Anda di halaman 1dari 36

Merancukan urutan kejadian dengan penyebaban

Bila kejadian B selalu mengikuti kejadian A maka orang


akan menyimpulkan bahwa kejadian B menyebabkan
kejadian A

Menarik simpulan pasangan


Penarikan konklusi salah lantaran
argumen tidak disajikan dengan
meyakinkan (tidak konklusif)
sehingga menyimpulkan bahwa
konklusi pasanganlah yang benar.
Fungsi Asersi
Asersi -> bahan argumen
2 fungsi:
a. Premis (mendukung suatu konklusi)
b. Konklusi ( asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi)
asumsi, hipotesis, pernyataan fakta berfungsi sbegai premis daam
argumen.
Kredibilitas konklusi < kredibilitas terendah premis-premis yang
digunakana untuk menurunkan konklusi
Keyakinan

Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk


menerima bahwa asersi tersebut benar.
Keyakinan >> adanya kepercayaan, dan asersi dipercaya karena
adanya bukti yang kuat untuk menerimanya sebagai hal benar
Keyakinan merupakan produk, hasil, dan tujuan dari penalaran.
Pemahaman terhadap beberapa properitas keyakinan penting dalam
keberhasilan argumen dimana argumen dianggap berhasil jika dapat
mengubah keyakinan.

Berikut properitas keyakinan dalam bergumen:

a. Keadabenaran

keadaberadaan bergantung pada apa yang diketahui tentang isi asersi


atau pengentahuan yang mendasari.

b. Bukan pendapat

pendapat atau opini adalah asersi yang tidak dapat ditentukan benar atau
salah karena berkaitan dengan kesukaan atau selera.
c. Bertingkat

keyakinan dalam asersi tidak mutlak tetapi bergradasi. Tingkat

keyakinan ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bukti asersi.

d. Berbias

keyakinan dipengaruhi oleh preferensi keinginan dan kepentingan

pribadi sehingga seringkali mempengaruhi sikap objektif. Asersi

dengan bukti objektif yang sama akan dianggap sangat

menyakinkan oleh orang yang mempunyai kepentingan pribadi yang

besar dan agak oleh orang netral.


e. Berkekuatan

Tingkata kepercayaan yang dilekatkan seseorang pada kebenaran suatu asersi.

f. Veridikal

Tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas dimana realitas adalah apa yang sungguh-sungguh benar atas

asersi yang diyakini.

g. Berketempaan

Berkaitan dengan mudah-tidaknya keyakinan diubah dengan adanya informasi yang relevan. Ditentukan oleh

kesungguhan pemegang keyakinan, lamanya keyakinan dipegang, dan konsekwensi perubahan keyakinan bagi

pemegangnya.
Argumen dan anatomi
argumen
Seringkali dipandang dalam sisi negatif dalam kehidupan sehari-hari.

Namun dalam sisi positif argumen ,argumen terdiri atas serangkaian asersi

yang berkaitan satu sama lain dalam bentuk inferensi atau penyimpulan.

Dalam argumen asersi yang satu harus mendukung asersi yang lain.

Apabila terdapat lebih dari satu intepretasi terhadap suatu argumen,

argumen harus diintepretasi sehingga premis-premis yang terbentuk

memberi dukungan yang paling kuat terhadap konklusi yang dihasilkan.


Jenis argumen
Argumen : langsung tidak langsung, formal dan
informal, serta meragukan dan menyakinkan.
Argumen dalam penalaran:
1. deduktif
2. induktif
Argumen deduktif
Proses penyimpulan yang berawal dari suatu
pernyataan umum (premis) yang disepakati ke
pernyataan khusus(konklusi) sebagai kesimpulan.
Disebut juga argumen logis yang berarti asersi
konklusinya tersirat atau dapat diturunkan dari
asersi-asrsi lain yang diajukan.
Salah satu bentuk penalaran deduktif adalah suatu
penalaran silogisma yang terdiri atas premis major,
premis minor, dan konklusi
Premis major : semua binatang menyusui mempunyai paru-paru
Premis minor : kucing binatang menyusui

Konklusi :kucing mempunyai paru paru

Semua binatang menyusui ( anteseden)


Mempunyai paru-paru (konsekuen)

Konklusi dianggap benar bilakedua premis benar dan premis


minor megegaskan anteseden atau premis minor menyangkal
konsekuen.
Tahap penalaran deduktif:

a.Penentuan pernyataan umum (premis major) sebagai basis


penalaran

b.Penerapan konsep umum ke dalam situasi khusus yang


dihadapi ( proses deduksi)

c. Penarikan simpulan secara logis yang berlaku untuk situasi


tersebut

Dalam akuntansi penalaran dedukti digunakan untuk memberikan


keyakinan tentang simpulan-simpulan yang diturunkan dari
premis yang dianut.
Evaluasi penalaran deduktif
Tujuan utama mengevaluasi argumen untuk menentukan apakah
konklusi argumen benar dan menyakinkan.
Kelengkapan merupakan kriteria untuk memastikan validitas
konklusi, konklusi tidak bisa ditarik jika premisnya tidak lengkap.
Kejelasan arti perlu karena keyakinan merupakan fungsi kejelasan
makna.
Kesahihan (validitas) merupakan kriteria utama untuk menilai
penalaran logis. Validitas menurpaka nilai yang melekat pada
argumen sedangkan kebenaran adalah melekat pada asersi.
Argumen dikatakan valid kalau konklusi diturunkan secara logis
dari premis tanpa meperhatikan apakah premis itu benar atau salah.
Keterpercayaan
• Keterpercayaan melengkapi ketiga kriteria sebelumnya
agar konklusi meyakinkan sehingga orang bersedia
menerima. Orang dapat percaya pada suatu asersi kalau
asersi tersebut benar adanya.

• Kriteria ketiga berbeda dengan kriteria keempat dimana


kriteria kesahihan berkaitan dengan validitas logis
sedangkan kriteria kepercayaan berkaitan dengan
kebenaran empiris. Gabungan keduanya menentukan
kebenaran konklusi.
Argumen Induktif
• Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang
khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan
generalisasi dari keadaan khusus tersebut.

• Argumen induktif lebih bersifat sebagai argumen ada benarnya.


Dalam hal ini konklusi merupakan generalisasi dari premis
sehingga tujuan argumen adalah untuk meyakinkan bahwa
probabilitas atau kebolehjadian kebenaran konklusi cukup tinggi
atau sebaliknya, ketakbenaran konklusi cukup rendah
keterbolehjadiannya.
Argumen Deduktif

• Merupakan argumen logis (logical argument). Dalam

argumen ini, konklusi merupakan implikasi dari premis.

• Dalam penalaran deduktif, kebenaran premis menjamin

sepenuhnya kebenaran konklusi asal penalarannya logis.

Artinya, jika semua premis benar dan penalarannya logis,

konklusi harus benar.


Argumen dengan Analogi
Penalaran yang menurunkan konklusi atas dasar

kesamaan atau kemiripan karakteristik, pola, fungsi,

atau hubungan unsur suatu objek yang disebutkan

dalam suatu asersi.


Argumen Sebab-Akibat

• Menyatakan konklusi sebagai akibat dari esersi tertentu. Hubungan penyebaban

biasanya dinyatakan dalam struktur “X menghasilkan Y” atau “X memaksa Y

terjadi” atau “X menyebabkan Y terjadi” atau “Y berubah karena X berubah”

• Pernyataan di atas sebenarnya hanya memverbalkan bahwa A berariasi atau

berasosiasi dengan B tetapi tidak menunjukkan bahwa apa yang sebenarnya terjadi

merupakan hubungan kausal.

• Untuk dapat menyatakan adanya hubungan kausal perlu diadakan pengujian

tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kaidah yag digunakan untuk menguji adanya

kausal adalah kaidah kecocokan, kaidah kecocokan negatif, dan kaidah perbedaan.
Kriteria penyebaban

Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi untuk menguji dan menyatakan bahwa suatu

faktor atau variabel menyebabkan suatu gejala atau variabel lain terjadi:

• C dan Z bervariasi bersama. Bila C berubah, Z juga berubah.

• Perubahan C terjadi sebelum atau mendahului perubahan Z terjadi.

• Tidak ada faktor lain selain C yang mempengaruhi perubahan Z.


Penalaran Induktif dalam
Akuntansi
• Penalaran induksi dala akuntansi pada umumnya digunakan untuk

menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan terhadap gejala

akuntansi tertentu. Pernyataan-pernyataan umum tersebut biasanya berasal

dari hipotesis yang diajukan dan diuji dalam suatu penelitian empiris.

• Bila bukti empiris konsisten dengan generalisasi maka generalisasi tersebut

maka generalisasi tersebut menjadi teori yang valid dan mempunyai daya

prediksi yang tinggi.


Kecohan (Fallacy)
Bila terdapat suatu asersi yang nyatanya membujuk

dan dianut banyak orang padahal seharusnya tidak

lantaran argumen yang digunakan mengandung cacat

(faulty), maka pasti terjadi kesalahan.

Perlu dibedakan kecohan lantaran taktik atau akal

bulus (staragem) dan kecohan lantaran logika atau

nalar dalam argumen (reasoning fallacy). Ciri yang

membedakan keduanya adalah maksud atau niat


Persuasi Tak Langsung

• Stratagem untuk meyakinkan seseorang akan kebenaran suatu pernyataan

bukan langsung melalui argumen atau penalaran melainkan melalui cara-cara

yang sama sekali tidak berkaitan dengan validitas argumen.

• Contohnya: dalam periklanan, untuk membujuk agar orang mau membeli

produk, orang tidak disuguhi argumen mengapa produk tersebut berkualitas

melaikan ditunjuki pemandangan bahwa seorang selebritis menggunakan

produk tersebut
Membidik Orangnya

Digunakan untuk melemahkan atau menjatuhkan suatu posisi atau pernyataan

dengan cara mnghubungkan pernyataan atau argumen yang diajukan seseorang

dengan pribadi orang tersebut.

Contoh:

• Dia tidak mungkin menjadi pemimpin andal karena dia bekas militer

• Program tersebut tidak valid didukung karena yang mengajukan adalah

partai politik.
STRATAGEM

MENYAMPINGKAN • Mengajukan argumen yang tidak bertumpu


MASALAH pada masalah pokok atau mengalihkan
masalah ke masalah yang lain.

MISREPRESENTASI • Memutarbalikkan atau menyembunyikan fakta


baik secara halus atau secara terang-terangan.

IMBAUAN CACAH • Mendukung suatu posisi dengan menunjukkan


bahwa banyak orang melakukan apa yang
dikandung posisi tersebut.
STRATAGEM

IMBAUAN AUTORITAS • Argumen ad hominem (membidik orangnya)

IMBAUAN TRADISI • Memegang suatu keyakinan dengan


mengajukan argument bahwa memang
demikianlah orang-orang memiliki keyakinan.

• Taktik seseorang untuk mengaburkan argumendengan cara menyajikan


DILEMA SEMU gagasannya dan satu alternative lain kemudian mengkarakteristisasi
alternative lainsangat jelek, merugikan, atau mengerikan sehingga tidak
ada cara lain kecuali menerima apa yang diusulkan oleh penggagas.
STRATAGEM

IMBAUAN EMOSI Tipu daya tangan pesulap tanpa melibatkan


emosi dari pihak yang dituju.

SALAH NALAR Kesalahan struktur atau proses formal


penalaran dalam menurunkan simpulan
sehingga simpulan menjadi salah atau tidak
valid.
SALAH NALAR

Menegaskan Konsekuen

Menyangkal Anteseden

Pentaksaan

Parsialitas

Pembuktian dengan Analogi

Perampatan Lebih
Merancukan urutan kejadian dengan penyebaban

Bila kejadian B selalu mengikuti kejadian A maka orang


akan menyimpulkan bahwa kejadian B menyebabkan
kejadian A

Menarik simpulan pasangan


Penarikan konklusi salah lantaran
argumen tidak disajikan dengan
meyakinkan (tidak konklusif)
sehingga menyimpulkan bahwa
konklusi pasanganlah yang benar.
ASPEK MANUSIA DALAM PENALARAN

Manusia terkadang lebih menyukai


Penjelasan
penejelasan sederhana yang
sederhana
pertama (tidak kritis).

manusia mempunyai kepentingan akan


Kepentingan hal tertentu yang harus dipertahankan
mengalahkan nalar meskipun kepentingan tersebut lemah
dari segi argumen.
Sindroma Tes Klinis

Manusia sering menyadari terdapat hal-hal yang


sesuai dengan dirinya, akan tetapi takut untuk
mencari kebenaran dikarenakan kekhawatiran
bahwa ketidaksesuaian tersebut ternyata benar
Mentalitas Djoko Tingkir

Manusia yang merasa dibawah tekanan dari senior akan


sering memihak seniornya

Mengajarkan melakukan yang sebenarnya salah dengan


menyembunyikan yang sebenarnya valid

Tujuannya untuk melindungi diri dari tekanan senior


Merasionalkan daripada menalar

Orang akan mencari justifikasi atau pembenaran


apabila keberpihakan atau kepentingannya salah
atau lemah

Akibatnya diskusi bukan lagi untuk mencari


validitas atau kebenaran melainkan untuk
membela diri

Hal ini terjadi apabila seseorang mempunyai


pengetahuan yang tidak memadai terhadap suatu
topik, masalah, peristiwa atau yang lainnya
Persistensi
Seseorang mungkin sulit melepaskan atau mengganti
suatu keyakinan, atau dapat disebut bahwa seseorang
cenderung teguh terhadap suatu keyakinan meskipun hal
tersebut salah dan telah terdapat keyakinan baru
sehingga orang tersebut harus menggantinya.
Faktor yang berpengaruh terhadap
argumen
01 Rasioanalitas

02 Psikologis

03 Emosional

04 Kekuasaan

05 Kepentingan pribadi atau kelompok


Thank you
Questions:

1.
2.
3.
4.
5.

Anda mungkin juga menyukai