Anda di halaman 1dari 17

KARAKTERISTIK ILMU

& ILMU MENCARI KEBENARAN


MELALUI PENDEKATAN
KUANTITATIF DAN KUALITATIF
FILSAFAT ILMU

Disusun Oleh : Muhamad Iqbal Nurhidayat


Nim : 2308078

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sumarto, M.SIE & Prof. Dr. Iwa Kuntadi, M.Pd
FILSAFAT
Filsafat atau falsafah merupakan ucapan Arab
yang ditransfer dari bahasa Yunani
”philosophia”, yang terdiri dari dua suku kata
”philo dan sophia”.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat
pengetahuan yang secara
Philo = cinta,
spesifik mengkaji hakekat ilmu atau Sophia = hikmah atau kebenaran.
pengetahuan ilmiah. Filsafat ilmu berupaya
untuk menjawab beberapa pertanyaan berkaitan
dengan ilmu
Dengan demikian, philosophia, kemudian
disebut filsafat dapat diartikan sebagai cinta
hikmah atau cinta kebenaran.

Oemar Amin Hoesin, Filsafat Islam, (Jakarta :


Bulan Bintang, 1961)
FILSAFAT
Plato mendefinisikan filsafat sebagai
pengetahuan segala sesuatu yang ada.

Aristoteles mengartikan sebagai ilmu yang


menyelidiki sebab dan asas segala benda.

Filsafat adalah bidang ilmu yang mempelajari


cara merenungkan sesuatu. Filsafat adalah hasil
dari pikiran manusia yang mencari sesuatu yang
indah dan merenungkannya. Dengan kata lain,
filsafat adalah studi tentang esensi dari segala
sesuatu.
Definisi Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab, ‘alama, ya’lamu, ilman yang berarti mengerti , memahami benar-benar atau
pengetahuan. Dalam bahasa Indonesia, ilmu sering disamakan dengan sains yang berasal dari bahasa
Inggris “science”. Kata “science” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “scio”, “scire” berarti
pengetahuan. “Science”dari bahasa Latin “scientia”, artinya “pengetahuan” adalah aktivitas yang
sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk penjelasan dan prediksi tentang
alam semesta.

Dalam kamus bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang
pengetahuan.

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan sekedar pengetahuan
(knowledge), tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati, berlaku umum dan diperoleh melalui serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Definisi Ilmu

Mohamad Hatta mendefinisikan ilmu adalah


pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum
kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, maupun itu menurut kedudukannya
tampak dari luar, maupun menurut bangunannya
dari dalam.

Bakhtiar (2005)

5
Definisi Ilmu
Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya
serentak.

Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman
dengan istilah yang sederhana.

Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari
pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.

Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan terhadap
seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh
pancaindrea manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya
untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika… maka”.

Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-
konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.

Dari beberapa definisi ilmu yang dijelaskan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang
rasional, sistematik, konfrehensif, konsisten, dan bersifat umum tentang fakta dari pengamatan yang telah dilakukan.
Karakteristik Ilmu
Menurut Darwis A. Soelaeman (2019) :
1. Ilmu bersifat rasional, artinya proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu harus dan hanya tunduk pada
hukum-hukum logika.

2. Ilmu itu bersifat objektif, artinya ilmu pengetahuan didukung oleh bukti-bukti (evidences) yang dapat
diverifikasi untuk menjamin keabsahannya.

3. Ilmu bersifat matematikal, yakni cara kerjanya runtut berdasarkan patokan tertentu yang secara rasional dapat
dipertanggungjawabkan, dan hasilnya berupa fakta2 yang relevan dalam bidang yang ditelaahnya.

4. Ilmu bersifat umum (universal) dan terbuka, artinya harus dapat dipelajari oleh tiap orang, bukan untuk
sekelompok orang tertentu.

5. Ilmu bersifat akumulatif dan progresif, yakni kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar untuk
memperoleh kebenaran yang baru, sehingga ilmu pengetahuan maju dan berkembang.

6. Ilmu bersifat communicable artinya dapat dikomunikasikan atau dibahas bersama dengan orang lain.
Karakteristik Ilmu
Menurut P. Mondal (2018) :

1. Objektivitas Pengetahuan. ilmiah. bersifat. objektif. Objektivitas berarti kemampuan untuk melihat dan menerima
fakta apa adanya. Untuk menjadi objektif, seseorang harus waspada terhadap bias, keyakinan, harapan, nilai, dan
preferensi sendiri. Objektivitas menuntut bahwa seseorang harus menyisihkan segala macam pertimbangan
subyektif dan prasangka.

2. Verifiability Sains bersandar pada data indra, yaitu data yang dikumpulkan melalui indera kita, yaitu mata, telinga,
hidung, lidah, dan sentuhan. Pengetahuan ilmiah didasarkan pada bukti yang dapat diverifikasi, melalui
pengamatan faktual konkret sehingga pengamat lain dapat mengamati, menimbang atau mengukur fenomena yang
sama dan memeriksa observasi untuk akurasi.

3. Netralitas Etis Sains bersifat etis netral. Ilmu hanya mencari pengetahuan Bagaimana pengetahuan ini akan
digunakan akan ditentukan oleh nilai-nilai kemasyarakatan. Pengetahuan dapat digunakan berbeda. Etika netralitas.
tidak berarti bahwa ilmuwan tidak memiliki nilai Di sini hanya berarti bahwa ia tidak boleh membiarkan nilai-
nilainya mengubah desain dan perilaku penelitiannya. Dengan demikian, pengetahuan ilmiah adalah netral terhadap
nilai-nilai atau bebas-nilai.
Karakteristik Ilmu
4. Eksplorasi sistematis Sebuah penelitian ilmiah mengadopsi prosedur sekuensial tertentu, rencana yang terorganisir
atau desain. penelitian untuk mengumpulkan dan menganalisis fakta tentang masalah yang diteliti. Umumnya,
rencana ini mencakup beberapa langkah ilmiah seperti perumusan hipotesis, pengumpulan fakta, analisis fakta, dan
interpretasi hasil.

5. Keandala atau Reliabilitas Pengetahuan ilmiah harus terjadi di bawah keadaan yang ditentukan tidak sekali tetapi
berulang kali dan dapat direproduksi dalam keadaan yang dinyatakan di mana saja dan kapan saja. Kesimpulan.
berdasarkan hanya ingatan tanpa bukti ilmiah sangat tidak dapat diandalkan.

6. Presisi Pengetahuan ilmiah harus tepat, tidak. samar-samar. seperti beberapa tulisan sastra Presisi membutuhkan
pemberian angka, data atau ukuran yang tepat.

7. Akurasi Pengetahuan ilmiah itu akurat. Akurasi secara sederhana berarti kebenaran atau kebenaran suatu
pernyataan, menggambarkan hal-hal dengan kata-kata yang tepat sebagaimana adanya tanpa melompat ke
kesimpulan yang tidak beralasan, harus ada data dan bukti yang jelas.

8. Abstrak Sains berlanjut pada bidang abstraksi. Prinsip ilmiah umum sangat abstrak Tidak tertarik untuk
memberikan gambaran yang realistis.

9. Prediktabilitas Para ilmuwan tidak hanya menggambarkan fenomena yang sedang dipelajari, tetapi juga berusaha
untuk menjelaskan dan memprediksi juga.
Ilmu mencari Kebenaran melalui
Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif merujuk kepada kata “kuantitas” yang berarti jumlah atau
banyaknya sesuatu hal. Pendekatan kuantitatif berarti pendekatan yang bersifat
“menjumlahkan atau mengumpulkan”. Dalam penelitian sosial, metode statistik
merupakan representasi metode kuantitatif yang paling jelas, karena di dalam metode
ini ada proses “kuantifikasi”, yaitu proses memberi angka terhadap “kualitas” sesuatu
hal.
Menurut Sugiyono dalam Ade (2022:3) , metode penelitian kuantitatif
adalah metode penelitian yang memiliki pada filsafat positivisme, dipakai
pada penelitian populasi atau sampel tertentu, teknik sampling umumnya
dilakukan secara acak atau random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik yang
bertujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Filsafat positivisme berpendapat bahwa realitas atau gejala atau fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat
sebab akibat. Penelitian umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang
representatif. Sifat penelitiannya adalah deduktif, sehingga untuk menjawab rumusan
masalah digunakan konsep atau teori untuk dirumuskan hipotesis
Penggunaan Metode Kuantitatif
Menurut Sugiono dalam Ade (2022:3) Metode Kuantitatif digunakan apabila:
1. Apabila masalah yang menjadi topic sudah tampak. Masalah adalah ketidak sesuaian suatu hal dengan yang
harusnya terjadi, seperti aturan dan pelaksanaan yang sejalan, antara teori dan praktek yang tidak sesuai, antara
perencanaan dengan pelaksanaan yang tak sesuai semestinya.
2. Jika peneliti ingin menemukan lebih banyak lagi informasi. Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang
dapat menghimpun informasi yang luas tetapi tidak mendalam.
3. Bila ingin mengetahui pengaruh suatu hal terhadap hal tertentu. metode eksperimen cocok digunakan.
4. Untuk menguji hipotesa penelitian.
5. Untuk validasi dan akurasi data.
6. Bila ragu akan validitas pengetahuan, teori, dan produk tertentu.
Prosedur Penelitian Kuantitatif
Prosedur penelitian kuantitatif menurut (Sugiyono dalam Ade, 2022:4) adalah sebagai berikut:
1. Rumusan masalah yang adalah suatu konsep yang akan diuji kebenarannya melalui pengumpulan data. Maka
pertanyaan dibuat sebagai bentuk pengujiian agar dapat lanjut pada tahap selanjutnya.
2. Perlu adanya landasan teori. Teori dapat berguna sebagai acuan dan dasar pijakan penelitian sehingga dapat
diperbandingkan secara ilmiah terkait hasil nantinya.
3. Perlu adanya hipotesis sebagai jawaban sementara. karena masih berpatokan pada teori yang relevan bukan pada
data yang sedang diteliti. Bila dilihat dari definisinya, bentuk hipotesis penelitian yaitu hipotesis deskripsi
(variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan).
4. Pembuktian hipotesis melalui pengumpulan data baik itu melalui wawancara, angket dan observasi.
5. Analisis statistik. Statistik dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial atau induktif. Statistik inferensial dapat
berupa statistik parametris dan statistik nonparametris.
6. Kesimpulan adalah jawaban terhadap rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan data yang telah terkumpul.
Dan harus berdasarkan kesimpulan dan dapat menjadi solusi.
Ilmu mencari Kebenaran melalui
Pendekatan Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penilitian yang orientasinya adalah terhadap fenomena
langsung. Penelitian kualitatif bersifat alami sehingga hanya dapat dilakukan dan
diamati dilapangan langsung.

Menurut Bogdan dan Taylor (1982) penelitian kualitatif pengamatan terhadap tindakan procedural dari data
deskriptif dari kata – kata tertulis atau lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati. Menurut Kirk & Miller
bahwa penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan (terhadap) manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalarn bahasa dan peristilahannya.
Ciri umum Penelitian kualitatif di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Tatanan alami merupakan sumber data yang bersifat langsung.
b. Manusia sebagai alat instrumen.
c. Sifatnya deskriptif.
d. Penelitian kualitatif mengutamakan proses.
e. Analisis bersifat induktif.
f. Pandangan pokok penelitian kualitatif adalah pada "makna".
Karakteristik Penelitian Kualitatif
Ciri – ciri penelitian kualitatif menurut Moleong dalam Ade (2022:4-5):
1. Latar Alamiah dan cenderung memandang fenomena real yang terjadi di lingkungan sekitar.
2. Lebih mementingkan teknik dan proses untuk mendapatkan data daripada hasil dan kesimpulan
3. Manusia Sebagai Instrumen dan pengumpulan data dilakukan dengan mengamati atau wawancara langsung.
4. Teori dari dasar lebih ke penemuan konsep, teori dan pengetahuan baru melalui wawancara
5. Deskriptif Data penelitian kualitatif dapat berupa kata-kata penggambaran dari suatu peristiwa atau objek yang
diteliti
6. Analisis Data Secara Induktif
7. Desain Bersifat Sementara karena penelitian harus diperbaharui karena fakta lapangan cenderung mengalami
perubahan.
8. Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disepakati Bersama antara informan dan peneliti
9. Analisisis Data Sejak Awal hingga tahap interpretasi data.
Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif
a. Etnografi (Ethnography)
Etnografi merupakan studi detail menggali informasi budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu agar dapat
dipahami sebuah budaya tertentu dari sudut pandang partisipan itu sendiri.
b. Studi Kasus
Studi kasus adalah penelitian tentang individu, kelompok, organisasi, program kegiatan, dan sebagainya dikurun
waktu tertentu yang bertujuan memperoleh gambaran yang sempurna dari sebuah entitas untuk menghasilkan data
yang kemudian dapat dianalisis untuk menghasilkan teori.
c. Grounded Theory
Atau bermaksud “penelitian dari bawah” yang memiliki tujuan untuk pengembangan teori baru yang didasari dengan
data- data yang telah dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis.
d. Penelitian Biografi / Naratif
Studi biografis adalah studi tentang kehidupan seorang individu serta pengalamannya berdasarkan hasil temuan
peneliti atau hasil analisis dokumen.
Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif
Langkah - langkah penelitian kualitatif yaitu melalui proses identifikasi masalah sebagai berikut:
a. Pembatasan masalah atau fokus penelitian
b. Penetapan fokus penelitian yaitu membatasi rumusan masalah yang akan dicari datanya dilapangan, sehingga
data yang memang akan dicari terjamin validitasnya
c. Pengumpulan data berupa urusan perizinan, konfirmasi terhadap informan, serta metode pengumpulan data apa
yang digunakan.
d. Proses analisis data sejak awal dimulai secara berkelanjutan agar lebih komplek informasi yang diperoleh serta
lebih valid dan teruji kebenarannya.
e. Pemunculan teori untuk menemukan hipotesis. Teori sebagai tujuan bermakna sebagai hasil penelitian dapat
menjadi teori yang baru.
f. Laporan hasil penelitian merupakan bentuk pertanggung jawaban penyelesaian penelitian
Referensi
Adnan, Indra, dkk. 2014. Filsafat Ilmu, Ilmu Pengetahuan, dan Penelitian edisi revisi. Daerah Istimewa Yogyakarta: Trussmedia
Grafika.
Donatus, Sermada. 2016. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian Ilmu Sosial: Titik Kesamaan Dan Perbedaan. Jurnal:
STFT Widya Sasana Malang.
Lestari, Ade, dkk. 2022. Metodologi Ilmu Pengetahuan : Kuantitatif Dan Kualitatif Dalam Bentuk Implementasi .Jurnal: Universitas
Negeri Padang.
Ritaudin, Sidi. 2015. Mengenal Filsafat dan Karakteristiknya. Jurnal: IAIN Raden Intan Lampung.
Saputra, Indria. 2021. Memahami Hakekat dan Metode Memperoleh Kebenaran, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan . Jurnal: IAIN
Palangkaraya
Wahana, Paulus. 2016. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Daerah Istimewa Yogyakarta: Pustaka Diamond.

17

Anda mungkin juga menyukai