Anda di halaman 1dari 15

MENGANALISIS PENGERTIAN, OBJEK KAJIAN, MANFAAT, DAN

SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA DAN TERM

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas UTS

Mata kuliah: Logika

Dosen Pengampu: Abdullah, M.AG

Disusun oleh:

Dinda Maila Khusna (2250410076)

Kelas C1PSR

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

TAHUN 2022
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Objek Kajian, Manfaat, Dan Sejarah Perkembangan


Logika

1. Pengertian logika

Sebagai ilmu, logika disebut dengan logika episteme (logica scientia) atau
ilmu pengetahuan logika yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus,
tepat, dan teratur. Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk
mengetahui dan kecakapan yang mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan
tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Logika secara luas dapat
didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara valid.

William Alston mendefinisikan logika sebagai studi mengenai


penyimpulan, tepatnya usaha untuk menentukan kriteria-kriteria yang mampu
membedakan penyimpulan yang valid dan yang tidak valid. Sementara itu, Alfred
Cryril Ewing berpendapat bahwa logika adalah Studi mengenai berbagai jenis
proposisi dan keterhubungannya satu sama lain yang dapat menentukan kebenaran
suatu penyimpulan.1

Selanjutnya, Fudyartanta mengartikan logika sebagai ilmu yang mempelajari


secara mendalam tentang kebenaran berpikir. Dengan kata lain, logika adalah
ilmu mendasar dan meluas mengenai berpikir yang benar, supaya hasilnya juga
benar/valid.

Sementara itu, menurut Hasbullah Bakry logika adalah ilmu pengetahuan yang
mengatur penelitian hukum-hukum akal manusia sehingga menyebabkan
pikirannya dapat mencapai kebenaran. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa
logika juga dapat mempelajari aturan-aturan dan cara berpikir yang dapat
menyampaikan manusia kepada kebenaran dan logika mempelajari pekerjaan akal
dipandang dari aspek benar atau salah.

Dari beberapa pandangan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa logika adalah
studi yang mempersoalkan tata cara berpikir secara tepat dan teratur untuk

1
Surajiyo, 2019, hlm. 9
menentukan kriteria-kriteria yang mampu menyimpulkan suatu penyimpulan yang
valid atau yang tidak valid.

2. Objek Kajian Logika

Terdapat dua objek dari suatu kajian logika, yaitu objek material dan objek
formal. Objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu. Objek material ini dapat menyangkut apa saja, baik
yang konkret maupun hal yang abstrak. Misalnya, dalam ilmu psikologi (studi
perilaku manusia) manusia itu sendiri adalah objek materialnya, sedangkan
perilaku atau kegiatan akal budinya adalah objek formal.

Objek formal adalah sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian
atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu
disorot. Contohnya, berpikir adalah objek material logika. Namun demikian, yang
dimaksud dengan berpikir di sini adalah kegiatan pikiran, akal budi manusia.
Dengan berpikir manusia mengolah dan mengerjakan pengetahuan yang telah
diperolehnya.

3. Manfaat Logika

Sebetulnya, dari berbagai pemaparan mengenai pengertian, objek kajian, dan


macam-macam logika, sudah dapat kita lihat bermacam manfaat yang dapat
dihasilkan oleh logika. Untuk menyimpulkan ragam manfaat logika yang banyak
tersebut secara umum, manfaat dari logika adalah sebagai berikut.

a. Membantu setiap orang untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat,
tertib, metodis.
b. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan obyektif.
c. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara
tajam dan mandiri.
d. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta
kesesatan

4. Sejarah logika

Logika berasal dari kata Yunani kuno (Logos) yang berarti hasil
pertimbangan yang berasal dari akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat. Sebagai ilmu,
logika disebut dengan Logike Episteme (Logica Scientia) atau Ilmu Logika (Ilmu
Pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan
teratur. Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan
kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan
ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan
dengan masuk akal.Dalam sejarah perkembangan logika muncul bersama dengan
filsafat. Menurut sebagian kisah sejarah Zeno dari Citium (±340 SM – 265 SM)
disebutkan bahwa tokoh Stoa adalah yang pertama kali menggunakan istilah
logika. Namun demikian, akar logika sudah terdapat dalam pikiran dialektis para
filsuf mazhab Elea. Mereka telah melihat masalah identitas dan perlawanan asas
dalam realitas. Tetapi kaum sofis-lah yang membuat fikiran manusia sebagai titik
api pemikiran secara eksplisit. Masa Yunani Kuno Logika dimulai sejak Thales
(624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng,
takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk
memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe
(Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah
mengenalkan logika induktif.Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai
ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa
Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan
bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam
semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:· Air adalah jiwa tumbuh-
tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)· Air adalah jiwa hewan dan jiwa
manusia· Air jugalah uap· Air jugalah esJadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu,
yang berarti, air adalah arkhe alam semesta.Sejak saat Thales sang filsuf
mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis
beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran
dalam bidang ini.Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica ,
yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi
yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang
berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika
Aristoteles adalah silogisme.

B. AZAS-AZAS BERFIKIR (QONUN) DALAM LOGIKA

Asas pemikiran adalah pengetahuan dimanapengetahuan lain muncul dan


dimengerti.Asas ini bagi keseluruhan berpikir adalah mutlak. Salah benarnya
suatu pemikiran tergantung terlaksananya asas-asas ini.Menurut Aristoteles asas
pemikiran dibagi 4:

1. Asas Indentitas (Principium identitas)

Menyatakan bahwa sesuatu benda itu adalah benda itu

sendiri tidak mungkin yang lain.

Contoh : A adalah A

Tidak mungkin A adalah B atau yang lain.

Rumusnya : “ Bila proposisi itu benar maka benarlah ia”

2. Asas Kontradiksi (Principium Contradictoris)

Menyatakan bahwa sesuatu benda tidak dapat menjadi benda itu sendiri dan
benda yang lain sekaligus dalam waktu yang sama.Sesuatu itu tidak bisa positif
dan negatif pada waktu yang sama. ATAU Sesuatu itu ada dan tidak ada
sekaligus dalam waktu yang sama.ATAU Dua kenyataan yang kontra diktoris
tidak mungkin bersama-sama secara simultan2

Contoh : A = B = bukan B atau A = B = -B

Lantai ini kotor sekali dan sangat bersih.

Saya tidak punya uang dan punya uang banyak.

Rumusnya :

“Tidak ada proposisi yang sekaligus benar dan salah

3. Asas Penolakan Kemungkinan Ketiga (Principium Exclusitertii)

Menyatakan bahwa antara pengakuan danpengingkaran kebenarannya terletak


pada salahsatunya. Segala sesuatu haruslah positif atau negatif.

Contoh: A mesti B atau bukan B

A =B atau –B

Meja ini hitam dan meja ini tidak hitam

2
Dr. w. poespropodjo, Logika scientifika, CV Pustaka grafika: Bandung, 199, Hlm. 185
Kedua pernyataan itu tidak bisa sama-sama benar untuk mejaini dan keduanya
pun tidak sama-sama salah. Satu diantaranyamestinya benar, dan lainnya mesti
salah, atau satu diantaranyamestinya salah, sehingga yang satunya lagi mestinya
benar.

Rumusnya : ”Suatu proposisi selalu dalam keadaan benar/salah

4. Asas Cukup Alasan

Tidak ada sesuatu yang mungkin terjadidengan begitu saja tanpa alasan-alasan
tertentu. Atau adanya sesuatu itu mestinya mempunyaialasan, demikian juga jika
terjadi perubahanpada sesuatu itu.

Contoh :

- Suatu benda jatuh ke tanah, alasannya karena ada daya tarik bumi dan benda
itu tidak ada yang menahannya.

Rumusnya : “Suatu proposisi dapat berubah bila

ada alasan yang cukup”

CARA MENDAPATKANYA KEBENARAN

Induktif adalah cabang logika yang membicarakan tentang penarikan


kesimpulan darihal-hal yang khusus/ konkret (singular/particular) kepada
pengertian yang bersifat umum/universal

.Contoh : Besi dipanaskan memuai, Seng dipanaskan memuai, Emas dipanaskan


memuai, Timah dipanaskan memuai

Jadi : Semua logam jika dipanaskan memuai, dan bisa digeneralkan lagi menjadi
: Semua benda dipanaskan memuai

Keuntungan dari Induktif :

- Ekonomis yaitu tidak usah semua logam diselidiki cukup sebagaian saja.

- Pernyataan konklusi bisa diumumkan lagi

Deduktif adalah penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal yang bersifat
umum/universal kepada hal-hal yang bersifat khusus/konkret(singular/particular)
Contoh : Semua logam bila dipanaskan, memuai Tembaga adalah logam Jadi
tembaga bila dipanaskan, memuai

Keuntungan dari Deduktif

Mendapatkan pengetahuan yang terpercaya.Jadi antara penalaran induksi dan


deduksi mempunyai hubungan sangat erat. Mula-mula orang
mengunakanpenalaran induktif untuk mendapatkan pernyataan yang bersifat
umum. Pernyataan umum ini menjadi dasarpemikiran deduksi. Dengan demikian
kita dapat mengetahui pengetahuan baru yang mencangkup olehpernyataan
induktifnya.

1. Arti pikiran

Kita sudah menyebutkan sebelum ini, logika adalah ilmu yang mempelajari
hukum-hukum, patokan-patokan dan rumus-rumus berpikir, karena itu kita
hendaklah berhati-hati dalam melihat persimpangannya dengan logika. Logika
tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam
bentuk yang paling sehat dan praktis. Banyak jalan pemikiran kita dipengaruhi
oleh keyakinan, pola pikir kelompok, kecenderungan pribadi, pergaulan dan
sugesti. Juga banyak pemikiran yang diungkapkan sebagai luapan emosi seperti
caci maki, kata pujian atau pernyataan keheranan dan kekaguman. Ada juga
pemikiran yang diungkapkan dengan argumen yang secara lintas kelihatan benar
untuk memutar balikkan kenyataan dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi maupun golongan.

Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan
terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala
kepentingan dan keinginan perorangan.ia merumuskan serta menerapkan hukum-
hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar,
efisien dan teratur. Dengan demikian ada dua objek penyelidikan logika pertama,
pemikiran sebagai obyek material dan keduapatokan-patokan atau hukum-hukum
berpikir benar sebagai obyek formalnya.

Segala sesuatu yang ada senantiasa memiliki materi dan bentuk. Aristoteles
menyebut materi itu dengan kata hyle dan bentuk dengan kata eidos atau morphe.
Materi yang sama atau satu materi, dapat memiliki banyak bentuk yang berbeda-
beda

Misalnya, kayu sebagai materi dapat dibuat menjadi bentuk patung, atau dapat
dibuat menjadi bentuk meja, kursi, tiang, dan pintu. Dapat pula bentuknya sama
tetapi materinya berbeda. Misalnya, tiga buah patung kuda serupa, tetapi yang
satu materinya dari kayu, yang kedua materinya tanah liat, sedangkan yang ketiga
materinya dari batu. Dengan demikian, jelas bahwa materi harus senantiasa
memiliki bentuk, dan tidak mungkin ada bentuk tanpa materi.

Pikiran yang digunakan dalam penalaran dan yang diungkapkan lewat bahasa juga
memiliki materi dan bentuk. Contohnya, kalau kita mengatakan bundar, materinya
ialah isi dan arti kata itu sendiri, sedangkan bentuknya adalah positif. Akan tetapi,
jika kita mengatakan tidak bundar, bentuknya adalah negatif.

2. Macam – Macam Pemikiran

Bergerak proposisi ke proposisi yang lain itu ada dua macam, yakni tanpa atau
dengan pertolongan proposisi ke tiga. Hal ini bila pemikiran kita ambil dalam arti
yang luas maka para logisi juga biasa membuat perbedaan antara pemikiran
langsung dan pemikiran tidak langsung. Tetapi dalam pemikiran lansung
sebenarnya tidak terdapat pergerakan maju, sebab yang terdapat di dalamnya
adalah dua hal yang berbeda dalam mengatakan hal yang sama. Jadi “proposi
lain“ dalam pemikoiran langsung sebenarnya tidak ada. Maka pemikiran langsung
oada hakikatnya tidak dapat disebut pemikiran dalam arti sebenarnya.[4]

Ada dua macam pemikiran yang kita temukan yaitu:

a. Pemikiran langsung

Pemikiran yang hanya menggunakan satu pangkal pikir atau langsung


disimpulkan. Asas pemikiran ini pada ilmu logika banyak dibicarakan pada
konversi, inversi, kontraposisi dalam keputusan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membuat pemikiran seperti itu. Jadi
apabila saja tahu bahwa sudartini pada tanggal 17 agustus 1965 berada dijakarta,
saya segera dapat berkesimpulan bahwa sudartini pada tanggal 17 agustus tidak
berada di bandung.

b. Pemikiran tidak langsung

Pemikiran tidak langsung adalah pemikiran yang mempergunakan lebih dari satu
pangkal piker, jadi berarti pemikiran yang mempergunakan banyak keputusan
atau minimal lebih dari satu keputusan untuk menetapkan kesimpulan. Misalnya
pemikiran yang terjadi melalui jalan induksi, deduksi dan silogisme. Seperti telah
kita ketahui, kita membagi pemikiran tidak langsung kedalam tiga bagian:
deduksi, induksi, dan argument komulatif. Prinsip pembagiannya didasarkan pada
kuantitas term-term yang diperbandingkan. Deduksi bergerak dari yang umum
kehal yang khusus (atau paling sedikit padahal yang kurang umum) induksi
bergerak dari yang khusus ke yang umum, sedangkan argument komulatif
bergerak dari yang khusus ke yang khusus.

BAB II

ANALISIS

1. Pengertian Logika

Dalam ilmu pengetahuan logika dapat diartikan sebagai cara untuk berpikir
dengan lurus, tepat, dan teratur. Ilmu ini diwajibkan menggunakan kemampuan
berpikir secara rasional untuk mengetahui sampai mana pengetahuan akal budi
untuk mewujudkannya suatu pengetahuan kedalam suatu tindakan.
Menurut William Alston logika merupakan pembelajaran penyimpulan untuk
menentukan tolak ukur suatu simpulan yang benar atau yang tidak benar,
Sementara itu, menurut Alfred Cryril Ewing suatu hubungan yang terhubung satu
sama lain yang dapat tersimpulnya suatu kebenaran. Adapun pengertian dari
fudyartanta dan Hasbullah Bakry menurut saya pengertiannya pun juga sama yaitu
ilmu berpikir dengan benar untuk meneliti hukum hukum akal budi setiap
manusia.

Dari pengertian logika diatas dengan pengertian menurut para ahli sama artinya
yaitu logika merupakan cara berpikir secara logis untuk mendapatkan pemikiran
yang benar atau pemikiran yang valid sesuai data yang ada.

Objek kajian dilogika dapat dikatakan sebagai suatu bahan dari penelitian untuk
pembentuk pengetahuan. Dalam objek logika ada dua macam objek yaitu:

1. Objek material yang merupakan sebagai alat penelitian .


2. Objek formal merupakan sebagai mana objek material itu dipandang.
- Contohnya dalam studi sosiologi dalam masyarakat disini yang sebagai
objek materialnya adalah manusia itu sendiri sedangkan objek formalnya
adalah hubungan dan perilaku manusia itu didalam masyarakat.

Disini dapat disimpulkan berdasarkan isi artikel diatas objek material merupakan
manusia itu sendiri sedangkan objek formalnya ialah sifat manusia itu yang
terlihat lewat ungkapan perilakunya dengan masyarakat sekitarnya.

Dari pemaparan artikel diatas kita dapat mengambil manfaat dari mempelajari
logika yaitu kita dapat berpikir secara kritis, meningkatkan pemikiran kita dengan
cermat dan membantu kita terbiasa dengan berpikir secara logis.

Logika termasuk kedalam cabang filsafat yang berpoin pada penalaran. Dan
logika merupakan dasar filsafat dapat juga dikatakan sebagai sara ilmu. Menurut
Irving M. Copi, Logika merupakan ilmu dasar ilmu yang dapat mempelajari ilmu
penalaran yang baik dan benar.

Dilihat dari pengertian diatas mempelajari tentang logika sangatlah penting,


sebelum kita mempelajari logika alangkah kita mengetahui sejarah awal mula nya
logika. Sejarah logika dibagi menjadi tiga versi yaitu pada abad yunani kuno, abad
petegahan, dan abad modern.

Pada abad yunani kuno didalam penjelasan zeno dari citium pelopor kaum stoa
kita dapat mempelajari siapa figur utama yang memberikan istilah logika, tidak
hanya itu zeno juga memaparkan ajarannya menjadi tiga bagian yaitu kita dapat
mempelajari perumpamaan ilmu fisika sebagai lading dan pohon, logika sebagai
pagarnya, dan etika sebagai buahnya.

Seiring waktu berkembangnya ilmu logika (logika scientia) aristoteles membuat


karya To Organot yang dapat kita pelajari dengan mudah ia didalamnya
memaparkan kategoriat yang berisikan logika istilah dan prediksi, Peri
Hermeneias yang berisikan logika proposi, Anlytyca protera yang berisikan
silogisme dan pemikiran, Analytyca Hystera yang berisikan pembuktian, Topica
yang berisikan metode berdebat, Peri Shopistiskoon yang berisikan tentang
kesalahan berfikir. Diatas merupakan karya aristoteres yang dapat kita pelajari
dengan mudah tentang sejarah logika dan bagian bagiannya.

Menurut aristoteles alam semesta ini dikendalikan sesuai tingkah laku yang ada
dialam dan sesuai dengan hukum berfikir secara rasional. Dari pendapat diatas
kitas sebagai manusia harus berfikir secara kritis dan logis dalam mengambil
suatu keputusan.

Tahap hukum berpikir dibagi menjadi dua tahap ilmu logika yang berdasarkan
pemikiran sesuai data yang valid dan benar adanya dapat kita kenal sebagai
analitika, sedangkan pemikiran yang tidak sesuai datanya atau masih diragukan
kebenarannya dapat kita kenal sebagai dialektika.

- Contohnya analitika adalah seperti penelitian perkembangan anak ayam,


sedangkan contoh deduktif adalah informasi perkataan dari seseorang

Kemudian pemikiran logika menurut aristotelrs dilanjutkan oleh theoprastus dan


dengan kaum stoa mengembangkan logika proporsi dan bentuk bentuk berpikir
secara sistematis. Alfarabi ia pernah menyalin karya karya dari aristoles karna ia
mahir dalam menyalin karya seseorang sehingga pada zaman dahulu ilmu logika
mengalami kemunduran.
2. ASAS BERPIKIR

Asas berpikir dapat diartikan dengan pengetahuan baru yang muncul dari
pengetahuan yang lama.

Asas berpikir dibagi menjadi 4:

1. Asas Indentitas (Principium identitas)

Merupakan benda pribadi dan sifatnya tidak dapat digantikan dengan benda
yang lain.

Contoh : aku adalah aku


Tidak mungkin aku adalah dia atau yang lain.3

2. Asas Kontradiksi (Principium Contradictoris)

Merupakan benda bisa menjadi A dan B atau juga dapat diartikan sebagai benda
yang samar

Contoh : aku = dia = bukan dia atau aku = dia = bukan aku

Kamu sangat ganteng dan jelek sekali

Dia miskin dan banyak uang

3. Asas Penolakan Kemungkinan Ketiga (Principium Exclusitertii)

Menyatakan bahwa antara pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak


pada salahsatunya. Segala sesuatu haruslah positif atau negatif.

Contoh: Aku mesti dia atau bukan dia

Aku = dia atau –dia

Kamu ini tinggi dan kamu ini tidak tinggi

Kedua pernyataan itu tidak bisa sama-sama benar untuk kamu ini dan keduanya
pun tidak sama-sama salah. Satu diantaranya mestinya benar, dan lainnya mesti
salah, atau satu diantaranya mestinya salah, sehingga yang satunya lagi mestinya
benar.

4. Asas Cukup Alasan

Suatu kejadian pasti ada alasannya tidak mungkin suatu kejadian tidak ada
alasanya.

Contoh :

- diana pingsan karena ia lupa makan sebelum sekolah, karena ia lupa makan
jadi tidak ada sumber asupan energi yang ada ditubuh diana.

3
Dr. w. poespropodjo, Logika scientifika, CV Pustaka grafika: Bandung, 199, Hlm. 183
b. pemikiran

pemikiran adalah proses seseorang menggunakan akal budinya untuk berfikir,


Segala sesuatu yang ada senantiasa memiliki materi dan bentuk. Aristoteles
menyebut materi itu dengan kata hyle dan bentuk dengan kata eidos atau morphe.
Materi yang sama atau satu materi, dapat memiliki banyak bentuk yang berbeda-
beda

- contohnya air adalah materinya air dapat digunakan untuk minum, mandi,
memasak dll.

Dengan demikian materi adalah benda yang harus mempunyai bentuk dan dapat
untuk digunakan.

Pikiran yang digunakan dalam penalaran dan yang diungkapkan lewat bahasa juga
memiliki materi dan bentuk.

- Contohnya, kalau kita mengatakan cinta, materinya ialah isi dan arti kata
itu sendiri, sedangkan bentuknya adalah positif. Akan tetapi, jika kita
mengatakan tidak cinta, bentuknya adalah negatif.

Macam macam pemikiran

1. . Pemikiran langsung

Pemikiran langsung adalah pemikiran yang langsung dari akal pikiran dan tanpa
terduga.

contoh ria pergi ke bali dari hari minggu kemarin, saya dapat menyimpulkan
bahwa ria tidak ada dirumah hari ini

b. Pemikiran tidak langsung

pikiran yang membutuhkan dari satu pangkal pikiran yang menggunakan banyak
argumen.

- Contoh semua mahasiswa akan lulus, bela adalah mahasiswa. Jadi bela
akan lulus juga

Anda mungkin juga menyukai