Anda di halaman 1dari 10

TEORI AKUNTANSI

PENALARAN (REASONING)

Dosen Pengampu :
Chasan Abrori, SE. MSi. AK.BKP

Nama Kelompok 6:
1. Mifta Mardiatus Salwa (162010300121)
2. Abidah Garizah Bardina (162010300122)
3. Divya Prihatiningrum (162010300126)
4. Eka Novia Anggraini (162010300130)
5. Leny Irma Yanti (182010300179)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


FAKULTAS BISNIS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Tahun 2019

2
BAB 2
PENALARAN (REASONING)

2.1 Pengertian penalaran


Proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan
terhadap suatu pernyataan atau asersi. Menentukan secara logis dan objektif apakah suatu
pernyataan valid (benar atau salah) sehingga pantas untuk diyakini atau dianut. Struktur penalaran
terdiri atas masukan, proses,dan keluaran
2.2 Unsur dan struktur penalaran
Struktur dan proses penalaran di bangun atas dasar tiga konsep penting yaitu:
 Asersi (assertion)
Asersi adalah suatu pernyataan yang menegaskan bahwa sesuatu adalah benar. Bila
seseorang mempunyai kepercayaan bahwa stetmen keuangan itu bermanfaat bagi invesetor
adalah benar, maka pernyataannya “stetmen keuangan itu bermanfaat bagi investor”
Menurut faktor pendukungnya, asersi dapat dikelompokkan menjadi 3 :
 Asumsi adalah dugaan/perkiraan yang dijadikan landasan berpikir karena dianggap
benar, walau belum pasti terdapat bukti dari kebenaran tersebut.
 Hipotesis merupakan pernyataan (dugaan sementara) yang masih harus diuji lagi
kebenaran/ validitasnya.
 Pernyataan fakta adalah pernyataan yang nyata, terbukti benar, dan tidak bisa
dibantah kebenarannya.
 Keyakinan (bilief)
Keyakinan adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa suatu pernyataanatau teori
(penjelasan) mengenai suatu phenomena atau (gejala alam social) adalah benar.
Ada 9 faktor yang mempengaruhi tingkat keyakinan seseorang terhadap suatu pernyataan,
yaitu :
 Properitas keyakinan, pemahaman terhadap properitas keyakinan sangat penting
dalam mencapai keberhasilan argumen. Argument dianggap berhasil apabila dapat
mengubah keyakinan.

3
 Keadabenaran, suatu pernyataan akan lebih dipercaya bila sumbernya terpercaya
(ahli di bidangnya).
 Bukan pendapat, keyakinan harus dapat dibuktikan secara objektif, bukan
berdasarkan kesukaan (preferensi).
 Bertingkat, untuk mendukung suatu pernyataan tingkat keyakinan ditentukan oleh
kuantitas dan kualitas bukti.
 Berbias, suatu asersi akan dianggap meyakinkan apabila ada kepentingan
didalamnya.
 Bermuatan nilai, yaitu penting-tidaknya keyakinan untuk dipertahankan.
 Berkekuatan, yaitu tingkat keyakinan akan kebenaran suatu asersi (dikatakan
tingkat keyakinan suatu pernyataan adalah lemah apabila orang tidak mengerjakan
apa yang dinyatakannya).
 Veridikal, yaitu kesesuaian tingkat keyakinan dengan realitas.
 Berketempaan, yaitu dapat-tidaknya suatu keyakinan terhadap asersi diubah oleh
bukti.
 Argument
Adalah serangkayan aseri beserta keterkaitan (atikulasi) dan inferensi atau penyimpulan
yang di gunakan untuk mendukung suatu keyakinan.bila di hubungkan dengan argument ,
keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang diletakan pada suatu pernyataan konklusi atas
dasar pemahaman dan penilaian suatu argument sebagai bukti yang masuk akal. Terdapat
beberapa jenis argument, yaitu :
 Argumen Deduktif
adalah proses penyimpulan dari suatu pernyataan umum ke pernyataan khusus.
Argumen deduktif disebut juga argumen logis (bila premisnya benar, maka
konklusinya harus benar). Contohnya:
Premis major: Semua binatang menyusui punya paru-paru.
Premis minor: Kucing binatang menyusui.
Konklusi: Kucing mempunyai paru-paru.
 Argumen Induktif
adalah proses penyimpulan dari suatu pernyataan khusus ke pernyataan umum.
Argumen Induktif disebut juga argumen ada benarnya. Contohnya:

4
Premis: Satu jeruk dari karung A manis rasanya.
Premis: Satu jeruk berikutnya manis rasanya.
Konklusi: Semua jeruk dalam karung A manis rasanya.
 Argumen Analogi
adalah proses penyimpulan berdasarkan persamaan/ kemiripan dari dua atau lebih
pernyataan (baik dalam karakteristik, pola, fungsi, atau sistem). Contoh:
Premis (1): X dan Y mempunyai kemiripan dalam hal a, b, c, …
Premis (2): X mempunyai karakteristik z
Konklusi: Y mempunyai karakteristik z.
 Argumen Sebab-Akibat
adalah proses penyimpulan berdasarkan rangkaian sebab-akibat dari suatu
pernyataan. Contoh:
“X menghasilkan Y” atau “X memaksa Y terjadi” atau “ X menyebabkan Y terjadi”
atau “Y terjadi akibat X” atau “Y berubah karena X berubah”.

Sebagai dampak dari tujuan argumen (mengevaluasi dan mengubah keyakinan)


maka timbulah Kecohan (Fallacy), yaitu argumen yang jelek, tidak sehat, lemah, bahkan
tidak masuk akal. Kecohan ini dapat terjadi akibat :
 Strategem (Teknik tipuan) adalah cara meyakinkan seseorang agar dia percaya dan
mau mengerjakan sesuatu. Karena itu dalam strategem terkandung trik dan
kebohongan. Strategem dapat berupa: persuasi tak langsung, membidik orangnya,
menyampingkan masalah pokok, misreprentasi, imbuhan cacah, imbuhan autoritas,
imbuhan tradisi, dilema semu, dan imbauan emosi.
Berikut ini dibahas beberapa stratagem yang sering dijumpai dalam diskusi atau
perdebatan baik politis maupun akademik, yaitu :
1. Persuasi Taklangsung
Persuasi taklangsung merupakan stratagem untuk menyakinkan seseorang
akan kebenaran suatu pernyataan bukan langsung melalui argumen atau
penalaran melainkan melalui cara-cara yang sama sekali tidak berkaitan
dengan validitas argumen. Contoh persuasi taklangsung banyak dijumpai
dalam periklanan (adver-

5
tising). Untuk membujuk agar orang mau membeli produk, orang tidak
disuguhi argumen tentang mengapa produk tersebut berkualitas melainkan
ditunjuki pemandangan bahwa seorang selebritis menggunakan produk
tersebut. Harapan-
nya adalah orang yang tidak menggunakan produk akan merasa bahwa dia
tidak termasuk dalam golongan yang bergaya hidup selebritis.
2. Membidik Orangnya
Stratagem ini digunakan untuk melemahkan atau menjatuhkan suatu posisi
atau pernyataan dengan cara menghubungan pernyataan atau argumen yang
diajukan
seseorang dengan pribadi orang tersebut. Contohnya :
• Dia tidak mungkin menjadi pemimpin yang andal karena dia bekas militer
(atau tahanan politik yang pernah dihukum).
• Praktisi akuntansi yang tidak mengikuti standar akuntansi seperti apa
adanya adalah orang yang tidak loyal dan tidak profesional.
• Jangan menggunakan istilah tersebut karena yang mengusulkan orang
Yogya. (Saya tidak setuju istilah itu karena itu istilah Yogya.)
• Program tersebut tidak valid didukung karena yang mengajukan adalah
partai politik A.
• Kurikulum ini harus diganti total karena yang mengembangkan adalah
pengelola lama (rezim orde baru).
3. Menyampingkan Masalah
Stratagem ini dilakukan dengan cara mengajukan argumen yang tidak
bertumpu pada masalah pokok atau dengan cara mengalihkan masalah ke
masalah yang lain yang tidak bertautan. Hal ini sering dilakukan orang jika
dia (karena sesuatu hal) tidak bersedia menerima argumen yang dia tahu
lebih valid dari argumen yang dipegangnya. Penyampingan masalah ini
juga merupakan salah satu contoh salah
nalar karena penyampingan dilakukan dengan memberi penjelasan yang
tidak menjawab masalah. Contohnya adalah sebagai berikut :

6
• Gerakan antikorupsi tidak perlu digalakkan lagi karena nyatanya
banyak orang yang melakukan korupsi tidak mendapatkan sanksi hukum.
• Pembenahan istilah akuntansi tidak perlu dilakukan karena dalam
komunikasi yang penting kita tahu maksudnya.
• Mengapa istilah kos seharusnya digunakan alih-alih biaya? Stratagem:
Apa bedanya dengan kos-kosan (tempat mondok)?

Dari contoh di atas, penyampingan masalah terjadi karena orang tidak lagi
menyajikan argumen tandingan yang valid terhadap pernyataan yang ingin
disanggahnya (yaitu perlunya pemberantasan korupsi). Dalam contoh
kedua, misalnya, orang tidak lagi membahas arti pentingnya pembenahan
melainkan mematikan atau memotong diskusi dengan mengajukan alasan
yang menyimpang dari masalah pokok. Dalam contoh ketiga, penyanggah
tidak bertanya secara ilmiah atau akademik mengapa demikian tetapi
malahan mengolok-olok penggagas atau gagasan untuk menyampingkan
masalah pokok. Bila hal semacam ini terjadi dalam forum ilmiah atau
akademik, hal tersebut sebenarnya merefleksi kepicikan penyanggah yang
justru pantas untuk diolok-olok. Stratagem penyampingan masalah
(avoiding the issue) sering digunakan oleh politikus untuk menghidari
pertanyaan yang dapat memalukannya dalam suatu jumpa pers dengan cara
menyalahartikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang disalahartikan
tersebut.
 Salah nalar (Reasoning Fallacy) adalah kesalahan struktur atau kaidah-kaidah
penalaran dalam menurunkan simpulan, sehingga simpulan menjadi salah atau
tidak valid. Beberapa bentuk salah nalar: menegaskan konsekuen, menyangkal
anteseden, pentaksaan (equivocation), perampatan-lebih (overgeneralization),
parsialitas (partiality), pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian dengan
penyebaban, dan pengambilan konklusi pasangan. Berikut beberapa salah nalar
yang banyak dijumpai dalam diskusi atau karya tulis profesional, akademik atau
ilmiah :
 Menegaskan konsekuen

7
Agar argumen valid maka kita harus mengikuti kaidah menegaskan anteseden.
Bila simpulan diambil dengan pola premis yang menegaskan konsekuen akan
terjadi salah nalar.
 Menyangkal anteseden
Suatu argumen yang mengandung penyangkalan akan valid apabila konsklusi
ditarik mengikuti kaidah konsekuen. Bila simpulan diambil dengan struktur
premis yang menyangkal anteseden, simpulan akan menjadi tidak valid.
 Pentaksaan (Equivocation)
Salah nalar dapat terjadi apabila ungkapan dalam premis satu mempunyai makna
yang berbeda dengan ungkapan dalam premis lainnya.
 Perampatan-lebih (Overgeneralization)
Salah nalar yang terjadi akibat melekatkan karakteriskti sebagian kecil anggota
ke seluruh anggota himpunan, kelas atau kelompok secara berlebihan.
 Parsialitas
Kesalahan nalar yang terjadi ketika menarik konsklusi hanya atas dasar sebagian
dari bukti yang tersedia yang kebetulan mengandung konsklusi.
 Pembuktian dengan analogi
Analogi bukan merupakan cara untuk membuktikan validitas atau kebenaran
asersi namun lebih merupakan sarana untuk meyakinkan bahwa asersi konsklusi
mempunyai kebolehjadian(likelihood) untuk benar. Bila premis benar, konklusi
atas dasar analogi belum tentu benar.

8
 ASPEK MANUSIA DALAM PENALARAN
Telah disinggung sebelumnya bahwa mengubah keyakinan melalui argument dapat
merupakan proses yang kompleks karena pengubahan tersebut menyangkut dua hal yang
berkaitan yaitu manusia yang meyakini dan asersi yang menjadi objek keyakinan. Manusia
tidak selalu rasional dan bersedia berargumen sementara itu tidak semua asersi dapat
ditentukan kebenarannya secara objektif dan tuntas. Hal ini tidak hanya terjadi dalam
kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam dunia ilmiah dan akademik yang menuntut
keobjektifan tinggi. Yang memprihatinkan dunia akademik adalah kalau para pakar pun
lebih suka berstratagem daripada berargumen secara ilmiah. Berikut adalah beberapa aspek
manusia yang dapat menjadi penghalang penalaran dan pengembangan ilmu, khususnya
dalam dunia akademik atau ilmiah :
a. Penjelasan sederhana
Rasionalitas menuntut penjelasan yangs sesuai dengan fakta. Kebutuhan akan
penjelasan terhadap apa yang mengusik pikiran merupakan pondasi berkembangnya
ilmu pengetahuan. Namun, keinginan yang kuat untuk memperoleh penjelasan sering
menjadikan orang puas dengan penjelasan sederhana yang pertama yang ditawarkan
sehingga dia tidak lagi berupaya untuk mengevaluasi secara seksama kelayakan
penjelasan dan membandingkanny dengan penjelasan alternative . dengan kata lain,
orang menjadi tidak kritis dalam menerima penjelasan. Akibatnya argument dan
pencarian kebenaran akan terhenti sehingga pengembangan ilmu pnegetahuan akan
terhambat.
b. Kepentingan mengalahkan nalar
Hambatan untuk bernalar sering muncul akibat orang mempunyai kepentingan tertentu
yang harus dipertahankan. Kepentingan sering memaksa orang untuk memihak suatu
posisi meskipun posisi tersebut sangat lemah dari segi argument.
c. Sindroma tes klinis
Sindroma ini menggambarkn seseorang yang merasa bahwa terdapat ketidakberesan
dalam tubuhnya dan dia juga tahu benar apa yang terjadi karena pengetahuannya
tentang suatu penyakit. Akan tetapi, dia tidak berani untuk memeriksakan diri dan
menjalani tes klinis karena takut bahwa dugaan tentang penyakitnya adalah benar.
Akhirnya orang ini tidak memeriksakan diri kedokter dan mengatakan pada orang lain

9
bahwa dirinya sehat. Jadi orang ini takut untuk mengetahui kebenaran gaasan sehingga
menghindarinya secara semu. Dalam dunia akademik sindroma ini terjadi kalau
seseorang mempunyai pendangan yang menurut dirinya sebenarnya keliru atau tidak
valid lagi karena adanya pandangan atau gagasan baru . gagasan baru yang dia peroleh
karena dia sering mendengar dari kolega atau mahasiswa. Dalam kondisi ini, akademisi
sering tidak berani untuk membaca sumber gagasan akrena takut jangan-jangan
pendaoatnya yang telah terlanjur disebarkan kepada mahasiswa benar-benar keliru.
Bila sindroma ini banyak diidap oleh akademisi, dapat dipastikan kemajuan
pengetahuan dan profesi akan terhambat dan rugilah dunia pndidikan.
d. Mentalitas djoko tingkir
Buaday djoko tingkir digunakan untuk menggambarkan lingkungan akademik atau
profesi seperti ini karena konon perbuatan djoko tingkir yang tidak terpuji harus dibuat
menjadi terpuji dengan cara mengubah scenario yang sebenarnya terjadi semata-amata
untuk menghormatinya karena dia bakal menjadi raja . dalam dunia akademik, status
pakar merupakan kekuasaan atau autoritas akademik. Kepakaran merupakan kekuasaa
karena orang dapat memperoleh kekuasaan dan kedudukan lantaran pengetahuan dan
ilmunya. Namun, tidak semestinya kalau kekuasaan tersebut lalu menentukan ilmu.
Dunia akademik harus mengembangkan ilmu atas dasar validitas argument dan bukan
atas dasar kekuasaan politik/ jabatan.

10

Anda mungkin juga menyukai