Anda di halaman 1dari 19

RESUME (RANGKUMAN)

FILSAFAT ILMU DAN DASAR DASAR LOGIKA

Disusun Oleh :
Muh.Tahsin Muslim
NPM 2014 51 127

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS KALTARA

2021
FILSAFAT ILMU DAN DASAR DASAR LOGIKA

Sejarah Logika Dunia Islam (lanjutan)

•Pada abad II Hijriyah terjadi penerjemahan karya-karya ilmuwan Yunani ke


dunia Arab.

•Logika termasuk kajian yang menarik kaum Muslim.

•Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari logika secara mendalam. Imam


Ibnu Taimiyah menghukumi haram mempelajari logika.

•Imam al-Ghazali menganjurkan dan menganggap baik mempelajari logika.

•Jumhur ulama membolehkan bagi orang-orang yang kuat akalnya dan kokoh
keimanannya.

•Terma dan atau redaksi afalaa ya’qilun, afalaa tatafakkarun, di antaranya Surah
Al-Baqarah: 44, 76, Ali Imran: 65, Al-An’am: 32, Al-A’raf: 169, Hud: 51, Yusuf:
109, Al-Anbiya’: 67, Al-Mukminun: 80, Al-Qashash: 60, Shaffat: 138. Hal itu
bermakna Quran menganjurkan kita untuk terus menggunakan potensi pikiran dan
menjadikkannya sebagai instrumen penjelas (dalil aqli) terhadap ayat Quran (dalil
naqli).

Ayat Qouliyah (al Quran)

Ayat Kauniyah (alam semesta)

Arti Ilmu dan Arti Benar

•Ilmu (science; sains) tidak sama dengan pengetahuan (knowledge).

•Pengetahuan adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yaitu tersingkapnya suatu


kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya (alGhazali).

•Syarat utama pengetahuan adalah ketidakraguan. Contoh: dua sudah pasti lebih
besar daripada satu.
•Segala sesuatu benda yang tidak ada keraguan untuk mengetahuinya, maka hal
itu dikategorikan sebagai pengetahuan (ke dalam jiwa). Termasuk kursi, wangi,
panas, mendidih, dll.

•Ilmu (sains) menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekadar pengetahuan. Apa
(ontologi), bagaimana (epistemologi), dan manfaat; nilai (aksiologi).

Misal, pengetahuan = air yang sehat adalah dimasak;dipanaskan sampai mendidih

Ilmu = apa itu air mendidih (air yang dipanaskan dengan api/pemanas ditunjukkan
dengan ciri-ciri panas, adanya gelembung, uap air, dst)

Bagaimana air itu mendidih = siapkan air yang jernih di dalam panci, siapkan
tungku, api;pemanas, panaskan air itu, ukur suhu air sampai mencapai 100 derajat
celcius.

Aksiologi= manfaat air itu sebagai minuman yang sehat bagi manusia.

Arti Ilmu dan Arti Benar

•Menurut Wajid Anwar (1969), ada dua kelompok ilmu, yaitu a posteriori dan a
priori. a posteriori mencakup ilmu yang diperoleh dari pengalaman inderawi (ilmu
kimia, ilmu hayat, kesehatan,dll). a priori adalah ilmu yang tidak diperoleh dari
pengalaman (empiris) dan eksperimen (percobaan), tapi bersumber pada akal itu
sendiri.

•Logika termasuk jenis ilmu a priori.

Arti Benar

Benar adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan: ada persesuaian atau tidak
adanya pertentangan di dalam dirinya. Contoh: Tuhan menurunkan Quran kepada
Nabi Musa, Ali adalah seseorang yang jujur yang suka menipu.

Menurut Dr. Jan Hendrik Rapar, proposisi merupakan ungkapan lahiriah dari
suatu putusan. Secara definisi, proposisi adalah suatu pernyataan dalam bentuk
kalimat yang memiliki arti penuh dan utuh yang di dalamnya manusia mengakui
atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang lain.

Sebuah proposisi adalah suatu kalimat yang memiliki nilai kebenaran (truth value)
benar (true).

Asas-Asas Pemikiran

Asas adalah pangkal atau asal darimana sesuatu itu muncul. Asas pemikiran
merupakan pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Asas
pemikiran mencakup tiga hal, yaitu:

a. Asas Identitas (principium identitatis)

Sesuatu itu adalah dia sendiri, bukan lainnya. Jika proposisi benar, maka benarlah
ia.

b.Azas Kontradiksi (principium contradictoris)

Pengingkaran terhadap sesuatu tidak mungkin sama dengan pengakuannya; dua


kenyataan yang kontradiktoris tidak mungkin bersama-sama secara simultan.
Artinya, tidak ada proposisi yang sekaligus benar atau salah.

c.Asas Penolakan Kemungkinan Ketiga (Principium exlusi tertii)

Asas ini mengatakan antara pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak


pada salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan
mutlak. Artinya, suatu proposisi selalu dalam keadaan yang benar atau salah.

Cara Mendapatkan Kebenaran

•Metode Induksi (khusus-umum)

Kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus menuju kesimpulan yang umum.

Contoh:

Besi dipanaskan memuai.


Seng dipanaskan memuai.

Timah dipanaskan memuai.

Jadi, semua logam dipanaskan memuai.

•Metode Deduksi (umum-khusus)

Kesimpulan dari pernyataan yang umum menuju kesimpulan yang khusus.

Contoh: Semua logam jika dipanaskan akan memuai.

Tembaga adalah logam.

Jadi, jika tembaga dipanaskan, memuai.

Pembagian Logika

A. Logika dilihat dari segi kualitasnya, dapat dibagi atas:

1. Logika Naturalis (Mantiq alFitri), yaitu kecakapan berlogika berdasarkan


kemampuan akal bawaan manusia. Contohnya, ahli pidato atau seorang politikus
merupakan figur yang mampu mengutarakan jalan pikirannya dengan logis
meskipun belum membaca buku Logika. Untuk mengatasi kelemahan Logika
Naturalis, dibutuhkan Logika Artifisialis.

2. Logika Artifisialis/Logika Ilmiah (Mantiq asSuri), memperhalus, mempertajam,


dan menunjukkan jalan pemikiran yang benar agar akal dapat bekerja lebih teliti,
efisien, mudah dan aman.

B. Logika dilihat dari objeknya dapat dibagi atas:

1. Logika Formal (Manthiq As-Shuari)

Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua bentuk yang berbeda secara
radikal, yakni cara berpikir dari umum ke khusus dan cara berfikir dari khusus ke
umum. Cara pertama disebut berpikir deduktif dipergunakan dalam logika formal
yang mempelajari dasar-dasar persesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam
pemikiran dengan mempergunakan hukum-hukum, rumus-rumus, patokan-
patokan berpikir benar

2. Logika Material (al-Manthiq al-maddi).

Cara bepfikir induktif dipergunakan dalam logika material, yakni menilai hasil
pekerjaan logika formal dan menguji benar tidaknya dengan kenyataan empiris.
Logika formal disebut juga logika minor. Logika material disebut logika mayor

Manfaat Logika

Manfaat yang paling asasi mempelajari ilmu logika adalah untuk membuat
seseorang mampu membedakan antara berpikir yang benar dan oleh karenanya
akan menghasilkan kesimpulan yang benar dan terhindar dari kesimpulan yang
salah.

Bagian Dua: Pembahasan Kata

•Penyelidikan Logika terhadap kata bertujuan mencari pengertian kata dan


bagaimana penggunaan setepatnya.

•Beberapa pengertian kata

I. Positif, Negatif, dan Privatif

a.Positif : apabila mengandung penegasan adanya sesuatu.

b.Negatif : apabila diawali dengan salah satu dari kata tidak, tak, non, bukan.

c.Privatif : apabila mengandung makna tidak adanya sesuatu.

Beberapa pengertian kata

Positif

Negatif

Privatif
Dermawan

Tidak dermawan

Kikir

Cantik

Tidak cantik

Jelek

Luas

Tidak luas

Sempit

Rajin

Tidak rajin

Malas

Kuat

Tidak Kuat

Lemah

Beberapa Pengertian Kata

II. Universal, Partikular, Singular, dan Kolektif

a.Universal: apabila kata mengikat keseluruhan bawahannya. Contoh: manusia.

b.Partikular: apabila suatu kata mengikat bawahan yang banyak, tapi tidak
mencakup keseluruhan anggota yang diikatnya. Contoh: sebagian manusia,
beberapa manusia.
c.Singular: apabila kata yang diikatnya hanya satu. Terbagi atas dua jenis, yaitu
Nama Unik dan Nama Diri.

d.Kolektif: apabila suatu kata mengikat sejumlah benda yang mempunyai


persamaan fungsi dan membentuk satu kesatuan. Contoh: regu, tim, panitia.

Beberapa Pengertian Kata

III. Konkrit dan Abstrak

•Kata dengan pengertian konkrit apabila menunjuk pada suatu benda, orang, atau
eksistensi tertentu. Misal: buku, kursi.

•Kata dengan pengertian abstrak apabila menunjuk kepada sifat dan keadaan.
Misalnya malu, marah.

Pendahuluan

a. Logika berasal dari kata Yunani yaitu Logos, yang berarti Ucapan, Kata,
Pengertian, Pikiran, Ilmu.

b. Dalam Logika dipelajari aturan – aturan atau patokan – patokan yang harus
diperhatikan dalam untuk dapat berpikir dengan tepat, teliti, dan teratur, agar
mencapai kebenaran.

c. Berdasarkan cakupan Logika tersebut maka yang dimaksud dengan logika


adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat.

d. Penalaran adalah suatu bentuk Pemikiran untuk mencapai suatu kebenaran

e. Bentuk – bentuk pemikiran dalam Logika mulai dari yang sederhana sampai
yang paling tinggi yaitu, Pengertian atau Konsep (consept),Proposisi atau
Pernyataan (Statement), dan penalaran (reasioni). Ketiga bentuk pemikiran ini
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena tidak ada proposisi tanpa adanya
pengertian dan tidak ada penalaran tanpa proposisi. Maka untuk memahami
penalaran, ketiga bentuk pemikiran harus dipahami bersama – sama.
A. Pengertian

a. Pengertian terbentuk dari hasil aktivitas observasi indera yang biasa juga
disebut dengan data empiric karena bersal dari pengalaman empirik

b. Pengertian adalah sesuatu yang abstrak

c. Bentuk pikiran tidak selalu dapat diungkapkan dengan sempurna untuk itu
diperlukan symbol untuk menunjukan pengertian tersebut. Simbol yang biasanya
digunakan adalah bahasa. Dalam bahasa pengertian (konsep) itu lambangnya
adalah Kata, Penggunaan kata yang tepat menentukan ketepatan suatu pengertian.

B. Proposisi

a. Bersamaan dengan tersusunnya suatu pengertian maka tersusun pula suatu


proposisi

b. Dalam proses pembentukan proposisi terjadi suatu pengertian (konsep) yang


menerangkan pengertian (konsep) yang lain atau pengertian yang diingkari oleh
pengertian yang lain.

Contoh:1. Anak kecil itu menangis

S P

S menerangkan P atau S=P

2. Anak kecil itu tidak menangis

S P

S mengingkari P atau SP

c. Dalam proses pembentukan proposisi terjadi juga pengakuan bahwa


memang benar atau memang salah, jadi proposisi itu mengandung sifat benar saja
atau salah saja, tidak mengandung kedua – duanya secara bersama – sama.

d. Proposisi dalam bahasa dilambangkan dengan kalimat berita.


e. Berdasarkan sifatnya proposisi terbagi menjadi dua macam yaitu proposisi
empiric dan proposisi mutlak. Proposisi empiric adalah proposisi yang harus
diteliti dulu kebenarannya atau kesalahannya melalui kegiatan observasi empiric.
Proposisi Mutlak adalah proposisi yang jelas dengan sendirinya kebenarannya
tanpa perlunya observasi empiric.

Contoh proposisi mutlak: Semua Manusia di muka bumi ini akan meninggal.

C. Penalaran

a. Proses berpikir dimulai dengan Observasi indera yang menghasilkan suatu


pengertian, dari pengertian- pengretian tersebut tersusun suatu proposisi dan
secara bersamaan dari beberapa proposisi yang sama tersusun proposisi baru,
proposisi baru tersebut adalah penalaran

Contoh:

Premis1 : Logam 1 dipanaskan memuai

Premis 2 : Logam 2 dipanaskan memuai

Premis 3: Logam 3 dipanaskan memuai

Premis 10: Logam 10 dipanaskan memuai

Konklusi : Semua logam dipanaskan memuai

Dari pengamatan 10 logam yang dipanaskan memuai maka diperoleh suatu


proposisi baru atau penalaran bahwa semua logam apabila dipanaskan akan
memuai.

b. Dalam penalaran proposisi yang menjadi dasar penyimpulan disebut


dengan

Premis, sedangkan proposisi baru sebagai penalaran disebut dengan


Konklusi.
b. Penalaran secara umum terbagi menjadi dua macam, yaitu

1. penalaran induktif

2. penalaran deduktif.

Penalaran Induktif atau induksi adalah penalaran yang konklusinya lebih luas
dari premisnya. Penalaran deduktif atau deduksi adalah penalaran yang
konklusinya tidak lebih luas dari premisnya

Contoh :

Penalaran Deduktif

Premis : Semua benda yang dipanasi memuai

Premis : Besi dipanasi

Konklusi : Besi itu memuai

Penalaran Induktif

Premis : Logam I dipanasi memuai

Premis : Logam II dipanasi memuai

Premis : Logam III dipanasi memuai

Konklusi : Semua Logam dipanasi akan memuai

D. Logika Formal

Logika formal adalah logika yang hanya membahas bentuk penalaran.


Dalam consensus sekarang ini yang dimaksud dengan logika adalah logika
formal.

E. Hukum Penyimpulan

Penalaran adalah proses berpikir, yang berdasarkan premis yang benar


menarik konklusi yang benar pula. Hubungan kebenaran antara premis dan
konklusi tersebut disebut dengan hukum penyimpulan. Macam- macam hukum
penyimpulan adalah:

a. Apabila premisnya benar, konklusi penalaran benar

b. Apabila konklusi penalaran salah, maka premisnya juga salah

c. Apabila premisnya salah, konklusi penalaran dapat benar dapat salah

d. Apabila konklusinya benar, premis penalaran dapat benar dapat salah

F. Logika Kelas dan Logika Proposional

Logika Proposional adalah membahas logika dalm bentuk simbolik , yang


ditulis dengan lambang.

G. Sistem Lambang Logika Proposional

Sistem lambang dalam logika proposional diantaranya adalah perakit atau


penghubung, yaitu:

~ lambang negasi, dalam bahasa: “tidak, Bukan , non, dan sebagainya”

Ù lambang konjungsi, dalam bahasa “ dan, tetapi, meskipun dan sebagainya”

Ú lambang disjungsi, dalam bahasa “atau”

É atau ® lambang implikasi, dalam bahasa, “Jika/kalau…..maka…”

Û lambang biimplikasi, dalam bahasa,” Jika/kalau dan hanya jika/kalau….”

Fungsi dari perakit tersebut adalah merakit pernyataan sehingga menjadi


pernyataan majemuk atau merakit variabel – variabel, variabel variabel tersebut
dalam logika simbolik biasanya dilambangkan dengan, p, q dan r

Contoh: p Ù q

Q Ú r dan lain – lain


H. Perakit/ Penghubung

Perakit adalah penghubung proposisi tunggal menjadi proposisi


majemuk.Perakit terdiri dari, negasi, konjungsi, disjungsi, implikasi dan
biimplikasi. Untuk negasi sepintas bukan merupakan perakit karena hanya bentuk
pengingkaran tapi sebenarnya pengingkaran itulah yang merupakan perakitnya.

Contoh:

1. Negasi

p : Jakarta Ibu Kota RI

~p : Jakarta Bukan ibu kota RI

2. Konjungsi

r : Ima anak pandai

s : Ima anak cekatan

rÙs : Ima anak pandai dan cekatan

3. Disjungsi

p : Aku tinggal di Indonesia

q : Aku belajar Bahasa Inggris sejak SMP

pÚq : Aku tinggal di Indonesi atau belajar Bahasa Inggris sejak SMP

4. Implikasi

p : Burung memiliki sayap

q : Burung dapat terbang

p ® q : Jika burung memiliki sayap maka burung dapat terbang

5. Biimplikasi
p : 2 bilangan genap

q : 3 bilangan ganjil

p Û q : 2 bilangan genap jika hanya jika 3 bilangan ganj

1. Apa itu Logika?

Jawabanya: Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti
hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.

Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau
ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
secara lurus, tepat, dan teratur.Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional
untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan
tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

Pikiran manusia pada hakikatnya selalu mencari dan berusaha untuk memperoleh
kebenaran. Karena itu pikiran merupakan suatu proses. Dalam proses tersebut
haruslah diperhatikan kebenaran bentuk dapat berpikir logis. Kebenaran ini hanya
menyatakan serta mengandaikan adanya jalan, cara, teknik, serta hukum-hukum
yang perlu diikuti. Semua hal ini diselidiki serta dirumuskan dalam logika.

Secara singkat logika dapat dikataka sebagai ilmu pengetahuan dan kemampuian
untuk berpikir lurus. Ilmu pengetahuan sendiri adalah kumpulan pengetahuan
tentang pokok tertentu. Kumpulan ini merupakan suatu kesatuan yang sistematis
serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan ini
terjadi dengan menunjukkan sebab musababnya.

2. Perbedaan Pengetahuan dan Sains


Pengetahuan adalah informasi yang telah di kembangkan oleh pemahaman dengan
berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal,
Pengetahuan yang dapat kita peroleh tanpa melalui proses pembelajaran dan
memiliki cara berfikir yang berbeda.

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan


untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-
gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains
ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam
sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang
keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.

3. Pengertian Definisi dan Generalisasi

Generalisasi

Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual
(khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena sejenis
dengan fenomena individual yang diselidiki.

Definisi

Kata definisi, berpokok pada kata fine, mendapat awalan /de/, dan mendapat
akhiran /si/. Jadi, arti dari definisi adalah, sebaris kalimat yang terdiri dari kata-
kata, yang mana jumlah dan penggunaan kata-kata tersebut adalah yang paling
minim dan sederhana, untuk melukiskan suatu istilah, namun sebaris kalimat
tersebut merupakan sebaris kalimat yang paling sempurna untuk tujuan tersebut.

Itulah sebabnya, tidak ada di dalam Dunia pendidikan / retorika di mana definisi
hadir di dalam lebih dari satu kalimat. Definisi selalu hanya berjumlah satu
kalimat. Kalau lebih dari satu / sebaris kalimat, maka hal itu tidak lagi disebut
definisi. Dengan sebaris kalimat itu, setiap orang khususnya orang awam pun
segera mengerti apa yang dimaksud dengan sebaris kalimat itu, yang pada
pokoknya merujuk pada suatu hal.

4. Karakteristik Kebenaran Filsafat

Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat

1. Teori Corespondence ® menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan


benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu
pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan
atau pendapat tersebut.

2. Teori Consistency ® Teori ini merupakan suatu usah apengujian (test) atas arti
kebenaran. Hasil test dan eksperimen dianggap relible jika kesan-kesanyang
berturut-turut dari satu penyelidik bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen
yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan tempat yang lain.

3. Teori Pragmatisme ® Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang


dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medoe problem olving dai
dalam pengajaran. Mereka akan benar-benar hanya jika mereka berguna mampu
memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika mengmbalikan
pribadi manusia di dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan
kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di
dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan penyesuaian
dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.

4. Kebenaran Religius ® Kebenaran tak cukup hanya diukur dnenga rasion dan
kemauan individu. Kebenaran bersifat objective, universal,berlaku bagi seluruh
umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari
Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.
5. Hmbatan berpikir kritis Dalam berpikir kritis, ada hal-hal yang menghambat
seseorang untuk melakukanya baik itu dari dalam dirinya maupun lingkungan dia
berada, adapun hambatan-hambatan itu sebagai berikut:

1. Kurangnya informasi yang memadai;


2 kemampuan membaca yang buruk;
3. bias;
4. prasangka;
5. tahayul;
6. egosentrisme (pemikiran yang memusat ke diri sendiri);
7. sosiosentrisme (pemikiran yang memusat ke kelompok);
8. tekanan kelompok;
9. konformisme;
10. provinsialisme;
11. pikiran sempit;
12. pikiran tertutup;
13. tidak percaya pada nalar;
14. berpikiran relativistic;
15. sterotip;
16. asumsi-asumsi yang tak terbukti;
17. pengkambinghitaman (scapegoating);
18. rasionalisasi;
19. penyangkalan;
20. wishful thinking;
21. berpikir jangka pendek;
22. persepsi selektif;
23. daya ingat selektif;
24. emosi yang menggebu-gebu;
25. penipuan-diri (self-deception);
26. menyelamatkan muka (face-saving);
27. takut akan perubahan.
6. Jelaskan tentang penalaran deduktif dan penalaran induktif.Dasar penalaran
dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran deduktif—kadang
disebut logika deduktif—adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi
argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan
ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen
deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah
argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan
konsekuensi logis dari premis-premisnya.

Contoh argumen deduktif:

Setiap mamalia punya sebuah jantung

Semua kuda adalah mamalia

∴ Setiap kuda punya sebuah jantung

Penalaran induktif—kadang disebut logika induktif—adalah penalaran yang


berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.

Contoh argumen induktif:

Kuda Sumba punya sebuah jantung

Kuda Australia punya sebuah jantung

Kuda Amerika punya sebuah jantung

7. Proposisi membentuk teori, maksudnya?

Dasar pembentukan sebuah teori haruslah memliki sebab musabab mengapa teori
itu diciptakan (Whardani, 2013), sehingga tidak dengan mudahnya seseorang
dapat membuat satu teori baru. Dalam sebuah teori terdapat pula sebuah proposisi,
Proposisi merupakan suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti
penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya.
Penekanan pada proposi yang dapat diuji (testable) dan pembentukan hipotesis
yang dapat dibuktikan salah (falsifiable), secara langsung diterapkan pada upaya
penciptaan teori dalam ilmu sosial tanpa didasari timbulnya masalah serius
(burchill, 2009:1). Sehingga proposisi merupakan sesuatu hal yang sangat esensial
dalam sebuah teori (Dugis, 2013).

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan
hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran
teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa
variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.

Anda mungkin juga menyukai