Anda di halaman 1dari 5

A.

Sumber-sumber Pembiayaan APBD


Dari beberapa literatur yang telah kami kumpulkan dapat diketahui bahwahal-hal yang menjadi
sumber pembiayaan APBD adalah :
1.Pendapatan Asli Daerah, yakni dana dari pajak, retribusi serta badanusaha milik daerah
2. Dana Perimbangan, yakni dana yang berasal dari pusat yang bertujuan menciptakan
keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah danantara Pemerintah Daerah.
Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil(DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK). DBH bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Sedangkan DAU
dialokasikan untukProvinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk besaran DAK ditetapkan setiap tahun
dalam APBN. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khususyang
merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional (dari perpu no. 3 tahun 2005
tentang perubahan atas undang-undang nomor 32 tahun2004 tentang pemerintah daerah).
3. Pinjaman Daerah, misalnya pinjaman dari bank dan atau daerah/Negaralain.
4.Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, misalnya kerjasama denganinvestor asing (pihak ke
3)

B. Agenda Setting
1. Proses (agenda setting)
Dari bagan dan tabel di atas dapat dipahami bahwa agenda setting merupakantahap
awal dari sebuah proses pembuatan kebijakan publik. Agenda setting berasal(input) dari
masalah-masalah publik/masyarakat umum yang kemudian berkembangmenjadi masalah
kebijakan dan pada akhirnya diharapkan diberikan solusi olehpemerintah dengan pengadaan
sebuah kebijakan. Secara sederhana agenda settingdapat dimaknai sebagai sebuah proses
menentukan mana masalah dalam masyarakatyang perlu/pantas untuk dikembangkan menjadi
sebuah kebijakan.
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa tidak semua masalahumum akan
diputuskan sebagai masalah kebijakan dalam proses agenda settingada beberapa kriteria
masalah yang harus dipenuhi yakni (Kimber, 1974 ;Salesbury 1976; Sandbach, 1980;
Hogwood & Gunn, 1986) :
1. Telah mencapai titik kritis tertentu yang jika diabaikan akan menjadiancaman yang serius;
2.Telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang berdampakdramatis;
3.menyangkut emosi tertentu dari sudut kepentingan orang banyak (umat manusia) dan
mendapat dukungan media massa;
4.menjangkau dampak yang amat luas ;
5.mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat ;
6.menyangkut suatu persoalan yang fashionable (sulit dijelaskan, tetapi mudah dirasakan
kehadirannya).
Agenda setting itu sendiri terdiri dari 3 aktivitas utama yaitu :
a.Persepsi terhadap masalah
b. Pendefenisian masalah
c.Proses mobilisasi/pencarian dukungan terhadap masalah
Dari poin-poin tersebut dapat dilihat bahwa penentuan masalah kebijakanpada dasarnya
bersifat subjektif karena berasal dari persepsi para pelakukebijakan sendiri, itulah mengapa
masyarakat harus berusaha “sendiri” untukmeyakinkan para aktor bahwa masalah yang mereka
ajukan betul harusdikembangkan menjadi sebuah kebijakan. Untuk melakukan hal ini
masyarakatbiasa mengumpulkan massa untuk berunjuk rasa, meminta bantuan mediamassa
atau meminta bantuan lobi kepada para pakar/tokoh masyarakat yangmampu mempengaruhi
pemerintah.Selain itu dari poin ke 3 juga dapat dilihat bahwa sebuah masalah jugaharus
mendapatkan dukungan politis dari kelompok-kelompok kepentingandalam pemerintahan
(dimensi politik). Ini berarti masyarakat kadang haruskecewa tuntutan/keinginannya tak
dipenuhi hanya karena tak mendapatdukungan dari para kelompok kepentingan (elit) seperti
perwakilan partaitertentu, pemegang modal atau para pengusaha. Terakhir penulis ingin
mengingatkan sebuah hal, bahwa tak semuamasalah bisa menjadi masalah publik, tidak semua
masalah publik bisa menjadimasalah kebijakan, tak semua masalah kebijakan bisa masuk ke
agenda setting,dan tak semua masalah yang ada dalam agenda setting bisa menjadi
agendapemerintah yang akan melahirkan kebijakan public, semuanya butuh proses.

Berikut ini adalah sumber-sumber penerimaan pemerintah daerah (subnasional):

1. Retribusi (User Charges)


Dianggap sebagai sumber penerimaan tambahan, tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan efisiensi dengan menyediakan informasi atas permintaan bagi
penyedia layanan publik, dan memastikan apa yang disediakan oleh penyedialayanan
publik minimal sebesar tambahan biaya (Marginal Cost) bagi masyarakat.Ada tiga
jenis retribusi, antara lain:
1. Retribusi Perizinan Tertentu (Service Fees)
seperti penerbitan surat izin(pernikahan, bisnis, kendaraan bermotor) dan
berbagai macam biaya yangditerapkan oleh pemerintah daerah untuk
meningkatkan pelayanan.Pemberlakuan biaya/tarif kepada masyarakat atas
sesuatu yang diperlukanoleh hukum tidak selalu rasional.
2. Retribusi Jasa Umum (Public Prices)
adalah penerimaan pemerintahdaerah atas hasil penjualan barang-barang
privat, dan jasa. Semua penjualan jasa yang disediakan di daerah untuk dapat
diidentifikasi secara pribadi dari biaya manfaat publik untuk memberikan
tarif atas fasilitashiburan/rekreasi. Biaya tersebut seharusnya diatur pada
tingkat kompetisiswasta, tanpa pajak, dan subsidi, di mana itu merupakan
cara yang palingefisien dari pencapaian tujuan kebijakan publik, dan akan
lebih baik lagi jika pajak subsidi dihitung secara terpisah.
3. Retribusi Jasa Usaha (Specific Benefit Charges)
secara teori, merupakan cara untuk memperoleh keuntungan dari pembayar
pajak yang kontras, seperti Pajak Bahan Bakar Minyak atau Pajak bumi dan
bangunan.
2. Pajak bumi dan bangunan (Property Taxes)
Pajak Property (PBB) memiliki peranan yang penting dalam hal keuangan
pemerintah daerah, pemerintah daerah di kebanyakan negara berkembang
akanmampu mengelola keuangannya tapi hak milik berhubungan dengan pajak
property. Jika pemerintah daerah diharapkan untuk memerankan bagian penting
dalam keuangan sektor jasa (contoh: pendidikan, kesehatan), sebagaimanaseharusnya
mereka akan membutuhkan akses untuk sumber penerimaan yanglebih elastis.
3. Pajak Cukai (Excise Taxes)
Pajak cukai berpotensi signifikan terhadap sumber penerimaan daerah, terutama
alasan administrasi dan efisiensi. Terutama cukai terhadap pajak kendaraan. Pajak
tersebut jelas dapat dieksploitasi lebih lengkap daripada yang biasanya terjadi
disebagian besar negara yaitu dari perspektif administratif berupa pajak bahan bakar
dan pajak otomotif. Pajak bahan bakar juga terkait penggunaan jalan, dan efek
eksternal seperti kecelakaan kendaraan, polusi, dan kemacetan. Swastanisasi jalan tol
pada prinsipnya dapat melayani fungsi pajak manfaat, didasarkan pada fitur umur dan
ukuran mesin kendaraan (mobil lebih tua, dan lebih besar biasanya memberikan
kontribusi lebih kepada polusi), lokasi kendaraan (mobil di kota-kota menambah
polusi, dan kemacetan), sopir catatan (20 persen dari driver bertanggung jawab atas
80 persen kecelakaan), dan terutama bobot roda kendaraan (berat kendaraan yang
pesat lebih banyak kerusakan jalan, dan memerlukan jalan yang lebih mahal untuk
membangun).
4. Pajak Penghasilan (Personal Income Taxes)
Diantara beberapa negara di mana pemerintah sub nasional memiliki peran
pengeluaran besar, dan sebagian besar otonom fiskal adalah negara-negara Nordik.
Pajak pendapatan daerah ini pada dasarnya dikenakan pada nilai yang tetap. Pada
tingkat daerah didirikan basis pajak yang sama sebagai pajak pendapatan nasional
dan dikumpulkan oleh pemerintah pusat.
Sumber-Sumber Penerimaan Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD), meliputi pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD,
dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
Dana Perimbangan, terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi
Khusus.
Lain-lain pendapatan yang sah, seperti : pendapatan hibah, pendapatan dana darurat, dana bagi
hasil pajak dari provinsi ke pada kabupaten/kota, dana penyesuaian, dan dana otonomi khusus
Sumber-Sumber Pengeluaran Daerah
Belanja aparatur daerah
Belanja layanan daerah
Dana Bagi Hasil
Belanja tidak terduga

Sumber Penerimaan Daerah


a. Pendapatan asli daerah,
yaitu penerimaan-penerimaan yang diperoleh dari pungutan-pungutan daerah, seperti: pajak daerah,
restribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah, keuntungan dari perusahaanperusahaan milik
daerah, dan lainlain.
b. Dana perimbangan
adalah dana yang dialokasikan dalam APBN untuk daerah. Dana perimbangan meliputi dana bagi hasil,
dana alokasi umum, dan alokasi khusus.
1) Dana bagi hasil, yaitu dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah sebagai
bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam di daerah oleh negara.
2) Dana alokasi umum, yaitu dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah
dengan tujuan sebagai wujud dari pemerataan kemampuan keuangan antara daerah.
3) Dana alokasi khusus, yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah
tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus daerah yang disesuaikan dengan prioritas
nasional.
c. Pinjaman daerah.
d. Penerimaan lain-lain yang sah.

Pembelanjaan Daerah
Adanya otonomi daerah (sistem desentralisasi) maka jenis jenis pembelanjaan tiap-tiap daerah akan
berbeda-beda yang diwarnai dan disesuaikan dengan kondisi dan keunikan yang dimiliki oleh setiap
daerah. Secara umum jenis-jenis pembelanjaan daerah dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Belanja rutin,
yaitu pengeluaran yang secara rutin dibelanjakan oleh pemerintah daerah, antara lain, untuk
1. belanja gaji,
2. belanja barang,
3. belanja pemeliharaan, dan
4. belanja perjalanan dinas.
b. Belanja pembangunan,

yaitu semua jenis pengeluaran untuk kegiatan pembangunan di daerah, yang meliputi pelaksanaan
proyek fisik dan nonfisik.

Anda mungkin juga menyukai