Anda di halaman 1dari 28

Penalaran

(Reasoning)
Kelompok 3:
Dhea Christy Nasiub (540200012)
Yenny Alnionita (540200030)
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief)
terhadap suatu pernyataan atau asersi (assertion). Pernyataan
dapat berupa teori (penjelasan) tentang suatu fenomena atau
realitas alam, ekonomik, politik, atau sosial. Penalaran perlu
diajukan dan dijabarkan untuk membentuk, mempertahankan,
atau mengubah keyakinan bahwa sesuatu (misalnya teori,
pernyataan, atau penjelasan) adalah benar.
Unsur dan
Struktur
Penalaran
01
Apa saja unsur
dalam penalaran?
Unsur Penalaran

Asersi Keyakinan Argumen


Suatu pernyataan Tingkat kebersediaan Serangkaian asersi
(biasanya positif) yang (willingness) untuk beserta keterkaitan
menegaskan bahwa menerima bahwa suatu (artikulasi) dan inferensi
sesuatu (misalnya teori) pernyataan atau teori atau penyimpulan yang
adalah benar. (penjelasan) mengenai digunakan untuk
suatu fenomena adalah mendukung suatu
benar. keyakinan.
Struktur Penalaran
Asersi
Asersi (pernyataan) memuat penegasan
tentang sesuatu atau realitas. Pada umumnya
asersi dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Contoh asersi antara lain:

• Manusia adalah makhluk sosial.


• Semua binatang menyusui mempunyai
paru-paru.
• Beberapa obat batuk menyebabkan kantuk.
• Partisipasi mempengaruhi kinerja.
• Statemen aliran kas bermanfaat bagi
investor dan kreditur.
• Dalam sektor publik, anggaran merupakan
alat pengendalian dan pengawasan yang
paling andal.
Interpretasi Asersi
Untuk menerima kebenaran suatu asersi,
harus diperhatikan lebih dulu apa arti
atau maksud asersi. Sangat penting
sekali untuk memahami arti asersi untuk
menentukan keyakinan terhadap
kebenaran asersi tersebut. Untuk
memahami maksud asersi, orang juga
harus mempunyai pengetahuan
tentang subjek atau topik yang dibahas.
Kesalahan interpretasi dapat terjadi
karena dua bentuk asersi yang berbeda
dapat berarti dua hal yang sama atau
dua hal yang sangat berbeda.
Jenis Asersi
Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kebenaran suatu asersi,
asersi harus didukung oleh bukti atau fakta. Untuk keperluan
argumen, suatu asersi sering dianggap benar atau diterima
tanpa harus diuji terlebih dahulu kebenarannya. Bila dikaitkan
dengan fakta pendukung, asersi dapat diklasifikasi menjadi
asumsi (assumption), hipotesis (hypothesis), dan pernyataan
fakta (statement of fact).
Jenis Asersi
Asumsi
Asumsi adalah asersi yang diyakini benar meskipun orang
tidak dapat mengajukan atau menunjukkan bukti tentang
kebenarannya secara meyakinkan atau asersi yang orang
bersedia untuk menerima sebagai benar untuk keperluan
diskusi atau debat.

Hipotesis
Hipotesis adalah asersi yang kebenarannya belum atau tidak
diketahui tetapi diyakini bahwa asersi tersebut dapat diuji
kebenarannya. Untuk disebut sebagai hipotesis, suatu asersi
juga harus mengandung kemungkinan salah. Bila tidak ada
kemungkinan salah, suatu asersi akan menjadi pernyataan
fakta.
02
Apa yang dimaksud
dengan pernyataan fakta?
Jenis Asersi

Pernyataan Fakta
Pernyataan fakta adalah asersi yang bukti
tentang kebenarannya diyakini sangat kuat
atau bahkan tidak dapat dibantah. Contoh
asersi sebagai pernyataan fakta adalah semua
orang akan meninggal, satu hari sama dengan
24 jam, matahari merupakan pusat orbit tata
surya, dan penduduk kota lebih padat
daripada penduduk desa.
Fungsi Asersi
Dalam argumen, asersi dapat berfungsi sebagai premis
(premise) dan konklusi (conclusion). Premis adalah asersi yang
digunakan untuk mendukung suatu konklusi. Konklusi adalah
asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi. Suatu argumen
paling tidak berisi satu premis dan satu konklusi. Karena premis
dan konklusi keduanya merupakan asersi, konklusi (berbentuk
asersi) dalam suatu argumen dapat menjadi premis dalam
argumen yang lain.
Keyakinan
Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk
menerima bahwa asersi tersebut benar. Keyakinan diperoleh karena
kepercayaan (confidence) tentang kebenaran yang dilekatkan pada
suatu asersi. Suatu asersi dapat dipercaya karena adanya bukti yang
kuat untuk menerimanya sebagai hal yang benar. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa keyakinan merupakan produk, hasil, atau
tujuan suatu penalaran. Berbagai faktor-mempengaruhi tingkat
keyakinan seseorang atas suatu asersi. Karakteristik (sifat) asersi
menentukan mudah-tidaknya keyakinan seseorang dapat diubah
melalui penalaran.
03
Sebutkan faktor yang
mempengaruhi keyakinan!
Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan
1. Properitas keyakinan
2. Keadabenaran
3. Bukan pendapat
4. Bertingkat
5. Berbias
6. Bermuatan nilai
7. Berkekuatan
8. Veridikal
9. Berketertempaan
Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan
1. Properitas keyakinan

Semua penalaran bertujuan untuk menghasilkan keyakinan terhadap asersi yang


menjadi konklusi penalaran. Pemahaman terhadap beberapa properitas (sifat)
keyakinan sangat penting dalam mencapai keberhasilan berargumen.

2. Keadabenaran

Sebagai produk penalaran, untuk dapat menimbulkan keyakinan, suatu asers


harus ada benarnya (plausible). Keadabenaran atau plausibilitas (plausibility)
suatu asersi bergantung pada apa yang diketahui tentang isi asersi atau
pengetahuan yang mendasari (the underlying knowledge) dan pada sumber
asersi (the source). Pengetahuan yang mendasari (termasuk pengalaman)
biasanya menjamin kebenaran asersi.
Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan
3. Bukan pendapat

Pendapat atau opini adalah asersi yang tidak dapat ditentukan benar atau salah
karena berkaitan dengan kesukaan (preferensi) atau selera. Berbeda dengan
keyakinan, plausibilitas pendapat tidak dapat ditentukan. Artinya, apa yang benar
bagi seseorang dapat salah bagi yang lain.

4. Bertingkat

Keyakinan yang didapat dari suatu asersi tidak bersifat mutlak tetapi bergradasi
mulai dari sangat meragukan sampai sangat meyakinkan (conuincing). Tingkat
keyakinan ditentukan oleh kuantitas dan kualitas bukti untuk mendukung asersi.
Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan
5. Berbias

Pada umumnya, bila orang mempunyai kepentingan, sangat sulit baginya untuk
bersikap objektif. Dengan bukti objektif yang sama, suatu asersi akan dianggap
sangat meyakinkan oleh orang yang mem- punyai kepentingan pribadi yang
besar dan hanya dianggap agak atau kurang meyakinkan oleh orang yang
netral. Demikian pula sebaliknya.

6. Bermuatan nilai

Nilai keyakinan adalah tingkat penting-tidaknya suatu keyakinan perlu dipegang


atau dipertahankan se- seorang. Nilai keyakinan bagi seseorang akan tinggi
apabila perubahan keyakinan mempunyai implikasi serius terhadap filosofi,
sistem nilai, martabat, pendapatan potensial, dan perilaku orang tersebut.
Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan
7. Berkekuatan

Kekuatan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang dilekatkan seseorang


pada kebenaran suatu asersi. Orang yang nyatanya tidak mengerjakan apa yang
terkandung dalam asersi menandakan bahwa keyakinannya terhadap
kebenaran asersi lemah. Dapat dikatakan bahwa semua properitas keyakinan
merupakan faktor yang menentukan tingkat kekuatan keyakinan seseorang.

8. Veridikal

Veridikalitas (veridicality) adalah tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas.


Realitas yang dimaksud di sini adalah apa yang sungguh-sungguh benar
tentang asersi yang diyakini. Dengan kata lain, veridikalitas adalah mudah
tidaknya fakta ditemukan dan ditunjukkan untuk mendukung keyakinan.
Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan
9. Berketertempaan

Ketertempaan (malleability) atau kelentukan keyakinan berkaitan dengan


mudah- tidaknya keyakinan tersebut diubah dengan adanya informasi yang
relevan Berbeda dengan veridikalitas, ketertempaan tidak memasalahkan
apakah suatu asersi sesuai atau tidak dengan realitas tetapi lebih
memasalahkan apakah keyakinan terhadap suatu asersi dapat diubah oleh bukti.
Argumen
Dalam arti positif, argumen dapat disamakan dengan
penalaran logis untuk menjelaskan atau mengajukan
bukti rasional tentang suatu asersi. Bila seseorang
mengajukan alasan untuk mendukung suatu gagasan
atau pandangan, dia biasanya menawarkan suatu
argumen. Argumen dalam arti positif selalu dijumpai
dalam bacaan, percakapan, dan dalam diskusi ilmiah.
Argumen merupakan bagian penting dalam
pengembangan pengetahuan. Agar memberi
keyakinan, argumen harus dievaluasi kelayakan
atau validitasnya.
Anatomi Argumen
Dalam suatu kalimat argumen, kata-kata dalam daftar
tersebut secara umum mengisyaratkan suatu makna
"dengan alasan bahwa." Terdapat beberapa kata kerja
(verba) dapat menjadi indikator argumen seperti:
menunjukkan bahwa, membuktikan bahwa, menegaskan
bahwa, berimplikasi bahwa, mengakibatkan bahwa,
mempunyai konsekuensi bahwa, menjadi landasan berpikir
bahwa, dan semacamnya.
04
Sebutkan Jenis-Jenis
Argumen!
Jenis Argumen

Argumen Deduktif Argumen Induktif


Jenis Argumen
Argumen deduktif

Telah disebutkan bahwa argumen atau penalaran deduktif adalah proses


penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati
(premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan (konklusi). Argumen deduktif
disebut juga argumen logis (logical argument) sebagai pasangan argumen ada
benarnya (plausible argument). Salah satu bentuk penalaran deduktif adalah
suatu penalaran yang disebut silogisma. Silogisma terdiri atas tiga komponen
yaitu premis major (major premise), premis minor (minor premise), dan konklusi
(conclusion). Dalam silogis ma, konklusi diturunkan dari premis yang diajukan
seperti contoh berikut:
Premis major. Semua binatang mempunyai paru-paru

Premis minor. Kucing binatang menyusui

Konklusi: Kucing mempunyai paru-paru


Jenis Argumen
Argumen induktif

Berbeda dengan argumen deduktif yang merupakan argumen logis (logical


argument), argumen induktif lebih bersifat sebagai argumen ada benarnya
(plausible argument). Dalam argumen ada benarnya (plausible), konklusi
merupakan generalisasi dari premis sehingga tujuan argumen adalah untuk
meyakinkan bahwa proba- bilitas atau kebolehjadian (likelihood) kebenaran
konklusi cukup tinggi atau sebaliknya, ketakbenaran konklusi cukup rendah
kebolehjadiannya (unlikely). Berikut ini adalah contoh struktur suatu
penalaran induktif:
Premis major. Satu jeruk dari karung A manis rasanya

Premis minor. Satu jeruk berikutnya manis rasanya

Konklusi: Semua jeruk dalam karung A manis


rasanya
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai