Kelas : S7D
NIM : 202043502479
Mata Kuliah : Ilmu Filsafat
c) Koherensi Intern
Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan
menunjukkan semua unsur structural di lihat dalam suatu struktur yang konsisten,
sehingga benar-benar merupakan internal structure atau internal relation.
d) Holistis
Yaitu tinjauan secara lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh, dimana objek
dilihat dari interaksi dengan seluruh kenyataannya. Identitas objek akan terlihat bila ada
korelasi dan komunikasi dengan lingkungannya.
e) Kesinambungan Historis
Jika ditinjau dari perkembangannya, manusia itu adalah makhluk historis. Manusia
disebut demikian karena ia berkembang dalam pengalaman dan fikiran. Dalam
perkembangan pribadi itu harus dapat dipahami melalui suatu proses kesinambungan.
f) Idealisasi
Idealisasi merupakan proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk
memperoleh hsil yang ideal atau sempurna.
g) Komparasi
Adalah usaha memperbandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga dapat
menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Komparasi dapat diadakan dengan objek lain yang
sangat dekat dan serupa dengan objek utama. Komparasi juga dapat diadakan dengan
objek lain yang sangat berbeda dan jauh dri objek utama. Dalam perbandingan itu
dimaksimalkan perbedaan-perbedaan yang berlaku untuk dua objek, namun sekaligus
dapat ditemukan beberapa persamaan yang mungkin sangat strategis.
h) Heuristika
Adalah metode untuk menemukan jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah.
Heuristika benar-benar dapat mengatur terjadinya pembaharuan ilmiah dan sekurang-
kurangnya dapat memberikan kaidah yang mengacu.
i) Analogikal
Adalah filsafah meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan dalam fakta dan data.
Dengan demikian, akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih terbatas
dengan yang lebih luas.
j) Deskripsi
Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskripsikan. Data yang dieksplisitkan
memungkinkan dapat dipahami secara mantap.
3) Prinsip metodologi “Verifikasi” yang dikemukakan oleh Alfed Jules Ayer dan prinsip
metodologi “Falsifikasi” oleh Karl Raimubd Popper
Dalam prinsip verifikasi Ayer, suatu pernyataan yang bermakna (meaningful) –yang dapat
dipahami secara kognitif– merupakan suatu pernyataan terbuka terhadap observasi dan dapat
diverifikasi secara empiris, atau dapat ditempuh suatu jalan untuk verifikasi dan observasi,
jika tidak, suatu pernyataan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai suatu pengetahuan
atau mencapai ilmu pengetahuan (dimana hal ini sangat selaras dengan tradisi positivisme
logis). Sebagaimana pernyataan Ayer, prinsip verifikasi berfungsi untuk menguji apakah
suatu kalimat mengekspresikan hipotesis empiris yang murni
Prinsip falsifikasi Popper menganut faham bahwa suatu teori hanya akan sangat bermakna
apa bila telah dapat difalsifikasi (dibuktikan salah), bukan hanya melalui proses pembuktian
kebenaran dengan melakukan verifikasi. Metodologi falsifikasi Popper membawanya pada
permasalahan bukan sekedar merujuk pada otoritas.
5) Jelaskan syarat-syarat definisi yang anda ketahui dan berikan contoh definisi yang
memenuhi syarat definisi yang benar
1. Penggunaan kata adalah, ialah, yaitu, merupakan, yaitu, dan yakni
2. Kalimatnya berisi penjelasan arti ataupun makna suatu objek
3. Digunakan dalam karya ilmiah untuk memberikan fakta
4. Digunakan dalam karya fiksi untuk menguatkan cerita
5. Maknanya tidak berubah jika kalimat dibalik (objek berada di awal maupun di akhir
kalimat)
6. Diakhiri tanda titik
Contohnya,
1) Buku tersebut ditulis dengan sangat kreatif sehingga menarik untuk dibaca.
2) Tidak baik bagi anak prempuan untuk keluar malam karena banyak bahaya saat
malam.
Penalaran deduksi merupakan proses nalar yang menarik kesimpulan yang bersifat
khusus dari hal-hal yang bersifat umum. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif
bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduanya bersama-sama. Umumnya penalaran
deduktif mengambil kesimpulan secara logis berdasarkan premis yang ditemukan.
Premis adalah asumsi, pemikiran, dan landasan kesimpulan yang dianggap benar.
Contohnya, Hamdan suka mengonsumsi makanan bergizi
7) Jelaskan ilmu itu bebas nilai dan ilmu tidak bebas nilai
Ilmu itu bebas nilai
Ilmu bebas nilai dalam bahasa Inggris sering disebut dengan value free, yang
menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom. Ilmu secara otonom tidak
memiliki keterkaitan sama seklai dengan nilai. Bebas nilai berarti semua kegiatan terkait
dengan penyelidikan ilmiah harus disandarkan pada hakikat ilmu itu sendiri.
a) Ontologis
Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari
metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah ontologi
adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang
yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan
yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.
b) Epistemologis
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu
pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan
yang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya. Objek telaah epistemologi
adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita mengetahuinya,
bagaimana kita membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi
ruang serta waktu mengenai sesuatu hal.
c) Axiologis
Demikian pula aksiologi pengembangan seni dengan kaidah moral, sehinggaketika seni
tari dangdut Inul Dartista memperlihatkan goyangnya di atas panggungyang ditonton
khalayak ramai, sejumlah ulama dan seniman menjadi berang.Dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, penemuan nuklirdapat menimbulkan bencana perang,
penemuan detektor dapat mengembangkan alatpengintai kenyamanan orang lain,
penemuan cara-cara licik ilmuan politik dapatmenimbulkan bencana bagi suatu bangsa,
dan penemuan bayi tabung dapatmenimbulkan bancana bagi terancamnya perdaban
perkawinan.
9) Jelaskan 6 sikap ilmiah yang harus dimiliki seorang ilmuan menurut Abbas Hamami
a) Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang diarahkan untuk
mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan menghilangkan pamrih atau
kesenangan pribadi.
b) Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuan mampu
mengadakan pemilihan terhadap segala sesuatu yang dihadapi.
c) Adanya rasa percaya yang laak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat
indra serta budi (mind).
d) Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan dengan merasa
pasti (conviction) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahalu telah mencapai
kepastian.
e) Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuan harus selalu tidak puas terhadap
penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan riset
sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya.
f) Seorang ilmuan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk
mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebih
khusus untuk pembangunan bangsa dan negara.
10) Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Pancasila sebagai paradigma pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia! Dengan mengacu pada Pancasila
sebagai Paradigma Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jelaskan
menurut anda setuju atau tidak setuju bahwa teknologi kloning dikembangkan di
Indonesia! Berikan alasannya!