2. Ari Revi Yunita (131.0013) 3. Dia Anggraini E (131.0025) 4. Dita Arista (131.0027) 5. Eka Fitria N (131.0031) 6. Rizky Ferolina (131.0083)
7. Rochmatun Nikmah(131.0085)
8. Yosi Ramadhani (131.0103)
9. Yuriska Agnes F (131.0109) 10.Vivi Feranita (131.0119) Spiritualitas,keyakinan dan agama merupaka n hal yang terpisah, walau pun seringkali diar tikan sama. Pemahaman tentang perbedaan antara tiga istilah tersebut sangat penting ba gi perawat untuk menghindarkan salah penge rtian yang akan mempengaruhi pendekatan y ang digunakan perawat. Spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut: a.Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehid upan. b.Menemukan arti dan tujuan hidup. c.Menyadari kemempuan untuk mengguna kan sumber dan kekuatan dalam diri sendi ri. d.Mempunyai perasaan keterikatan denga n diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi. Dimensi spiritual berupaya untuk mempertah ankan keharmonisan atau keselarasan denga n dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan kekuatan ketika sedang mengh adapi stress emosional, penyakit fisik, atau k ematian. Kekuatan yang timbul diluar kekuat an Manusia selanjutnya menguraikan bahwa spiritualit as sebagai konsep dua dimensi: dimensi ve rtikal adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidup an seseorang, sedangkan dimensi horizont al adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan ling kungan. Terdapat hubungan yang terus me nerus antara dua dimensi tersebut. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyak inan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pe ngampunan, mencintai, menjalin hubungan p enuh rasa percaya dengan Tuhan Mempunyai kepercayaan atau keyakinan bera rti mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Secara um um agama atau keyakinan spiritual merupaka n upaya seseorang untuk memahami tempat seseorang di dalam kehidupan, yaitu bagaim ana seseorang melihat dirinya dalam hubung annya dengan lingkungan secara menyeluruh merupakan suatu sistem ibadah yang terorganisir atau teratur. Agama mempunyai keyakinan sentral, ritual, dan praktik yang biasanya berhubungan de ngan kematian, perkawinan dan keselamatan/pen yelamatan (salvation). Agama mempunyai aturan- aturan tertentu yang diprakktikan dalam kehidup an sehari-hari yang memberikan kepuasan bagi ya ng menjalankannya. Perkembangan keagamaan in dividu merujuk pada penerimaan keyakinan, nilai, aturan dan ritual tertentu . Untuk memudahkan dalam memberikan asuh an keperawatan dengan memperhatikan keb utuhan spiritual penerima layanan keperawat an, maka perawat mutlak perlu memiliki ke mampuan mengidentifikasi atau mengenal ka rakteristik spiritualitas sebagai berikut: Harmonis/suportif. a. Berbagi waktu, pengetahuan dan sum ber secara timbal balik. b. Mengasuh anak, orangtua dan orang s akit. c. Meyakini kehidupan dan kematian ( mengunjungi, melayat, dll). Tidak harmonis a. Konflik dengan orang lain. b. Resolusi yang menimbulkan ketidakha rmonisan dan friksi. Agamais atau tidak agamais a. Sembahyang/berdoa/meditasi. b. Perlengkapan keagamaan. c. Bersatu dengan alam. a. Merumuskan arti personal yang positif tent ang tujuan keberadaannya di dunia/kehidupan. b. Mengembangkan arti penderitaan dan mey akini hikmah dari suatu kejadian atau penderita an. c. Menjalin hubungan positif dan dinamis mel alui keyakinan, rasa percaya dan cinta. d. Membina integritas personal dan merasa di ri berharga. e. Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan. f. Mengembangkan hubungan antar manusia yang positif. Keyakinanspiritual sangat penting bagi pera wat karena dapat mempengaruhi tingkat kes ehatan dan perilaku selfcare klien. Beberapa pengaruh dari keyakinan spiritual yang perlu dipahami adalah sebagai berikut: Nilaidari keyakinan agama tidak dapat de ngan mudah dievaluasi (Taylor, Lilis & Le Mone, 1997). Walaupun demikian pengaru h keyakinan tersebut dapat diamati oleh t enaga kesehatan dengan mengetahui bah wa individu cenderung dapat menahan dis tress fisik yang luar biasa karena mempun yai keyakinan yang kuat. Keluarga klien ak an mengikuti semua proses penyembuhan yang memerlukan upaya ekstra, karena ke yakinan bahwa semua upaya tersebut aka n berhasil. MenurutTaylor, Lilis & Le Mone (1997) dan Cr aven & Hirnle (1996), faktor penting yang da pat mempengaruhi spiritualitas seseorang ad alah: Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-a nak dengan empat agama yang berbeda dite mukan bahwa mereka mempunyai persepsi t entang Tuhan dan bentuk sembahyang yang b erbeda menurut usia, seks, agama dan kepri badian anak. Peran orang tua sangat menentukan dalam p erkembangan spiritualitas anak. Yang penting bukan apa yang diajarkan oleh orangtua kepa da anaknya tentang Tuhan, tetapi apa yang a nak pelajari mengenai Tuhan, kehidupan dan diri sendiri dari perilaku orang tua mereka. O leh karena keluarga merupakan lingkungan t erdekat dan pengalaman pertama anak dala m mempersepsikan kehidupan di dunia, mak a pandangan anak pada umumnya diwarnai ol eh pengalaman mereka dalam berhubungan dengan orang tua dan saudaranya. a. Pluralisme: perawat dan klien menganut kepercayaan dengan spektrum yang luas. b. Fear: berhubungan dengan ketidak mamp uan mengatasi situasi, melanggar privacy kli en, atau merasa tidak pasti dengan sistem ke percayaan dan nilai diri sendiri. c. Kesadaran tentang pertanyaan spiritual: apa yang memberikan arti dalam kehidupan , tujuan, harapan dan merasakan cinta dalam kehidupan pribadi perawat. d. Bingung: bingung terjadi karena ada perb edaan antara agama dan konsep spiritual. Berbagai perilaku dan ekspresi yang dimanife stasikan klien seharusnya diwaspadai oleh pe rawat, karena mungkin saja klien sedang me ngalami masalah spiritual. Individu yang mengalami gangguan fungsi spi ritual biasanya memverbalisasikan distress ya ng dialaminya atau mengekspresikan kebutuh an untuk mendapatkan bantuan. Misalnya se orang istri mengatakan: “Saya merasa bersal ah karena saya seharusnya mengetahui lebih awal bahwa suami saya mengalami serangan jantung”. Perawat juga perlu peka terhadap keluhan kl ien tentang kematian atau merasa tidak berh arga dan kehilangan arti hidup. Kepekaan pe rawat sangat penting dalam menarik kesimpu lan dari verbalisasi klien tentang distress yan g dialami klien. Perubahan perilaku juga dapat merupakan ma nifestasi gangguan fungsi spiritual. Klien yang merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau menunjukkan kemarahan setelah mendengar h asil pemeriksaan mungkin saja sedang menderi ta distress spiritual. Ada yang bereaksi dengan perilaku mengintrospeksi diri dan mencari alas an terjadinya suatu situasi dan berupaya menc ari fakta yang dapat menjelaskan situasi terse but, namun ada yang beraksi secara emosional dan mencari informasi serta dukungan dari kel uarga atau teman. Perasaan bersalah, rasa tak ut, depresi dan ansietas mungkin menunjukkan perubahan fungsi spiritual. Setiap Manusia mempunyai tiga kebutuhan sp iritual yang sama yaitu kebutuhan akan arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencint ai dan berhubungan, serta kebutuhan untuk mendapatkan pengampunan