Anda di halaman 1dari 5

NAMA : FBRIYANTI SALEH Y,S

STAMBUK : C 301 18 126


KELAS : AK 3
MK : TEORI AKUNTANSI
RESUME
“PENALARAN (REASONING)”
1. Penalaran
penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi
suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi. Pernyataan dapat berupa teori
(penjelasan) tentang suatu fenomena atau realitas alam, ekonomik, politik, atau sosial. Penalaran
perlu diajukan dan dijabarkan untuk membentuk, mempertahankan, atau mengubah keyakinan
bahwa sesuatu (misalnya teori, pernyataan, atau penjelasan) adalah benar. Penalaran melibatkan
inferensi yaitu proses penurunan konsekuensi logis dan melibatkan pula proses penarikan
simpulan/konklusi dari serangkaian pernyataan atau asersi. Proses penurunan simpulan sebagai
suatu konsekuensi logis dapat bersifat deduktif maupun induktif. Penalaran mempunyai peran
penting dalam pengembangan, penciptaan, pengevaluasian, dan pengujian suatu teori atau
hipotesis.
Adapun definisi penalaran (reasoning) menurut para ahli :
a. Bakry (1986) menyatakan bahwa penalaran merupakan konsep yang paling umum
menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai
pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
b. Suriasumantri (2001) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu
aktifitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pegetahuan.
c. Keraf (1985) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan
menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden ,menuju kepada suatu
kesimpulan.
Jadi penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menggabungkan fakta-fakta
atau data-data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain,
penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai kesimpulan yang logis.

2. Unsur dan Struktur Penalaran


Struktur dan proses penalaran dibangun atas dasar tiga konsep penting yaitu: asersi
(assertion), keyakinan (belief), dan argumen (argument). Struktur penalaran menggambarkan
NAMA : FBRIYANTI SALEH Y,S
STAMBUK : C 301 18 126
KELAS : AK 3
MK : TEORI AKUNTANSI
hubungan ketiga konsep tersebut dalam menghasilkan daya dukung atau bukti rasional terhadap
keyakinan tentang suatu pernyataan.
Asersi adalah suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu
(misalnya teori) adalah benar. Asersi mempunyai fungsi ganda dalam penalaran yaitu sebagai
elemen pembentuk argumen dan keyakinan yang dihasilkan oleh penalaran (berupa simpulan).
Artinya, keyakinan yang dihasilkan dinyatakan dalam bentuk asersi pula. Dengan demikian,
asersi merupakan unsur penting dalam penalaran karena asersi menjadi komponen argumen
(sebagai masukan penalaran) dan merupakan cara untuk merepresentasi atau mengungkapkan
keyakinan (sebagai keluaran penalaran).
Keyakinan adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa suatu pernyataan atau
teori (penjelasan) mengenai suatu fenomena atau gejala (alam atau sosial) adalah benar. Orang
mendapatkan keyakinan akan suatu pernyataan karena dia melekatkan kepercayaan terhadap
pernyataan tersebut. Orang dapat dikatakan mempunyai keyakinan yang kuat kalau dia bersedia
bertindak (berpikir, berperilaku, berpendapat, atau berasumsi) seakanakan keyakinan tersebut
benar. Keyakinan merupakan unsur penting penalaran karena keyakinan menjadi objek atau
sasaran penalaran dan karena keyakinan menentukan posisi (paham) dan sikap seseorang
terhadap suatu masalah yang menjadi topik bahasan.
Argumen adalah serangkaian asersi beserta keterkaitan (artikulasi) dan inferensi atau
penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan. Bila dihubungkan dengan
argumen, keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang dilekatkan pada suatu pernyataan konklusi
atas dasar pemahaman dan penilaian suatu argumen sebagai bukti yang masuk akal. Oleh karena
itu, argumen menjadi unsur penting dalam penalaran karena digunakan untuk membentuk,
memelihara, atau mengubah suatu keyakinan.

a. Asersi
Asersi (pernyataan) memuat penegasan tentang sesuatu atau realitas. Pada umumnya
asersi dinyatakan dalam bentuk kalimat. Berikut ini adalah contoh beberapa asersi (beberapa
adalah asersi dalam akuntansi):
1) Manusia adalah makhluk sosial.
2) Semua binatang menyusui mempunyai paru-paru.
NAMA : FBRIYANTI SALEH Y,S
STAMBUK : C 301 18 126
KELAS : AK 3
MK : TEORI AKUNTANSI
3) Tidak ada ikan hias yang melahirkan.
4) Partisipasi mempengaruhi kinerja.
5) Informasi sumber daya manusia harus dicantumkan di neraca.
Jenis Asersi (Pernyataan)
Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kebenaran suatu asersi, asersi harus didukung
oleh bukti atau fakta. Untuk keperluan argumen, suatu asersi sering dianggap benar
atau diterima tanpa harus diuji dahulu kebenarannya. Bila dikaitkan dengan fakta
pendukung, asersi dapat diklasifikasi menjadi asumsi, hipotesis, dan pernyataan fakta.
Fungsi Asersi
Asersi merupakan bahan olah dalam argumen. Dalam argumen, asersi dapat berfungsi
sebagai premis dan konklusi . Premis adalah asersi yang digunakan untuk mendukung
suatu konklusi. Konklusi adalah asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi. Suatu
argumen paling tidak berisi satu premis dan satu konklusi. Karena premis dan konklusi
keduanya merupakan asersi, konklusi (berbentuk asersi) dalam suatu argumen dapat
menjadi premis dalam argumen yang lain.
b. Keyakinan
Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersI
tersebut benar. Keyakinan diperoleh karena kepercayaan tentang kebenaran yang dilekatkan pada
suatu asersi. Suatu asersi dapat dipercaya karena adanya bukti yang kuat untuk menerimanya
sebagai hal yang benar. Orang dikatakan yakin terhadap suatu asersi bila dia menunjukkan
perbuatan, sikap, dan pandangan seolah-olah asersi tersebut benar karena dia percaya bahwa
asersi tersebut benar. Kepercayaan diberikan kepada suatu asersi biasanya setelah dilakukan
evaluasi terhadap asersi atas dasar argumen yang digunakan untuk menurunkan asersi. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa keyakinan merupakan produk, hasil, atau tujuan suatu
penalaran. Berbagai faktor mempengaruhi tingkat keyakinan seseorang atas suatu asersi.
c. Argumen
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah argumen sering digunakan secara keliru untuk
menunjuk ketidaksepakatan, perselisihan pendapat, atau bahkan pertengkaran mulut (Jawa:
padu). Dalam pengertian ini, argumen mempunyai konotasi negatif. Orang yang suka bertengkar
dan ingin menangnya sendiri akan menikmati dan memburunya tetapi orang yang ingin mencari
NAMA : FBRIYANTI SALEH Y,S
STAMBUK : C 301 18 126
KELAS : AK 3
MK : TEORI AKUNTANSI
solusi atau alternatif pemecahan masalah yang terbaik akan menghindarinya. Dalam arti positif,
argumen dapat disamakan dengan penalaran logis untuk menjelaskan atau mengajukan bukti
rasional tentang suatu asersi. Bila seseorang mengajukan alasan untuk mendukung suatu gagasan
atau pandangan, dia biasanya menawarkan suatu argumen. Argumen dalam arti positif selalu
dijumpai dalam bacaan, per-cakapan, dan dalam diskusi ilmiah. Argumen merupakan bagian
penting dalam pengembangan pengetahuan. Agar memberi keyakinan, argumen harus dievaluasi
kelayakan atau validitasnya.
Jenis Argumen
Berbagai karakteristik dapat digunakan sebagai basis untuk mengklasifikasi argu-men.
Misalnya argumen dibedakan menjadi argumen langsung dan taklangsung, formal dan informal,
serta meragukan dan meyakinkan. Klasifikasi yang ditinjau dari bagaimana penalaran
(reasoning) diterapkan untuk menurunkan konklusi merupakan klasifikasi yang sangat penting
dalam pembahasan buku ini. Dalam hal ini, argumen dapat diklasifikasi menjadi argumen
deduktif dan induktif.

3. Aspek Manusia Dalam Penalaran


Manusia tidak selalu rasional dan bersedia berargumen sementara itu tidak semua asersi
dapat ditentukan kebenaranya secara objektif dan tuntas. Yang memprihatinkan dunia akademik
adalah kalau para pakar pun lebih suka berstrategem daripada berargumen secara ilmiah. Berikut
ini akan dibahas beberapa aspek manusia yang dapat menjadi penghalang penalaran dan
pengebangan ilmu, khususnya dalam akademik maupun ilmiah.
a. Penjelasan Sederhana. Rasionalitas menuntut penjelasan yang sesuai dengan fakta.
Keinginana kuat orang untuk memperoleh penjelasan sering menjadikan orang puas dengan
penjelasan sederhana yang pertama dan menyebabkan orang menjadi tidak kritis dalam
menerima penjelasan. Akibatnya argumen dan pencarian kebenaran akan terhenti sehingga
pengebangan ilmu pengetahuan akan terhambat.
b. Kepentingan Mengalahkan Nalar. Hambatan untuk bernalar sering muncul akibat orang
mempunyai kepentingan tertentu yang harus dipertahankan.Budaya akademik yang dapat
menghambat kemajuan pengetahuan :
NAMA : FBRIYANTI SALEH Y,S
STAMBUK : C 301 18 126
KELAS : AK 3
MK : TEORI AKUNTANSI
1) Sindroma Tes Klinis : mengambarkan seseorang yang merasa (bahkan yakin) bahwa
terdapat ketidakberesan dalam tubuhknya dan dia juga tahu benar apa yang terjadi
karena pengetahuannya tentang suatu penyakit.
2) Mentalitas Djoko Tingkir : menggambarkan lingkungan akademik atau profesi seperti
ini karena konon perbuatan Djoko Tingkir yang tidak terpuji harus dibuat menjadi
terpuji engan cara mengubah skenario yang sebenarnya terjadi sematamata untuk
menghormatinya karena dia bakal menjadi raja (kekuasaan).
c. Merasionalkan Daripada Menalar. Sikap merasionalkan posisi dapat terjadi karena
keterbatasan pengetahuan orang bersangkutan dalam topik yang dibahas tetapi orang
tersebut tidak mau mengakuinya.
d. Persistensi. Karena kepentingan tertentu harus dipertahankan atau karena telah lama
melekat dalam rerangka pikir, seseorang kadang-kadang sulit melepaskan suatu keyakinan
dan mengantinya dengan yang baru. Sampai tingkat tertentu persistensi merupakan sikap
yang penting agar orang tidak dengan mudahnya pindah dari keyakinan atau paradigma
yang satu ke yang lain.

Anda mungkin juga menyukai