Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Disusun Untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah Strategi Belajar dan Mengajar

Oleh:

Kelompok : 5
Nama : Cut Aliani (228620610024)
Dara Fonna (228620610031)
Devi Wulandari (228620610033)
Devitri Yusina (228620610034)
Diva Auliana (228620610036)
Siti Sakila (228620610205)
Semester : 3
Unit :A
Dosen : Nanda Safarati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN-ACEH

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini, serta shalawat

dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah saw, penuntun jalan kebenaran

teladan bagi umat dan rahmat bagi umat manusia di seluruh alam.

Makalah ini kami buat sebagai tugas yang diberikan dosen pengampu

Mata Kuliah Strategi Belajar dan Mengajar dengan Judul “Pembelajaran

Remedial dan Pengayaan, selain itu terdorong juga atas keinginan penyusun.

Harapan kami semoga makalah ini memberikan manfaat bagi para

pembaca supaya dapat mempelajari dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh lebih dari kesempurnaan. Oleh karena

itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Matang Glumpang Dua, Desember 2023


Penyusun,

Kelompok 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar
kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.

Untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut tidak


jarang dijumpai adanya peserta didik yang memerlukan tantangan berlebih untuk
mengoptimalkan perkembangan prakarsa, kreativitas, partisipasi, kemandirian,
minat, bakat, keterampilan fisik, dsb. Untuk mengantisipasi potensi lebih yang
dimiliki peserta didik tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan
program pembelajaran pengayaan.
Selanjutnya dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan
standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu
diusahakan agar interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kendati demikian, tidak dapat
dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran
tersebut pasti dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan atau
masalah belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, setiap satuan
pendidikan perlu menyelenggarakan program pembelajaran remedial atau
perbaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pembelajaran remedial?
2. Apa perbedaan kegiatan pembelajaran remedial dari pembelajaran biasa ?

1
3. Bagaimana analisis kebutuhan kegiatan remedial?
4. Bagaimana pemilihan metode untuk kegiatan remedial?
5. Bagaimana analisis kebutuhan kegiatan pengayaan?
6. Bagaimana karakteristik kegiatan pengayaan ?
7. Apa faktor yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan
pengayaan?

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran remedial?
2. Untuk mengetahui perbedaan kegiatan pembelajaran remedial dari
pembelajaran biasa?
3. Untuk mengetahui analisis kebutuhan kegiatan remedial?
4. Untuk mengetahui pemilihan metode untuk kegiatan remedial?
5. Untuk mengetahui analisis kebutuhan kegiatan pengayaan?
6. Untuk mengetahui karakteristik kegiatan pengayaan ?
7. Untuk mengetahui faktor yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
kegiatan pengayaan?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembelajaran Remedial
Ditinjau dari arti kata, “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan dengan
perbaikan”. Dengan demikian pengajaran remedial, adalah suatu bentuk
pengajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran
remedial merupakan bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik
atau menyembuhkan.
Menurut Jusmawati (2019) guru sebagai evaluator of student learning, yakni
penilai hasil pembelajaran siswa. Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan
pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikian akan diadakan
evaluasi, artinya orang selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah
dicapai.
Sebagaimana pengertian pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar
murid dapat mencapai hasil belajar yang optimal, jika ternyata hasil belajar yang
dicapai tidak memuaskan berarti murid masih dianggap belum mencapai hasil
belajar yang diharapkan sehingga diperlukan suatu proses pengajaran yang dapat
membantu murid agar tercapai hasil belajar seperti yang diharapkan.
Proses pengajaran remedial ini sifatnya lebih khusus karena disesuaikan
dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi murid. Proses bantuan lebih
ditekankan pada usaha perbaikan cara mengajar, menyesuaikan materi pelajaran,
arah belajar dan menyembuhkan hambatan-hambatan yang dihadapi. Jadi dalam
pengajaran remedial yang diperbaiki atau yang disembuhkan adalah keseluruhan
proses belajar mengajar yang meliputi metode mengajar, materi pelajaran, cara
belajar, alat belajar dan lingkunagn turut mempengaruhi proses belajar mengajar.
Melalui pengajaran remedial, murid yang mengalami kesulitan belajar dapat
diperbaiki atau disembuhkan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan
sesuai dengan kemampuan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial sebagai
bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk memperbaiki sebagian atau
seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh murid. Perbaikan diarahkan untuk

3
mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing
melalui perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar.

2.2 Perbedaan Kegiatan Pembelajaran Remedial Dari Pembelajaran Biasa


Tabel 2.1
Perbedaan Kegiatan Pembelajaran Remedial Dari Pembelajaran Biasa

No Pembelajaran Remedial Pembelajaran Biasa


1 Dilakukan secara khusus setelah Dilakukan rutin di kelas,
diketahui hasil evaluasi
2 Diikuti oleh siswa yang memiliki Diikuti oleh semua siswa
kesulitan belajar
3 Tujuan kegiatan pembelajaran Tujuan kegiatan pembelajaran biasa
remedial yaitu mengatasi kesulitan yaitu mencapai kompetensi dasar
belajar siswa dan membantu mereka yang ditetapkan oleh kurikulum.
mencapai kompetensi dasar.
4 Guru merumuskan tujuan Guru merumuskan tujuan
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran yang sama untuk semua
kesulitan belajar masing-masing siswa dalam kegiatan pembelajaran
siswa dalam kegiatan belajar biasa.
mengajar remedial
5 Guru menggunakan metode Guru menggunakan metode mengajar
mengajar dan alat bantu dan alat bantu pembelajaran yang
pembelajaran yang berbeda-beda bersifat klasikal.
dalam kegiatan belajar remedial.
6 Evaluasi yang dilakukan guru Evaluasi yang dilakukan guru bersifat
bersifat individual

2.3 Analisis Kebutuhan Kegiatan Remedial


1. Memberikan tambahan penjelasan atau contoh
Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami
penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang

4
disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian
tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep
misalnya akan membantu pembentukan konsep pada diri peserta didik
2. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya
Penggunaan alternatif berbagai strategi pembelajaran akan memungkinkan
peserta didik dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi.
3. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu
Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu
peserta didik menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat
dilakukan dengan menggunakan metode dan media yang sama atau
metode dan media yang berbeda.
4. Menggunakan berbagai jenis media

Komponen-komponen yang harus direncanakan dalam melaksanakan


kegiatan remedial adalah sebagai berikut;
a. Merumuskan indikator hasil belajar
b. Menentukan materi yang sesuai engan indikator hasil belajar
c. Memilih strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa
d. Merencanakan waktu yang diperlukan
e. Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian.
f. Melaksanakan kegiatan remedial

2.4 Pemilihan Metode untuk Kegiatan Remedial


Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran remedial antara lain:
1. Pemberian Tugas
Dalam pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain
dengan pemberian rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara
kelompok, pemberian advance organizer dan yang sejenis.

5
2. Melakukan Aktivitas Fisik
Ada konsep-konsep yang lebih mudah dipahami lewat aktivitas fisik, missal
contoh, memahai bahwa volume fluida tidak berubah kalau berada di dalam
wadah yang berbeda bentuknya. Anda sebaiknya menggunakan berbagai media
dan alat pembelajaran sehingga dapat mengkonkritkan konsep yang
dipelajarinya, selain itu hendaknya Anda banyak memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengunakan media tersebut, karena siswa pada umumnya
perkemangan berpikir mereka berada pada tingkat operasional konkrit. Mereka
akan dapat mencerna dengan baik konsep yang divisualisasikan atau
dikonkritkan.
3. Kegiatan Kelompok
Diskusi kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang
mengalamikesulitan belajar. Yang perlu diperhatikan guru dalam menetapkan
kelompok dalam kegiatan remedial adalah dalam menentukan anggota
kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa, jika
diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan
mampu memberi penjelasan kepada siswa lainnya.
4. Tutorial Sebaya
Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini
seorang guru meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa yang dijadikan
tutor bisa berasal dari kelas yang sama atau dari kelas yang lebih tinggi.
Apabila menggunakan tutor yang sebaya sangat membantu sekalai, karena
tingkat pemahaman dan penyampaian tutor yang sebaya lebih dimengerti oleh
siswa yang bermasalah, selain itu mereka tidak merasa canggung dalam
menanyakan setiap permasalahan karena usia mereka sama sehingga mudah
dimengerti olehnya.
5. Menggunakan Sumber Lain
Selain dengan pembelajaran ulang, kegiatan kelompok, tutorial, guru juga
dapat menggunakan sumber belajar lain yang relevan dalam membantu siswa
yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Misalanya guru

6
meminta untuk mengunjungi ahli atau praktisi yang berkaitan dengan materi
yang dibahas, misalnya ”bagaimana cara mencangkok” siswa dapat
mendatangi tukang kebun yang kegiatan sehari-hari memang mencakok. Atau
juga siswa diminta membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin
mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian yang sesuai
dengan materi yang dipelajari.

2.5 Analisis Kebutuhan Kegiatan Pengayaan


Pembelajaran remedial (Remedial Teaching) merupakan layanan pendidikan
yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya
sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran
tuntas, lazimnya guru mengadakan:
1. Penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap
kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai.
Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi
seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri,
diskoveri, dsb. Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai
media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format,
mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dsb.
2. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung, diadakan penilaian proses dengan menggunakan berbagai
teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta
seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau
sedang dipelajari.
3. Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal
berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan
tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil
mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini
dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah

7
mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau ketuntasan belajar
seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.

Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan


kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa
yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah
pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengan kata lain,
remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan
minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian
program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik
perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik.

Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum


mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu
lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan. Mereka juga
perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program pembelajaran
remedial.

2.6 Karakteristik Kegiatan Pengayaan


Menurut Guskey dalam Julaeha (2007) terdapat dua karakteristik kegiatan
pengayaan, yaitu:
1. Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang menyenangkan dan
memberikan kepuasan atas penguasaannnya (bukan pengulangannya
kegiatan belajar sebelumnya.
2. Kegiatan pengayaan hendaknya merupakan kegiatan yang menantang
bagi siswa yang menuntut penerapan kemampuan kognitif tingkat tinggi
(analisis, sistesis, evaluasi dan kreasi)

2.7 Faktor Kegiatan Pengayaan


Adapun faktor yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan
pengayaan yaitu sebagai berikut:

8
1. Faktor Siswa
Dalam menentukan jenis kegiatan pengayaan yang akan dilaksanakan,
guru harus memperhatikan karakteriatik siswa, baik yang berkenaan dengan faktor
minat maupun dengan faktor psikologia lainnya. Kita semua sudah menyadari
bahwa setiap siswa memiliki minat yang berbeda. Ada siswa yang memiliki minat
dalam menulia tetapi ada juga siswa yang berminat dalam menyampaikan ide
secara lisan. Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan minat siswa akan lebih
mendorong siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, kegiatan pengayaan
yang tidak sesuai dengan minat siswa akan melemahkan semangat siswa dalam
mempelajari sesuatu.
Selain faktor minat, faktor psikologis lainnya juga perlu dipertimbangkan
guru dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan. Berikut ini beberapa
faktor yang harus diperhatikan guru dalam menentukan kegiatan pengayaan
menurut Arikunto 1986. a. Kegiatan di luar kelas lebih disukai siswa daripada
kegiatan di dalam kelas. b. Kegiatan yang menuntut siswa untuk melakukan
aktivitas lebih disukai siswa daripada kegiatan yang hanya dilakukan di belakang
meja. c. Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa
daripada kegiatan yang sifatnya penjelasan. d. Kegiatan yang cepat menunjukkan
hasil lebih disukai siswa daripada kegiatan yang menuntut waktu yang cukup
lama.
2. Faktor Manfaat Edukatif
Sesuai dengan tujuan utama pemberian kegiatan pengayaan, yaitu untuk
memberikan kesempatan kepada siswa berkembang secara optimal maka kegiatan
pengayaan harus memberikan manfaat bagi siswa. Melalui kegiatan pengayaan ini
diharapkan pengetahuan atau keterampilan, bahkan nilaisikap yang dimiliki siswa
akan semakin meningkat. Jangan sampai kegiatan pengayaan yang dilaksanakan
merugikan siswa atau menimbulkan kesulitan bagi siswa sehingga proses
perkembangannya terganggu.
3. Faktor Waktu
Seperti yang telah diaampaikan sebelumnya bahwa kegiatan pengayaan
diberikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dengan

9
memanfaatkan kelebihan waktu, sementara siswa lain masih melakukan kegiatan
remedial. Apabila siswa yang lambat telah menguasai materi pelajaran dan
kegiatan pembelajaran biasa akan segera dilaksanakan maka kegiatan pengayaan
secara terprogram harus segera berakhir. Semua siswa akan kembali mengikuti
kegiatan belajar bersama-sama lagi. Padahal, sesuai dengan perbedaan individu
yang dimiliki masing-masing 142 siswa, kelebihan waktu yang dimiliki masing-
masing siswa akan berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, di sinilah kemampuan
dan kreativitas guru dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan
dituntut.
Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan dengan
kebutuhan siswa dan juga dengan waktu yang tersedia. Apabila waktu kegiatan
pengayaan sudah habis, siswa hendaknya telah menguasai materi pengayaan
secara utuh dan siswa sudah dapat melihat hasilnya. Kegiatan seperti ini akan
memberikan kepuasan tersendiri baik bagi siswa, maupun bagi kita sebagai guru.
Itulah tiga faktor di antaranya yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan
melaksanakan kegiatan pengayaan. Dengan memperhatikan faktor- faktor tersebut
diharapkan kegiatan pengayaan yang, dilaksanakan dapat benar-benar bermanfaat
bagi siswa sehingga kemampuannya berkembang secara optimal.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ditinjau dari arti kata, “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan dengan
perbaikan”. Dengan demikian pengajaran remedial, adalah suatu bentuk
pengajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran
remedial merupakan bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik
atau menyembuhkan.
Agar peserta didik dapat memecahkan kesulitan tersebut perlu adanya
bantuan. Bantuan dimaksud berupa pemberian pembelajaran remedial atau
perbaikan. Untuk keperluan pemberian pembelajaran remedial perlu dipilih
strategi dan langkah-langkah yang tepat setelah terlebih dahulu diadakan
diagnosis terhadap kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

3.2 Saran
Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda.
Sesuai dengan kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka
permasalahan yang dihadapi berbeda-beda pula. Dalam melaksanakan
pembelajaran, pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi peserta
didik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Awasthi, Jai Rai. (2006). Textbook and Its Evaluation. Journal of NELTA. Vol.
11(1-2).

Chomsin, Widodo S. dan Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar


Berbasis Komputer. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo.

Depdiknas. (2006). Paduan pengembangan Bahan Ajar. Depdiknas: Jakarta.

Efendi, Deni. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dengan Model


Discovery Learning Untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis.
Jurnal Eksponen. 9(1):42-54.

Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembeljaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sitepu, B.P. (2008). Pengembangan Sumber Belajar. Jurnal Pendidikan Penabur.


Vol. 11: 85.

12

Anda mungkin juga menyukai