Anda di halaman 1dari 22

Ukuran Kebenaran

Berfikirmerupakan suatu aktifitas


manusia untuk menemukan kebenaran.
Apa yang disebut benar oleh seseorang
belum tentu benar bagi orang lain.
Oleh karena itu diperlukan suatu ukuran
atau kriteria kebenaran.
Apa &Bagaimana Kebenaran
Ilmiah
• Apa yang dimaksud dengan Kebenaran
itu?
• Bagaimana teori untuk menguji
kebenaran?
• Bagaimana ciri-ciri kebenaran ilmiah?
Arti Kebenaran
Apa yang dimaksud benar itu?
1. Tidak salah, lurus, adil
 hitungannya benar., dst.
2. Sungguh-sungguh (cocok dengan keadaan, sah,
tidak bohong, sejati)
 kabar itu benar, dst.
3. sesungguhnya, memang demikian halnya.
 benar ia tidak bersalah, tetapi setidaknya ia mengetahui
perbuatan itu.
4. Sangat, sekali
 mahal benar mangga ini.
 Jadi pengertian benar itu tergantung konteksnya
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh
Purwadarminta ditemukan arti kebenaran yakni:

1) Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal


atau keadaan yang sesungguhnya), misal, kebenaran berita
ini masih saya sangsikan , kita harus berani membela
kebenaran dan keadilan,
2) Sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul-betul
demikina halnya dan sebagainya), misal, kebenaran-
kebenaran yang diajarkan oleh agama,
3) Kejujuran, ketulusan hati, misal, tidak ada seorangpun sangsi
akan kebaikan dan kebenaran hatimu,
4) Selalu izin, perkenan, misal, dengan kebenaran dengan
dipertuan,
5) Jalan kebetulan, misal, penjahat itu dapat dibekuk dengan
secara kebenaran saja
Tiga jenis kebenaran
 Kebenaranepistemologi (berkaitan dengan
pengetahuan manusia),
◦ Kadang-kadang disebut dengan istilah Veritas cognitionis
ataupun veritas logika;
 Kebenaran ontologis (berkaitan dengan sesuatu yang
ada atau diadakan),
◦ kadang-kadang disebut juga kebenaran sebagai sifat dasar
yang ada didalam objek pengetahuan itu sendiri
 kebenaran semantis (berkaitan dengan bahasa dan
tutur kata)
◦ kebenaran ini disebut juga kebenaran moral (veritas
moralis) karena apakah tutur kata dan bahasa itu
mengkhianati atau tidak terhadap kebenaran
epistemologikal ataupun kebenaran ontologikal tergantung
kepada manusianya yang mempunyai kemerdekaan untuk
menggunakan tutur kata ataupun bahasa itu.
Teori-teori Kebenaran ...

Korespondensi
Koherensi
Pragmatis
Sintaksis
Semantis
Non Deskripsi
Logis
Konsensus
KESAHIHAN/KEBENARAN
PENGETAHUAN
Di dalam epistemologi, ada beberapa teori
kesahihan pengetahuan, antara lain teori
kesahihan koherensi, teori kesahihan
korespondensi, teori kesahihan pragmatis, teori
kesahihan semantik, dan teori kesahihan logikal
yang berlebih-lebihan.
Teori Kesahihan koherensi (Coherence
Theory of Truth) menegaskan bahwa suatu
proposisi (pernyataan suatu pengetahuan) diakui
sahih jika proposisi itu memiliki hubungan dengan
gagasan-gagasan dari proposisi sebelumnya yang
juga sahih dan dapat dibuktikan secara logis
sesuai dengan ketentuan-ketentuan logika. teori
koherensi. Di mana suatu pernyataan dianggap
benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan-pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar.
Teori Kesahihan Korespondensi/ Saling Bersesuaian
(Correspondence Theory of Truth) mengatakan bahwa
suatu pengetahuan itu sahih apabila proposisi bersesuaian
dengan reaitas yang menjadi objek pengetahuan itu.
Kesahihan korespondensi itu memiliki pertalian yang erat
dengan kebenaran dan kepastian indrawi. Dengan demikian,
kesahihan pengetahuan itu dapat dibuktikan secara langsung.

Di mana suatu pernyataan adalah benar jika materi


pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi
(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan itu.
Contoh : penyataan “Ibu kota Republik Indonesia adalah
Jakarta” adalah benar karena bersifat faktual, sementara
pernyataan : Ibu kota Republik Indonesia adalah Bandung”
adalah salah karena tidak bersifat faktual.

Kedua teori di atas dapat dipergunakan dalam cara berpikir


ilmiah.
Teori Kesahihan Pragmatis (Pragmatical
Theory of Truth) menegaskan bahwa
pengetahuan itu sahih jikalau proposisinya
memiliki konsekuensi-konsekuensi kegunaan
atau benar-benar bermanfaat bagi yang
memiliki pengetahuan itu. Teori kesahihan
pragmatis adalah teori kesahihan yang telah
dikenal secara tradisional.
Teori ini menyatakan kebenaran suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan itu bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis Dalam teori ini , suatu
pernyataan di masa lalu benar, bisa saja
menjadi salah pada saat ini.
Teori Kesahihan Semantik (Semantic Theory of Truth)
adalah teori yang menekankan arti dan makna suatu proposisi.
Bagi teori kesahihan semantik, proposisi harus menunjukkan
arti dan makna sesungguhnya yang mengacu kepada relefan
atau realitas dan bisa juga arti definitif dengan menunjukkan
ciri khas yang ada.

Teori Kesahihan Logikal yang berlebih-lebihan (Logical


Superfluity Theory of Truth) hendak menunujukkan bahwa
proposisi logis yang memiliki term berbeda tetapi berisi
informasi sama tak perlu dibuktikan lagi, atau ia telah menjadi
suatu bentuk logik yang belebih-lebihan. Contoh: siklus adalah
lingkaran atau lingkaran adalah bulatan dan sebagainya.
Dengan demikian, proposisi lingkaran itu bulat tak perlu
dibuktikan lagi kebenarannya.
 Ketigateori pertama mempunyai perbedaan
paradigma. Teori koherensi mendasarkan diri pada
kebenaran rasio, teori korespondensi pada kebenaran
faktual, dan teori fragmatisme fungsional pada fungsi
dan kegunaan kebenaran itu sendiri.
 Tetapiketiganya memiliki persamaan. Yaitu pertama,
seluruh teori melibatkan logika, baik logika formal
maupun material (deduktif dan induktif), kedua
melibatkan bahasa untuk menguji kebenaran itu, dan
ketiga menggunakan pengalaman untuk mengetahui
kebenaran itu
Ciri-ciri Kebenaran Ilmiah

Tergantung objeknya
diperoleh dengan prosedur (relatif)
standart(metode ilmiah)
berusaha mengejar kebenaran objektif (ilmu-
ilmu kealaman) atau intersubjektif (ilmu-ilmu
sosial humaniora)
Validitas kebenarannya : relatif, hipotetis,&
koeksistensi
Logika
Logika : pengkajian untuk berfikir secara sahih.
Logika dipakai untuk menarik kesimpulan dari suatu
proses berpikir berdasar cara tertentu, yang mana
proses berpikir di sini merupakan suatu penalaran
untuk menghasilkan suatu pengetahuan.

 logis terbagi dua, yaitu : induksi dan deduksi


 Induksi merupakan suatu cara berpikir di
mana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
umum dari berbagai kasus yang bersifat
individual.
 Deduksi adalah suatu cara berpikir di mana
dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus.
Contoh induksi :
fakta memperlihatkan : kambing mempunyai mata,
gajah mempunyai mata, begitu pula singa, kucing
dan binatang-binatang lainnya. Secara induksi dapat
disimpulkan secara umum bahwa: semua binatang
mempunyai mata.

Contoh suatu pemikiran deduksi :


contoh berikut memakai pola berpikir yang
dinamakan silogismus, suatu pola berpikir yang
sering dipakai dalam menarik kesimpulan secara
deduksi.
 Semua mahluk mempunyai mata (Premis mayor)
 Si Polan adalah seorang mahluk (Premis minor)
 Jadi si Polan mempunyai mata (Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan secara deduksi harus
memenuhi syarat:
Premis mayor harus benar
Premis minor harus benar
Kesimpulan harus sahih (mempunyai
keabsahan)

Penalaran
 Penalaran merupakan hal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, karena dengan
adanya penalaran pada manusia, maka
manusia dapat seperti sekarang ini dan
menjadi penguasa di bumi, tempatnya hidup.
 Kemampuan menalar menyebabkan manusia
mampu mengembangkan pengetahuan yang
merupakan rahasia kekuasaannya.
Penarikan kesimpulan secara deduksi harus
memenuhi syarat:
Premis mayor harus benar
Premis minor harus benar
Kesimpulan harus sahih (mempunyai
keabsahan)
Penalaran
 Penalaran merupakan hal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, karena dengan
adanya penalaran pada manusia, maka
manusia dapat seperti sekarang ini dan
menjadi penguasa di bumi, tempatnya hidup.
 Kemampuan menalar menyebabkan manusia
mampu mengembangkan pengetahuan yang
merupakan rahasia kekuasaannya.
Manusia secara terus menerus, melalui ilmu
pengetahuannya, harus mengambil pilihan: mana
jalan yang benar mana yang salah, mana tindakan
yang baik mana yang buruk dan apa saja yang
indah dan apa saja yang jelek.

Manusia mampu mengembangkan pengetahuan


karena:
 Manusia mempunyai bahasa yang dapat
dipakai untuk berkomunikasi
 Manusia mempunyai daya nalar, yang dipakai
untuk mengembangkan pengetahuan dengan
cepat dan mantap menurut suatu alur pikir
tertentu
Hakikat Penalaran
Penalaran dapat dikatakan sebagai suatu
proses berpikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang
dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan
bukan dengan perasaan.
Berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan
pengetahuan yang benar.
Sebagai kegiatan berpikir, maka penalaran
mempunyai ciri-ciri tertentu:
 Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat
disebut logika
 Adanya proses analitik dari proses berpikirnya
Sumber Pengetahuan
Terdapat dua cara pokok untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar :
a. Berdasar kepada rasio
b. Berdasar kepada pengalaman (empiris)

 Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif


dalam penalaran. Premis yang dipakai dalam
penalaran didapat dari ide yang menurut
anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide ini
dianggap sudah ada sejak dahulu, jadi bukan
ciptaan manusia, yang mana manusia hanya
memperolehnya dari pemikirannya.
 Kaum empiris menyatakan sebaliknya, bahwa
pengalaman diperoleh dari pengalaman yang
kongkret, bukan hasil pemikiran yang abstrak
CARA MENEMUKAN KEBENARAN

1. Penemuan secara kebetulan


2. Penemuan coba dan ralat (trial and error
3. Penemuan melalui otoritas atau
kewibawaan
4. Penemuan secara spekulatif
5. Penemuan kebenaran lewat cara berfikir
kritis dan rasional
6. Penemuan kebenaran melalui penelitian
ilmiah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai