Pendahuluan
Proses estimasi merupakan peristiwa yang dialami oleh setiap orang
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bila kita akan menyebrang
jalan dan melihat ada kendaraan yang akan lewat maka kita akan
membuat estimasi tentang kecepatan kendaraan, lebar jalan dan
kecepatan kita untuk membuat keputusan, apakah kita menyebrang
atau menunggu sampai kendaraan lewat. Estimasi demikian hanya
berdasarkan pengalaman atau tebakan saja.
Estimasi demikian sering digunakan oleh para manejer termasuk
manejer kesehatan. Misalnya bila seorang menghadapi peristiwa
yang harus diputuskan segera, tetapi dengan informasi yang tidak
lengkap atau bahkan tidak terdpat informasi sama sekali maka
dilakukan estimasi seperti kita yang akan menyebrang jalan.
Bila waktu dan informasi cukup memadai maka dapat dilakukan
estimasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dengan
menggunakan teori yang dikenal sebagai teori estimasi
TEORI ESTIMASI
Teori estimasi memegang peran yang sangat penting
dalam statistik Inferensial karena teori estimasi
bersama-sama dengan pengujian hipotesis merupakan
dasar statistik inferensial yang dilandasi oleh teori
peluang.
Dalam metode statistik, teori estimasi digunakan untuk
menaksir parameter seperti rata-rata atau proporsi
variabel tertentu yang terdapat dalam populasi melalui
perhitungan statistik sampel karena perhitungan
langsung pada seluruh populasi tidak mungkin
dilakukan.
Dibidang kedokteran teori estimasi digunakan
untuk menaksir banyaknya penderita penyakit
tertentu dimasa yang akan datang, menaksirkan
jumlah pengunjung atau menaksir prognosa
suatu penyakit, dll.
Macam-Macam Estimasi
Estimasi terhadap parameter populasi bermacam-macam
bergantung pada statistik sampel yang digunakan sebagai
estimatordan tergantung pula pada besarnya populasi dan
besarnya sampel dan deviasi standar populasi.
Macam-macam etimasi adalah sebagai berikut:
Contoh:
Untuk membuat estimasi rata-rata tinggi badan
mahasiswa APIKES dilakukan pengambilan sampel
sebanyak 20 orang dengan hasil sebagai berikut:
160, 161, 158, 157, 171, 168, 166, 165, 154, 156, 161,
162, 150, 153, 170, 164
X= 3227/20 = 161,4
Tinggi badan 161,4 cm merupakan titik estimasi
terhadap tinggi badan mahasiswa APIKES
Titik estimasi proporsi sampel (p) terhadap proporsi
populasi (p)
Contoh:
Bila kita ingin mengetahui persentasi penduduk suatu kota yang
menderita keratitis. Untuk itu kita mabil sampel sebanyak 100
orang yang berkunjung ke Rumah Sakit Mata dan ternyata
terdapat 5 orang yang menderita penyakit Keratitis. Dari hasil
tersebut dibuat taksiran bahwa 5% penduduk kota tersebut
menderita keratitis dengan perhitungan sebagai berikut:
Proporsi (p) = x/n
x = jumlah penderita keratitis yang ditemukan
n = besarnya sampel
p = 5/100 = 5%
Titik estimasi jumlah ciri tertentu (x’)
terhadap ciri tertentu dalam populasi (X’)
Titik estimasi jumlah ciri tertentu dalam variabel yang
terdapat pada sampel digunakan untuk mengadakan
estimasi terhadap jumlah ciri tersebut dalam populasi
Rumus x’ = (1/f)x
x’ = jumlah kategori dalam variabel
f = n/N
n = banyaknya sampel
N = besarnya populasi
x = jumlah hasil (outcome) kategori yang ingin kita ketahui
jumlahnya.
Misalnya, kita ingin mengetahui jumlah pengunjunga
wanita yang terdapat di suatu rumah sakit. Diketahui
jumlah penderita yang berkunjung sebanyak 500 orang
perminggu. Dari jumlah tersebut diambil sebanyak 50
orang sebagai sampel dan dari 50 orang tersebut terdapat
10 orang penderita wanita.
f = n/N = 50/500 = 1/10
f’ = (1/50/500)x 10 = 100
100 orang pengunjung wanita digunakan sebagai titik
estimasi terhadap 500 orang yang berobat ke rumah sakit.
Dengan kata lain diestimasikan bahwa orang yang
berobat ke rumah sakit tersebut 100 orang diantaranya
adalah wanita.
Titik estimasi deviasi standar sampel (s) terhadap deviasi
standar populasi (σ)
= 4/√50 = 0,57
Misalkan, kita ingin mengadakan estimasi terhadap tingkat kesembuhan obat anti
rheumatik maka diambil sampel sebanyak 100 orang penderita yang di beri obat
tersebut. Dari 100 orang tersebut di peroleh rata-rata kesembuhan 14 hari. Dari
perushaan farmasi yang memproduksi obat tersebut di dapat informasi bahwa
deviasi standar pada α = 0,05 atau derajad konfidensi 95% adalah 3 hari:
N =100
= 14 hari
= 3 hari dengan derajat konfidens 95%
Z = ± 1,96
= 3/√100 = 0,3
Interval kofidensi : ± 1,96
= 14 ±1,96 x 0,3
= 14 ± 0,588
Dari hasil tersebbut dapat disimpulkan bahwa kita 95% percaya bahwa tingkat
kesembuhan obat tersebut terletak antara 13,4 hari dan 14,6 hari
Populasi Terbatas, Sampel Besar, Deviasi Standar
Tak Diketahui
3) Interval estimasi=
Contoh
Sebuah daerah yang terdiri dari 500KK. Seorang dokter Puskesmas
ingin menakasir besarnya pendapatan perbulan per KK. Untuk
itu diambil sampel 50 KK dan diperoleh rata-rata penghasilan
Rp. 150.000,00 per bulan dengan deviasi standar 25.000
Deviasi standar populasi tidak diketahui dan besarnya populasi
terbatas maka untuk menghitung interval konfidensi digunakan
rumus nomor 1:
N = 500 dianggap populasi terbatas
n = 50
s = 25.000