Anda di halaman 1dari 11

A.

PENGERTIAN ILMU, PENGETAHUAN, DAN ILMU PENGETAHUAN

1. Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab, ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengerti, memahami
benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science; dari bahasa Latin scientia (pengetahuan)-
scire (mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa Yunani adalah episteme. Menurut
Kamus Bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Definisi ilmu menurut para ahli diantaranya adalah :
1. Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan
hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut
kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
2. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional,
umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
3. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan
konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
4. Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu
sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip
tentang hal yang sedang dikaji.
5. Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan
dan suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor
ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh pancaindrea manusia.
6. Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia
mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan
kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
7. The Liang Gie dalam Surajiyo memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas
penelaahan yang mencari suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional
empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis
yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia. Menurut The Liang Gie,
ilmu adalah pemaparan menurut tiga ciri pokok sebagai rangkaian kegiatan manusia (proses),
sebagai tertib tindakan pikiran (prosedur), dan sebagai keseluruhan hasil yang dicapai
(produk). Ilmu dapat dipahami sebagai aktivitas penelitian, metode kerja (metode ilmiah),
dan hasil pengetahuan (pengetahuan sistematis).
8. Archie J. Bahm, definisi ilmu pengetahuan melibatkan enam macam komponen, yaitu
masalah (problem), sikap (attitude), metode (method), aktivitas (activity), kesimpulan
(conclusion), dan pengaruh (effects).
9. Menurut Hoover ilmu adalah “seperangkat aturan dan bentuk guna penelitian yang
diciptakan oleh orang-orang yang menghendaki jawaban yang handal”.
10. Poedjawijatna berpendapat bahwa ilmu adalah “deskripsi data pengalaman secara lengkap
dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rumus-rumus yang sederhana”.
11. Van Peursen mengemukakan bahwa “ilmu bukan abstraksi lagi tetapi kesatuan metode yang
melingkupi segala-galanya dan dalam kesatuan itu setiap ilmu memperoleh tempatnya”.

Dari pendapat di atas dapat diketahui pengertian ilmu, yaitu sebagai berikut.
 Berisi deskripsi data pengalaman
 Tersusun secara metodis dalam rumusan yang mudah dipahami
 Diciptakan secara sengaja untuk memperoleh jawaban yang handal mengenai persoalan alam
dan sosial.

2. Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge.
Dalam encyclopedia of phisolopy dijelaskan bahwa definisi pengeahuan adalah kepercayaan
yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara terminologi, menurut Drs. Sidi
Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pengetahuan berasal
dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tahu memiliki arti antara lain
mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dan sebagainya), mengenal dan mengerti.
Definisi pengetahuan menurut beberapa ahli:
1. Mubarak, mendefinisikan pengetahuan sebagai segala sesuatu yang diketahui berdasarkan
pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah sesuai dengan proses
pengalaman yang dialaminya.
2. Bloom, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
3. Sidi Gazalba menjelaskan bahwa pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan
tahu. Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk mengatakan apabila seseorang
mengenal tentang sesuatu. Dalam hal ini, suatu hal yang menjadi pengetahuannya selalu
terdiri dari 1) unsur yang mengetahui, 2) hal yang ingin diketahui, dan 3) kesadaran
mengenai hal yang ingin diketahui tersebut. Artinya, pengetahuan selalu menuntut adanya
subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal
yang ingin diketahuinya.
Burhanuddin Salam mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada
empat, yaitu:
a. Pengetahuan biasa
Pengetahuan biasa yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah
common sense dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di
mana ia menerima secara baik. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air
dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, dan sebagainya.
b. Pengetahuan ilmu
Pengetahuan ilmu yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Ilmu pada prinsipnya
merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu
pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari,
kemudian dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan
berbagai metode.
c. Pengetahuan filsafat
Pengetahuan filsafat yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan
kedalaman kajian tentang sesuatu, dan biasanya memberikan pengetahuan yang lebih
menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu, dan biasanya memberikan
pengetahuan yang reflektif dan kritis.
d. Pengetahuan agama
Sidi Gazalba menjelaskan bahwa pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil
pekerjaan tahu. Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk mengatakan apabila
seseorang mengenal tentang sesuatu. Dalam hal ini, suatu hal yang menjadi pengetahuannya
selalu terdiri dari 1) unsur yang mengetahui, 2) hal yang ingin diketahui, dan 3) kesadaran
mengenai hal yang ingin diketahui tersebut. Artinya, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek
yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal yang ingin
diketahuinya.Pengetahuan agama yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan melalui
para utusan-Nya, yang bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.Pengetahuan
agama yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan melalui para utusan-Nya, yang
bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.

3. Ilmu Pengetahuan
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa: “ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah
kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang yang
dipadukan secara harmonik dalam suatu bangunan yang teratur”.
Menurut The Liang Gie dalam Surajiyo, ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah
mempunyai lima ciri pokok, yaitu:
1) Empiris; pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.
2) Sistematis; berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu
mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
3) Objektif; ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan
pribadi.
4) Analitis; pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian
yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian
itu.
5) Verifikatif; dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga.

Van Melsen mengemukakan ada delapan ciri yang menandai ilmu, yaitu sebagai berikut:
1) Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis
koheren.
2) Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab
ilmuwan.
3) Universalitas ilmu pengetahuan.
4) Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi oleh prasangka-
prasangka subjektif.
5) Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan,
karena itu, ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.
6) Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah bila mengandung pertanyaan
baru dan menimbulkan problem baru lagi.
7) Kritis, artinya tidak ada teori yang difinitif; setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan kritis
yang memanfaatkan data-data baru.
8) Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan
praktis.

Sifat ilmiah tersebut dapat diwujudkan apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Ilmu harus mempunyai objek; berarti bahwa kebenaran yang hendak diuangkapkan dan
dicapai adalah persesuaian antara pengetahuan dan objeknya.
2) Ilmu harus mempunyai metode; ini berarti bahwa untuk mencapai kebenaran yang objektif,
ilmu tidak dapat bekerja tanpa metode yang rapi.
3) Ilmu harus mempunyai sistematis; ini berarti bahwa dalam memberikan pengalaman,
objeknya dipadukan secara harmonis sebagai suatu kesatuan yang teratur.
4) Ilmu bersifat universal; ini berarti bahwa kebenaran yang diungkapkan oleh ilmu tidak
mengenai sesuatu yang bersifat khusus, melainkan kebenaran itu berlaku umum

4. Perbedaan Ilmu, Pengetahuan, dan Ilmu Pengetahuan


Ilmu bersifat teratur dan sistematis, sementara pengetahuan adalah campur aduk
dari berbagai fakta. Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis,
sedangkan pengetahuan belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji. Ilmu
menerapkan cara dan metode khusus untuk membuktikan pengetahuan yang benar
dan tepat, tetapi pengetahuan bersumber dari pengamatan yang tidak mempunyai metode
tertentu. Ilmu lebih tepat dan terorganisir dari pada pengetahuan. Ilmu lebih bersifat objektif
karena berdasarkan pada bukti empiris dan pengetahuan bersifat lebih subjektif karena
berdasarkan asumsi yang belum teruji. Pengetahuan bersifat lebih luas karena ilmu
dibatasi oleh hasil hipotesis yang pasti, sehingga ilmu memberikan petunjuk dan
membatasi ruang lingkup jangkauannya.

Filsafat/Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan


Mencoba merumuskan Yang dipelajari Cenderung kepada
pertanyaan atas jawaban. terbatas karena hal yang dipelajari
Mencari prinsip-prinsip hanya sekedar dari sebuah buku
umum, tidak membatasi segi kemampuan yang panduan
pandangannya bahkan ada dalam diri kita
cenderung memandang segala untuk mengetahui
sesuatu secara umum dan sesuatu hal
keseluruhan.
Keseluruhan yang ada Objek penelitian Ilmu pengetahuan
yang terbatas adalah kajian
tentang dunia
material
Menilai objek renungan dengan suatu Tidak menilai Ilmu pengetahuan
makna. Misalkan : religi, kesusilaan, objek dari suatu adalah definisi
keadilan, dsb sistem nilai eksperimental
tertentu
Bertugas mengintegrasikan ilmu-ilmu Bertugas Ilmu Pengetahuan
memberikan dapat sampai pada
jawaban kebenaran melalui
kesimpulan logis
dari pengamatan
empiris
Bersifat apriori, yaitu kesimpulan ditarik Hasil tahu, atau Bersifat aposteriori,
tanpa pengujian, sebab terbebas dari segala sesuatu kesimpulan ditarik
pengalaman inderawi apapun yang diketahui setelah melakukan
pengujian empiris
secara berulang-
ulang
Contoh:
→ Ilmu - Fisika (dapat menjelaskan konsep massa jenis)
→ Pengetahuan - berat benda di air lebih ringan
→ Pengetahuan dapat pula berupa mitos-mitos di suatu tempat

B. SIFAT-SIFAT ILMU
Secara umum karakteristik ilmu adalah:
1. Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
Ilmu dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru, dan tidak menjadi
monopoli bagi yang menemukannya saja. Setiap orang dapat menggunakan atau
memanfaatkan hasil penemuan orang lain.
Contoh:
• Penggunaan metode yang digunakan dalam pembelajaran tidak hanya ceramah, tetapi ada
metode lain misalnya diskusi yang bisa digunakan di kelas dalam rangka mengaktifkan
siswa. • Media pembelajaran tidak selamnya harus elektronik, tetapi manual juga bisa
digunakan selama tepat dalam penggunaannya.
2. Kebenarannya tidak mutlak
Kebenaran suatu ilmu tidak selamanya mutlak, hal ini terjadi karena yang
menyelidiki/menemukannya adalah manusia. Kekeliruan/kesalahan yang mungkin terjadi
bukan karena metode, melainkan terletak pada manusia yang kurang tepat dalam penggunaan
metode tersebut.
Contoh:
• Pendekatan dalam pembelajaran muncul berbagai nama, misalnya pembelajaran partisipatif,
kontekstual learning, kooperatif learning.
3. Bersifat Objektif
Prosedur kerja atau cara penggunaan metode dalam menemukan/meneliti sesuatu harus
didasarkan pada metode yang bersifat ilmiah, tidak tergantung pada pemahaman secara
pribadi.
Contoh:
• Berbagai model pembelajaran muncul dengan diawali penggunaannnya dalam
pembelajaran, kemudian diteliti efektivitas dari masing-masing model tersebut, kemudian
disosialisasikan

Harsoyo, mengemukakan ciri-ciri ilmu itu ada empat, yaitu: bersifat rasional, empiris,
umum dan akumulatif.
1. Bersifat Rasional
Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio) yang bersifat
objektif. Contoh:
• Penggunaan pembelajaran partisipatif dapat menumbuhkan kreativitas pada siswa, karena
pada pelaksanaannya setiap siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan
pendapat/gagasan, atau dalam mengambil keputusan
• Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kerjasama diantara peserta
belajar, karena dalam pelaksanaannya peserta belajar dibagi dalam kelompok kecil untuk
memecahkan suatu permasalahan
2. Bersifat Empiris
Ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu sifatnya tidak abstrak.
Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilkan ilmu. Contoh:
• Penggunaan pembelajaran partisipatif didasarkan pada pengamatan bahwa keaktifan dan
kreatvitas peserta didik sangat memuaskan, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam berbagai aspek
• Penggunaan pembelajaran kooperatif dianggap efektif dalam menciptakan peserta didik
untuk belajar bekerja sama ketika harus memecahkan suatu masalah, sehingga pada diri anak
tumbuh rasa kebersamaan
3. Bersifat Umum
Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali. Ilmu tidak hanya
dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu dapat dimanfaatkan secara makro
tanpa dibatasi oleh ruang. Contoh:
• Penggunaan model pembelajaran partisipatif ataupun pembelajaran kooperatif tidak hanya
digunakan oleh seorang guru dalam mata pelajaran tertentu, tetapi dapat juga digunakan oleh
guru lainnya dalam mata pelajaran yang berbeda
• Penggunaan media dengan memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran dapat
digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai dengan potensi lokal yang dimilikinya
4. Bersifat Akumulatif
Hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian berikutnya. Ilmu sifatnya
tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang sesuatu, maka akan muncul ilmu-ilmu baru
lainnya. Contoh:
• Setelah muncul model pembelajaran partisipatif dan model pembelajaran kooperatif,
muncul lagi model pembelajaran lainnya , misalnya model kontekstual learning

Sifat ilmiah di dalam ilmu dapat diwujudkan apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Ilmu harus mempunyai objek, karena kebenaran yang hendak diungkapkan dan dicapai
adalah kesesuaian antara yang diketahui dengan objeknya. Kesesuaian itu mungkin tidak
seluruh aspek objeknya, tetapi sekurang-kurangnya harus sesuai dengan salah satu atau
beberapa aspek dari objeknya. Berdasarkan hal tersebut harus dibedakan antara objek
material dan objek formal yang diungkapkan ilmu. Objek material adalah kenyataan yang
diselidiki atau dibahas, misalnya manusia adalah objek material yang dipersoalkan oleh
berbagai disiplin ilmu, sedangkan yang dimaksud dengan objek formal adalah aspek khusus
atau tertentu dari objek material yang diungkapkan oleh suatu disiplin ilmu. Contoh:
• tentang kegiatan manusia mendidik,
• tentang kehidupan perekonomian manusia
• tentang kebudayaan manusia.
2. Ilmu harus mempunyai metode, karena untuk mencapai suatu kebenaran yang objektif
dalam mengungkapkan objeknya, ilmu tidak dapat bekerja secara sembarangan, sehingga
diperlukan cara tertentu yang tepat. Cara tersebut harus memberi jaminan bagi tercapainya
persesuaian antara yang diketahui atau yang diungkapkan dengan kenyataan yang terdapat
pada objeknya. Metode keilmuan harus mengungkapkan bukti-bukti atau tanda kebenaran
dari pengalaman manusia.
3. Ilmu harus sistematik. Dalam mendeskripsikan pengalaman-pengalaman atau kebenaran-
kebenaran tentang objeknya harus dipadukan secara harmonis sebagai suatu keseluruhan
yang teratur. Ilmu harus merupakan satu kesatuan yang sistematik atau bersistem.
4. Ilmu bersifat universal atau berlaku umum. Kebenaran yang dideskripsikan ilmu,
bukanlah mengenai sesuatu hal yang bersifat khusus atau yang individual. Kebenaran ilmiah
berhubungan dengan satu jenis. Dalam kegiatan penelitian, kebenaran ilmu harus berlaku
bagi suatu populasi tertentu dan tidak sekedar berlaku secara terbatas pada unsur-unsurnya
yang disebut sampel.
Berdasarkan perbedaan objek formal, ilmu dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1) Ilmu yang objeknya benda alam dengan hukum-hukumnya yang relatif bersifat pasti dan
berlaku umum, disebut ilmu alam. Objeknya adalah fakta-fakta alam yang tidak dipengaruhi
manusia. Pengelompokkan yang pertama ini, karena hasilnya dirumuskan sebagai kepastian,
disebut juga ilmu pasti atau ilmu eksakta.
2) Ilmu yang objeknya dipengaruhi oleh manusia termasuk juga manusia itu sendiri, sehingga
hukum-hukumnya tidak sama dengan hukum-hukum alam karena bersifat relatif kurang
pasti, maka disebut ilmu sosial. Bukti kebenaran ilmu ini tidak dapat diulang-ulang, karena
dalam setiap pengulangan selalu terdapat perubahan.

DAFTAR PUSTAKA

References
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG KONSEP PENDIDIKAN ISLAM. (n.d.).

BBM 2 ILMU DAN APLIKASINYA DALAM PENELITIAN ILMIAH. (n.d.).

Darsini, Fahrurrozi, & Cahyono, E. A. (2019, Januari). PENGETAHUAN. Jurnal Keeperawatan, 12, 95.

Makbul, M. (n.d.). FILSAFAT ILMU: (FILSAFAT ILMU, KLASIFIKASI ILMU, CIRI_CIRI ILMU,DAN SISTEM
KERJA KEILMUAN).

Panghestu, R. (n.d.). PENGERTIAN PENGETAHUAN<ILMU< DAN ILMU PENGETAHUAN. Retrieved from


https://www.academia.edu/8963010/PENGERTIAN_PENGETAHUAN_ILMU_DAN_ILMU_PENGET
AHUAN

Ponorogo, U. M. (n.d.). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. UMPO, 14.

Rizky, N. (2018, Agust). PENGETAHUAN DAN ILMU. Airlangga Universuty. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/327301891_PENGETAHUAN_DAN_ILMU#:~:text=Ilm
u%20%28Logos%29%20Ilmu%20adalah%20adalah%20hal%20sistematis%20yang,pengetahuan
%2C%20dan%20proses%20di%20mana%20pengetahuan%20itu%20dihasilkan.

Rusmini. (2014). DASAR DAN JENIS ILMU PENGETAHUAN. Repository UIN Jambi, 5.

Wasistiono, S., & Simangungso, F. (n.d.). Ilmu dan Pengetahuan. Pustaka Universitas Terbuka. Retrieved
from https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/IPEM4407-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai