Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENGGANTI PRESENTASI KELOMPOK 10

Anggota kelompok :

Nama : 1. Alfi Khoiriyah Nurhidayah (211002)


2. Dita Amalia Oktaviani (211003)
3. Nurul Vidia Ningsih (211019)
4.Qoiril Anif (211020)
Prodi : PAI Semester 1

Materi kelompok 6 : PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN


ILMU 1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia pada masa


penjajahan dipelopori dan diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Pada waktu itu masyarakat diperkenalkan pada persenjataan modern baik yang
ringan maupun yang berat berupa kendaraan tempur dan alat-alat transportasi
lainnya. Pemerintah kolonial Belanda menanamkan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan di sekolah-sekolah.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
setelah merdeka terbagi menjadi dua dekade. Pada dekade pertama, yaitu tahun
1945-1960, pada dekade ke 2 yaitu pada tahun 1976.
2. Hubungan Nilai-Nilai Pancasila dengan Pengembangan
Ilmu Pengetahuan
1. Sila pertaama Ketuhanan Yang Maha Esa

Dalam sila ini sangatlah penting yang berfungsi untuk memberika arahan
kepada para ilmuwan agar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi haruslah untuk tujuan kebaikan dan kemajuan bangsa Indonesia.
2. Sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dimana dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia haruslah ditujukan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.
3. Sila ketiga Persatuan Indonesia

1
Dimana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah
digunakan untuk mempersatukan bangsa, untuk memperkuatrasa
nasionalisme dan tidak digunakan untuk memecah bela bangsa
Indonesia.
4. Sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Dimana dalam pengembangan iptek setiap bangsa Indonesia memiliki
kebebasan untuk mempelajari, mengajarkan, dan mengembangan iptek
tapi dengan syarat bukan iptek yang dapat merugikan bangsa Indonesia.
5. Sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam pengembangan iptek haruslah menciptkan suatu ilmu dan
teknologi yang dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia serta dapat
meningkatkan taraf hidup dan kualitas.
3. Peranan Pancasila dalam Pengembangan IPTEK di Indonesia

1. Sebagai Filtrasi
Pancasila berperan sebagai filtrasi masuknya ilmu pengetahuan
dan teknologi dari negara lain yang tentunya mengandung budaya atau
nilai asing, Pancasila memfilter dengan lima silanya, sehingga Indonesia
mampu mempertahankan ciri khas atau integritas bangsa tanpa
ketinggalan zaman di era globalisasi.

2. Sebagai tolak ukur


Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
selalu bernilai positif maupun negatif, oleh karena itu Pancasila disini
berperan untuk mengukur baik buruknya perkembangan iptek tersebut.
3. Sebagai Alat Kontrol
Perkembangan iptek yang tidak terkontrol akan menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan. Dengan adanya
nilai- nilai pancasila dalam perkembangan iptek dapat mengontrol dan
memberi arahan kemanakah akan berkembang. Sebgai contoh adalah
teknologi industrialisasi pembuatan hormon insulin dari ekstraksi darah
babi. Teknologi tersebut dilarang masuk disebabkan bisa mencederai

2
perasaan terutama kaum muslim di Indonesia karena babi merupakan
binatang haram dalam ajaran islam.

4. Tantangan Pancasila dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi

Perkembangan kapitalisme yang menguasai perekonomian di dunia termasuk di Indonesia. Dalam


kapitalisme dan terdapat nilai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila, nilai-
nilai tersebut seperti merampas, merebut, berkompetisi, bebas dan tak ada
aturan. Sedangkan di Indonesia mengandung ekonomi pancasila yang
digunakan sebagai teknik ataupun ilmu dalam
perekonomian di Indonesia. Ekonomi yang di dalamnya terdapat demokrasi,
asas, kekeluargaan dan gotong royong dan terdapat pengawasan dari
pemerintah.

Materi kelompok 7 : PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

1. Pancasila Sebagai Sistem Etika

A. Pengartian Pancasila
Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya lima,
sedangkan sila artinya dasar atau peraturan tingkah laku yang baik, yang
penting atau senonoh. Jadi, Pancasila adalah lima dasar yang dijadikan acuan
dalam bersikap dan bertingkah laku.
B. Pengertian Sistem
Sistem nilai dalam pancasila adalah satu kesatuan nilai-nilai yang ada
dalam pancasila yang saling berkaitan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan
ataupun ditukar tempatkan karena saling berkaitan antara satu dengan yang
lain. Nilai-nilai yang dimaksud ialah :
1. Nilai Ketuhanan
2. Nilai kemanusiaan
3. Nilai persatuan
4. Nilai kerakyatan
5. Nilai Keadilan
C. Pengertian Etika

3
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq), kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlaq. D. Pancasila sebagai sistem etika
Etika merupakan cabang filsafat Pancasila yang dijabarkan melalui sila-sila
Pancasila dalam mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Etika Pancasila cenderung mendekati pada pengertian
etika kebajikan dalam sistem pemerintahan. Hal ini dikarenakan konsep
deontologis dan teologis terkandung di dalam Pancasila. Deontologi artinya
Pancasila mengandung kewajiban yang harus dilaksanakan oleh warga negara.
Teleologi artinya Pancasila menjadi tujuan dari negara Idonesia. Namun,
Pancasila tetap bersumber pada etika kebajikan.
2. Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika dalam Kehidupan
Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan permasalahan yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia diantaranya:
1. Masih terdapat kasus korupsi yang melemahkan sendi kehidupan negara.
2. Masih terdapat kasus terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga
menurunkan sikap toleransi dan menghambat integrase nasional.
3. Masih terjadinya pelanggaran atas arti HAM dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Terdapat kesenjangan antara kelompok miskin dan kaya serta masih
terdapatnya kaum marginal di beberapa wilayah yang merasa terasingkan.
5. Masih adanya ketidakadilan hukum dalam sistem peradilan di Indonesia.
6. Banyak terjadi pengingkaran dalam pembayaran pajak, dan sebagainya.

3. Konsep pancasila sebagai Sistem Etika dalam Kehidupan

Pancasila sebagai sistem etika memerlukan kajian kritis-rasional


terhadap nilai moral yang hidup agar tidak terjebak dalam pandangan yang
bersifat mitos. Misalnya korupsi terjadi karena pejabat diberi hadiah oleh
seorang yang membutuhkan sehingga urusannya lancar. Dia menerima hadiah
tanpa memikirkan alasan orang tersebut memberikan bantuan.
Sehingga tidak tahu kalua perbuatannya dikategorikan dalam bentuk suap.

4
4. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika
Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebagai
system etika meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai system etika berarti
menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi
penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap warga
negara.
2. Pancasila sebagai system etika memberi guidance bagi setiap warga
negara sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan, baik
local, nasional, regional, maupun internasional.
3. Pancasila sebagai system etika dapat menjadi dasar analisis bagi
berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga
tidak keluar dari semangat negara kebangsaan yang berjiwa Pancasila.
Pancasila sebagai system etika dapat menjadi filter untuk menyaring
pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai
dampak globalisasi yang memengaruhi pemikiran warga negara.
Materi Kelompok 8 : PANCASILA DALAM MENGHADAPI
PERSOALAN EKSTRIMISME DAN SARA A. Ektrimisme 1. Pengertian
Ekstrimisme
Ekstrimisme adalah paham atau kenyakinan yang sangat kuat terhadap
suatu pandangan yang melampaui batas kewajaran dan bertentangan dengan
hukum yang berlaku. Paham Ekstrimisme sering menggunakan cara atau
gerakan yan bersifat keras dan fanatic dalam mencapai tujuan. Ekstrimisme
mengakibatkan pertentangan- pertentangan antara satu dengan yang lain
menimbulkan perasaan saling mencurigai, sehingga mengakibatkan
perpecahan antara satu dengan yang lain. Seseorang dikatakan Ektrimisme
apabila :
1. Sangat antusias dan sangat berlebihan dalam tindakan yang tidak tepat,
karena terlalu memfokuskan diri pada interpretasi pribadi yang berlebihan
dalam melihat dunianya.
2. Hanya memperhatikan logika berpikir dari perilaku mereka sendiri,
pemikiran pihak lain lewat, dan cenderung closemind.
3. Tidak berempati terhadap pihak lain dan cenderung tidak manusiawi
terhadap korban mereka.

5
2. Penyebab terjadinya Ekstrimisme
Ekstrimisme disebabkan oleh aktifitas kelompok dan ideology yang
dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
a. Cataldo Neuberger and Valentini (1996 ), Pearlstein (1991) dan Post
(1990) mengatakan bahwa penyebab Ekstrimisme adalah
penyimpangan kepribadian/ mental disorder.
b. Tetapi Braungart dan Braungart (1992), Clenshaw (2000), Rabbie
(1991), Prass( 1994), dan Slike (1998), menolak pandangan tersebut,
mereka berargumentasi bahwa kepribadian bukanlah penyebab
Ekstrimisme.
c. Secara politik, perilaku Ekstrimisme dipandang bukan dari hasil
psycopathologi/ mental disorder melainkan karena adanya ideology
bersama yang kuat dan dolidarityas kelompok yang kokoh( aktifitas
kelompok).
3. Contoh- contoh Kasus Ekstrimisme
Beberapa contoh kasus Ekstrimisme politik sebagai berikut :
1. Kelompok teroris di Amerika Serikat
a) Kelompok Patriot/ Neonazi (berjumlah 5- 12 juta orang), yang
terlalu bangga dengan ras kulit putih, memandang kelompok miskin
sebagai akibat adanya amigran dan ras kulit hitam. Mereka
mengkambinghitamkan migrant dan ras kulit hitam sebagai
penyebab kemiskinannya.
b) Kelompok Identitas Kristen yang menganggap Kristen sebagai
agama paling besar.
2. Kelompok Ekstrimisme di Australia
One Nation Party ( kulit putih ) : musuh pertamanya lebih cenderung
migrant ( Asia) dari pada kulit hitam, karena kulit hitam di Australia
relative sedikit.
4. Peran Pancasila sebagai dasar Negara dalam mengatasi masalah
Ekstrimisme sendiri bias di upayakan dengan cara :
1. Memperkuat ketahanan nasional dalam bidang ideology yaitu dengan cara
menanamkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

6
2. Mengkaji pola pikir yang paling dalam dari ideology radikalisme global dan
membuktikan kekeliruan dan kelemahan dalil- dalil yang dianutnya, bukan
saja dari aspek internal tetapi juga dari aspek eksternal.
3. Meniadakan kondisi yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya
ideology tersebut, antara lain dengan menegaskan keadilan kebenaran,
menghargai harkat dan martabat manusia, mencegah terjadinya diskriminasi
dan mencegah pelanggaran HAM.
4. Mengambil tindakan yang tepat dan cepat terhadap anyaaksi- aksi
radikadikalisme didalamnya.
B. SARA 1. Pengertian SARA
SARA adalah suatu kegiatan yang dilakukan politikus dengan
memanfaatkan isu suku, agama, ras dan antargolongan ( SARA) untuk
mendapatkan simpati dari masyarakat saat pemilihan umum. Regulasi
penggunaan Isu SARA diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Politik SARA marak terjadi di Indonesia karena kaderisasi tidak berjalan dan
rekrut calon tidak dilakukan secara demokratis. Masalah yang timbul dalam
keberagaman masyarakat antara lain :
1. Timbulnya pertentangan antarbudaya
2. Kecemburuan Sosial
3. Sentimen Kedaerahan
4. Perubahan Nilai- nilai Budaya akibat Globalisasi
2. Cara mengatasi konflik SARA di Indonesia
1. Berdoa pada Tuhan Yang Maha Kuasa
2. Mengendalikan emosi
3. Jangan memanggil orang lain dengan julukan berdasarkan SARA
4. Jangan menghakimi dan berpikiran negative
5. Jangan memaksakan kehendak pada orang lain
Materi kelompok 9 : HUBUNGAN PANCASILA DALAM KAITANNYA
DENGAN RUMUSAN KEBAJIKAN DI BIDANG
EKONOMI DAN HUKUM
A. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses
lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh

7
bangsa Indonesia. Kata Pancasila berasal dari bahasa sansekerta. Panca berarti
lima dan Sila berarti prinsip dan asas. Pancasila berarti lima dasar atau lima sila.
Lima dasar tersebut adalah:
1. Ketuhanan yang maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
B. Penerapan Pancasila dalam kebijakan pemerintah dibidang Ekonomi dan
Hukum
1. Dibidang Ekonomi
Landasan operasional sistem ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila ditegaskan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 33, yang menyatakan beberapa hal berikut:
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh negara.
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya,
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional, diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawawasan lingkungan, kemandirian, serta
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
3. Dibidang Hukum
a. Pengembangan Lembaga Negara
Salah satu bentuk perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang
politik dan hukum adalah keberadaan lembaga negara. Lembaga
negara memiliki tugas untuk menjalankan pemerintahan negara yang
sesuai dengan UUD 1945 yaitu menjunjung tinggi HAM.
b. Penerapan Demokrasi

8
Sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia adalah demokrasi
pancasila. Artinya demokrasi ini bertumbuh dari nilai dan tradisi
budaya bangsa.

C. Implementasi Pancasila Dibidang Ekonomi dan Hukum


1. Bidang Ekonomi
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang,
sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas
dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan
Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang
humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara
luas. Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja
melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka
sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.
2. Bidang Hukum
Dengan menegaskan bahwa Implementasi konsep, prinsip dan nilai
Pancasila di bidang hukum mengharuskan pembuat undang-undang untuk
menggali nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat sesuai dengan inspirasi dan
kesadaran hukum masyarakat yang berkembang. Dalam hal telah disepakati
bahwa nilai-nilai Pancasila bersifat universal, yang menjadi persoalan pokok
adalah bagaimana nilai-nilai Pancasilayang universal itu dijabarkan dalam
bentuk norma-norma yang jelas dikaitkan dengan tingkah laku masyarakat
dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Materi kelompok 10 TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


BANGSA DAN NEGARA TERHADAP IDEOLOGI LAIN 1. Pengertian
Ideologi

Istilah Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ idein” dan “


logos”. Idein berarti memandang, melihat, ide dan cita- cita, sementara
logos adalah logika atau ilmu. Dari istilah ini, Ideologi adalah
seperangkat ide yang membentuk keyakinan dan paham untuk
mewujudkan cita- cita manusia.

9
2. Pancasila sebagai Ideologi Dasar Negara
Pancasila sebagai Ideologi Negara artinya seluruh warga Negara
Indonesia menjadikan Pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan. Nilai-
nilai yang ada pada setiap butir Pancasila harus dijadikan sebagai
pedoman dasar dalam melangsungkan kehidupan bernegara. Pada
hakikatnya Pancasila sebagai ideology Negara memiliki tiga dimensi
sebagai berikut:
1. Dimensi realitas: mengandung makna bahwa nilai- nilai dasar yang
terkandung dala
2. Dalam Idealitas: menandung cita- cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan yang
merangsang masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-
pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar yang terkandung di
dalamnya.
Pacasila sebagai ideologi negara memiliki peran yang konkret sebagai
berikut:
1. Sebagai penuntun warga Negara, artinya setiap perilaku warga Negara
harus didasarkan pada preskripsi moral.
2. Sebagai penolakan terhadap nilai- nilai yang tidak sesuai dengan sila-
sila Pancasila.
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi Negara adalah untuk memperlihatkan
peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sehingga ancaman-ancaman yang datang untuk negeri ini dapat
dicegah dengan cepat.
3. Pengaruh Ideologi di Era Globalisasi
Masuknya era globalisasi banyak fenomena dimana- mana ada batasan
seakan memudar dikarenakan terjadi berbagai perkembangan disegala aspek
kehidupan, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
terjadinya perkembangan aspek kehidupan khususnya di bidang IPTEK maka
manusia dapat mengetahui adanya perkembangan informasi dari luar negeri
maupun dalam negeri.

10
4. Tantangan Pancasila terhadap Ideologi Lain
Di tengah era globalisasi, ideologi yang bisa bertahan adalah ideologi
yang bisa menjaga keseimbangan antara kepentingan global dengan
kepentingan nasional. Artinya, ideologi yang bisa terus eksis adalah
ideologi yang bisa menempatkan kepentingan nasional tanpa ikut
terpengaruh nilai-nilai asing dari ideologi lain yang datang melalui
informasi global seperti siaran televisi, internet atau pertukaran jasa dan
barang lainnya.
Pancasila berhadapan dengan Ideologi Lain sebagai berikut:
1. Ideologi Liberalisme
Ideologi ini menekankan kepada kebebasan setiap golongan
untuk dapat mengekspresikan keinginannya sendiri tanpa ada larangan
dari pihak lainnya, Ciri- cirri Liberalisme:
1. Persamaan hak dan kesempatan adalah hal yang mutlak;
2. Setiap individu harus mendapat perlakuan yang setara dalam
berbagai bidang;
3. Kekuasaaan tertinggi adalah rakyat
4. Adanya hokum Negara yang diterapkan demi melindungi hak- hak
setiap warganya;
5. Penganut paham Liberalisme biasanya mentang dogmatism, yaitu
ajaran yang berdasarkan keyakinan tertentu.
2. Ideologi Komunisme
Dalam paham ini maka akan didahulukan kepentingan umum
dibandingkan kepentingan pribadi atau golongan. Dalam ideology ini
juga disebutkan bahwa segala hal yang terjadi dalam suatu Negara akan
dikuasai secara mutlak oleh Negara tersrbut.
3. Ideologi Sosiolisme
Sosiolisme merupakan ideology yang muncul sebagai respon
atas kemunculan ideology liberal dan kapitalisme pada akhur abad- 18
sampai awal abad- 19 M di wilayah benua Eropa seperti alnya
komunisme, sosiolisme pu muncul saat terjadinya revolusi industry di
Inggris. Sosialisme memiliki ciri yang khas yaitu kebersamaan antar
masyarakat, individu yang harus saling membantu antar individu

11
lainnya supaya tidak terjadi kesenjangan dan merasakan kesejahteraan
secara bersama-sama sehingga masyarakat yang hidup dalam sosialisme
sangat menjunjung tinggi adanya solidaritas.

12

Anda mungkin juga menyukai