Anda di halaman 1dari 13

NAMA : MUHAMMAD RENALDI EMO PUTRA

NIM : 1630711011

PRODI : ADMINISTRASI PUBLIK 5C

MATKUL : METODE PENELITIAN KUANTITATIF

DOSEN : Dr. IKE RACHMAWATI, Dra., M.Si.

A. Pengertian Ilmu

Secara etimologi ilmu berasal dari Bahasa Arab ilm yang berarti memahami,
mengerti, atau mengetahui. Dalam Bahasa Inggris ilmu biasanya dipadankan dengan kata
science. Dalam bahasa Indonesia kata science (berasal dari bahasa latin dari kata scio,
scire yang berarti tahu) umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu
Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama (Jujun,
1998:39). Menurut para ahli definisi ilmu adalah sebagai berikut.
 Thomas Kuhn, ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak
penemuan, baik dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.
 Dr. Maurice Bucaille ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik
dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
 Menurut Hamid (2011) ilmu adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya
melalui metode-metode ilmiah. Oleh sebab itu, ilmu pada hakikatnya adalah
pengetahuan ilmiah. Seseorang yang telah memiliki ilmu atau pengetahuan
ilmiah dituntut memiliki sifat-sifat terbuka, jujur, teliti, kritis, tidak mudah
percaya tanpa adanya bukti-bukti, tidak cepat putus asa dengan pekerjaan atau
hasil karyanya.
 Menurut Dewey (1933) dalam Ardhana (1987) hakikat ilmu terletak bukan pada
simpulan yang dicapai. Melainkan pada metode observai, eksperimentasi, dan
penalaran matematikanya.
Menurut Hamid (2011), terdapat persyaratan ilmiah yang harus dipenuhi agar
pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu, yaitu:
(1) objektif berarti Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu
golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun
bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena
masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
kebenaran objektif, bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian.

(2) metodis merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi


kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani metodos yang berarti cara,
jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan
umumnya merujuk pada metode ilmiah.

(3) sistematis, dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu


objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan
logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu, dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
objeknya.

(4) universal, kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º.

B. Pengertian Pengetahuan

Secara etimologi, pengetahuan berasal dari Bahasa Inggris knowledge yang berarti

pengetahuan. Berdasarkan The Encyclopedia of Phylosophy, Edward (1972) dalam Hamid

(2011), pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).

Menurut Notoatmodjo (2007) dalam Hamid (2011), pengetahuan merupakan hasil dari tahu

dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010), ada 4 cara memperoleh pengetahuan yaitu

pengalaman pribadi, modus otorita, penalaran deduktif, dan penalaran induktif.

(1) Pengalaman pribadi

Ketika menghadapi suatu masalah, manusia akan mencari solusi dengan belajar dari
pengalaman masa lalunya. Sebagai contoh, seorang ibu telah mempunyai pengalaman
mengobati anaknya dengan suatu ramuan tradisional tertentu saat sakit. Ketika suatu waktu
anaknya sakit kembali, maka ibu tersebut akan mengobati anaknya dengan ramuan yang
sama.

(2) Modus otorita

Jika orang yang mempunyai wewenang atau pengetahuan tertentu memberikan penjelasan,
wajar orang lain mendengar dan mempercayainya. Sebagai contoh, penjelasan seorang dokter
tentang suatu penyakit akan dipercaya pasiennya. Begitu pula, guru yang mengajar di kelas
akan dipercaya muridnya.

(3) Penalaran deduktif

Dimulai dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal yang khusus. Penalaran deduktif
disebut juga silogisme, dan digunakan untuk menguji suatu kesimpulan. Silogisme terdiri
atas 3 hubungan, yaitu: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Sebagai contoh,
premis mayor: semua makhluk hidup akan mati. Premis minor: manusia adalah makhluk
hidup. Kesimpulan: semua manusia akan mati.

(4) Penalaran induktif

Dalam penalaran induktif pencarian pengetahuan dimulai dengan observasi terhadap


hal-hal khusus atau fakta konkret menuju hal-hal yang umum.

C. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman dan pengetahuan sejumlah


orang yang kemudian dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur.
Orang dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari ilmu pengetahuan justru oleh karena
ilmu pengetahuan disusun dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang sudah diuji
kebenarannya (Sutrisno, 2000). Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan baik sebagai suatu
hasanah pengetahuan yang terorganisasikan maupun sebagai suatu metode dan sistem untuk
menurunkan kebenaran. Tujuan pokok ilmu pengetahuan adalah pengumpulan dan
klasifikasi pengalaman dan pensistemikan pengalaman tersebut ke dalam sejumlah kecil
sistem pengetahuan yang luas, yaitu melalui suatu kerangka kerja terstruktur.

Syarat Ilmu Pengetahuan sebagaimana pendapat Vardiansyah (2008) dalam


bukunya Filsafat Ilmu Komunikasi, bahwa ilmu pengetahuan ilmiah harus memenuhi
tiga syarat, yaitu:

(1) sistematik, yaitu merupakan kesatuan teori-teori yang tersusun sebagai suatu
sistem.
(2) objektif atau intersubjektif, yaitu teori tersebut terbuka untuk diteliti oleh
orang lain/ahli lain, sehingga hasil penelitian bersifat universal.
(3) dapat dipertanggung jawabkan, yaitu mengandung kebenaran yang
bersifat universal, dengan kata lain dapat diterima oleh orang-orang lain atau
ahli-ahli lain.

D. Pengertian Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang salah satu tujuannya adalah


mengembangkan pengetahuan sedangkan ilmu merupakan bagian pengetahuan yang
mememnuhi kriteria tertentu yaitu rasional dan teruji.

E. Pengertian Variabel

Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Secara Teoritis, para ahli telah
mendefinisikan Variabel sebagai berikut :
 Menurut Hatch & Farhady (1981) variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau
obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
dengan obyek yang lain.
 Menurut Kerlinger (1973) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan
dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis
kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu
sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian,
Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Dalam terminologi Metodologik, dikenal beberapa macam variabel penelitian.
Berdasarkan hubungan antara satu variabel satu dengan variabel yang lain, maka macam –
macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

1. Variabel Independen (variabel bebas)


Variabel ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel
Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable Bebas. Dalam SEM
(Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen
disebut juga sebagai Variabel Eksogen. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat).
Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh :
“Pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka metode mengajar adalah
variabel independen (variabel bebas)
2. Variabel Dependen (Variabel terikat)
Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel
Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM (Structural Equation
Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai
Variabel Indogen. Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi
oleh variabel bebas/variabel independent.
Contoh :
“Pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka hasil belajar adalah variabel
dependen (variabel terikat)
3. Variabel Moderator
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan
Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Variabel Moderator
disebut juga Variabel Independen Kedua.
Contoh hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam
menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan
dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.

Motivasi Belajar Prestasi Belajar


(Variabel Independen) (Variabel dependen)

Iklim Belajar
(Variabel Moderator)

4. Variabel Intervening
Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “an intervening variable is that factor that
theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”.
Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel
Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya Variabel Terikat.
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap
umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang.
Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya
Lingkungan Tempat Tinggal.
5. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat
membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh :
Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Menyelesaikan Soal
cerita. Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode
Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya Standard
Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama
(tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama.

F. Pengertian Observasi

Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan observasi. Keunggulan
metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih
akurat dan sulit dibantah, banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan
observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci
kuesioner, kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan
memperbanyak observer, dan banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat
ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil
penelitian. Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung pada kemampuan pengamatan
dan mengingat, kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan, banyak kejadian dan
keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang
sangat rahasia, dan oberservasi sering menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan
menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.

G. Pengertian Angket atau kuesioner (questionnaire)

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat
pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan
jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang
harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan.
Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-
kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode
pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan
diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu
luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya
dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan
akan lebih tepat dan seragam. Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
 Kuesioner tertutup: Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban.
Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
 Kuesioner terbuka: Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru
memformulasikan jawabannya sendiri.
 Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup: Dimana pertanyaan tertutup kemudian
disusul dengan pertanyaan terbuka.
 Kuesioner semi terbuka: Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih
ada kemungkinan tambahan jawaban.

H. Pengertian Wawancara

Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk


memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan
cara tatap muka secara langsung dengan siswa. Selama proses wawancara petugas bimbingan
mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan
membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar ada dua
macam pedoman wawancara, yaitu:

1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya


memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat
diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak
tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban
responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan
tanda (check) pada nomor yang sesuai.

Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam
hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur,
kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian
jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan
mendalam.

I. Pengertian Studi Dokumenter (documentary sudy)


Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar maupun
elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan
dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi
dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk
kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil
analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.

Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam
arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode
dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode
dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.
Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda
check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum
ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.

J. Pengertian Otobiografi

Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat hidupnya
sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup keseluruhan hidupnya dimasa
lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja. Keunggulan metode ini adalah di
samping menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula pikiran dan perasaan
subjektif tentang kejadian tersebut, menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan
membantu siswa menyadari garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang, berunsur
subjektifitas sehingga siswa menggambarkan duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri
(internal frame of reference). Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur subjektifitas juga
menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa cenderung melebihkan-lebihkan
kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan orang lain secara berat sebelah dan
memerlukan waktu yang lama,
K. Pengertian Sosiometri

Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang jaringan sosial
dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50 orang, data diambil berdasarkan
preferensi pribadi antara anggota kelompok. Keunggulan metode ini adalah mungkin kelebihan
terbesar teknik sosiometri adalah teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai fungsi-
fungsi individu dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat diperoleh dari sumber
yang lain. Sedangkan kelemahan metode ini adalah perlu diketahui bahwa tes sosiometri, tidak
memberikan jawaban yang pasti. Tes ini hanya bisa memberikan indikasi struktur social atau
petunjuk bagi peneliti tentang individu pada periode tertentu, seluruh teori sosiometri atau
postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak tersangkal
kebenarannya, dan siswa cenderung memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa dia
akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan (sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan
antipati (psychogroup).

L. Pengertian Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Desain dalam perencanaan penelitian bertujuan untuk melaksanakan
penelitian, sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis maupun
dalam membuat kesimpulan.

M. Pengertian Teori

Pengertian teori secara umum adalah analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta
yang lain pada sekumpulan fakta-fakta yang disusun secara sistematis, logis (rasional), empiris
(kenyataan), juga simbolis dalam menjelaskan suatu fenomena. Defini Teori menurut para ahli.

 Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan
bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi. (JONATHAN H. TURNER)
 Teori adalah seperangkat ide, konstruk atau variabel, definisi, dan proposisi yang
memberikan gambaran suatu fenomena atau peristiwa secara sistematik dengan cara
menentukan hubungan antar-variabel. (Creswell)
 Teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep
tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena. (LITTLE JOHN &
KAREN FOSS)
 Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung suatu
pandangan sistematis dari suatu fenomena. (KERLINGER)
 Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau
kejadian. (NAZIR)

N. Pengertian Konsep

Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau
kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau
gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan sebagai
bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam kharakteristik. Konsep disebut
abstrak karena mereka menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu dalam ekstensi,
memperlakukan seolah-olah mereka identik, serta universal di mana mereka bisa diterapkan
secara merata untuk setiap extensinya.

O. Pengertian Kerangka Berfikir

Pengertian Kerangka Berpikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala yang
menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berpikir iini disusun dengan berdasarkan pada
tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau terkait. Kerangka berpikir ini
merupakan suatu argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis. Dalam merumuskan suatu
hipotesis, argumentasi kerangka berpikir menggunakan logika deduktif (untuk metode
kuantitatif) dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis premis dasarnya. Kerangka
berpikir ini merupakan buatan kita sendiri, bukan dari buatan orang lain. Dalam hal ini,
bagaimana cara kita berargumentasi dalam merumuskan hipotesis. Argumentasi itu harus
membangun kerangka berpikir sering timbul kecenderungan bahwa pernyataan-pernyataan
yang disusun tidak merujuk kepada sumber keputusan, hal ini disebabkan karena sudah habis
dipakai dalam menyusun kerangka teoritis. Dalam hal menyusun suatu kerangka berpikir,
sangat diperlukan argumentasi ilmiah yang dipilih dari teori-teori yang relevan atau saling
terkait. Agar argumentasi kita diterima oleh sesama ilmuwan, kerangka berpikir harus disusun
secara logis dan sistematis.
P. Pengertian Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba
mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji
apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam
upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang
telah teruji kebenarannya disebut teori. Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang
menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) yang
diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.
Referensi

 Basuki, Heru. 2006. Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan dan


Budaya.Jakarta: Tanpa Penerbit.
 Dani,Vardiansyah. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta:
Indeks.
 Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi.
 Hamid, Sudihati. 2011. Modul Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Ilmu.
(Online, http://gz316pdg.blogspot.com/2011/05/ilmu-pengetahuan-dan-
penelitian-ilmiah.html).
 Jujun S, Suriasumantri. 1998. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
 Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta :
Bumi Aksara Sukandarrumidi,2006. Metodologi Penelitian petunjuk Praktis
untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
 Sandjaja, B. dan Albertus Heriyanto. 2011. Panduan Penelitian. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya

Anda mungkin juga menyukai