PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuan dari setiap
rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengetahui macam-macam teori kebenaran ilmiah
1.3.2. Untuk mengetahui sifat dasar kebenaran ilmiah
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Ada beberapa hal yang penting sehubungan dengan teori ini. Teori
ini sangat ditekankan oleh aliran empirisme yang mengutamakan
kemampuan indera manusia sebagai sumber pengetahuan manusia. Maka
dari itu, teori ini sangat menghargai pengamatan, percobaan, atau
2
pengujian empiris untuk mengungkapak kenyataan yang sebenarnya. Teori
ini juga menekankan pentingnya objek bagi kebenaran pengetahuan
manusia. Subjek atau akal budi hanya mengolah lebih jauh apa yang
diberikan oleh objek. Teori ini juga sangat menekankan pada bukti bagi
kebenaran suatu pengetahuan. Bukti disini artinya adalah apa yang
diberikan dan ditunjukkan oleh objek yang dapat ditangkap oleh panca
indera manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan pembuktian adalah
proses menyodorkan fakta yang mendukung suatu proposisi atau hipotesis.
3
kelemahan mendasar yaitu: terjebak dalam penekanan validitas, teorinya
dijaga agar selalu ada koherensi internal. Suatu pernyataan dapat benar
dalam dirinya sendiri, namun ada kemungkinan salah jika dihubungkan
dengan pernyataan lain di luar sistem.
Peirce mengatakan bahwa ide yang jelas dan benar mau tidak mau
mempunyai konsekuensi praktis pada tindakan tertentu. Artinya, kalau ide
itu benar, maka ketika diterapkan akan berguna dan berhasil untuk
memecahkan suatu persoalan dan menentukan perilaku manusia.
4
dengan ide yang keliru. Menurut William James, ide atau teori yang benar
adalah ide atau teori yang berguna dan berfungsi memenuhi tuntutan dan
kebutuhan kita. Sebaliknya, ide yang salah adalah ide yang tidak berguna
atau tidak bisa berfungsi membantu kita memenuhi kebutuhan kita.
Dengan demikian bagi William James, ide yang benar adalah ide
yang dalam penerapannya paling berguna dan paling berhasil
memungkinkan manusia bertindak atau melakukan sesuatu. Artinya, kalau
ide tertentu benar, ide itu akan berguna dan berhasil membantu manusia
untuk bertindak secara tertentu. Maka, kebenaran sama dengan berguna
atau kebergunaan. Ide yang berguna lalu berarti ide yang benar dan
sebaliknya.
Ini berarti pula, suatu ide yang benar akan memungkinkan kita dan
menuntun kita untuk sampai pada kebenaran, atau memungkinkan kita
untuk sampai pada apa yang diklaim dalam ide atau atau pernyataan
tersebut. Contohnya, ide tentang kinerja sebagai berbanding lurus dengan
reward atau appraisal. Ide ini benar kalau naiknya jaminan bagi pekerja
ternyata meningkatkan kinerja atau produktivitas pekerja. Benar, dengan
demikian, sama artinya dengan berfungsi, berlaku.
5
Dewey dan kaum pragmatis lainnya juga menekankan pentingnya
ide yang benar bagi kegiatan ilmiah. Menurut Dewey, penelitian ilmiah
selalu diilhami oleh suatu keraguan awal, suatu ketidakpastian, suatu
kesangsian akan sesuatu. Kesangsian menimbulkan ide tertentu.
6
kebenaran performatif. Pemegang otoritas yang menjadi rujukan bisa
pemerintah, pemimpin agama, pemimpin adat, pemimpin masyarakat, dan
sebagainya. Kebenaran performatif dapat membawa kepada kehidupan
sosial yang rukun, kehidupan beragama yang tertib, adat yang stabil dan
sebagainya.
Masyarakat yang mengikuti kebenaran performatif tidak terbiasa berpikir
kritis dan rasional. Mereka kurang inisiatif dan inovatif, karena terbiasa
mengikuti kebenaran dari pemegang otoritas. Pada beberapa daerah yang
masyarakatnya masih sangat patuh pada adat, kebenaran ini seakan-akan
kebenaran mutlak. Mereka tidak berani melanggar keputusan pemimpin
adat dan tidak terbiasa menggunakan rasio untuk mencari kebenaran.
7
Sifat rasional berbeda dengan “masuk akal” yang lingkupnya diluar ilmu
pengetahuan.
Sifat empiris dari kebenaran ilmiah dimana kebenaran tersebut
perlu diuji dengan kenyataan yang ada. Hal ini bukan berarti tidak ada
spekulasi, tetapi pada tingkat tertentu spekulasi tersebut bisa dibayangkan
sebagai real atau tidak.
Sifat pragmatis dimana kebenaran ilmiah selain memiliki dua ciri
diatas yaitu sifat rasional-logis dan sifat empiris, kebenaran ilmiah juga
harus bersifat pragmatis, berguna dalam kehidupan manusia dalam
memecahkan persoalan hidup yang ada.
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran