a. Asersi
Asersi (pernyataan) memuat penegasan tentang sesuatu atau realitas. Pada umumnya
asersi dinyatakan dalam bentuk kalimat. Berikut ini adalah contoh beberapa asersi (beberapa
adalah asersi dalam akuntansi):
1) Manusia adalah makhluk sosial.
2) Semua binatang menyusui mempunyai paru-paru.
NAMA : FBRIYANTI SALEH Y,S
STAMBUK : C 301 18 126
KELAS : AK 3
MK : TEORI AKUNTANSI
3) Tidak ada ikan hias yang melahirkan.
4) Partisipasi mempengaruhi kinerja.
5) Informasi sumber daya manusia harus dicantumkan di neraca.
Jenis Asersi (Pernyataan)
Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kebenaran suatu asersi, asersi harus didukung
oleh bukti atau fakta. Untuk keperluan argumen, suatu asersi sering dianggap benar
atau diterima tanpa harus diuji dahulu kebenarannya. Bila dikaitkan dengan fakta
pendukung, asersi dapat diklasifikasi menjadi asumsi, hipotesis, dan pernyataan fakta.
Fungsi Asersi
Asersi merupakan bahan olah dalam argumen. Dalam argumen, asersi dapat berfungsi
sebagai premis dan konklusi . Premis adalah asersi yang digunakan untuk mendukung
suatu konklusi. Konklusi adalah asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi. Suatu
argumen paling tidak berisi satu premis dan satu konklusi. Karena premis dan konklusi
keduanya merupakan asersi, konklusi (berbentuk asersi) dalam suatu argumen dapat
menjadi premis dalam argumen yang lain.
b. Keyakinan
Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersI
tersebut benar. Keyakinan diperoleh karena kepercayaan tentang kebenaran yang dilekatkan pada
suatu asersi. Suatu asersi dapat dipercaya karena adanya bukti yang kuat untuk menerimanya
sebagai hal yang benar. Orang dikatakan yakin terhadap suatu asersi bila dia menunjukkan
perbuatan, sikap, dan pandangan seolah-olah asersi tersebut benar karena dia percaya bahwa
asersi tersebut benar. Kepercayaan diberikan kepada suatu asersi biasanya setelah dilakukan
evaluasi terhadap asersi atas dasar argumen yang digunakan untuk menurunkan asersi. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa keyakinan merupakan produk, hasil, atau tujuan suatu
penalaran. Berbagai faktor mempengaruhi tingkat keyakinan seseorang atas suatu asersi.
c. Argumen
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah argumen sering digunakan secara keliru untuk
menunjuk ketidaksepakatan, perselisihan pendapat, atau bahkan pertengkaran mulut (Jawa:
padu). Dalam pengertian ini, argumen mempunyai konotasi negatif. Orang yang suka bertengkar
dan ingin menangnya sendiri akan menikmati dan memburunya tetapi orang yang ingin mencari
NAMA : FBRIYANTI SALEH Y,S
STAMBUK : C 301 18 126
KELAS : AK 3
MK : TEORI AKUNTANSI
solusi atau alternatif pemecahan masalah yang terbaik akan menghindarinya. Dalam arti positif,
argumen dapat disamakan dengan penalaran logis untuk menjelaskan atau mengajukan bukti
rasional tentang suatu asersi. Bila seseorang mengajukan alasan untuk mendukung suatu gagasan
atau pandangan, dia biasanya menawarkan suatu argumen. Argumen dalam arti positif selalu
dijumpai dalam bacaan, per-cakapan, dan dalam diskusi ilmiah. Argumen merupakan bagian
penting dalam pengembangan pengetahuan. Agar memberi keyakinan, argumen harus dievaluasi
kelayakan atau validitasnya.
Jenis Argumen
Berbagai karakteristik dapat digunakan sebagai basis untuk mengklasifikasi argu-men.
Misalnya argumen dibedakan menjadi argumen langsung dan taklangsung, formal dan informal,
serta meragukan dan meyakinkan. Klasifikasi yang ditinjau dari bagaimana penalaran
(reasoning) diterapkan untuk menurunkan konklusi merupakan klasifikasi yang sangat penting
dalam pembahasan buku ini. Dalam hal ini, argumen dapat diklasifikasi menjadi argumen
deduktif dan induktif.