Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

METODOLOGI PENELITIAN
“KONSEP DASAR PENELITIAN KEPERAWATAN”
(Hakikat Ilmu Pengetahuan Dan Penelitian, Pendekatan Penelitian (deduktif dan induktif),
Pengertian Metodelogi penelitian(berpikir dan bersikap ilmiahserta urgensi metodelogi
penelitian dalam perkembangan iptek), perkembangan metodelogi ilmu dan penelitian,
Mencari Kebenaran )

DOSEN PEMBIMBING :
Asmawati, S.Kp M.Kep

DISUSUN OLEH :

NAMA : DIKA ANGGRAINI


NIM : P 05120318013

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI SERJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Hakikat Ilmu dan Penelitian
Didalam hakikat ilmu dan penelitian terdapat pengetahuan. Pengetahuan ini
digunakan seseorang untuk melakukan penelitian, dengan mempunyai pengetahuan
yang tinggi maka seseorang dapat melakukan penelitian secara logis dan empiris.
Penelitian (riset) dan ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Penelitian ilmiah digunakan untuk kebutuhan ilmu pengetahuan; ilmu pengetahuan
tidak akan berkembang bila tidak menggunakan riset ilmiah.Riset ilmiah kepada ilmu
pengetahuan, antara lain:
• meng-upgrade
• membuat up to date dan canggih
• diaplikasi untuk kebutuhan masyarakat
1. Hakikat Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu “ ilm” yang artinya adalah memahami,
mengerti atau mengetahui. Ilmu dalam bahasa Inggris adalah “science” yaitu
sejenis pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap objek-objek
yang empiris; hal ini dapat berpengaruh pada kebenaran sains tersebut. Sebenarnya
banyak sekali pengertian atau definisi tentang ilmu, tetapi pada akhirnya mereka
menyimpulkan pada satu tujuan yang sama. Ilmu merupakan hal yang sangat
penting karena dengan adanya ilmu maka manusia tidak akan disebut bodoh,
dengan manusia memiliki ilmu maka segala apa yang diciptakan Allah swt. dapat
digunakan sebaik-baiknya. Tetapi kegunaan ilmu ini tergantung dari dari tujuan
manusia, karena dengan memiliki ilmu yang tinggi maka manusia dapat berbuat
semena-mena, jika tujuan manusia adalah untuk kebaikan dunia ini maka tidak
akan terjadi kekacauan dan perilaku-perilaku yang menyimpang.
Banyak sekali definisi tentang ilmu yang dikemukakan oleh para pakar diantaranya
:
a. Moh. Nazir, Ph.D (1983:9) mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari suatu
pengetahuan, baik natural maupun sosial, yang sudah terorganisir serta
tersusun secara sistematik menurut kaidah umum
b. .Ahmad Tafsir (1992:15) memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan logis
dan mempunyai bukti empiris.
c. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa ilmu merupakan tanda
seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang sama
dan saling keterkaitan secara logis.
d. Pengertian ilmu secara positif adalah bebas aktif, dimana ilmu disini harus
bersifat mutlak dalam keadaan apapun dan dimanapun.
e. secara Normatif Ilmu mengandung arti mendeskripsikan atau menjelaskan
sesuatu dengan detail dan bisa di aplikasikan dalam hal nyata. Tetapi dalam
hal ini Ilmu tidak bisa bersifat mutlak akan ada perbedaan pendapat atau
paradigma seseorang
tergantung cara pandang mereka menilai suatu ilmu.

Dari beberapa pengertian ilmu di atas dapat diperoleh gambaran bahwa pada
prinsipnya. Masalah-masalah yang sering datang dapat dijadikan tantangan bagi
manusia untuk menyelesaikannya dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang benar.
Ilmu mempunyai karakteristik atau sifat yang menjadi cirri khas dari ilmu, yang
dikemukakan oleh beberapa pakar antara lain:
1. Randall dan Buchler mengemukakan ada beberapa cirri umum ilmu, yaitu :
a. hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama,
b. hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan
c. obyektif tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi
.
2. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa salah satu sifat ilmu adalah
koheren yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan
metode pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable,
valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu
dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki
keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang memiliki
akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Selain itu dapat memberikan
daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.

3. Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut :


a. obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak
berdasarkan pada emosional subyektif,
b. koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan;
c. reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur
dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi,
d. valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur
dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal maupun
eksternal,
e. memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum,
f. akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi, dan
g. dapat melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya.

Pada umumnya, kita akan memperoleh pengetahuan tersebut melalui dua cara,
yaitu: melalui orang lain dan pengalaman diri sendiri secara langsung.Tetapi
pengetahuan juga dapat diperoleh dengan cara:
1. Akal sehat.
2. Otoritas.
3. Intuitif.
4. Logika.
5. Empiris.
6. Metode metafisik.
7. Metode ilmiah.

2. . Penelitian
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang
dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip
dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini
diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap
suatu masalah. Penelitian ini biasanya digunakan untuk sebuah karya ilmiah,
dimana di dalam karya ilmiah tersebut terdapat pernyataan-pernyataan yang
membutuhkan penelitian karena tidak memungkinkan untuk menggunakan akal.
kriteria penelitian ini terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan
agar hasilnya sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Ada empat kriteria yang
harus dipenuhi dalam sebuah penelitian, yaitu:1. Penelitian harus dilakukan
secara sistematis.2. Penelitian dilakukan secara terkendali.3. Penelitian dilakukan
secara empiris. 4. Penelitian bersifat kritis.
Jenis-jenis penelitian ini didasarkan pada tiga jenis, antara lain :
1. Jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuannya.Jenis penelitian ini, terdapat tiga
jenis diantaranya :
a) Penelitian Eksploratif
b) Penelitian Deskriptif
c) Penelitian Eksplanatif;
2. Jenis-jenis penelitian berdasarkan pendekatan.Penelitian berdasarkan
pendekatan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a) Penelitian Kuantitatif;
b) Penelitian Kualitatif;
Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya.Jenis penelitian ini didasarkan
menjadi tiga jenis antara lain:
a) Penelitian Dasar
b) Penelitian Evaluatif;
c) Penelitian Terapan;
Tujuan dari penelitian merupakan sebuah keinginan-keinginan seorang
peneliti atas hasil penelitian dengan menetengahkan indikator-indikator apa yang
hendak ditemukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini juga terdapat dua
tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Maksud dari tujuan umum adalah
menggambarkan secara singkat dalam satu kalimat terhadap apa yang ingin
dicapai melalui penelitian tersebut.
Sedangkan tujuan khususnya adalah merumuskan kalimat-kalimat tersebut
dalam bentuk item-item atau butir-butir yang secara spesifik mengacu kepada
pertanyaan-pertanyaan penelitian.Kegunaan dari sebuah penelitian ini merupakan
dampak dari tercapainya tujuan. Jika tujuan penelitian dapat tercapai, dan
rumusan masalah dapat terjawab secara akurat, maka kegunaan dari penelitiannya
adalah untuk menjelaskan tentang manfaat dari penelitian itu sendiri. Menurut
Nan Lin bahwa penelitian mempunyai dua manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoritis.
2. Manfaat Praktis.

B. Pendekatan penelitian ( Induktif – Deduktif)


Menurut Deirdre D. Johnston dan Scott W. Vanderstoep, pendekatan
merupakan desain prosedur dan rencana yang dimulai dari tahap hipotesis yang
berlanjut pada penghimpunan data, analisis dan kesimpulan. Sejatinya pendekatan
penelitian telah diklasifikasikan menjadi dua yakni pendekatan analisis dan
penghimpunan data.

Pendekatan data dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni pendekatan kuantitatif


dan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang menciptakan
gambaran kejadian yang diteliti secara deskriptif dan naratif. Sementara
pendekatan kuantitatif merupakan pengukuran secara numerik berdasarkan
kejadian yang sedang diteliti.
Tujuan dari pendekatan penelitian kualitatif ini bukan suatu generalisasi tetapi
pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif
berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.
Pendekatan penelitian kuantitatif adalah pendekatan yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, dipakai untuk meneliti pada populasi ataupun sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan alat ukur (instrumen) penelitian, analisa data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji dan membuktikan
hipotesis yang telah dibuat/ditetapkan. Secara umum metode kuantitatif terdiri
atas metode survei dan metode eksperimen.

Perbedaan Pendekatan Deduktif dan Induktif


• Ada kekhasan masing-masing antara penelitian dengan pendekatan deduktif dan
induktif.
• Penelitian deduktif memiliki kekhasan utama adalah adanya perumusan
hipotesis.
• Kekhasan utama pada penelitian induktif adalah dirumuskannya asumsi.
• Pendekatan deduktif menguji validitas hipotesis/teori
• pendekatan induktif berkontribusi pada lahirnya teori dan generalisasi baru.
C. Pengertian metodelogi penelitian, berfikir dan bersikap ilmiah serta urgensi
metodelogi penelitian dalam pengembangan IPTEK

Metode Penelitian Metode secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
methodos yang berarti cara atau jalan menuju suatu jalan. Secara terminologi,
menurut Rosady Ruslan (2008: 24) metode adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek
penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
Penelitian menurut Soerjono Soekanto adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis,
dan konsisten (Rasady Ruslan, 2008: 24).
Metodelogi penelitian adalah cara atu strategi menyeluruh untuk menemukan
atau memperleh data yang diperlukan. Metode penelitian harus dibedakan dari
teknik pengumpulan data yang merupakan teknik yang lebih spesifik untuk
memperoleh data.
Metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan
ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua
unsur penting yakni pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning). Metode
ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima
sebagai suatu kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau
diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan  fakta).
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur
keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah berarti
kegiatan penelitian didasarkan pada karakeristik keilmuan yaitu:
Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau
oleh penalaran manusia.
Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain
dengan menggunakan panca indera manusia.
Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis.

D. Perkembangan metodologi ilmu dan penelitian


Periode perkembangan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Rummel
yang dikutip oleh Prof. Sutrisno Hadi MA digolongkan sebagai berikut :
a. Periode Trial and Error Dalam periode ini diisyaratkan bahwa ilmu
pengetahuan masih dalam keadaan embrional periode ini orang menyusun
ilmu pengetahuan dengan cara mencoba- coba berulang kali sampai dijumpai
suatu pemecahan masalah yang dianggap memuaskan
b. Periode Authority and Tradition Pada periode ini kebenaran ilmu pengetahuan
didasarkan atas pendapat para pemimpin atauguasa waktu itu. Pendapat-
pendapat itu dijadikan ajaran yang harus diikuti begitu saja oleh rakyat banyak
dan mereka harus menerima bahwa ajaran tersebut benar. Di samping
pendapat para penguasa atau pemimpin, tradisi dalam kehidupan manusia
memang memegang peranan yang sangat penting di masa lampau dan
menentang tradisi merupakan hal yang tabu. Karenanya tradisi dipercaya
sebagai hal yang benar, sehingga tradisi menguasai cara berpikir dan cara kerja
manusia berabad-abad lamanya. Sebagai contoh, sampai pertengahan abad 20,
petani Jawa masih memegang tradisi bahwa mereka akan segera turun ke
sawah apabila telah melihat bintang biduk (gubuk penceng) sebagai pertanda
mulai turun hujan.
c. Periode Speculation and Argumentation Pada periode ini ajaran atau doktrin
para pemimpin atau penguasa serta tradisi yang bercakal dalam kehidupan
masyarakat mulai menggunakan dialektika untuk mengadakan diskusi dalam
memecahkan masalah untuk memperoleh kebenaran. Dengan kata lain,
masyarakat mulai membentuk kelompok-kelompok spekulasi untuk
memperoleh kebenaran dan menggunakan argumen-argumen. Masing-masing
kelompok membuat spekulasi dan argumen yang berbeda dalam memperoleh
kebenaran. Oleh sebab itu, pada saat ini orang terlalu mendewakan akal dan
kepandaian silat lidahnya, yang kadang- kadang dibuat-buta supaya tampak
masuk akal.
d. Periode Hypothesis and Experimentation Pada periode ini orang mulai mencari
rangkaian tata cara untuk menerangkan suatu kejadian. Mula-mula membuat
dugaan-dugaan (hipotesis-hipotesis), kemudian mengumpulkan faktafakta
kemudian dianalisis dan diolah, hingga akhirnya ditarik kesimpulan. Fakta-
fakta tersebut diperoleh dengan eksperimen atau observasi-observasi serta
dokumen-dokumen.

E. Mencari Kebenaran
Kebenaran dapat kita kajidan kita temukan melalui dua cara yakni, nalar sehat dan
metode ilmu pengetahuan. Melalui nalar sehat kita dapat mengontruksikan suatu
fenomena dengan logika, kita bisa melakukannya melalui asosiasi dan proses
belajar, misalnya kita melihat fenomena bahwa peserta didik yang memiliki
motivasi tinggi juga berpotensi untuk berprestasi, kita bisa menlogikan bahwa
hubungan antara motivasi dan prestasi adalah hubungan yang positif.

Suatu kebenaran ilmiah yang dihasilkan oleh suatu penelitian harus memenuhi
syarat-syarat (Nazir, 1999):
a. Bersifat koheren Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataaan
tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Sebagai contoh sapi saudara Budi akan mati; pernyataan
ini dapat dipercaya benar karena pernyataan tersebut koheren dengan
pernyataan bahwa semua hewan akan mati. Begitu pula kebenaran
matematika berdasarkan sifat koheren ini, karena dalil-dalil matematika
disusun atas dasar aksioma yang telah diketahui terlebih dahulu. Sifat
koheren dari suatu kebenaran dapat dibuktikan melalui proses berfikir
deduktif.
b. Bersifat koresponden Suatu pernyataan dianggap benar jika substansi
pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan
atau mempunyai korespondensi dengan keadaan objek yang sebenarnya
yang ingin diterangkan atau fakta dalam dunia nyata. Sifat koresponden
dari suatu kebenaran dapat diuji dengan menggunakan proses berfikir
induktif. Contohnya Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia; pernyataan
tersebut dapat dipercaya benar karena pernyataan yang bersangkutan
mempunyai korespondensi dengan faktualitas bahwa Jakarta adalah
memang ibu kota negara Indonesia.
c. Bersifat pragmatis Suatu pernyataan dipercaya benar karena pernyataan
tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis. Contohnya,
ada sebuah teori A dalam ilmu genetika hutan, dimana berdasarkan teori A
ini dapat dikembangkan teknik S untuk membuat jenis pohon tertentu
tahan terhadap kekeringan. Selanjutnya secara ilmiah telah dibuktikan
bahwa teknik S mampu membuat suatu jenis pohon tahan terhadap
kekeringan. Berdasarkan penemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
teori A dipercaya benar karena teori A adalah fungsional yang mempunyai
kegunaan dalam kehidupan praktis.
Dalam hal ini ada beberapa pihak yang berpendapat bahwa sifat
pragmatisme bukan syarat untuk dapat syahnya suatu kebenaran ilmiah,
akan tetapi lebih kepada mudah tidaknya suatu kebenaran diterima sebagai
kebenaran ilmiah, yakni suatu pernyataan yang benar akan mudah diterima
apabila pernyataan tersebut memiliki makna atau berfungsi dalam
kehidupan praktis

Anda mungkin juga menyukai