C 301 18 126
AK 3
AUDIT 2
RESUME
PENGAUDITAN SIKLUS PENDAPATAN
A. SIFAT SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang
berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam
bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai
contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan; dokter, pengacara,
akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); serta bioskop, bank serta lembaga keuangan yang
menerima bunga dan deviden. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam makalah ini
didasarkan pada perusahaan barang dagang.
Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan
adalah :
1. Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
2. Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3. Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga serta piutang
tak tertagih (penyisipan dan pengapusan).
Transaksi-transaksi tersebut mempengaruhi rekening-rekening berikut :
a) Penjualan
b) Piutang dagang
c) Harga pokok penjualan (HPP)
d) Kas
e) Persediaan barang dagang
f) Potongan penjualan
g) Retur penjualan
h) Kerugian atau biaya piutang tak tertagih (bad debts expense)
i) Cadangan kerugian piutang
B. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pendapatan. Tujuan audit
FEBRIYANTI SALEH Y,S
C 301 18 126
AK 3
AUDIT 2
ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh
manajemen.
Asersi Keberadaan atau Keterjadian
Pada siklus ini tujuan keberadaan atau keterjadian menekankan pada apakah seluruh
saldo penjualan, piutang dagang dan kas benar-benar eksis atau ada pada tanggal neraca. Tujuan
dari asersi ini adalah :
1. Transaksi penjualan yang tercatat menggambarkan barang yang dikirimkan kepada
pelanggan selama periode di bawah audit
2. Transaksi penerimaan kas yang tercatat menggambarkan kas yang diterima selama
periode, baik yang berasal dari penjualan tunai maupun penjualan kredit
3. Transaksi penyesuaian penjualan yang tercatat selama satu periode menggambarkan
rekening potongan penjualan yang terotorisasi, retur penjualan, dan piutang tak tertagih
4. Saldo piutang dagang yang tercatat menggambarkan jumlah yang harus dibayar
pelanggan pada tanggal neraca
Asersi Kelengkapan
Asersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya tercantum
dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Berikut rincian tujuan audit
sersi kelengkapan :
1. Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari penagihan piutang dan
penjualan tunai, serta penyesuaian penjualan yang terjadi selama suatu periode sudah
dicatat
2. Piutang dagang meliputi seluruh klaim perusahaan terhadap pelanggan pada tanggal
neraca
Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai
apakah saldo penjualan, piutang dagang dan kas telah disajikan dalam laporan keuangan pada
jumlah yang tepat. Tujuan dari asersi ini adalah :
1. Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan telah
dijurnal secara tepat
FEBRIYANTI SALEH Y,S
C 301 18 126
AK 3
AUDIT 2
2. Saldo piutang dagang menggambarkan klaim bruto terhadap pelanggan dan sesuai dengan
saldo dalam buku pembantu piutang dagang. Klaim bruto berarti potongan penjualan baru
akan diakui apabila pelunasan piutang dilakukan dalam periode potongan
3. Cadangan piutang tak tertagih menggambarkan estimasi yang wajar tentang perbedaan
antara piutang dagang bruto dan nilai bersih yang dapat direalisasikan
Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi diatas, auditor perlu menghimpun
bukti apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklassifikasikan. Tujuan dari asersi ini
adalah :
1. Piutang dagang telah diidentifikasi dan dikelompokan secara tepat dalam neraca.
Piutang dagang dikelompokan sebagi asset lancer perusahaan dalam neraca
2. Pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan dengan piutang
dagang yang sudah dialihkan ke pihak lain atau dijaminkan
3. Penjualan, potongan penjualan, retur penjualan, dan rugi piutang tak tertagih telah
diidentifikasi dan dikelompokan secara tepat dalam laporan laba rugi
C. MATERIALITAS
Transaksi penjualan adalah sumber utama pendapatan operasional banyak perusahaan,
dan merupakan komponen utama yang menentukan laba bersih. Transaksi penjualan kredit akan
menambah saldo rekening piutang dagang yang akan berpengaruh material untuk neraca.
Rekening penyesuaian penjualan, pada beberapa perusahaan, sangat material bagi laporan
keuangan. Rekening piutang dagang, aliran kas, dan penyesuaian penjualan yang material
tersebut menuntut auditor untuk lebih cermat dalam melaksanakan prosedur audit. Auditor perlu
memperluas lingkup audit yang lebih efektif dan memerlukan relatif lebih banyak sampel bukti
yang harus diperiksa.
D. RISIKO BAWAAN
Risiko bawaan siklus pendapatan pada banyak perusahaan adalah tinggi. Ada berbagai
faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus pendapatan ini, antara lain :
1. Volume transaksi yang tinggi
FEBRIYANTI SALEH Y,S
C 301 18 126
AK 3
AUDIT 2
2. Penentuan waktu pengakuan pendapatan berkaitan dengan standar akuntansi yang ambigu,
dilakukan estimasi, dan kompleksitas perhitungan
3. Piutang dagang mungkin salah diklasifikasikan dalam piutang lancer dan piutang tidak
lancer karena ada kesulitan dalam memperkirakan waktu pelunasan
4. Sifat kas (paling likuid dan sangat diminati)
5. Adanya potensi terjadi manipulasi dalam transaksi penyesuaian penjualan untuk menutupi
korupsi
E. STRATEGI AUDIT
Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji. Hal
ini disebabkan karena semakin tinggi kemungkinan kesalahan pencatatan transaksi tersebut.
Ketidaktepatan penentuan saat pengakuan pendapatan dapat menyebabkan laba yang overstated
maupun understated.
Strategi Audit
Dalam straregi pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah,
auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian. Logika pemikiran yang mendasari
penggunaan strategi ini adalah apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern klien
sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi salah saji, maka auditor perlu menguji
kelayakan keyakinannya tersebut. Auditor akan menguji apakah struktur pengendalian intern
tersebut memang layak diyakini efektivitasnya. Dengan demikian, auditor akan melaksanakan
pengujian pengendalian.
J. PENGUJIAN PENGENDALIAN
Pengujian terhadap aktivitas penjualan memfokuskan pada otorisasi penjualan,
pelaksanaan prosedur dan kelengkapan pencatatan. Prosedur pengujian pengendalian yang dapat
diterapkan untuk siklus pendapatan dibedakan atas prosedur:
1. Pengujian pengendalian pengiriman barang dagang
2. Pengujian pengendalian penagihan
3. Pengujian pengendalian pencatatan
4. Pengujian pengendalian retur penjualan