusnya.

b. Teori Belajar Kognitivisme


Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini
memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran
melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan
antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teori
kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-
masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek
pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner
bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban
atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
Contoh aplikasi teori belajar Kognitivisme
Menurut Piaget:
1) Menentukan tujuan instruksional
2) Memilih materi pelajaran
3) Menentukan topik yang mungkin dipelajari secara aktif oleh mahasiswa.
4) Menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang
akan dipelajari mahasiswa.
5) Mempersiapkan pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas mahasiswa
untuk berdiskusi atau bertanya
6) Mengevaluasi proses dan hasil belajar

Menurut Brunner :
1) Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2) Memilih materi pelajaran
3) Menentukan topik yang bisa dipelajari secara induktif oleh mahasiswa

9
4) Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi, yang dapat digunakan mahasiswa
untuk belajar
5) Mengatur topik-topik pelajaran:
 Sederhana kompleks
 Enaktif ikonik simbolik
6) Mengevaluasi proses dan hasil belajar

Menurut Ausubel:
1) Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2) Mengukur kesiapan mahasiswa (minat, kemampuan, struktur kognitif)
3) Memilih materi pelajaran dan mengaturna dalam bentuk penyajian
konsep-konsep kunci
4) Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai mahasiswa dari
materi tersebut
5) Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus
dipelajari
6) Membuat dan menggunakan “advanced organizer”
7) Memberi focus pada hubungan yang terjalin antara konsep-konsep yang
ada
8) Mengevaluasi proses dan hasil belajar

c. Teori Belajar Humanistik


Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan
hal-hal yang positif. Kemampuan positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan
para pendidik yang beraliran humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada
pembangunan kemampuan yang positif.Kemampuan positif tersebut erat kaitannya
dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi
merupakan karateristik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran
humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang
dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana
memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi
diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
Contoh Aplikasi/ Teori Humanistik :
1) Menetukan tujuan instruksional
2) Menentukan materi pelajaran
3) Mengidentifikasi “entry behavior” mahasiswa
4) Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan mahasiswa mempelajarinya
secara aktif (mengalami)
5) Mendesain wahana (lingkungan, media, fasilitas, dsb) yang akan digunakan
mahasiswa untuk belajar
6) Membimbing mahasiswa belajar secara aktif
7) Membimbing mahasiswa memahami hakikat makna dari pengalaman belajar
mereka
10
8) Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman belajar mereka
9) Membimbing mahasiswa sampai mereka mampu mengaplikasikan konsep-
konsep baru ke situasi yang baru
10) Mengevaluasi proses dan hasil belajar-mengajar.

d. Teori Belajar Konstruksivisme


Pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajaran yang lebih menekankan
pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam
mengkonstruksi pengalaman. Dalam proses belajarnya pun, memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, untuk berfikir
tentang pengalamannya sehingga siswa menjadi lebih kreatif dan imajinatif serta
dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Yang terpenting dalam teori
konstruktivistik adalah bahwa dalam proses pembelajaran siswalah yang harus
mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan
mereka, bukannya guru atau orang lain. Peserta didik perlu dibiasakan untuk
memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan
bergelut dengan ide-ide. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan
karena kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri
dalam kehidupan kognitif siswa.

Strategi Pembelajaran Konstruktivisme


a) Belajar aktif,
b) Belajar mandiri,
c) Belajar kooperatif dan kolaboratif,
d) Self-regulated learning,
e) Generative learning,
f) Model pembelajaran kognitif: problem based learning, discovery
learning, cognitive strategies, project based learning.
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keterampilan mengajar merupakan bagian yang seharusnya dimiliki oleh
seorang guru. Dikarenakan keterampilan mengajar akan membawa peserta didik
untuk menumbuhkan semangat belajarnya. Dengan keterampilan mengajar guru

11
akan mengetahui cara agar peserta didiknya dapat menumbuhkan minat belajar
dan mudah untuk memahami materi yang akan di ajarkan. Teori merupakan
kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang disusun secara sistematis. Prinsip
tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara fenomena-fenomena
yang ada. Setiap teori akan mengembangkan konsep-konsep yang digunakan
sebagai simbol fenomena tertentu. Secara umum, teori adalah sebuah sistem
konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep-konsep
tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena.

B. SARAN
Berdasarkan penulisan ini, maka penulis mengemukakan saran yakni
diharapkan untuk seluruh guru agar lebih memperhatikan siswa dan kondisi siswa,
hal ini mendorong meningkatkan minat belajr siswa. Dengan kata lain bahwa guru
harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk lebih meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan adanya keterampilan mengajar guru ini diharapkan
membangun pendidikan afektif dan inovatif terkhusus pada mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan yang banyak dianggap pelajaran yang membosankan
dan tidak menarik maka disinilah peran guru pendidikan kewarganegaraan lebih
memperhatikan pengelolaan kelas terutama keterampilan mengajar yang perlu
dipersiapkan atau dirancang sebelum memulai proses belajar mengajar.

12
DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2006. Panduan Pengembangan Diri. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Budiarjo, Lily. 2007. Keterampilan Belajar. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Prayitno, Alizamar,Taufik, Syahril dan Elida Prayitno. 1997. Seri Latihan Keterampilan
Belajar. Program Studi dan Beban Studi. Satgasus 3SCPD. Tim Pengembangan 3SCPD
Proyek PGSM Dikti Depdikbud.

Sardiman A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar-mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.

Sukmadinata, Nana S (1997). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Feida, Noorlaila I (2020). Teori-Teori Belajar Dalam Pendidikan. Jawa Barat : Edu Publisher.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiarjo, Lily (2007). Keterampilan Belajar. Yogyakarta: Penerbit Andi.

13

Anda mungkin juga menyukai