Anda di halaman 1dari 29

CHAPTER 2

Penalaran (Reasoning)

Referensi buku
Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan
oleh Suwardjono (BPFE, 2005)
DISUSUN OLEH :
ROHMAT BUHARI
FIRMAN AFRIANSYAH
NURUL RAHMAH
TINI NUGRAHA
PENALARAN

Proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan


mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau
asersi.

Menentukan secara logis dan objektif apakah suatu


pernyataan valid (benar atau salah) sehingga pantas untuk
diyakini atau dianut.

Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses, dan


keluaran.
UNSUR ATAU KOMPONEN PENALARAN

Pernyataan atau asersi (assertion)


Keyakinan (belief)*

Argumen (argument)
PROSES DAN STRUKTUR PENALARAN
MASUKAN PROSES KELUARAN

Asersi Keyakinan
sebagi Argumen bahwa asersi
elemen konklusi
benar/valid

Asersi Asersi

Asersi Asersi
inferensi
Asersi Asersi konklusi
Asersi
ARTI PENTING ARGUMEN
Argumen: Serangkaian asersi beserta inferensi atau
penyimpulan yang terlibat di dalamnya.

Simpulan dinyatakan pula dalam bentuk asersi.

Merupakan bukti rasional akan kebenaran/ validitas


suatu pernyataan.

Argumen membentuk, memelihara, atau mengubah


keyakinan.
ASERSI

Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yang


dinyatakan dalam bentuk kalimat atau ungkapan.

Pengkuatifikasi asersi
Untuk membatasi asersi universal/umum menjadi spesifik
dan menentukan hubungan inklusi, eksklusi, saling-isi.

Pengkuantifikasi: sedikit, banyak, tak semua, beberapa, semua.


PENYAJIAN ASERSI
Makna atau arti

Semua badan usaha milik negara adalah


perusahaan pencari laba.
Struktur atau bentuk
Semua A adalah B.

Diagram
B

A
PENYAJIAN ASERSI
Hubungan eksklusi:

Tidak satupun A adalah B =


B A Tidak satupun B adalah A

Hubungan inklusif:

B Semua A adalah B
A dapat bermakna
Tidak semua B adalah A
PENYAJIAN ASERSI

Hubungan saling isi

B A
PENYAJIAN ASERSI

Beberapa B adalah A
Tanpa diagram tidak diketahui apakah:
Ada sebagian A yang bukan B.
Semua A adalah B.
B sama dengan A
Asersi menyangkal Semua B adalah A
Asersi menegaskan Tidak semua B adalah A

Beberapa B adalah A tidak selalu sama dengan Tidak semua B adalah A


PENYAJIAN ASERSI

Interpretasi: Beberapa B adalah A.

B A atau B A

Umumnya ini yang dimaksud. Menyangkal Semua B adalah A.


Menegaskan Tidak semua B adalah A
ASERSI UNTUK EVALUASI ISTILAH
Interpretasi:
meja bundar coklat (brown round tables) meja coklat bundar (round brown tables)

certified public accountant (CPA) = bersertifikat akuntan publik (BAP)


JENIS DAN FUNGSIASERSI

Jenis : Asumsi (assumption)


Hipotesis (hypothesis)
Pernyataan fakta (statement of facts)

Fungsi: Sebagai pernyataan premis dan konklusi

Kaidah/prinsip: Kredibilitas konklusi tidak dapat melebihi


kredibilitas terendah premis-premis yang
diajukan dalam argumen. Bila salah satu
premis adalah asumsi, status konklusi paling
tinggi merupakan asumsi pula.
KEYAKINAN
Kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi
adalah benar tanpa memperhatikan apakah argumen valid
atau tidak atau apakah asersi tersebut benar atau tidak.

Properitas Keyakinan Keadabenaran


Bukan pendapat
Bertingkat
Berbias
Bermuatan nilai
Berkekuatan
Veridikal
Berketertempaan
ANATOMI ARGUMEN

Premis 1

Asersi

inferensi inferensi
Premis 3 Asersi Asersi Premis 2
inferensi inferensi

Asersi

Konklusi
INDIKATOR ARGUMEN
Dalam suatu argumen atau penalaran yang kompleks,
tidak selalu mudah untuk mengenali premis dan konklusi.

Indikator premis: oleh karena, karena, mengingat, dengan asumsi


bahwa, jika

Indikator konklusi: oleh karena itu, dengan demikian, maka,


sehingga, sebagai akibatnya

Cara mengenali: Prinsip/kaidah interpretasi terdukung


(principle of charitable interpretation)
JENIS ARGUMEN

Deduktif
Nondeduktif:

Induktif
Analogi
Sebab-akibat
ARGUMEN DEDUKTIF
Argumen yang simpulannya diturunkan dari
serangkaian asersi umum yang disepakati atau dianggap
benar (disebut premis baik major maupun minor).

Pada umumnya berstruktur silogisma sehinga disebut


argumen logis (logical argument).

Premis major: Semua binatang menyusui berparu-paru.


Premis minor: Kucing adalah binatang menyusui.
Konklusi: Kucing berparu-paru.

Lihat contoh penalaran deduktif dalam akuntansi pada Gambar 2.8


KRITERIA KEBENARAN ARGUMEN DEDUKTIF
Kelengkapan
Kejelasan
Kesahihan
Keterpercayaian
Kebenaran konklusi dalam argumen deduktif adalah
kebenaran logis bukan kebenaran empiris (realitas).

Kriteria kebenaran logis:

1. Semua premis benar


2. Konklusi mengikuti semua premis
3. Semua premis dapat diterima
HUBUNGAN PREMIS DAN KONKLUSI (GAMBAR 2.9)
Bila konklusi mengikuti premis secara logis,
kebenaran logis konklusi bergantung pada kebenaran
semua premis.

Premis 1: B Premis 1: B Premis 1: S Premis 1: S


Premis 2: B Premis 2: B Premis 2: S Premis 2: S
Premis 3: B Premis 3: B Premis 3: S Premis 3: S
Konklusi: B Konklusi: S Konklusi: B Konklusi: S

Pasti/harus Tak mungkin Mungkin Mungkin

B = Benar, S = Salah
ARGUMEN INDUKTIF
Argumen yang simpulannya merupakan perampatan
atau generalisasi dari keadaan atau pengamatan khusus
sebagai premis.
Generalisasi menjadikan argumen induktif merupakan
argumen ada benarnya (plausible argument) bukan
argumen pasti benarnya atau logis (logical argument).

Premis: Satu biji jeruk dari karung A manis rasanya.


Premis: Beberapa biji berikutnya manis rasanya.
Konklusi: Semua jeruk dari karung A manis rasanya.

Ada benarnya tetapi dapat salah. Tidak pasti benar.


PERBEDAAN ARGUMEN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Argumen deduktif Argumen induktif


Premis 1: Semua burung berbulu. Premis 1: Beberapa burung dapat terbang.
Premis 2: Kucing tidak berbulu. Premis 2: Bebek adalah burung.
Konklusi: Kucing bukan burung. Konklusi: Bebek dapat terbang.

Pasti benar Boleh jadi benar/ada benarnya


(necessarily true) (not necessarily true)

Bulu = feather Untuk meyakinkan perlu dilekatkan


tingkat keyakinan (confidence level),
Rambut = hair, fur
misalnya 90% atau 95%.
ARGUMEN SEBAB-AKIBAT (CAUSAL GENERALIZATION)

Argumen untuk mendukung bahwa perubahan faktor


tertentu disebabkan oleh faktor yang lain.

Kriteria Penyebaban:

1. Faktor sebab bervariasi dengan faktor akibat (efek).


2. Faktor sebab terjadi sebelum atau mendahului faktor
akibat.
3. Tidak ada faktor lain selain faktor sebab yang
diidenfikasi.
KECOHAN (FALLACY)
Keyakinan semu atau keliru akibat orang terbujuk oleh
suatu argumen yang mengandung catat (faulty) atau tidak
valid.
Orang dapat terkecoh akibat taktik membujuk selain
dengan argumen yang valid.

Orang dapat mengecoh atau terkecoh lantaran:


Stratagem
Salah nalar (reasoning fallacy)
Aspek manusia dalam berargumen
KECOHAN LANTARAN STRATAGEM

Persuasi taklangsung
Membidik orangnya
Menyampingkan masalah
Misrepresentasi
Imbauan cacah
Imbauan autoritas
Imbauan tradisi
Dilema semu
Imbauan emosi
KECOHAN LANTARAN SALAH NALAR
Menegaskan konsekuen
Menyangkal anteseden
Pentaksaan
Perampatan-lebih
Parsialitas
Pembuktian dengan analogi
Merancukan urutan kejadian
dengan penyebaban
Menarik simpulan pasangan

Kegigihan ilmiah (scientific rigor) dan prinsip ketersalahan (principles of


falsifiability) bukan salah nalar.
KECOHAN LANTARAN ASPEK MANUSIA

Puas dengan penjelasan sederhana


Kepentingan mengalahkan nalar
Sindroma tes klinis
Mentalitas Djoko Tingkir
Merasionalkan daripada menalar
Persistensi
Fiksasi fungsional
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai