Anda di halaman 1dari 12

“Penalaran”

Disusun Untuk Memenuhi Teori Akuntansi

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

Gumilar Cahyo Tomy Wibowo (2017310402)


Azzam Di Eddhaifulloh (2018310005)
Ferrys Yunardi Manoppo (2018310029)
Raka Mahyudin (2018310192)
Achmad Rafi. (2018310344)
Moch. Firman A. K. (2018310348)
Julian Farrel M. P. (2018310358)
Bayu Novanto (2018310380)
Thariq Ibrahim P. (2018310405)
Novaldri Ranggal T. (2018310716)
Penalaran
A. Pengertian
Dapat dikatakan bawha penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan asersi
(assertion). Pernyataam dapat berupa teori (penjelasan) tentang suatu fenomena atau realitas
alam, ekonomik, politik atau social. Penalaran perlu diajukan dan dijabarkan untuk
membentuk, mempertahankan, atau mengubah keyakinan bahwa sesuatu seperti teori,
pernyataan, atau penjelasan adalah benar. Penalaran melibatkan inferensi (inference) yaitu
proses penurunan konsekuensi logis dan melibatkan pula porses penarikan simpulan/konklusi
(conclusion) dari serangkaian pernyataan atau asersi. Penalaran juga bersifat deduktif
maupun induktif. Peranan penting penalaran adalah dalam pengembangan, penciptaan,
pengevaluasian, dan pengujian suatu teori atau hipotesis.
Teori merupakan sarana untuk menyatakan suatu keyakinan beda dengan penalaran
yang kegunaanya untuk mendukung keyakinan tersebut. Oleh karena itu keyakinan terhadap
suatu teori atau pernyataan berkisar antara lemah sampai kuat sekali atau memaksa
(Compelling) bergantung pada kualitas atau keefektifan penalaran dalam menimbulkan daya
bujuk atau dukung yang dihasilkan
B. Unsur dan Struktur Penalaran
Struktur dan proses penalaran dibangun atas dasar tiga konsep penting yaitu: asersi
(assertion), keyakinan (belief), dan argument (argument). Struktur penalaran menggambarkan
hubungan ketiga konsep tersebut dalam menghasilkan daya dukung atau bukti rasional
terhadap keyakinan tentang suatu pernyataan.
Asersi adalah suatu pernyataan yang menegaskan bahwa suatu teori adalah benar.
Bila seseorang mempunyai kepercayaan (confidence) bahwa statemen keuangan itu
bermanfaat bagi investor adalah benar.
Keyakinan adalah tingkat kebersediaan (willingness) untuk menerima bahwa suatu
pernyataan atau teori (penjelasan) mengenai suatu fenomena atau gejala (alam atau social)
adalah benar.
Argumen adalah serangkaian asersi beserta ketertarikan (artikulasi) dan inferensi atau
penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan.

2
Gambar ini menunjukan bahwa argumen dalam proses penalaran merupakan salah
satu bentuk bukti yang disebut sebagai argumentasi rasional (rational argumention). Dua
jenis bukti lain adalah bukti natural (natural evidence) dan bukti ciptaan (created evidence).
Bukti sendiri adalah sesuatu yang memberikan dasar rasional dalam pertimbangan
(judgment) untuk menetapkan kebeneran suatu pernyataan (to establish the truth).

Perlu dicatat
bahwa keyakinan yang diperoleh seseorang karena kekuatan atau kelemahan argumentasi
adalah terpisah dengan masalah apakah pernyataan yang dikaykini itu sendiri benar (True)
atau tidak benar (false).
C. Asersi
Asersi (Pernyataan) memuat penegasan tentang suatu atau realitas. Pada umumnya asersi
dinyatakan dalam bentuk kalimat. Berikut ini adalah contoh asersi dalam akuntansi
o Manusia adalah mahluk social
o Partisipasi mempengaruhi kinerja
o Statemen aliran kas bermanfaat bagi investor dan kreditor

3
o Perusahaan besar akan memilih metode MPKP
o Informasi sumber daya manusia harus dicantumkan di neraca.
Beberapa asersi mengandung pengkuantifikasi yaitu semua (all), tidak ada (no), dan
beberapa (some). Asersi yang memuat pengkuantifikasi semua dan tidak ada merupakan
asersi universal sedangkan yang memuat penguantifikasi beberapa merupakan asersi
spesifik. Asersi spesifik dapat disusun dengan pengkuatifikasi sedikit, banyak, atau
bilangan tertentu. Pengkuantifikasi diperlukan untuk menentukan ketermasukan
(Inclusiveness) atau keuniversalan asersi.
a) Inerprestasi Asersi
Untuk Menerima kebenaran suatu asersi, harus dipastikan lebih dahulu apa arti atau
maksud asersi. Sangat penting sekali untuk memhamai arti asersi untuk menentukan
keyakinan terhadap kebenaran asersi tersebut.
b) Asersi untuk Evaluasi Istilah
Representasi asersi dalam bentuk diagram dapat digunakan untuk mengevaluasi ketepatan
makna suatu istilah. Sebagai contoh Besertifikat Akuntan Publik (BAP) dan Akuntan
Bersertifikat (APB)

Gambar tersebut

menunjukkan bahwa penggunaan istilah Besertifikat Akuntan Publik (BAP) ataupun


Akuntan Bersertifikat (APB) adalah kesalahan. Kesalahan ini disebabkan oleh tidak
pahaminya makna istilah aslinya, tidak memahami toeri himpunan, dan tidak ditaatinya
kaidah diterangkan menerangkan (DM) dalam bahasa indonesia.
c) Jenis Asersi
Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kebenran suatu asersi, asersi harus didukung
oleh bukti atau fakta. Untuk keperluan argumen, suatu asersi sering dianggap benar atau

4
diterima tanpa harus diuji dajulu kebenarannya. Bila dikaitkan dengan fakta pendukung,
asersi dapat diklasifikasi menjadi asumsi, hipotesis, dan pernyataan fakta
Asumsi sendiri adalah asersi yang diyakini benar meskipun orang tidak dapat
mengajukan atau menunjukkan bukti tentang kebenarannya secara menyakinkan atau
asersi yang orang bersedia untuk menerima sebagai benar untuk keperluan diskusi
maupun debat.
Sedangkan Hipotesis sendiri adalah asersi yang kebenarannya belum atau tidak
diketahui tetapi diyakini bahwa asersi tersebut dapat diuji kebenarannya. Untuk disebut
sebagai hipotesis, suatu asersi juga harus mengandung kmungkinan salah, jika tidak ada
kemungkinan salah, suatu asersi aan menjadi pernyataan fakta.
Pernyataan fakta adalah asersi yang bukti tentang kebenarannya diyakini sangat kuat
atau bahkan tidak dapat dibantah.
d) Funsgi Asersi
Asersi berfunsgi sebagai premis (premise) dan konklusi (coclusion). Premis sendiri
adalah asersi yang digunakan untuk mendukung suatu konklusi itu sendiri, sedangkan
konklusi adalah asersi yang yang diturunkan dari serangkaian asersi.
D. Keyakinan
Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi
tesebut adalah benar. Keyakinan diperoleh karena kepercayaan (Confidance) tentang
kebenaran yang diletakan pada suatu asersi. Suatu asersi dapat dipercaya karena adanya
bukti yang kuat untuk menerimanya sebagai hal yang benar.
a) Properitas Keyakinan
Semua penalaran bertujuan untuk menghasilkan keyakinan terhadap asersi yang menjadi
konkulsi penalaran. Pemahaman terhadap beberapa properitas (sifat) keyakinan sangat
penting dalam mencapai keberhasilan argumen.
b) Keadabenaran
Untuk dapat menumbulkan keyakinan, suatu asersi harus ada benarnya (plausible).
Keadabenaran atau plausibilitas (plausibility) suatu asersi bergantung pada apa yang
diketahui temtamh isi asersi atau pengetahuan yang mendasari (The Underlying
Knowledge) dan pada sumber asersi (The Source.
c) Bukan Pendapat
Keyakinan adalah sesuatu yang harus dapat ditunjukkan atau dibuktikan secara objektif
apakah dia salah atau benar dan sesuatu yang diharapkan menghasilkan kesepakatan oleh
setiap orang yang mengevaluasinya atas dasar fakta objektf.

5
d) Bertingkat
Keyakinan yang dapat dari suatu asersi tidak bersifat mutlak tetapi berdegradasi mulai
dari sangat meragukan sampai sangat meyakinkan. Tingkat keyakinan ditentukan oleh
kuantitas dan kualitas bukti untuk mendukung asersi
e) Berbias
Selain kekuatan bukti objektif yang ada, keyakinan dipengaruhi oleh prefrensi keinginan,
dan dapat kepentingan pribadi yang karena sesuatu hal perlu dipertahankan.
f) Bermuatan Nilai
Orang yang melekatkan nilai (value) terhadap suatu keyakinan. Nilai keyakinan adalah
tingkat penting-tidaknya suatu keyakinan untuk perlu dipegang atau dipertahankan
seseorang.
g) Berkuatan
Kekuatan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang dilekatkan seseorang pada
kebenaran suatu asersi. Orang yang nyatanya tidak menerjakan apa yang terkandung
dalam asersi mendadakan bahwa keyakinannya terhadap asersi lemah.
h) Veridikal
Veridikkalitas (Veridcality) adalah tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas.
Realitas yang dimaksud di sini adalah apa yang sungguh – sungguh benar tentang asersi
yang diyakini. Dengan kata lain, veridikalitas adalah mudah tidaknya fakta ditemukan
dan ditunjukkan untuk mendukung keyakinan.
i) Beketertempaan
Ketertempaan (malleability) atau kelentukan keyakinan berkatian dengan mudah-
tidaknya keyakinan tersebut diubah dengan adanya informasi yang relevan. Berbeda
dengan veridikalitas, ketertempaan tidak memasalahkan apakah suatu asersi sesuai atau
tidak dengan realitas tetapi lebih memasalahkan apakah keyakinan terhadap suatu asersi
dapat diubah oleh bukti.
E. Argumen
Argumen mempunyai konotasi negatif. Orang yang suka bertengkar dan ingin
menangnya sendi akan menikmati dan memburunnya tetapi orang yang ingin mencari
solusi atau alternatif pemecahan masalah yang terbaik akan menghindarinya. Dalam arti

6
positif, argumen dapat disamakan dengan penalaran logis untuk menjelaskan atau
mengajukan bikti rasional tentang suatu asersi

a) Anatomi Argumen
Argumen terdiri atas serangkaian asersi. Asersi berkatian dengan yang lain dalam bentuk
inferensi atau penyimpulan. Contoh argumen
o Kredior adalah pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga statemen
keuangan harus memuat informasi tentang kemampuan membayar hutang
Sebagai suatu argumen, asersi yang satu harus mendukung asersi yang lain yang menjadi
konklusi.
b) Jenis Argumen
Berbagai karakteristik dapat digunakan sebagai basis untuk mengklasfikasi argumen.
Argumen bisa dibedakan menjadi argumen langsung atau tak langsung, formal atau
informal, meragukan atau meyakinkan, dan argumen bisa diklasifikasi menjadi argumen
dedukatif dan indukatif.
c) Argumen Dedukatif
Telah dijelaskan bahwa argumen penalaran dedukatif adalah proses penyimpulan yang
berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus
sebagai simpulan (konklusi). Argumen Dedukatif juga disebut argumen logis (logical
argument) sebagai pasangan argumen dan benarnya (plausible argument). Argumen logis
sendiri adalah argumen yang asersi konklusinya tersirat atau diturunkan dari asersi-asersi
lain yang diajukan.
d) Evaluasi Penalaran Dedukatif
Tujuan utama mengevaluasi argumen adalah untuk menentukan apakah konklusi argumen
benar dan menyakinkan. Penilaian argumen tersebut dedukatif atau tidak bisa diliat dari
kelengkapan, kejelasan, validitasi, dapat dipercaya.
o Kelengkapan merupakan kriteria yang penting karena validitas konkulsi menjadi
kurang menyakinkan bila premis-premis yang diajukan tidadk lengkap.
o Kejelasan diperlukan karena keyakinan merupakan fungsi kejelasan makna.
o Validitas merupakan kriteria utama uuntuk menilai penalaran logis.
o Keterpercayaian melengkapi ketiga kriteria sebelumnya agar konklusi menyakinkan
sehingga orang bersedia menerima.

7
e) Argumen Induktif
Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khsus dan berakhir dengan
pernataan umum, yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Argumen
indukatif lebih bersifat sebagai argumen ada benarnya. Dalam argumrn ini, konklusi
merupakan generalisasi dari premis sehingga tujuan argumen adalah untuk meyakinkan
bahwa probabilitas atau kebolehjadian kebeneran konklusi cukup tinggi atau sebaliknya,
ketakbenaran konklusi cukup rendah kebolehjadiannya. Hubungan antara premis dan
konklusi dalam penalaran induktif tidak langsung dan tidak sekuat hubungan dalam
penalaran deduktif dikarenakan generalisasi.
f) Argumen dengan Analogi
Penalaran dengan analogi adalah penalaran yang menurunkan konklusi atas dasar
kesamaan atau kemiripan karakteristik, pola, funsi, atau hubungan unsur suatu objek yang
disebutkan dalam suatu asersi.
g) Argumen Sebab-Akibat
Menyatakn konklusi sebagai akibat dari asersi tertentu merupakan salah satu bentuk
argumen dengan penyebaban (Argument by causation) atau generalisasi kasual (Casual
generalization).
h) Kriteria Penyebaban
Kriteria harus dipenuhi karena hubungan sebab-akibat hanya terjadi jika ada perubahan
baik faktor sebab maupun faktor akibat. Bila salah satu faktor berubah sementara yang
lainnya tetap, maka jelas bahwa kedua faktor tersebut tidak berhubungan sama sekali.

Penalaran Induktif dalam akuntansi


Penalaran ini pada umum nya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum menjadi
penjelasan (teori) terhadap gejala akuntansi tertentu. Pernyataan umum tersebut berasal
dari hipotesis yang diajukan dan diuji dalam sebuah penilitian empiris. Dan penalaran ini
menyimpulkan karakteristik populasi atas dasar karakteristik sampel melalui pengujian
statistis.
Contoh dari penalaran induktif
- Perusahaan besar memilih metode akuntansi yang menurunkan laba

Kecohan ( fallacy)
Kecohan merupakan kekeliruan terhadap semacam argumen atau banding yang
cenderung meyakinkan kita, meskipun itu keliru. Dan kesalahan dalam berargumen yang

8
cenderung membujuk tetapi tidak boleh terkecoh atau mengecoh orang lain jadi kita harus
bisa membedakan kecohan akal bulus dan niat.

Strategem
Pendekatan ini merupakan cara-cara untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara
selain mengajukan argumen yang valid atau masuk akal. Argumen ini berguna agar orang
tersebut percaya dan bersedia mengerjakan sesuatu.dan strategem yang melibatkan salah
nalar walaupun tidak harus selalu demikian dikarenakan argumen yang logis tidak selalu
dapat membujuk.strategem memiliki beberapa bentuk yaitu :
- Persuasi tidak langsung adalah pendekatan yang menyakinkan seseorang akan
kebenaran suatu pernyataan bukan langsung melalui argumen atau penelaran
melainkan melalui cara-cara yang sama sekali tidak berkaitan validitas argumen.
Contohnya, dalam periklanan.
- Membidik orangnya adalah pendekatan yang digunakan menjatuhkan suatu posisi
atau pernyataaan dengan cara menghubungkan argumen yang diajukan seseorang
dengan pribadi orang tersebut. Contohnya, kurikulum ini harus diganti total karena
yang mengembangkan adalah pengelola lama.
- Menyampaikan masalah adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara mengajukan
argumen yang tidak bertumpu pada masalah pokok dengan cara mengalihkan ke
masalah yang lain yang tidak bertautan. Contohnya, mengapa istilah kos seharusnya
digunakan alih-alih biaya? Strategem : apa bedanya dengan kos-kosan (tempat
mondok)?
- Misrepresentasi adalah pendekatan yang digunakan untuk menyanggah atau
menjatuhkan posisi lawan dengan cara memutarbalikan atau menyembunyikan fakta
baik secara halus maupun terang-terangan. Contohnya, adalah seseorang mahasiswa,
Dita, meminta dosennya untuk mengomentari tulisan atau proposal skripsi. Dosen
menyarankan perbaikan-perbaikan yang rinci dan jelas. Dita, yang mengharapkan
untuk mendapat pujian dari dosennya, mengeluh dengan mengatakan kepada teman-
temannya bahwa dosen tersebut sangat rewel padahal tulisan atau proposalnya
memang amburadul.
- Imbauan cacah adalah pendekatan yang digunakan untuk mendukung suatu posisi
dengan menunjukkan bahwa banyak orang melakukan apa yang dikandung posisi

9
tersebut. Contohnya, suatu kelompok memegang posisi untuk membolehkan penaikan
harga kontrak atau tender karena banyak rekanan melakukan hal tersebut.
- Imbauan Autoritas adalah pendekatan yang mirip imbauan cacah kecuali bahwa
banyaknya orang atau popularitas diganti dengan autoritas dan autoritas dianggap
argumen membidik orang tersebut. Contohnya, seorang akademisi ditanya mengapa
dia memakai istilah beban bukan biaya untuk padan kata expenses. Akademis
tersebut dapat mengajukan stratagem bahwa dia menggunakan istilah beban karena
autoritas (Ikatan Akuntansi Indonesia) menggunakan istilah tersebut tanpa
mempersoalkan apakah istilah tersebut layak atau tidak padahal dia tahu bahwa istilah
beban tidak valid (tidak dapat didukung secara argumentatif).
- Imbauan Tradisi adalah pendekatan yang digunakan beberapa orang yang sering
mengerjakan sesuatu dengan cara tertentu semata-mata karena memang begitulah cara
yang telah lama dikerjakan orang dan didalam imliah orang yang sering memegang
suatu keyakinan dengan mengajukan argumen bahwa memang demikianlah orang
mempenyuai kayakinan. Contohnya, seorang dosen berargumen bahwa skripsi
mahasiswa harus ditulis dengan mesin ketik (bukan komputer) karena tradisi
penulisan jaman dulu atau, bila boleh menggunakan komputer, dosen melarang
mahasiswa mencetak kata yang biasanya diberi garis bawah huruf miring karena
mempertahankan tradisi penulisan ilmiah jaman sebelum datangnya komputer.
- Dilema semu adalah pendekatan yang merupakan taktik seseorang untuk
mengaburkan argumen dengan cara menyajikan gagasannya dan satu alternatif lain
kemudian mengkarakterisasi alternatif lain sangat jelek, merugikan, atau mengerikan
sehingga tidak ada cara lain kecuali menerima apa yang diusulkan penggagas.
Contohnya, dalam suatu perdebatan tentang amandemen undang-undang dasar,
seorang anggota fraksi mengatakan (untuk menyakinkan anggota dewan yang lain).
- Imbauan Emosi adalah pendekatan yang menggunakan tipu daya tanpa melibatkan
emosi pihak yang dituju dan daya bujuk dengan cara membaurkan emosi dengan
nalar. Contohnya, seorang mahasiswa yang telah dikeluarkan dari universitas
(memang secara akademik tidak mampu menyelesaikan kuliahnya dalam waktu yang
ditentukan) datang ke anda (kebetulan menjabat rektor) dan mengajukan pencabutan
keputusan tersebut dan mengajukan argumen bahwa keputusan pengeluarnnya akan
menyebabkan dia dalam kesulitan dan penderitaan. Hal itu diajukan karena dia tahu
benar bahwa memang dia pantas dikeluarkan atas dasar argumen akademik dan
rasional. Anda tidak jadi mengeluarkannya karena anda tahu bahwa orang tersebut

10
akan makin menderita kalau permohonan tidak dikabulkan. Akhirnya anda
mengeluarkan surat untuk membolehkan mahasiswa tersebut meneruskan kuliah.
Konsklusi disini bahwa mahasiswa mampu menyelesaikan kuliah meskipun bukti
tidak mendukung.

Salah nalar
Suatu argumen boleh jadi tidak menyakinkan atau persuasif karena argumen tersebut
tidak didukung dengan penalaran yang valid. Jadi salah nalar adalah kesalahan struktur
atau proses formal penalaran dalam menurunkan simpulan sehingga simpulan menjadi
salah atau tidak valid. Berbeda dengan stratagem yang merupakan taktik atau pendekatan
yang sengaja digunakan untuk menyakinkan kebenaran suati asersi, salah nalar
merupakan suatu bentuk kesalahan penyimpulan lantaran penalarannya mengandung
cacat sehingga simpulan tidak valid atau tidak dapat diterima. Dan bebarapa salah nalar
yang sering dijumpai yaitu :
- Menegaskan Konsukuen adalah suatu salah nalar yang konsekuensi akan merubah arti
dari argumen. Contohnya, mengaskan anteseden : saya diSemarang dan menegaskan
konsekuen : saya di Jawa Tengah.
- Menyangkal Anteseden adalah suatu nalar yang mengandung penyangkalan akan valid
apabila konsuklusi ditarik mengikuti kaidah menyangkal konsekuen. Contohnya,
menyangkal konsekuen : saya tidak di Jawa Tengah dan menyangkal anteseden : saya
tidak disemarang.
- Pentasksaan adalah suatu salah nalar yang terjadi karena konteks premis yang
berbeda dengan konteks premis lainnya dan penyebab salah nalar karena arti kata
contohnya nothing bermakna tidak ada satupun dari himpunan objek yang memenuhi
syarat sehingga kebahagian abadi adalah satu-satunya yang terbaik.
Aspek Manusia dalam penalaran
Manusia tidak selalu rasional dan bersedia berargumen sementara itu tidak semau asersi
dapat ditentukan kebenarannya secara objektif dan tuntas dan oleh karena itu ada
beberapa aspek manusia yang dapat menjadi penghalang penalaran dan pengembangan
ilmu yaitu :
- Penjelasan Sederhana adalah suatu yang merupakan argumen yang terlalu singkat
maka bisa terjadi terhenti nya suatu pengembangan ilmu pengetahuan tersebut.
- Kepentingan mengalahkan nalar adalah hambatan untuk bernalar sering terhambat
akibat seseorang memiliki kepentingan lain yang harus dipertahankan. Kepentingan

11
sering memaksa seseorang untuk memihak suatu posisi. Dalam dunia akademik dan
ilmiah, kepentingan untuk menjaga harga diri individual atau kelompok dapat
menyebabkan seseorang berbuat tidak masuk akal.
- Sindroma Tes Klinis adalah sindroma ini menggambarkan seseorang yang merasa
(bahkan yakin) bahwa terdapat ketidakberesan dalam tubuhnya dan dia juga tahu
benar apa yang terjadi karena pengetahuannya tentang suatu penyakit. Akan tetapi,
dia tidak mau untuk memeriksakan diri karena takut bahwa apa yang dikhawatirkan
tersebut adalah benar, dia juga mengatakan kepada orang lain bahwa dirinya sehat.
Dengan kata lain, orang ini takut untuk mehadapi kenyataan sehingga
menghindarinya dengan semu.
- Mentalitas Djoko Tingkir adalah budaya Djoko Tingkir digunakan untuk
menggambarkan lingkungan akademik atau profesi karena perbuatan Djoko Tingkir
yang tidak terpuji harus dibuat menjadi terpuji dengan cara mengubah skenario yang
sebenarnya terjadi semata-mata untuk menghormatinya karena dia bakal menjadi raja.
Dalam dunia akademik, status pakar merupakan kekuasaan akademik. Kepakaran
merupakan kekuasaan karena orang dapat memeroleh kekuasaan dan kedudukan
lantaran pengetahuan atau ilmunya. Namun, tidak semestinya kalau kekuasaan
tersebut menentukan ilmu.
- Merasionalkan Daripada Menalar adalah sikap merasionalkan posisi dapat terjadi
karena keterbatasan pengetahuan orang bersangkutan dalam topik yang dibahas tetapi
orang tersebut tidak mau mengakuinya, agar argumen berjalan dengan baik, para
penalar paling tidak harus mempunyai pengetahuan yang cukup dalam topik yang
dibahas.
- Persitensi adalah merupakan sikap yang penting agar orang tidak dengan mudahnya
pindah dari keyakinan atau paradigma yang satu ke yang lain. Paradigma adalah
pencapaian ilmu pengetahuan di masa lalu yang diakui oleh masyarakat ilmiah pada
masa tertentu sebagai basis atau tradisi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
praktik selanjutnya. Dalam dunia ilmiah, persistensi untuk tidak melepaskan suatu
keyakinan dapat dimaklumi kalau tujuannya adalah untuk memeroleh argumen atau
bukti yang kuat untuk menunjukkan bahwa keyakinan yang dianut memang salah.

12

Anda mungkin juga menyukai