Disusun Oleh :
Muh.Tahsin Muslim
NPM 2014 51 127
UNIVERSITAS KALTARA
2021
FILSAFAT ILMU DAN DASAR DASAR LOGIKA
•Jumhur ulama membolehkan bagi orang-orang yang kuat akalnya dan kokoh
keimanannya.
•Terma dan atau redaksi afalaa ya’qilun, afalaa tatafakkarun, di antaranya Surah
Al-Baqarah: 44, 76, Ali Imran: 65, Al-An’am: 32, Al-A’raf: 169, Hud: 51, Yusuf:
109, Al-Anbiya’: 67, Al-Mukminun: 80, Al-Qashash: 60, Shaffat: 138. Hal itu
bermakna Quran menganjurkan kita untuk terus menggunakan potensi pikiran dan
menjadikkannya sebagai instrumen penjelas (dalil aqli) terhadap ayat Quran (dalil
naqli).
•Syarat utama pengetahuan adalah ketidakraguan. Contoh: dua sudah pasti lebih
besar daripada satu.
•Segala sesuatu benda yang tidak ada keraguan untuk mengetahuinya, maka hal
itu dikategorikan sebagai pengetahuan (ke dalam jiwa). Termasuk kursi, wangi,
panas, mendidih, dll.
•Ilmu (sains) menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekadar pengetahuan. Apa
(ontologi), bagaimana (epistemologi), dan manfaat; nilai (aksiologi).
Ilmu = apa itu air mendidih (air yang dipanaskan dengan api/pemanas ditunjukkan
dengan ciri-ciri panas, adanya gelembung, uap air, dst)
Bagaimana air itu mendidih = siapkan air yang jernih di dalam panci, siapkan
tungku, api;pemanas, panaskan air itu, ukur suhu air sampai mencapai 100 derajat
celcius.
Aksiologi= manfaat air itu sebagai minuman yang sehat bagi manusia.
•Menurut Wajid Anwar (1969), ada dua kelompok ilmu, yaitu a posteriori dan a
priori. a posteriori mencakup ilmu yang diperoleh dari pengalaman inderawi (ilmu
kimia, ilmu hayat, kesehatan,dll). a priori adalah ilmu yang tidak diperoleh dari
pengalaman (empiris) dan eksperimen (percobaan), tapi bersumber pada akal itu
sendiri.
Arti Benar
Benar adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan: ada persesuaian atau tidak
adanya pertentangan di dalam dirinya. Contoh: Tuhan menurunkan Quran kepada
Nabi Musa, Ali adalah seseorang yang jujur yang suka menipu.
Menurut Dr. Jan Hendrik Rapar, proposisi merupakan ungkapan lahiriah dari
suatu putusan. Secara definisi, proposisi adalah suatu pernyataan dalam bentuk
kalimat yang memiliki arti penuh dan utuh yang di dalamnya manusia mengakui
atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang lain.
Sebuah proposisi adalah suatu kalimat yang memiliki nilai kebenaran (truth value)
benar (true).
Asas-Asas Pemikiran
Asas adalah pangkal atau asal darimana sesuatu itu muncul. Asas pemikiran
merupakan pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Asas
pemikiran mencakup tiga hal, yaitu:
Sesuatu itu adalah dia sendiri, bukan lainnya. Jika proposisi benar, maka benarlah
ia.
Kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus menuju kesimpulan yang umum.
Contoh:
Pembagian Logika
Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua bentuk yang berbeda secara
radikal, yakni cara berpikir dari umum ke khusus dan cara berfikir dari khusus ke
umum. Cara pertama disebut berpikir deduktif dipergunakan dalam logika formal
yang mempelajari dasar-dasar persesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam
pemikiran dengan mempergunakan hukum-hukum, rumus-rumus, patokan-
patokan berpikir benar
Cara bepfikir induktif dipergunakan dalam logika material, yakni menilai hasil
pekerjaan logika formal dan menguji benar tidaknya dengan kenyataan empiris.
Logika formal disebut juga logika minor. Logika material disebut logika mayor
Manfaat Logika
Manfaat yang paling asasi mempelajari ilmu logika adalah untuk membuat
seseorang mampu membedakan antara berpikir yang benar dan oleh karenanya
akan menghasilkan kesimpulan yang benar dan terhindar dari kesimpulan yang
salah.
b.Negatif : apabila diawali dengan salah satu dari kata tidak, tak, non, bukan.
Positif
Negatif
Privatif
Dermawan
Tidak dermawan
Kikir
Cantik
Tidak cantik
Jelek
Luas
Tidak luas
Sempit
Rajin
Tidak rajin
Malas
Kuat
Tidak Kuat
Lemah
b.Partikular: apabila suatu kata mengikat bawahan yang banyak, tapi tidak
mencakup keseluruhan anggota yang diikatnya. Contoh: sebagian manusia,
beberapa manusia.
c.Singular: apabila kata yang diikatnya hanya satu. Terbagi atas dua jenis, yaitu
Nama Unik dan Nama Diri.
•Kata dengan pengertian konkrit apabila menunjuk pada suatu benda, orang, atau
eksistensi tertentu. Misal: buku, kursi.
•Kata dengan pengertian abstrak apabila menunjuk kepada sifat dan keadaan.
Misalnya malu, marah.
Pendahuluan
a. Logika berasal dari kata Yunani yaitu Logos, yang berarti Ucapan, Kata,
Pengertian, Pikiran, Ilmu.
b. Dalam Logika dipelajari aturan – aturan atau patokan – patokan yang harus
diperhatikan dalam untuk dapat berpikir dengan tepat, teliti, dan teratur, agar
mencapai kebenaran.
e. Bentuk – bentuk pemikiran dalam Logika mulai dari yang sederhana sampai
yang paling tinggi yaitu, Pengertian atau Konsep (consept),Proposisi atau
Pernyataan (Statement), dan penalaran (reasioni). Ketiga bentuk pemikiran ini
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena tidak ada proposisi tanpa adanya
pengertian dan tidak ada penalaran tanpa proposisi. Maka untuk memahami
penalaran, ketiga bentuk pemikiran harus dipahami bersama – sama.
A. Pengertian
a. Pengertian terbentuk dari hasil aktivitas observasi indera yang biasa juga
disebut dengan data empiric karena bersal dari pengalaman empirik
c. Bentuk pikiran tidak selalu dapat diungkapkan dengan sempurna untuk itu
diperlukan symbol untuk menunjukan pengertian tersebut. Simbol yang biasanya
digunakan adalah bahasa. Dalam bahasa pengertian (konsep) itu lambangnya
adalah Kata, Penggunaan kata yang tepat menentukan ketepatan suatu pengertian.
B. Proposisi
S P
S P
S mengingkari P atau SP
Contoh proposisi mutlak: Semua Manusia di muka bumi ini akan meninggal.
C. Penalaran
Contoh:
1. penalaran induktif
2. penalaran deduktif.
Penalaran Induktif atau induksi adalah penalaran yang konklusinya lebih luas
dari premisnya. Penalaran deduktif atau deduksi adalah penalaran yang
konklusinya tidak lebih luas dari premisnya
Contoh :
Penalaran Deduktif
Penalaran Induktif
D. Logika Formal
E. Hukum Penyimpulan
Contoh: p Ù q
Contoh:
1. Negasi
2. Konjungsi
3. Disjungsi
pÚq : Aku tinggal di Indonesi atau belajar Bahasa Inggris sejak SMP
4. Implikasi
5. Biimplikasi
p : 2 bilangan genap
q : 3 bilangan ganjil
Jawabanya: Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti
hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau
ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
secara lurus, tepat, dan teratur.Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional
untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan
tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Pikiran manusia pada hakikatnya selalu mencari dan berusaha untuk memperoleh
kebenaran. Karena itu pikiran merupakan suatu proses. Dalam proses tersebut
haruslah diperhatikan kebenaran bentuk dapat berpikir logis. Kebenaran ini hanya
menyatakan serta mengandaikan adanya jalan, cara, teknik, serta hukum-hukum
yang perlu diikuti. Semua hal ini diselidiki serta dirumuskan dalam logika.
Secara singkat logika dapat dikataka sebagai ilmu pengetahuan dan kemampuian
untuk berpikir lurus. Ilmu pengetahuan sendiri adalah kumpulan pengetahuan
tentang pokok tertentu. Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang sistematis
serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan ini
terjadi dengan menunjukkan sebab musababnya.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam
sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang
keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
Generalisasi
Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual
(khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena sejenis
dengan fenomena individual yang diselidiki.
Definisi
Kata definisi, berpokok pada kata fine, mendapat awalan /de/, dan mendapat
akhiran /si/. Jadi, arti dari definisi adalah, sebaris kalimat yang terdiri dari kata-
kata, yang mana jumlah dan penggunaan kata-kata tersebut adalah yang paling
minim dan sederhana, untuk melukiskan suatu istilah, namun sebaris kalimat
tersebut merupakan sebaris kalimat yang paling sempurna untuk tujuan tersebut.
Itulah sebabnya, tidak ada di dalam Dunia pendidikan / retorika di mana definisi
hadir di dalam lebih dari satu kalimat. Definisi selalu hanya berjumlah satu
kalimat. Kalau lebih dari satu / sebaris kalimat, maka hal itu tidak lagi disebut
definisi. Dengan sebaris kalimat itu, setiap orang khususnya orang awam pun
segera mengerti apa yang dimaksud dengan sebaris kalimat itu, yang pada
pokoknya merujuk pada suatu hal.
2. Teori Consistency ® Teori ini merupakan suatu usah apengujian (test) atas arti
kebenaran. Hasil test dan eksperimen dianggap relible jika kesan-kesanyang
berturut-turut dari satu penyelidik bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen
yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan tempat yang lain.
4. Kebenaran Religius ® Kebenaran tak cukup hanya diukur dnenga rasion dan
kemauan individu. Kebenaran bersifat objective, universal,berlaku bagi seluruh
umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari
Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.
5. Hmbatan berpikir kritis Dalam berpikir kritis, ada hal-hal yang menghambat
seseorang untuk melakukanya baik itu dari dalam dirinya maupun lingkungan dia
berada, adapun hambatan-hambatan itu sebagai berikut:
Dasar pembentukan sebuah teori haruslah memliki sebab musabab mengapa teori
itu diciptakan (Whardani, 2013), sehingga tidak dengan mudahnya seseorang
dapat membuat satu teori baru. Dalam sebuah teori terdapat pula sebuah proposisi,
Proposisi merupakan suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti
penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya.
Penekanan pada proposi yang dapat diuji (testable) dan pembentukan hipotesis
yang dapat dibuktikan salah (falsifiable), secara langsung diterapkan pada upaya
penciptaan teori dalam ilmu sosial tanpa didasari timbulnya masalah serius
(burchill, 2009:1). Sehingga proposisi merupakan sesuatu hal yang sangat esensial
dalam sebuah teori (Dugis, 2013).
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan
hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran
teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa
variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.