Anda di halaman 1dari 8

KEBENARAN ILMIAH

FILSAFAT ILMU
Moh. Munawar, M.Pd.I
DEFINISI :
 Kebenaran
Kebenaran itu adalah kenyataan (Plato), tetapi bukanlah kenyataan itu tidak selalu
yang seharusnya terjadi. Kenyataan yang terjadi bisa saja berbentuk ketidak
benaran atau keburukan. Jadi ada dua pengertian kebenaran, yaitu kebenaran
yang berarti nyata-nyata terjadi disatu pihak, dan kebenaran dalam arti lawan dari
keburukan atau ketidak benaran
 Ilmiah
Pengetahuan yang didasarkan atas terpenuhinya syarat-syarat ilmiah, terutama
menyangkut teori yang menunjang dan sesuai dengan bukti.
Jadi yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah adalah kesesuaian antara pengetahuan
dengan objek kesesuian ini didukung dengan syarat-syarat tertentu atau metode-
metode, juga didukung dengan teori yang menunjang dan sesuai dengan bukti.
Kebenaran ilmiah divalidasi dengan bukti-bukti empiris yaitu hasil pengukuran objektif
dilapangan.
TEORI KEBENARAN :
 Teori Kebenaran Korespondensi (penyesuaian)
Adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkorespondensi (berhubungan) terhadap fakta yang ada. Kebenaran atau suatu keadaan
dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.
Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.
Misalnya seseorang mengatakan “Matahari terbit dari Timur” maka pernyataan itu adalah benar,
sebab pernyataan tersebut bersifat faktual atau sesuai dengan fakta yang ada bahwa Matahari
terbit dari timur dan tenggelam diufuk barat.
 Teori Koherensi atau konsistensi
Berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Artinya pertimbangan adalah
benar jika pertimbangan itu bersifat konsisten dengan pertimbangan lain yang telah diterima
kebenarannya, yaitu menurut logika.
Misalnya, bila kita menganggap bahwa “maksiat perbuatan yang dilarang oleh Allah” adalah suatu
pernyataan yang benar. Maka pernyataan bahwa “mencuri perbuatan maksiat, maka mencuri
dilarang oleh Allah” adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan
yang pertama.
TEORI KEBENARAN :

 Teori Pragmatik
Teori ini juga dikenal dengan teori problem solving, artinya teori yang dengan itu dapat memecahkan segala aspek
permasalahan.
Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Apa yang diartikan dengan benar
adalah yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang tidak berguna (useless). Bagi para pragmatis, ujian
kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan.
Contoh : para ilmuan menemukan teknologi-teknologi baru untuk mempermudah pekerjaan manusia, telepon
genggam berupa smartphone contohnya. Penemuan dan pengaplikasian smartphone tersebut dikatakan benar
karena dapat berguna untuk mempermudahkan pekerjaan manusia.
 Teori Performatif
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang otoritas tertentu. Misalnya
mengenai penetapan 1 syawal. Sebagian muslim di indonesia mengikuti fatwa atau keputusan MUI. Sedangkan
sebagian yang lain mengikuti fatwa ulama tertentu atau organisasi tertentu.
SIFAT KEBENARAN ILMIAH :
 Struktur Rasional - logis
Sifat rasional (rationality) harus dibedakan dengan sifat masuk akal (reasonable). Sifat rasional
terutama berlaku untuk kebenaran ilmiah sedangkan masuk akal biasanya berlaku bagi
kebenaran tertentu diluar lingkup pengetahuan.
Contohnya: tindakan marah dan menangis atau semacamnya, dapat dikatakan masuk akal
sekalipun tindakan tersebut mungkin tidak rasional.
 Isi empiris
Kebenaran ilmiah perlu diuji kenyataannya yang ada. Bahkan sebagian besar pengetahuan
dan kebenaran ilmiah. Berkaitan dengan kenyataan empiris di alam ini. Spekulasi tetap ada
namun sampai tingkat tertentu spekulasi itu bisa dibayangkan sebagai nyata atau tidak
karena sekalipun sesuatu pernyataan dianggap benar secara logis, perlu dicek apakah
pernyataan tersebut juga benar secara empiris.
 Isi pragmatisme (dapat diterapkan).
Sifat ini berusaha menggabungkan kedua sifat kebenaran sebelumnya (logis dan empiris).
Maksudnya jika suatu pernyataan “benar” dinyatakan “benar” secara logis dan empiris maka
pernyataan tersebut juga harus berguna bagi kehidupan manusia, berguna berarti dapat
untuk membantu manusia memecahkan berbagai persoalan dalam hidupnya.
AGAMA SEBAGAI TEORI KEBENARAN:
 Manusia adalah mahluk pencari kebenaran, salah satu cara untuk menemukan suatu
kebenaran adalah melalui agama.
 Agama dengan karakteristiknya sendiri memberikan jawaban atas segala persoalan asasi
yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam, manusia maupun tentang tuhan. Kalau
ketiga teori kebenaran sebelumnya lebih mengedepankan akal,budi,rasio, dan reason
manusia maka dalam teori ini lebih mengedepankan wahyu yang bersumber dari Tuhan.
Kebenaran Ilmiah dari Sudut Pandang Subjektifitas :
 Subjektif berkaitan erat dengan keakuan. Dalam hal filsafat subjektif
berkaitan dalam segala hal, kesadaran manusia menjadi tolak ukur,
eksistensi, makna dan validitasnya
 Sifat rasional dan teruji bagi kebenaran ilmiah menghendaki
adanya kebenaran hanya sesuatu yang dapat diakalkan (logiskan)
dan dapat teruji. Berarti kebenaran ilmiah sangat menolak dengan
kebenaran mutlak. Sebab kebenaran ini kaitannya dengan
kebenaran yang datang dari tuhan bersumber dari wahyu yang
mengikat. Kebenaran yang datang dari tuhan bersumber dari
wahyu yang mengikat. Kebenaran yang rasional dan teruji akan
hanya memaparkan hal-hal empiris.
Kebenaran Ilmiah Dari Sudut Pandang Objektifitas:
 Kebenaran merupakan kesesuaian antara pengetahuan dengan
objeknya.
 Objek adalah sesuatu yang ihwalnya diketahui atau hendak
diketahui suatu objek yang ingin diketahui memiliki berbagai aspek
yang amat sulit untuk diungkapkan.
 Objek juga diartikan sebagai sesuatu yang dapat dilihat secara fisik,
disentuh, diindra, sesuatu yang dapat disadari secara fisik atau
mental, suatu tujuan akhir dari kegiatan atau usaha, suatu hal yang
menjadi masalah pokok suatu penyelidik.

Anda mungkin juga menyukai