REPUBLIK INDONESIA
BANYUWANGI,, 26
BANYUWANGI 26 APRIL 2017
Pokok Bahasan
PENDAHULUAN
PENGELOLAAN APBN
KESIMPULAN
KEMENTERIANKEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
PENDAHULUAN
33
TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Kesejahteraan Masyarakat
adil dan makmur
Instrumen fiskal - APBN
Pajak:
- mendukung belanja negara
- Memperbaiki
M b iki pemerataan
t
- Insentif usaha
Mengurangi
Kesenjangan
Bea Cukai:
- Penerimaan
- Pengendalian konsumsi
- Penjaga perbatasan
Mengentaskan - Fasilitasi investasi -
kemiskinan perdagangan
Belanja:
- Pendorong pertumbuhan
Menciptakan - Investasi
kesempatan kerja - produktivitas
Pertumbuhan
Ek
Ekonomii
KEMENTERIAN KEUANGAN 4
TANTANGAN EKONOMI DALAM NEGERI
KEMENTERIAN KEUANGAN 5
DISPARITAS PERTUMBUHAN ANTAR DAERAH
MASIH LEBAR
KALIMANTAN: 7.7% thd PDB
Pertambangan,
g Industri, Pertanian
Pertumbuhan PDRB, Q3, YoY Tingkat Kemiskinan Daerah, per September 2016
Source: BPS Source: BPS
KEMENTERIAN KEUANGAN 6
PERTUMBUHAN EKONOMI TELAH MEMBANTU MENCIPTAKAN
KESEMPATAN KERJA TETAPI BELUM OPTIMAL
Tingkat Pengangguran
Gini Ratio Angka Kemiskinan
Terbuka (TPT)
sumber: BPS
0,31 0,0
2007
2008
8
2009
9
2010
0
2011
2012
2013
2014
4
2015
2016
2007
8
2008
2009
9
2010
0
2011
2012
2013
4
2014
2015
2016
2007
7
2008
8
2009
9
2010
0
2011
2
2012
2013
3
2014
4
2015
5
2016
6
KEMENTERIAN KEUANGAN 7
APBN merupakan instrumen penting dalam
pengelolaan
p g ekonomi nasional
2.500 30
18,1 18,2 16,9 15,7 16,5 15,2 20 Transfer ke Daerah
2 000
2.000 dan Dana Desa
2.082,9 10
2.080,5
1.500 1.777,3 1.806,4
1.650,4 0 Belanja Pem Pusat
1.491,2
1.000 -10
-20
500 % thd PDB
-30
0 -40
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Investasi
Menjaga
Mendukung membangun Membangun
stabilitas dan
D
Daya B li
Beli produktivitas institusi
keamanan
dan daya saing
belanja legislatif
Gaji/Pensiun belanja infrastruktur Belanja Kemhan/TNI
(DPR DPD
(DPR, DPD, MPR)
(Rp343,4 T) (Rp387,7 T) (Rp108 T)
(Rp6,1 T)
Subsidi Masyarakat belanja pendidikan Belanja POLRI
Yudikatif (MA, MK,
/transfer keluarga (20% APBN) (Rp84 T)
Pengadilan seluruh
miskin belanja kesehatan
Indonesia)
(Rp204,6 T) ((5% APBN))
(Rp8 4 T)
(Rp8,4
belanja riset/litbang
Eksekutif (Pusat,
(Rp15,3 T)
Pemda)
KEMENTERIAN KEUANGAN 8
KEMENTERIAN KEUANGAN
PENGELOLAAN APBN
99
FUNGSI APBN
APBN merupakan:
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
(DPR)
Kesejahteraan
Rakyat
Teknokratis Alokasi
SINERGI FUNGSI
KEMENTERIAN KEUANGAN 11
Tantangan Pengelolaan APBN dan APBD
Penerimaan
Belanja Pembiayaan
Proyeksi & Sustainability
y
Komitmen
Estimasi
i i
Membuat estimasi Membuat keputusan Reformasi sektor
penerimaan yang akurat belanja yang strategis keuangan, e.g. Melalui
dan kredibel pendalaman pasar
Memprioritaskan belanja keuangan
produktif dan mendukung
Peningkatan kapasitas
pembangunan Mendukung keuangan
mengumpulkan
penerimaan negara Mengurangi kemiskinan, inklusif
kesenjangan dan
kesenjangan,
Rasio penerimaan pemerataan kesejahteraan Diimbangi dengan
perpajakan masih rendah stabilitas sistem
Memerangi inefisensi dan keuangan
korupsi
KEMENTERIAN KEUANGAN 12
SIKLUS APBN
KONSEP KEBIJAKAN RAPBN
PELAKSANAAN Arah Kebijakan dan Prioritas
JAN-
ANGGARAN DES JAN Pembangunan Nasional
KEPUTUSAN
PRESIDEN
SIKLUS
MAR SURAT BERSAMA
PENYUSUNAN
NOV
Rincian Alokasi Pagu Indikatif
Anggaran Belanja
Pemerintah Pusat
APBN
UNDANG-UNDANG OKT PERATURAN PRESIDEN
MEI
APBN MENGENAI RKP
PPKF, KEM, RKP
KEMENTERIAN KEUANGAN 13
MANDATORY SPENDING DAN FISCAL RULES
DALAM PENYUSUNAN APBN
KEMENTERIAN KEUANGAN 14
Tax Amnesty akan berdampak ke perekonomian jangka
pendek dan jangka panjang
KEMENTERIAN KEUANGAN 15
Reformasi di bidang Belanja Negara:
Penghematan belanja dan percepatan pelaksanaan kegiatan
TA 2016-2017 peningkatan efisiensi dan efektivitas
KEMENTERIAN KEUANGAN 16
Reformasi di Bidang Belanja Negara:
Peningkatan belanja dialokasikan kepada belanja yang lebih
produktif
Awal Komitmen
2017 : 2014
Reformasi Reformasi
asi Anggaran ((triliun rupiah)
450,0
416,1 Pendidikan
10,8%
400,0 375,5
387,3 Infrastruktur 117,7%
350,0 350 3
350,3
300,0
Aloka
250,0
200,0 177,9
150,0
0,0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: Kemenkeu
KEMENTERIAN KEUANGAN 17
Transmisi APBN ke Daerah
Pemerintah Pusat Daerah
MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY
Mendanai Dana Vertikal
PENDAPATAN
kewenangan di Daerah
Melalui 6 Urusan
Angg K/L
APBN BELANJA
Masuk APBD
Mendanai
Transfer
kewenangan
ke Daerah Dana Perimbangan
& Dana Desa Daerah Dana Otsus dan
(Desentralisasi) Penyesuaian
PEMBIAYAAN Pinjaman
KEMENTERIAN KEUANGAN 18
KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN DUKUNGAN PENDANAAN APBN
UNTUK PROVINSI JAWA TIMUR
*Tahun 2015
Provinsi Jawa Timur
Prov.Jatim Nasional
K i ki
Kemiskinan (%) 12 28
12,28 13 96
13,96
Peranan terhadap pembentukan
ekonomi provinsi (%)
14,74
25 23,3
50 41,5
20 38,3
15,3 40
15
23,1 30
10 18,921,3
12,7 20
5 0,9 1,6 7,2 5,8 9,9
0,5 0,7 10 6,3
0 0,7 1,0
Kantor Kantor Dekon TP UB 0
Pusat Daerah DBH DAU DTK D D
DanaDesa DID
2017 2016 APBN2017 APBN2016
KEMENTERIAN KEUANGAN 19
PENGGUNAAN ALOKASI APBN UNTUK PEMBANGUNAN PRIORITAS
BIDANG INFRASTRUKTUR DI PROVINSI JAWA TIMUR
(miliar rupiah)
Melalui Belanja K/L, antara lain: Melalui Transfer ke Daerah, antara lain:
NO PROYEK 2016 2017 NO PROYEK 2016 2017
DAK Transportasi
5 Infrastruktur Air Limbah 31,70 20,26 4 36,11 9,47
Perdesaan
Infrastruktur
Infrastruktur DAK Perumahan
DAK Perumahan dan
6 57,65 160,40 5 91,48
Persampahan Pemukiman
7 Infrastruktur Drainase 12,32 6 DAK Pertanian 304,49 114,35
DAK Kelautan
DAK K l t dan
d
8 Rumah Khusus 24,14 7 109,22 40,13
Perikanan
Peningkatan Rumah
9 59,97 107,35
Swadaya
KEMENTERIAN KEUANGAN 20
PENGGUNAAN ALOKASI APBN UNTUK BEBERAPA PRIORITAS
NASIONAL DI PROVINSI JAWA TIMUR
(miliar rupiah)
2016 2017
NO PRIORITAS NASIONAL
Anggaran Anggaran
BELANJA K/L
1 PKH 135,42
2 PBI JKN/KIS 4.105,14 4.105,56
3 KIP 1 365 65
1.365,65
NON K/L
1 Subsidi Pangan *) 3.675,42 3.913,69
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
1 Dana Desa 4.969,12 6.339,56
DAK Non Fisik: Dana Peningkatan kapasitas Koperasi
2
dan UKM
5,0 2,5
3 B t
Bantuan O
Operasional
i l Sekolah
S k l h 5 329 54
5.329,54 5 451 82
5.451,82
5 Tunjangan
j g Profesi Guru ((TPG)) 9.502,59
, 7.934,30
,
6 DAK Fisik Pendidikan 220,31 812,84
7 DAK Kesehatan dan KB 1.116,93 999,96
8 BOK dan BOKB 483,78 570,45
KEMENTERIAN KEUANGAN 21
KEMENTERIAN KEUANGAN
POKOK-POKOK
KEBIJAKAN APBN 2017
2222
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO APBN MERUPAKAN
INDIKATOR UTAMA DALAM PENYUSUNAN BESARAN APBN
Asumsi
Dasar
Ekonomi
M k
Makro
Pergerakan ADEM akan
mempengaruhi komponen Postur
APBN llainnya
i (Pendapatan,
(P d t
Belanja, dan Pembiayaan) Pendapatan
perlu pengendalian defisit agar Belanja
kesejahteraan
j masyarakat
y
terjamin
KEMENTERIAN KEUANGAN 23
Asumsi Makro tahun 2017 menyesuaikan kondisi
perekonomian global dan domestik terkini
Realisasi 2016 APBN 2017 Outlook 2017
Pertumbuhan
Ekonomi (%,yoy) 5,02 5,1 Naik
Inflasi
(%,yoy) 3,02 4,0 Naik
Tingkat
Ti k tBBunga
SPN 3 Bulan (%) 57
5,7 53
5,3 Naik
BERPENGARUH
TERHADAP
Nilai Tukar Depresiasi
(Rp/US$) 13 307
13.307 13.300
13 300 TRANSFER KE
DAERAH DAN
DANA DESA
Harga Minyak Mentah
Indonesia (US$/Barel) 40 45 Naik
Lifting Minyak
(ribu barel per hari) 829 815 Tetap
Lifting Gas
(ribu barel setara 1.180 1.150 Tetap 24
minyakKEUANGAN
KEMENTERIAN perhari)
KEBIJAKAN STRATEGIS APBN 2017
Optimalisasi pendapatan, Penguatan kualitas belanja & pengendalian risiko
1 2 3 4
5 6 7 8
Mendukung keberlanjutan Program 1 Juta Rumah (subsidi Penguatan desentralisasi Efisiensi birokrasi : tetap
JKN (cadangan bunga kredit perumahan, fiskal (DAK berbasis proposal, memberi THR dan Gaji
pembiayaan
bi R 3 6T)
Rp3,6T) b t
bantuan uang mukak & FLPP} Dana Desa dan DID) ke 13
ke-13
9 10 11 12
KEMENTERIAN KEUANGAN 25
Penerimaan perpajakan penyumbang terbesar
pendapatan negara dan peran PPh yang semakin besar
P i k t
Peningkatan t
tax base
b d
dan t
tax compliance
li
Optimalisasi kebijakan pengampunan pajak
APBN 2017 Intensifikasi melalui penggunaan teknologi informasi
Ekstensifikasi dan penguatan basis data perpajakan melalui
optimalisasi
ti li i pemanfaatan
f t data
d t pihak
ih k ketiga
k ti
peningkatan
i k t b l j produktif
belanja d ktif seperti
ti
pembangunan infrastruktur dan konektivitas
antarwilayah;
meningkatkan efisiensi dan penajaman
belanja non-operasional utamanya belanja
barang;
meningkatkan kualitas dan efektivitas program
perlindungan sosial dengan memperbaiki
sistem penyaluran dan akurasi data penerima;
memperkuat pelaksanaan program prioritas di
bidang pendidikan, kesehatan, kedaulatan
pangan dan energi,
energi kemaritiman dan
kelautan, serta pariwisata dan industri;
penyaluran subsidi dan program bantuan
sosial non-tunai yang lebih tepat sasaran,
1 315 5
1.315,5 antara lain melalui
melal i perbaikan basis data yang
ang
triliun rupiah transparan dan penataan ulang sistem
penyaluran subsidi
KEMENTERIAN KEUANGAN 27
Postur Transfer ke Daerah dan Dana Desa,
2016-2017
2016 2017
URAIAN Realisasi
APBN Pertumbuhan
Update thd Real
> Transfer ke Daerah 663,7 704,9 6,2
I. Dana Perimbangan 639,9 677,1 5,8
A Dana Transfer Umum
A. 475 9
475,9 503 6
503,6 58
5,8
1. Dana Bagi Hasil 90,5 92,8 2,5
a. Pajak 50,6 58,6 15,7
b. Sumber Daya
y Alam 39,9
, 34,2
, ((14,2)
, )
2. Dana Alokasi Umum 385,4 410,8 6,6
B. Dana Transfer Khusus 164,0 173,4 5,7
1. Dana Alokasi Khusus Fisik 75,2 58,3 (
(22,4)
)
2. Dana Alokasi Khusus Nonfisik 88,8 115,1 29,6
II. Dana Insentif Daerah 5,0 7,5 50,0
III. Dana Otsus dan Keistimewaan D.I.Y 18,8
, 20,3
, 8,2
A. Dana Otonomi Khusus 18,3 19,5 7,0
B. Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta 0,5 0,8 46,1
Dana Desa 46 7
46,7 60 0
60,0 28,5
Dana Transfer Umum ditingkatkan dan didorong seoptimal mungkin untuk peningkatan
kualitas layanan publik
Kebijakan
Kebijakan
j
Alokasi telah memperhitungkan pengalihan
Perluasan diskresi penggunaan DBH CHT, Dana
urusan pendidikan SMA/SMK dan urusan
Reboisasi dan 0,5% Tambahan DBH SDA Migas agar
penggunaan dana lebih optimal dan mengurangi lainnya dari kab./kota ke provinsi.
SiLPA. Formulasi 2017 memberikan afirmasi kepada
d
daerah hkkepulauan
l d
dengan meningkatkan
i k tk
Percepatan penyelesaian kurang bayar DBH sesuai
bobot luas wilayah laut, yaitu:
kemampuan keuangan negara
untuk provinsi naik dari 40% menjadi 45%
untuk kab/kota naik dari 45% menjadi 50%.
Untuk meningkatkan kualitas belanja dan Alokasi DAU Kab/kota tahun 2017 tidak turun
mendorong pembangunan ekonomi, minimal dibandingkan tahun 2016.
25% Dana Transfer Umum (DBH + DAU) digunakan Pagu DAU nasional dalam APBN tidak bersifat
untuk belanja infrastruktur layanan dasar publik final atau dapat berubah sesuai perubahan
yang berorientasi pada pengurangan kemiskinan PDN neto implikasi:
p daerah harus menyusun
y
dan pembangunan ekonomi strategi penyesuaian dalam APBDP TA 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN 29
Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (2):
DAK Fisik dan DAK Nonfisik
Alokasi dan Penyaluran Dana Transfer Khusus Berbasis Kinerja Pelaksanaan
DANA ALOKASI KHUSUS FISIK (DAK Fisik) DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK
Tujuan (DAK Nonfisik)
N fi ik)
mengatasi ketimpangan penyediaan infrastruktur layanan
publik Tujuan
mendukung operasional penyelenggaraan
Alokasi 2017 Rp58,3 T layanan
y p
publik
turun Rp16,9 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar Rp75,2 T
Alokasi 2017 Rp115,1 T
Kebijakan:
naik Rp 8,4 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar
berdasarkan usulan daerah dan diselaraskan dg prioritas Rp89,3 T
nasional dengan afirmasi untuk daerah tertinggal,
tertinggal
perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi. Kebijakan:
Sinkronisasi rencana kegiatan DAK Fisik antar Alokasi disesuaikan dengan kebutuhan riil
bidang/subbidang, antardaerah, dan antara DAK dengan di daerah, berdasarkan jumlah sasaran
pendanaan lainnya, dengan mengoptimalkan peran yang dibutuhkan untuk mencapai SPM,
SPM
Provinsi. terutama di bidang pendidikan dan
Petunjuk teknis ditetapkan dalam Perpres dan dapat berlaku kesehatan
lebih dari satu tahun. Juga diarahkan untuk meningkatkan
Penyaluran berbasis kinerja penyerapan dan pelaksanaan kapasitas koperasi dan usaha kecil dan
fisik, dan disalurkan melalui KPPN setempat guna efisiensi dan menengah, serta menjamin
meningkatkan governance: keberlanjutan dan keamanan Sistem
Administrasi Kependudukan (SAK)
Sinergi DJPK dan DJPB perubahan peraturan (PMK No.
terpadu
50/PMK.07/2017)) serta p
pembuatan aplikasi
p penyaluran
p y
Permintaan penyaluran dan verifikasi kepada unit yang
terdekat dengan daerah (governance lebih terjaga)
KEMENTERIAN KEUANGAN 30
Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (3):
Dana Insentif Daerah dan Dana Desa
Tujuan Tujuan
M
Memberikan
b ik rewards
d kepada
k d d daerah
h yang mendorong pertumbuhan ekonomi:
berkinerja baik dalam:
Menjaga tingkat konsumsi Rumah Tangga
kesehatan fiskal & pengelolaan keuangan
daerah. Peningkatan konektivitas melalui pembangunan
ppelayanan
y dasar p
publik. infrastruktur utk mendorong stabilitas harga dan
ekonomi dan kesejahteraan distribusi yang merata.
KEMENTERIAN KEUANGAN 31
Kecenderungan peningkatan TKDD ke daerah perlu
diikuti dengan peningkatan kinerjanya untuk
pembangunan daerah
(triliun rupiah)
776,3 764,9
47,0 60,0
623,1 729,3 704,9
573,7 20,8
513,3573,7 602 4
602,4
480 6
480,6
513,3 24,6
480,6 16,9
11,8
6,8 8,6
-1,5
KEMENTERIAN KEUANGAN 32
OUTPUT PENGGUNAAN DANA DESA
DANA
412.199 M 5.956 UNIT
JEMBATAN POSYANDU
30.280 UNIT
MCK
DESA 2.580 UNIT
POLINDES
BIDANG
15.948 UNIT PEMBANGUNAN 12.272 UNIT
AIR BERSIH SUMUR
64.563 UNIT
635 UNIT DRAINASE &
EMBUNG IRIGASI
KEMENTERIAN KEUANGAN 33
Anggaran pendidikan tetap dijaga 20% dengan fokus
pada peningkatan akses dan kualitas layanan pendidikan
Sasaran
KEMENTERIAN KEUANGAN 34
Anggaran kesehatan tetap dijaga 5% dengan fokus
memperkuat upaya promotif dan preventif, serta
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
100
KEMENTERIAN KEUANGAN 35
Anggaran infrastruktur meningkat signifikan melalui
peningkatan efisiensi belanja dan peningkatan earmark dana
transfer umum ((sekurang-kurangnya
g g y 25%))
rekonstruksi, pembangunan
pelebaran, dan (termasuk
pembangunan pembangunan
flyover/underpass/
y p 12 175
2 509
2.509 terowongan)
kilometer 16.615
meter
KEMENTERIAN KEUANGAN 36
Ekualisasi Pendapatan dan Belanja Antarwilayah untuk memperkuat
pelaksanaan Nawacita ketiga, desentralisasi fiskal dan otonomi daerah,
serta memperkokoh eksistensi NKRI
KALIMANTAN Triliun Rp SULAWESI Triliun Rp MALUKU dan PAPUA Triliun Rp
Kebijakan ekspansi anggaran di luar Jawa dimaksudkan untuk mendukung akselerasi pembangunan di luar Jawa
dalam mempercepat ekualisasi kemajuan antar wilayah
KEMENTERIAN KEUANGAN 37
Perubahan kebijakan pengelolaan TKDD
Penyaluran
P l TKDD
Penyempurnaan kriteria
bergantung
penerima DID
penyerapan anggaran Didasarkan kepada tata kelola
dan capaian output keuangan, pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat
sebelumnya
KEMENTERIAN KEUANGAN 38
Tantangan dan strategi APBN 2017 menuju pertumbuhan
ekonomi yang inklusif
KEMENTERIAN KEUANGAN 39
KESIMPULAN
Dengan sumber dana APBN dan APBD yang masih
terbatas, setiap rupiah belanja negara dan daerah harus
Adanya faktor ketidakpastian eksternal, menghasilkan output/outcome yang maksimal melalui:
menyebabkan perencanaan pendapatan negara
h
harus l bih realistis
lebih li ti dan
d k dib l
kredibel. Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pusat
dan daerah, (belanja K/L dan TKDD)
Perlu ruang penyesuaian bagi belanja negara,
termasuk TKDD: Optimalisasi penggunaan Dana Transfer Umum (DAU
dan DBH) sekurang-kurangnya 25% untuk belanja
Pagu DAU tidak final, sehingga dapat disesuaikan infrastruktur y
yang
g berorientasi p
pelayanan
y publik dan
p
apabila terjadi perubahan pendapatan negara pengurangan kemiskinan
Implikasinya: perlu strategi pengelolaan APBD
yang tepat dan peningkatan kapasitas pengelola Penyaluran Dana Transfer Khusus dan Dana Desa
keuangan daerah berbasis kinerja pelaksanaan (penyerapan dan
ketercapaian output) melalui KPPN agar lebih efisien
dan efektif
KEMENTERIAN KEUANGAN
40
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
DIREKTORAT PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
T E R I M A K A S I H
KEMENTERIAN KEUANGAN 41