Ket :
a : aras konfidensi (biasanya 95/99%)
D : jumlah hewan yang sakit dalam populasi
N : besaran populasi
Tabel 5.
Probabilitas mendeteksi sejumlah kasus dalam populasi pada sampling 20% populasi
Bila dalam suatu kajian Brucellosis ditemukan sejumlah 126 dari 2000 ekor sapi bereaksi positif terhadap
uji Rose Bengal, maka estimasi prevalensi reaktor adalah p=126/2000 = 0,063 atau 6,3%. Bila sampel
dieroleh melalui sampling rambang sederhana atau sistematis, maka estimasi variannya adalah :
N =4PQ/L2
Keterangan :
N : besaran sampel
P : perkiraan prevalensi reaktor
L : galat
Q : 1-P
Contoh :
● Bukti-bukti menunjukkan bahwa kira-kira 45% (P = 0,45) populasi sapi laktasi di daerah
Klungkung menderita mastitis subklinis. Penyidik mengharapkan surval keyakinan 95%.
Maka besaran samapel yang diperlukannya adalah :
N = 4PQ/L2
Jadi, kira-kira 396 ekor sapi perah laktasi diperlukan dalam kajian penentuan prevalensi
mastitis ini.
● Pada umumnya, besaran populasi tidak mempengaruhi besaran sampel, karena dengan
prevalensi yang tetap, kenaikan besaran populasi akan diikuti pula dengan kenaikan jumlah
hewan sakit secara proposional.
● Pengecualiannya adalah pada keadaan n melebihi 0,1 N. Misalnya dalam satu kecamatan
hanya ada 300 ekor sapi laktasi, jumlah yang diperlukan diperoleh dengan resipork 1/n* +
1/N, dengan n* adalah besaran sampel semula. Maka resiprok besaran sampel yang
diperlukan adalah 1/396 + 1/300 = 1/172, jadi diperlukan 171 sapi laktasi.
● Untuk estimasi rata-rata variabel kuantitatif, penentuan besaran sampel memerlukan
perkiraan standar deviasi atau variabel harian yang bersangkutan dalam populasi target dan
seberapa dekat estimasi tersebut dibandingkan denegan rata-rata sebenarnya.
Contoh
● Penyidik menggunakan interval antara beranak sampai konsepsi berikutnya sebagai
indikator efisiensi reproduksi. Dari penelitian terdahulu, diketahui standar deveiasi
intervalnnya adalah 25 hari dan sampel yang digunakan harus berada paling banyak 10 hari
dari rata-rata sebenarnya dengan tingkat konfidensi 95%. Dari pernyataan diatas, S = 25 dan
L =10, maka besaran sampel yang diperlukan adalah :
N = 4S2/L2
=
4 x 252/102
= 25
Rumusan Besaran Sampel dalam Kajian Observasional atau Ujia Coba Lapangan yang
Melibatkan 2 Perlakuan