Anda di halaman 1dari 8

HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN dan PENELITIAN

DISUSUN OLEH

Nama : Wilatri Marda

Nim : 171211315

Kelas : 3A Keperawatan

DOSEN PEMBIMBING: Afrizal, SKM, M,Kes

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

T. A 2019/2020
A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang yang
diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman inderawi. Pada hakikatnya pengetahuan itu
meliputi semua yang diketahui oleh seseorang tentang obyek tertentu. Pengetahuan yang
diperoleh dari pengalaman tentang segala hal yang baik maupun yang buruk . Hal ini menurut
M. Hatta disebut pengetahuan pengalaman. Dengan adanya pengetahuan yang diperoleh dari
proses mengetahui akan dapat mengembangkan kemampuan kita dalam berinteraksi dengan
dunia dan sekitarnya sehingga dapat memudahkan kehidupan kita. Pengetahuan itu
mencakup knowledge, science, seni, dan teknologi yang saling berkaitan erat satu dengan
yang lainnya.

Definisi tentang ilmu yang dikemukakan oleh para pakar diantaranya :

1. Moh. Nazir, Ph.D (1983:9) mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari suatu
pengetahuan, baik natural maupun sosial, yang sudah terorganisir serta tersusun
secara sistematik menurut kaidah umum.
2. Ahmad Tafsir (1992:15) memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan logis dan
mempunyai bukti empiris.
3. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa ilmu merupakan tanda
seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang sama dan
saling keterkaitan secara logis.
4. Pengertian ilmu secara positif adalah bebas aktif, dimana ilmu disini harus
bersifat mutlak dalam keadaan apapun dan dimanapun.
5. secara Normatif Ilmu mengandung arti mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu
dengan detail dan bisa di aplikasikan dalam hal nyata. Tetapi dalam hal ini Ilmu
tidak bisa bersifat mutlak akan ada perbedaan pendapat atau paradigma seseorang
tergantung cara pandang mereka menilai suatu ilmu.

Ilmu mempunyai karakteristik atau sifat yang menjadi ciri khas dari ilmu, yang
dikemukakan oleh beberapa pakar antara lain:

1. Randall dan Buchler mengemukakan ada beberapa ciri umum ilmu, yaitu : a. hasil
ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, b. hasil ilmu kebenarannya
tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan c. obyektif tidak tergantung pada
pemahaman secara pribadi.
2. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa salah satu sifat ilmu adalah
koheren yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan
metode pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable,
valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu
dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki
keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang memiliki
akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Selain itu dapat memberikan
daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
3. Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut :
a. obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak
berdasarkan pada emosional subyektif,
b. koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan;
c. reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan
tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi,
d. valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan
tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal maupun eksternal,
e. memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum,
f. akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi, dan g.
dapat melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya.

Sebuah pengetahuan dapat dikatakan ilmu apabila mempunyai syarat sebagai berikut:

1. Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan alam
(kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial). Ilmu mensyaratkan adanya
obyek yang diteliti. Lorens Bagus (1996) menjelaskan bahwa dalam teori skolastik
terdapat pembedaan antara obyek material dan obyek formal. Obyek formal
merupakan obyek konkret yang disimak ilmu. Sedang obyek formal merupakan aspek
khusus atau sudut pandang terhadap ilmu. Yang mencirikan setiap ilmu adalah obyek
formalnya. Sementara obyek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain.
2. Ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan dan
teknik tertentu. Metode ini dikenal dengan istilah metode ilmiah. Dalam hal ini, Moh.
Nazir, (1983:43) mengungkapkan bahwa metode ilmiah boleh dikatakan merupakan
suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang sistematis dari
fakta-fakta, maka metode ilimiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-
fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Almack (1939)
mengatakan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesutu interelasi.
3. Pokok permasalahan(subject matter atau focus of interest). ilmu mensyaratkan adanya
pokok permasalahan yang akan dikaji. Masalah-masalah itu akan berubah dengan
sendirinya dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit, dari sesuatu yang
sederhana menjadi sesuatu yang rumit, atau dari sesuatu yang kecil menjadi besar
sehingga akan sulit untuk dipecahkan. Sehingga masalah-masalah itu akan dibawa ke
dalam pembedahan ilmu, hal ini akan menjadi sesuatu yang diperselisihkan dan
diperdebatkan.

Cara Untuk Memperoleh Pengetahuan

Hakikat metodologi penelitian tidak terletak pada apa yang kita ketahui (atau
pengetahuan), tetapi pada bagaimana kita mengetahui, walupun pengetahuan dan cara
mengetahui adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Babbie menyatakan tentang
bagaimana kita mengetahui sesuatu yang dianggap benar adalah: part of what you know
could be called your aggrement reality: things you concide tobe real because you’ve been told
they are real. Another part is what could be called experiential reality: the things you know as
a fungtion of your direct experience. The first is a product of what people have told you, the
second of your own experience. Ada dua cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1. Melalui orang lain (agreement reality). Orang lain memberitahukan kepada kita, baik
secara langsung maupun melalui media, dan apa yang diberitahukan itu kita terima
sebagai sesuatu yang kita anggap benar, baik dari keluarga maupun di sekolah.
2. Pengalaman diri sendiri secara langsung (experiential reality). Pengalaman adalah
guru yang paling berharga. Pengetahuan dari pengalaman diperoleh dengan
mempelajari pengalaman kita sendiri.
Dalam upaya memperoleh pengetahuan dan memahami sesuatu, umumnya manusia
melakukan satu atau lebih metode untuk memperoleh pengetahuan. Secara garis
besar, metode yang biasa dilakukan untuk memperoleh pengetahuan berjumlah empat
metode. Metode ini biasa disebut sebagai metode memperoleh pengetahuan
atau methods of knowing, yaitu:
1. Metode keteguhan (tenacity). Dengan metode ini orang menerima suatu kebenaran
karena merasa yakin akan kebenarannya. Unsur keyakinan berperan dalam metode
ini. bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diterima sebagai kebenaran
karena keyakinan agama.
2. Metode otoritas. Sesuatu diterima sebagai kebenaran karena sumbernya mempunyai
otoritas itu. bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah diterima sebagai suatu
kebenaran karena sumbernya adalah Al-Qur’an.
3. Metode tradisi. Seseorang menerima suatu kebenaran dari tradisi yang berlaku di
dalam lingkungannya.
4. Metode trial and error. Pengetahuan dengan cara ini diperoleh melalui pengalaman
langsung. Sesuatu yang dianggap benar diperoleh sebagai hasil dari serangkaian
percobaan yang tidak sistematis.
5. Metode metafisik. Suatu pengetahuan yang dianggap benar diperoleh secara
metafisik. Jawaban terhadap masalah yang ditemukan dalam dunia empiris dicari di
dalam dunia supranatural, di dalam dunia transenden. Pengetahuan yang diperoleh
dari ajaran agama atau kepercayaan atau mistik termasuk dalam golongan ini.
6. Metode ilmiah. Metode ini dilakukan melalui proses deduksi dan induksi.
Permasalahan ditemukan di dalam dunia empiris, dan jawabannya juga dicari di
dalam dunia empiris melalui proses deduksi dan induksi yang dilakukan secara
sistematis. Moh. Nazir menyebutkan 6 kriteria pada metode ini, yaitu) berdasarkan
fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip-prinsip analisis,menggunakan
hipotesis, menggunakan ukuran obyektif, dan menggunakan teknik kuantitatif.
A. Pengertian Penelitian Ilmiah

Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan
gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan
bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian
adalah “mencari kembali”. Sedangkan penelitian ilmiah merupakan usaha untuk memperoleh
fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip menemukan, mengembangkan, dan menguji
kebenaran, dengan cara atau kegiatan mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data
(informasi/keterangan) yang dikerjakan dengan sabar, hati-hati, sistematis dan berdasarkan
ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah. Atau penelitian ilmiah merupakan proses tanya
jawab yang diperhatikan dari peristiwa-peristiwa empiris yang terdiri dari gejala alam dan
gelaja sosial dalam kerangka berpikir teoritis tertentu.

Menurut Kerlinger tentang pengertian penelitian dilihat dari segi prosesnya,


yaitu: Scientific research is systematic, controlled, empirical, and critical investigation of
hypotetical propositions about the presumed relations among natural phenomena. Definisi ini
menjelaskan bahwa proses penelitian itu pertama-pertama adalah menyusun hipotesis tentang
hubungan-hubungan yang diperkirakan terdapat di antara fenomena-fenomena itu. Ada empat
kriteria yang perlu dipenuhi dalam suatu penelitian ilmiah yaitu:

1. Penelitian dilakukan secara sistematis.


2. Penelitian dilakukan secara terkendali.
3. Penelitian dilakukan secara empiris.
4. Penelitian bersifat kritis.

Tipe Penelitian

Penelitian bertitik tolak pada pertanyaan bukan pernyataan. Jawaban dari suatu pertanyaan
akan dipertanyakan lagi, sehingga kita sampai pada pertanyaan yang paling mendasar.
Pertanyaan dasar tersebut menentukan tipe penelitian yang hendak dilaksanakan. ada 3
pertanyaan dasar yang menentukan tipe penelitian secara empiris, yaitu apa, bagaimana, dan
mengapa. Tipe-tipe penelitian, sebagai berkut:

1. Penelitian Eksploratif

Tipe penelitian eksploratif adalah tipe penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu
yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokan suatu gejala, fakta, dan
penyakit tertentu. Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya. Tipe penelitian ini
berhubungan dengan pertanyaan dasar yang pertama, yaitu apa. Pertanyaan ini ingin
mengetahui suatu gejala atau peristiwa dengan melakukan penjajakan terhadap gejala
tersebut.

2. Penelitian Deskriptif

Tipe penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yang kedua, yaitu bagaimana.
Pertanyaan ini ingin mengetahui bagaimana suatu peristiwa itu terjadi. Penelitian
deskriptif(descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau
fenomena-fenomena apa adanya.

3. Penelitian Eksplanatif

Tipe penelitian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar mengapa. Pertanyaan ini ingin
menjelaskan sebab peristiwa itu terjadi.

4. Penelitian Eksperimen

Tipe penelitian ini diperoleh dari hasil-hasil penemuan yang di mana datanya belum pernah
ada, sehingga harus diciptakan terlebih dahulu. Penelitian eksplanatif (explanative research)
ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel.
Dalam kehidupan kita menghadapi banyak hal, fakta, kegiatan, peristiwa, perkembangan,
konflik, dsb., yang dalam penelitian kita sebut variabel.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis disebut sebagai manfaat akademis. Yakni manfaat yang dapat membantu kita
untuk lebih memahami suatu konsep atau teori dalam suatu displin ilmu. Konsep atau teori di
sini biasanya hanya sebagaian kecil dari konsep atau teori yang dibangun oleh banyak
ilmuwan.

Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian
verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori muncul jika teori yang bersangkutan tidak bisa lagi
menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut
dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan, atau
merevisi teori yang bersangkutan. Secara teoritis penelitian berguna sebagai pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang bersifat terapan dan dapat segera digunakan untuk
keperluan praktis, misalnya memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, memperbaiki
suatu program yang sedang berjalan. Dalam manfaat praktis, peneliti juga harus bersifat
praktis, langsung pada persoalan dan spesifik. Penelitian bermanfaat untuk memecahkan
masalah-masalah praktis. Mengubah lahan kering menjadi lahan subur, mengubah cara kerja
supaya lebih efisien, dan mengubah kurikulum supaya lebih berdaya guna bagi pembangunan
sumber daya manusia merupakan contoh-contoh permasalahan yang dapat di bantu
pemecahannya melalui penelitian ilmiah. Secara praktis berguna sebagai upaya yang dapat
dipetik langsung manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai