Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU EPIDEMIOLOGI 27 MARET 2020

Nama : Syahdah Iksiroh Al Husnah

NPM : 18700065

Kelas : 2018 A

A. SOAL MCQ

1. Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan demam
tinggi sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan trombosit
90.000/mikroliter. Apakah tindakan pencegahan yang dilakukan oleh dokter tersebut?
a. Perlindungan spesifik
b. Pencegahan primer
c. Health promotion
d. Disability limitation
e. Pencegahan sekunder
Pembahasan:
Five level clark
Primer : sebelum sakit
- Health promotion : cth penyuluhan, edukasi, pamphlet
- Spesifik protection : imunisasi, kelambu
Sekunder :
- Early diagnosis : skrining, pemeriksaan spesifik
- Prompt treatment : terapi
Tersier : saat sakit (mencegah perburukan dan meningkatkan kualitas hidup)
- Disability limitation : pakai alat bantu
- Rehabilitation : terapi setelah cacat
Sumber : PPT Five Levels of Prevention Leavell & Clarke’s oleh dr. Andiani CHt, M.Kes
2. Sebuah desa di provinsi Jawa timur dilaporkan sebuah kejadian penyakit A belum bisa
diatasi dengan tuntas dan terjadi sepanjang tahun dengan frekuensi yang tidak tinggi.
Apakah istilah yang tepat untuk kasus diatas?
a. Endemik c. Klaster e. Sporadis
b. Epidemi d. Pandemi
Pembahasan:
Karena adanya sebuah kejadian penyakit A belum bisa diatasi dengan tuntas dan terjadi
sepanjang tahun dengan frekuensi yang tidak tinggi. Maka hal ini sesuai dengan definisi
Endemik yang merupakan berlangsungnya suatu penyakit pada tingkat yang sama/
keberadaan suatu penyakit pada tingkata yang sama/ penyakit yang terus menerus di dalam
populasi/ wilayah tertentu.
Sumber : PPT Review Epidemiologi oleh dr. Andiani. CHt., M.Kes.
3. Seorang dokter ingin menerapkan tahapan pencegahan primer, sekunder dan tertier. Berikut
ini adalah bentuk kegiatan pencegahan sekunder ...
a. Memusnahkan atau menghancurkan agen penyakit
b. Mencegah terjadinya kontak antara agen dan pejamu
c. Mengatasi kecacatan agar tetap dapat melakukan ADL
d. Mendeteksi dengan cara skrining
e. Meningkatkan daya tahan tubuh pejamu
Pembahasan:
Five level clark
Primer : sebelum sakit
- Health promotion : cth penyuluhan, edukasi, pamphlet
- Spesifik protection : imunisasi, kelambu
Sekunder :
- Early diagnosis : skrining, pemeriksaan spesifik
- Prompt treatment : terapi
Tersier : saat sakit (mencegah perburukan dan meningkatkan kualitas hidup)
- Disability limitation : pakai alat bantu
Rehabilitation : terapi setelah cacat
Sumber : PPT Five Levels of Prevention Leavell & Clarke’s oleh dr. Andiani CHt, M.Kes
4. Di Kabupaten X rata-rata remaja wanita usia 12 sampai 17 tahun memiliki tinggi badan 150
cm sedangkan remaja laki-laki dengan usia 12 sampai 17 tahun memiliki tinggi rata-rata 160
cm. Kepala puskesmas setempat ingin mengetahui apakah penyebab remaja memiliki tinggi
badan yang relatif rendah, dengan cara mencari hubungan asupan gizi terhadap pola
pertumbuhan pada bayi dan balita di Kabupaten X. Kepala puskesmas membagi menjadi
kelompok tinggi badan normal dan tinggi badan kurang dan melakukan studi paparan
retrospektif. Apakah jenis penelitian tepat digunakan?
a. Case control c. Ecological study e. RCT
b. Cross Sectional d. Cohort
Pembahasan:
Berdasarkan case tersebut dapat dikategorikan ke dalam jenis penelitian case control.
Awalnya ditemukan dari suatu kasus penyakit di populasi, kasus-kasus penyakit tersebut
diidentifikasi saat mereka terdiagnosis(incident cases) / dikumpulkan setelah periode tertentu
(cumulative cases), lalu dicari apakah kasus tersebut sebelumnya terpapar suatu factor risiko
(exposure) ataukah tidak, setelah itu dipilih control sebagai pembanding/tolak ukur yaitu,
individu yang tidak menerima sakit.
Sumber:
http://gamel.fk.ugm.ac.id/pluginfile.php/38797/mod_resource/content/1/Iwan_D-
Modul_Epidemiologi_Klinik.pdf
5. Seorang kepala puskesmas melakukan evaluasi pada pasien yang menderita
Kanker paru dan mencari hubungannya dengan merokok. Dilakukan penelitian
dengan mengikuti perkembangan pasien yang mempunyai kebiasaan merokok
dan tidak merokok selama 4 tahun.
Manakah desain penelitian yang paling cocok digunakan?
a. Penelitian Case-control
b. Penelitian Cross-sectional
c. Penelitian Ecological study
d. Penelitian Randomised controlled trial
e. Penelitian Cohort
Pembahasan:
Berdasarkan desain penelitian rancangan cohort, terdapat subyek penelitian yang
terpapar suatu factor risiko dengan intensitas yang mungkin bervariasi, dan ada pula yang
sama sekali tidak terpapar risiko tersebut. Masing-masing kelompok mendapat follow up
untuk mengetahui apakah muncul outcome berupa penyakit. Adapun pengukuranefek
didasarkan dari perbandingan risiko anyara subyek yang terkena penyakit, karena terpapar
factor risiko terhadap populasi yang terkena penyakit tetapi tidak terpapar suatu factor risiko.

Sumber: https://www.statistikian.com/2012/08/perbedaan-cross-sectional-case-control-
cohort.html

6. Selama tahun 2014, data Puskesmas A menunjukkan jumlah kasus baru TB sebanyak 100
orang, sedangkan menurut data selama tahun 2011 -2014 total kasus sampai 2014 TB
sebanyak 400 kasus. Menurut data kepundudukan, jumlah penduduk di wilayah tersebut
adalah 4.000 jiwa.
Berapakah prevalensi TB tahun 2014?
a. 10%
b. 15%
c. 20%
d. 25%
e. 30%
Pembahasan:
jumlah yang terkena penyakit
Rumus prevalensi :
populasi yang berisiko

Prevalensi=
∑ Sakit x 1000
∑ Beresiko
100
Prevalensi= x 1000
4000
¿ 25❑
Sumber: https://www.slideshare.net/najmahusman/bab-ii-perhitungan-dalam-epidemiologi-
part-2
7. Disebuah seminar terjadi keracunan makanan usai mengkonsumsi nasi kotak pada saat
pelaksanaan seminar. Setelah itu dilakukan surveilans epidemiologi keracunan pangan di
tempat pelaksanaan seminar. Sejumlah peserta yang hadir sebanyak 300 peserta termasuk
panitia seminar. Sebanyak 150 org mengalami keracunan,50 diantaranya makan nasi
kotak .Total peserta yang makan nasi kotak sebanyak 80 orang. Berapakah Relative risk (RR)
?
a. (50/80) / (100/120)
b. (50/150) / (30/150)
c. (50x120) / (30x100)
d. (50x30) / (100x120)
e. (50/80) / (100/220)

Keracunan
Total
+ -
+ 50 (A) 30(B) 80
Makan
- 100(C) 120(D) 220
Total 150 (A+C) 150 (B+D) 300
- A : Paparan + Sakit
- B : Paparan + Sehat
- C : Tidak Paparan + Sakit
- D : Tidak Paparan + Sehat
Pembahasan:
A C 50 100
Rumus : Relative Risk = ÷ = ÷
A +B C+ D 80 220
Sumber:
http://gamel.fk.ugm.ac.id/pluginfile.php/38797/mod_resource/content/1/Iwan_D-
Modul_Epidemiologi_Klinik.pdf
8. Selama tahun 2014, data Puskesmas A menunjukkan jumlah kasus baru TB sebanyak 100
orang, sedangkan menurut data selama tahun 2011 -2014 total kasus sampai 2014 TB
sebanyak 400 kasus. Menurut data kepundudukan, jumlah penduduk di wilayah tersebut
adalah 4.000 jiwa.
Berapakah insidens TB tahun 2014?
a. 10%
b. 15%
c. 2,5%
d. 25%
e. 30%
Pembahasan:
Rumus :
jumlah kasus baru saat itu
Insidensi = x 100%
populasi yang berisiko
100
= X 100 % = 2,5%
4000
Sumber: http://gamel.fk.ugm.ac.id/pluginfile.php/38797/mod_resource/content/1/Iwan_D-
Modul_Epidemiologi_Klinik.pdf

9. Selama 1 bulan terakhir di desa A didapatkan beberapa warga menderita panas tinggi dan flu
berat selama kurang lebih 2-3 minggu. 2 bulan yang lalu diwilayah tersebut didapatkan
puluhan burung mati tanpa sebab, diduga virus flu burung telah hinggap di wilayah itu.
Sehari kemudian pemerintah melakukan penelitian dengan pada seluruh warga secara acak.
Apakah desain penelitian yang tepat pada kasus diatas ?
a. Ecological Study c. Case Control e. RCT
b. Cross Sectional d. Cohort
Pembahasan:
RCT (Random Controlled trial) merupakan percobaan epidemiologi untuk mempelajari efek
dari intervensi tertentu, biasanya pengobatan untuk penyakit tertentu (uji klinis). Subjek
dalam populasi penelitian dialokasikan secara acak untuk intervensi dan kelompok
kontrol,dan hasilnya dinilai dengan membandingkan hasil. Perbandingan case tersebut sesuai
dengan definisi RCT.
Sumber:
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:uR4-M7Bz1xMJ:https://
apps.who.int/iris/handle/10665/43541+&cd=38&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=safari
10. Pada bulan Desember 2014 dilakukan penelitian yang melibatkan 200 orang di kabupaten B.
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan main gadget dengan miopi. Pada penelitian ini
sebanyak 75 responden mengalami Miopi. Responden yang mengalami miopi dengan
kebiasaan main gadget sebanyak 60 orang. Total yang tidak miopi sebanyak 125 orang
dengan kebiasaan main gadget sebanyak 25 orang.
Berapakah OR pada kasus diatas?
a. 12 c. 4,41 e. 3,2
b. 0,75 d. 10
Miopi
Total
+ -
+ 60(A) 25(B) 85
Gadget
- 15(C) 100(D) 115
Total 75 125 300

Rumus :
AD 60 x 100 6000
ODD RATIO = = = = 16 (tidak ada pilihannya)
BC 25 x 15 375
Sumber:

PPT Ukuran-ukuran Epidemiologi dr. Andiani, M.Kes., CHt., CIBTAC., CIDESCO.


11. Pada perjalanan alamiah penyakit dibagi menjadi beberapa phase. Phase pathogenesis awal
perjalanan alamiah penyakit menular dimulai dari :
a. Early illness c. Timbul gejala awal e. Recovery
b. Inkubasi d. Carrier
Pembahasan:
Phase pathogenesis dibagi menjadi 3 tahap :
1. Tahap inkubasi
2. Tahap Dini
3. Tahap lanjut
Sumber:
https://fk.uns.ac.id/static/materi/Riwayat_Alamiah_Penyakit_-_Prof_Bhisma_Murti.pdf
12. Diantara konsep terjadinya penyakit yang manakah pernyataan dibawah ini yang
menyebutkan ; Timbulnya penyakit dipengaruhi oleh agent, host dan environment adalah
termasuk konsep /model yang disebut :
a. Holistik c. Web of causation e. Penularan
b. Ekologi d. Epidemi
Pembahasan:

Web of causation karena agent, host, dan environtment konsep keterkaitan antara sebab dan
akibat yang saling berhubungan timbulnya suatu penyakit.

Sumber: http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf

13. Ukuran epidemiologi dibawah ini manakah yang tidak termasuk dalam ukuran besarnya
masalah kesehatan ?
a. Raw number
b. Rasio
c. Attack rate
d. Rate
e. Proporsi
Pembahasan :
1.Raw number (angka mentah)
2.Rasio
a. Proporsi
b. Rate (angka / laju)
3. Prevalence (prevalensi)
4. Cummulative incidence (insidens)
5. Incidence Density Rate.
Sumber: PPT Ukuran-ukuran Epidemiologi dr. Andiani, M.Kes., CHt., CIBTAC.,
CIDESCO.
14. Hasil bagi dari jumlah kematian akibat suatu penyakit dengan jumlah penderita penyakit
tersebut dalam periode tertentu disebut apa?
a. CFR
b. CDR
c. Proporsi
d. Angka mortalitas
e. Rate
Pembahasan :
Rumus :
jumlah mati karena suatu penyakit
Case Fatality Rate (CFR) =
jumlah penderita suatu penyakit
Sumber : https://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/24/ukuran-ukuran-epidemiologi/
15. Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke dokter pratik umum dengan keluhan badan
lemas sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai mual dan mutah, kadang muncul nyeri kepala
hebat dan dirasakan mulai timbul batuk sejak 1 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 100/70mmHg, suhu 39.3°C, frekuensi napas 22x/menit, denyut
nadi 110x/menit, pada tubuh ditemukan vesikel berisi air dengan dasar hiperemi.
Berada pada fase apakah kondisi pasien diatas?
a. Masa prepatogenesis
b. Masa inkubasi
c. Masa penyakit dini
d. Masa penyakit lanjut
e. Masa penyakit akhir
Pembahasan:
Perjalanan alamiah penyakit terbagi menjadi 3 fase,yaitu:
a. Fase Prepathogenesis
b. Fase Pathogenesis , dibagi menjadi 3 tahap :
o Tahap inkubasi : masuknya bibit penyakit sampai munculnya gejala.
o Tahap Dini : muncul gejala – gejala ringan.
o Tahap lanjut : tahapan penyakit semakin berat.
c. Fase Pascapathogenesis
Sumber : http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf

16. Dilakukan suatu penelitian uji diasnostik/ skrining kanker payudara dengan hasil sebagai
berikut
Klinis (+) Klinis (-) Jumlah
Lab. Positif 112 (A) 886 (B) 998 (A+B)
Lab. Negatif 40 (C) 82.100 (D) 82.140 (C+D)
Jumlah 152 (A+C) 82.986 (B+D) 83.138
Nilai spesifitas skrining Ca serviks adalah ...
a. (112/152) x100%
b. (40/62140) x100%
c. (82.100/82.140) x100%
d. (112/998) x100%
e. (82.100/82.986) x100%
Pembahasan:
Rumus :
D
Spesifisitas = x 100%
B+ D
Sumber : http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf
17. Dilakukan suatu penelitian uji diasnostik /skrining kanker payudara dengan hasil sebagai
berikut
klinis(+) klinis(-) Jumlah
Positif 110 (A) 886 (B) 996 (A+B)
Negatif 42 (C) 62.100 (D) 62.142 (C+D)
Jumlah 152 (A+C) 62.986 (B+D) 63.138
Nilai prediksi positif skrining Ca serviks adalah ...
a. (110/152)x 100%
b. (42/62.142)x 199%
c. (62.100/62.142)x 100%
d. (110/996)x 100%
e. (62.100/62.986)x 100%
Pembahasan:
Rumus :
A 110
Nilai Prediksi Positive = x 100% = x 100%
A +B 996

Sumber : http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf
18. Tabel 2x2 berikut memperlihatkan hasil uji skrening
(+) (-) Jumlah
Positif A B a+b
Negatif C D c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
Berapakah nilai sensitivitas ...
a. a/(a+c) c. d/(c+d) e. (a+c)/(b+d)
b. b/(b+d) d. (a+c)/(a+b+c+d
Pembahasan:
Rumus:
A
Sensitivitas :
A +C
Sumber : http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf

19. WHO mengklasifikasikan penyakit kedalam blok-blok. Penyakit infeksi dan penyakit parasit
masuk pada blok :
a. A-B c. E e. G
b. C-D d. F
Pembahasan :
Karena sudah tertulis di buku ICD-10 buku ini dikenal sebagai Klasifikasi International
Penyakit revisi ke 10 yang berisi pengkodean oleh WHO untuk blok blok penyakit. Dimana
penyakit infeksi dan penyakit parasit tersebut tergolong pada blok A-B
Sumber : https://icd.who.int/browse10/2019/en

20. Manakah kriteria dibawah ini yang sesuai untuk menggambarkan penyakit menular ?
a. Single necessary agent
b. Specific agent disease relationship
c. Causes are relatively well understood
d. Short incubation period
e. Acquired immunity unlikely
Pembahasan:
Perbedaan Kriteria Penyakit:

1.Penyakit Menular: 2. Penyakit Tidak Menular:


- Single necessary agent - No single necessary agent
- Agent disease specificity - Seldom
- Causes are known - Causes are unknown
- Short incubation period - Long incubation period
- Single exposure - Multiple exposure
- Produce acute disease - Chronic disease
- Acquired immunity possible - Acquired immunity unlikely
- Diagnosis based on tests - Diagnosis often depent on
specific to disease agent non-specific symptomps/test
Sumber : https://slideplayer.info/slide/13101782/

21. Merujuk pada evidence based of medicine manakah desain penelitian dibawah ini yang
termasuk dalam filtered information?
a. Article synopsis
b. Case control studies
c. Cohort studies
d. RCTs
e. Case series

Pembahasan:
Article synopsis merupakan desain penelitian di bawah ini yang biasanya untuk
menyaring informasi entah dari berita, kasus dll, untuk di kaji/diteliti/di bahasa dalam
bentuk artikel untuk menyelesaikan masalah.
Sumber : PPT dr. Andiani. CHt., M.Kes

22. Di dalam Evidence Based of Medicine untuk menjamin tingkat validitas nya maka sumber
data dibawah ini manakah yang tidak tepat digunakan?
a. Blog dokter spesialis
b. Publikasi ilmiah
c. Guidelines
d. Textbook
e. Studi kasus
Pembahasan :
Karena, blog dokter spesialis belum tentu baik kulitas dan validalitasnya. Bukti riset yang
dipublikasikan sangat banyak jumlahnya. Hampir dua juta artikel kedokteran diterbitkan
setiap tahun. Padahal, “not all evidences are created equal”. Tidak semua artikel hasil
riset memberikan bukti-bukti yang sesuai Fakta dengan kualitas dan validitas (kebenaran)
yang sama.
Sumber : https://fk.uns.ac.id/static/materi/Pengantar_EBM_Prof_Bhisma_Murti.pdf
23. Pada tahun 1970 virus H5NI timbul lagi pada daerah RRC pada tahun sebelumnya sekitar era
1990an, virus yang sama timbul juga di Spanyol . Penyakit tersebut disebut…
a. New emerging disease
b. Reemerging disease
c. Emerging disease
d. World disease
e. National disease
Pembahasan:
- Reemerging disease adalah penyakit yang muncul kembali, dan terjadi karena
adanya mutasi dari penyakit awal.
- New Emerging Infection Disease, adalah infeksi yang baru muncul dan sebagian
besar bersumber dari binatang atau yang biasa disebut zoonosis..
Sumber : https://www.scribd.com/doc/207256891/Emerging-Reemerging-Disease
24. Seorang dokter puskesmas mendapatkan data penyakit hepatitis meningkat sepanjang tahun
2015 dan dinilai perlu melakukan penelitian tentang faktor risiko hepatitis pada anak yang
sakit hepatitis dan yang tidak sakit. Apakah indikator epidemiologi yang tepat digunakan
untuk menginterpretasikan besarnya faktor risiko terhadap kejadian hepatitis pada kasus
diatas?
a. Insidens
b. Prevalensi
c. Odd ratio
d. Relative risk
e. Absoulute risk
Pembahasaan:
Relative Risk merupakan perbandingan antara dua peluang yang sukses. Relative risk sacara
umum menyatakan peluang terjadinya suatu kejadian (resiko). Sama halnya dengan odds
ratio, sebelum menghitung risk relative terlebih dahulu ditentukan table permandingan untuk
menunjukkan rasio angka insidens dari populasi terpajan dan tidak terpajan faktor resiko.
Sumber : http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf
25. Seorang dokter puskesmas mendapatkan data tingginya prevalensi morbili dan rubella di
wilayah kerjanya dala 6 bulan terakhir. Setelah dilakukan surveilans dokter memutuskan
perlu menggalakkan imunisasi morbili dan rubela kembali.
Apakah konsep rantai penularan penyakit yang dilakukan dokter tersebut ?
A. Memotong rantai penularan faktor biologik dari agent;
B. Meningkatkan faktor biologik pada lingkungan;
C. Menghilangkan adat istiadat/peilaku yang tidak sesuai dengan kesehatan;
D. Memotong rantai penularan susceptibility;
E. Mengatasi faktor internal yang memicu penularan penyakit;
Pembahasan:
Yang dimaksud memotong rantai penularan susceptibility adalah memotong penularan yang
terjadi pada individu yang memiliki kerentanan untuk mengalami penyakit tersebut atau
prevalensi penyakitnya semakin meningkat pada daerah tersebut.
Sumber : Djafri, Defriman.2016. Pemodelan Epidemiologi Penyakit Menular. Volume 10
Nomor (1).1-2.
26. Seorang dokter puskesmas mendapatkan data peningkatan insiden leptospirosis akibat
bencana banjir akhir-akhir ini. Faktor risiko yang diperkirakan adalah penularan ditularkan
dari tikus kepada manusia.
Apakah makna trias epidemiologi yang sesuai dengan ilustrasi pada kasus diatas ?

A. A;
B. B;
C. C;
D. D;
E. E;
Pembahasan:
Karena gambar segitiga epidemiologi yang E menjelaskan terjadinya ketidakseimbangan
antara faktor agent,host,dan environtment, yang menunjukkan bahwa perubahan lingkungan
dapat mningkatkan kerentanan host sehingga saat terjadi banjir terjadi peningkatan insiden
leptospirosis yang ditularkan oleh agent (tikus) ke manusia (host).
Sumber : PPT Segitiga Epidemiologi dr. Andiani, CHt., M.Kes.

27. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kedaruratan suatu masalah
kesehatan adalah dengan menghitung perbandingan jumlah kematian karena penyakit
dibanding jumlah populasi total pada suatu komunitas. Apakah indikator yang dimaksud
dalam pernyataan tersebut ?
a. Infant mortality rate
b. Maternal mortality rate
c. Case fatality rate
d. Morbidity rate
e. Mortality rate

Pembahasan:
Mortalitas meupakan ukuran frekuensi kematian dalam populasi yang spesifik pada interval
waktu dan tempat tertentu. Mortality rate dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
kedaruratan melalui perbandingan jumlah kematian karena penyakit dibanding jumlah
populasi total pada suatu komunitas.
Sumber :http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile.php/17381/mod_resource/
content/4/021_Epidemiologi-Materi-3.pdf

28. Suatu penelitian mendapatkan hasil sebagai berikut ; persalinan di desa berdasarkan dukun
bayi 60% lebih tinggi dibandingkan dikota 40%. Apakah karakteristik distribusi yang
digambarkan pada kasus diatas ?
a. Waktu
b. Tempat
c. Orang
d. Lingkungan
e. Frekuensi
Pembahasan :  
Distribusi tempat yang dimaksud sering berkaitan dengan lokasi dan batasan-batasan alam
atau juga administrasi pemerintahan serta fasilitas. Di desa persalinan berdasarkan dukun
bayi masih tinggi lebih tinggi daripada di kota karena di beberapa wilayah rumah sakit/tenaga
medis masih agak sulit dijangkau masyarakat karena berbagai factor misalnya, jarak yang
jauh dari tempat mereka.
Sumber: http://gamel.fk.ugm.ac.id/pluginfile.php/38797/mod_resource/content/1/Iwan_D-
Modul_Epidemiologi_Klinik.pdf

29. Seorang peneliti menggunakan beberapa data nasional untuk memperkirakan besarnya
masalah kesehatan disuatu wilayah. Salah satunya adalah sumber data nasional yang
diadakan setiap 5 tahun sekali. Apakah sumber data yang dimaksud tersebut ?
A. Survei Penduduk Antar Sensus (Supas)
B. Sensuk Penduduk (SP)
C. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
D. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
E. Registrasi Penduduk
Pembahasan:
Karena SDKI tersebut kegiatan yang mensurvei kesehatan penduduk yang bekerja sama
dengan badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) dan kementrian
kesehatan (kemenkes) serta hal tersebut menunjukkan bahwa sumber data tersebut valid
dan telah terbukti kebenarannya sesuai keadaan di lapangan.
Sumber: http://eprints.ums.ac.id/76953/21/NASPUB.pdf

30. Seorang Kepala Puskesmas yang bertugas mendapatkan data prevalensi morbili meningkat 2
kali lipat dibanding dengan bulan sebelumnya ditahun yang sama. Kepala Puskesmas
kemudian melakukan beberapa upaya untuk mengetahui penyebabnya dan penanggulangan
diwilayah kerjanya.Apakah surveilans yang tepat dilakukan untuk kasus diatas?
a. Surveilans aktif
b. Surveilans pasif
c. Surveilans rutin
d. Surveilans khusus
e. Surveilans kesehatan
Pembahasan:
Surveilans epidemiologi khusus, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap
suatu kejadian, permasalahan , faktor resiko atau situasi khusus kesehatan. Dari sini maka
dapat diketahui penyebab serta penanggulangan yang sesuai dengan kasus yang terjadi.
Sumber : https://srtkksmdw.wordpress.com/2013/07/10/surveilans-epidemiologi/

B. SOAL ESSAY

31. Jelaskan dan beri contoh apakah yang dimaksud dengan:


a. CFR : Case Fatality Rate (CFR) adalah angka kematian yang disebabkan oleh
penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus dari penyakit
tersebut.Rumus CFR adalah sebagai berikut:

Jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu


pada periode waktu tertentu
CFR= x 100
Jumlah kasusdari penyakit tersebut

Contohnya Didaerah X dlm 1 tahun terdapat kasus penyakit Radang Paru. 500
orang yang meninggal 300 orang. Hitunglah CFR!
Jawab : CFR = 300/500 x 100 %= 60 %
Angka ini menunjukkan keganasan penyakit.
(Dwiprahasto, N.D)
b. CDR : Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1 tahun per
1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena akngka
ini dihitung secatra menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok
tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-beda. . Setelah
tahun 2015, indikator CDR tidak akan digunakan lagi dan diganti dengan Case
Notification Rate (CNR) sebagai indikator yang menggambarkan cakupan
penemuan pasien. CNR adalah angka yang menunjukkan jumlah seluruh pasien
yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah. Angka
CNR berguna untuk menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan
pasien di suatu wilayah (Infodatin, 2015).
Contoh : Dikota X jumlah penduduk 100.000 jiwa, terjadi kematian 2000 orang
selama tahun 1985, Hitung CDR !
Jawab : CDR = 2000/100.000 = 5%
c. AKI : Angka Kematian Ibu / Maternal Mortality Rate (MMR)
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan,
persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. (Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak, 2016).
Contoh:
Jumlah kematian ibu hamil pada suatu wilayah tertentu tahun tertentu adalah 458
orang,jumlah kelahiran hidup dan mati pada tahun tersebut = 1.832.617. Hitung
AKI nya!
Jawab : maka AKI = 458 / 1.832.617 x 100.000 = 25.
d. AKB : Angka Kematian Bayi (AKB)
Yaitu jumlah seluruh kematian bayi yang berusia kurang dari satu tahun, yang
dicatat selama satu tahun per seribu kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Contoh : disebuah kota A, ada sekitar 25 bayi lahir setiap tahunya, namun setiap
tahunnya pun ada sekitar 10 bayi mati. Hitung AKB!
10
Jawab : x 1000 = 400
25
e. RATE : Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan
antara pembilang dengan penyebut atau kejadian dalam suatu populasi teterntu
dengan jumlah penduduk dalam populasi tersebut dalam batas waktu tertentu.
X
Rate= xK
Y
X: Jumlah kejadian tertentu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Y: Jumlah penduduk yang mempunyai risiko mengalami kejadian terttentu dalam
kurun waktu tertentu ( pop. At risk)
K: konstanta (angka dasar) Contoh: penyakit campak berisiko pada balita dan
penyakit cancer servik berisiko pada wanita.
Contohnya, penyakit campak berisiko pada balita dan penyakit cancer servik
berisiko pada wanita.
Sumber : https://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/24/ukuran-ukuran-epidemiologi/ dan
http://khairil-ardhi.blogspot.com/2012/01/ukuran-masalah-kesehatan.html

32. Jelaskan kelebihan dan kelemahan desain penelitian case control!


Kelebihan penelitian case control:
a. Tidak menghadapi kendala etik, seperti halnya penelitian kohort dan eksperimental.
b. Pengambilan kasus dan kontrol pada kurun waktu yang bersamaan.
c. Adanya pengendalian faktor risiko sehingga hasil penelitian lebih tajam.
d. Tidak perlu intervensi waktu, lebih ekonomis sebab subyek bias dibatasi.
Kekurangan penelitian case control:
a. Tidak diketahuinya efek variable luar oleh karena keterbatasan teknis yaitu variable
yang tidak ikut dikenakan waktu matching.
b. Bias penelitian akibat tidak dilakukan pengukuran oleh peneliti dengan tanpa
mengetahui yang harus diukur (blind measurement).
c. Kelemahan pengukuran variable secara retrospektif adalah obyektivitas dan
reliabilitasnya sehingga untuk faktor-faktor risiko yang tidak jelas informasinya dari
anamnesis maupun data rancangan sekunder sangat berisiko bila menggunakan
rancangan mengatasinya, anamnesis sebaiknya dilengkapi data penunjang yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis, misalnya pemeriksaan laboratorium klinis,
roentgenologi, mikrobiologis, dan imunologis. Apabila data tersebut adalah data
sekunder, perlu dilengkapi dengan uraian mengenai cara memperopleh data secara
lengkap.
d. Kadang-kadang untuk memilih kontrol dengan matching kita mengalami kesulitan oleh
karena banyaknya faktor risiko dan/atau sedikitnya subyek penelitian.
Sumber : http://www.feb.unpad.ac.id/dokumen/files/BUKU-KEPENDUDUKAN.pdf

33. Jelaskan perbedaan desain penelitian cohort dan RCT (Randomized Controlled Trial)
Perbedaan cohort dengan RCT adalah sebagai berikut:
a. Studi cohort adalah studi observasional yang mempelajari hubungan antara
paparan dan penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi
berdasarkan status paparan kemudian diikuti (di- follow up) hingga periode
tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit.
Apabila periode induksi yaitu kejadian penyakit dapat diamati dalam waktu
yang panjang maka studi kohor rawan terhadap bias penarikan responden
( banyak drop out dari observasi), perlu dana yang besar dan waktu yang
panjang. Studi kohor mempunyai kekuatan dalam membuktikan inferensi
kausa dibanding studi observasional lainnya, didapatkan angka kejadian
penyakit (incidence rate) secara langsung, serta cocok untuk meneliti paparan
yang langka
b. RCT adalah suatu penelitian klinis yang bersifat eksperimental, artinya
peneliti secara aktif melakukan manipulasi terhadap subyek penelitian
(melakukan intervensi) untuk memperoleh hasil yang diinginkan (outcome of
interest). Berbeda dengan studi kohort di mana exposure terjadi dengan
sendirinya (bukan intervensi langsung peneliti) maka pada RCT memang
sengaja diberikan oleh peneliti dan ini sering disebut sebagai treatment
(perlakuan). Seperti pada studi kohort, pada penelitian RCT juga berjalan dari
treatment menuju (untuk melihat) outcome. Berbeda dengan studi kohort
yang pengelompokan subyek ke dalam dua kelompok terjadi secara alami
(bukan kehendak peneliti), maka pada RCT alokasi ke dalam kelompok
perlakuan dan kontrol dilakukan secara aktif oleh peneliti dengan cara
randomisasi (random allocation, random assignment)
Sumber : http://www.feb.unpad.ac.id/dokumen/files/BUKU-KEPENDUDUKAN.pdf

34. Jelaskan definisi dan perbedaan prevalensi dan insidens


Jawab:
INSIDEN PREVALENSI
Definisi Insiden adalah tingkat Prevalensi adalah jumlah
manifestasi dari penyakit kasus penyakit dalam suatu
tertentu. populasi selama periode
waktu tertentu.
Mengukur Terjadinya penyakit Ukur proporsi populasi
yang sudah memiliki
penyakit.
Penghitungan Nilai Tingkat kejadian adalah Tingkat prevalensi dihitung
jumlah kasus baru suatu menggunakan jumlah orang
penyakit dibagi dengan yang terpengaruh pada
jumlah orang yang berisiko. waktu tertentu dibagi
dengan jumlah total orang.
Waktu diagnosis penyakit Baru didiagnosis. Kasus selamat, didiagnosis
kapan saja.
Penyebut Populasi berisiko Total populasi
Kasus dianalisis Hitung saja kasus baru. Hitung semua kasus.
Faktor durasi penyakit Itu tidak tergantung pada Itu tergantung pada
durasi penyakit. durasinya, karena durasi
yang lama pada akhirnya
akan meningkatkan
prevalensi suatu penyakit.
Pelacakan Untuk itu diperlukan Tidak perlu tindak lanjut
pemantauan individu dalam
suatu populasi untuk
mengidentifikasi kasus
baru.
Saat digunakan Saat mempelajari sebab dan Perkirakan beban populasi
akibat. penyakit kronis.
Sumber : 2019. Perbedaan antara insiden dan prevalensi
https://descubrir.online/id/perbedaan-antara-kejadian-dan-prevalensi/

35. Jelaskan tentang masa inkubasi penyakit dan horizon klinis!


 Masa Inkubasi
Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit
belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Masa
inkubasi adalah tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh
yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit.
 Horison Klinis
Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis
yang membatasi antara tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan
horison klinik.

Sumber : Irwan (2017). Epidemiologi Penyakit Menular, Cetakan pertama. Yogyakarta:


CV. Absolute Media.
36. Jelaskan jenis factor risiko kesehatan menurut epidemiologi!
 Faktor Risiko
Faktor risiko adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu penyakit atau
status kesehatan tertentu.
 Jenis-jenis Faktor Risiko
a) Faktor risiko intrinsic : jenis kelamin dan usia , faktor anatomi atau konstitusi tertentu ,
faktor nutrisi.
b) Faktor risiko ekstrinsik : berupa keadaan fisik, kimiawi, biologic, psikologik maupun
sosial budaya dan perilaku.
 Faktor risiko berbeda dengan agen (penyebab penyakit), agen penyakit adalah
mikroorganisme atau kondisi lingkungan yang bereaksi secara langsung pada host.
Berlawanan dengan faktor risiko, ada yang disebut faktor protektif yaitu faktor yang
melindungi terhadap timbulnya penyakit.
Sumber : http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf
37. Jelaskan kriteria 9 KLB!
1. Timbulnya penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu dalam jam, hari
atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.

4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun
sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan pada tahun sebelumnya.
6. Case Fatality Rate dalam 1 kurun waktu tertentu meningkat 50% atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.
Sumber :
file:///C:/Users/toshiba/Downloads/PERMENKES_1501_2010_JENIS_PENYAKIT_MENU
LAR_POTENSIAL_WABAH_DAN_UPAYA_PENANGGULANGAN.pdf

38. Jelaskan tentang transisi epidemiologi!


Transisi epodemiologi yang dimaksud adalah perubahan distribusi dan faktor-faktor
penyebab terkait yang melahirkan masalah epodemiologi yang baru. Keadaan transisi
epidemiologi ini ditandai dengan perubahan pola frekuensi penyakit.Transisi epidemiologi
bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatandan pola penyakit utama
penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensipenyakit infeksi (penyakit menular),
sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidakmenular) justru semakin meningkat. Hal ini
terjadi seiring dengan berubahnya gaya hidup, sosial ekonomi dan meningkatnya umur
harapan hidup yang berarti meningkatnya pola risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti
penyakit jantungkoroner, diabetes melitus, hipertensi, dan lain sebagainya.
Sumber : https://www.scribd.com/doc/85106494/TRANSISI-EPIDEMIOLOGI

39. Jelaskan tentang emerging re-emerging disease!


 Emerging infectious disease :
Penyakit menular yang muncul baru diidentifikasi & sebelumnya tidak dikenal agen
infeksius yang menyebabkan kesehatan masyarakat masalah baik secara lokal maupun
internasional.
 Re‐emerging infectious disease :
Re‐emerging infectious disease muncul kembali penyakit menular Agen infeksius yang
sudah dikenal beberapa orang waktu, telah jatuh ke tingkat yang sangat rendah sehingga
mereka tidak lagi dianggap masalah kesehatan masyarakat & sekarang menunjukkan tren
peningkatan dalam insiden atau prevalensi di seluruh dunia atau telah muncul di daerah
di mana mereka sebelumnya tidak ditemukan.
Faktor yang bertanggung jawab pada Re-Emerging dan Emerging infectious
disease adalah:
1. Perencanaan Pembangunan Kota yang tidak semestinya.
2. Ledakan penduduk, kondisi kehidupan yang miskin yang terlalu padat.
3. Industrialisasi dan urbanisasi.
4. Kurangnya pelayanan kesehatan.
5. Meningkatnya perjalanan internasional, globlisasi ( gaya hidup )
6. Perubahan prilaku manusia seperti penggunaan pestisida, penggunaan obat antimicrob
ialyang bisa menyebabkan resistensi dan penurunan penggunaan vaksin.
7. Meningkatnya kontak dengan binatang.
8. Perubahan lingkungan karena adanya perubahan pola cuaca.
9. Evolusi dari microbial agent seperti variasi genetik, rekombinasi, mutasi dan adaptasi
10. Hubungan microbial agent dengan hewan perantara ( zoonotic encounter)
11. Perpindahan secara massal yang membawa serta wabah penyakit tertentu (travel
diseases).
Sumber:
https://gmch.gov.in/e-study/e%20lectures/Microbiology/14%20Emerging%20&%20Re-
emerging%20Infectious%20Diseases%20class.pdf
40. Jelaskan tentang kurva penyebaran penyakit common source, propagated dan mixed curve!
Dapat dibedakan dengan membuat grafik penyebaran kasus berdasarkan waktu mulainya
sakit (Waktu Onset)
1. Common Source Epidemic
- Suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu
kelompok secara menyeluruh & terjadinya dalam waktu yang relatif singkat (sangat
mendadak)
- Jika keterpaparan kelompok serta penularan penyakit berlangsung sangat cepat dalam
waktu yang sangat singkat (point of epidemic a/ point source of epidemic), maka resultan
dari semua kasus berkembang hanya dalam 1 masa tunas saja
2. Propagated Epidemic
- Terjadi krn adanya penularan dari orang ke orang baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui udara, makanan maupun vektor
-  Relatif lebih lama waktunya sesuai dengan sifat penyakit serta lamanya masa inkubasi.
- Sangat dipengaruhi oleh kepadatan & penyebaran  anggota masyarakat yang rentan
terhadap penyakit.
3. Mixed curve terjadi jika CSE berlanjut melalui kontak orang ke orang dan penyakit
menyebar seperti Propagated Epidemic.
Perbedaan Karakteristik antara Common source & Propagated
-  Bila membandingkan ke2nya maka perbedaan terutama pada kurva epidemi menurut
waktu
-  Pada CSE, tampak kurva epidemi meningkat scr cepat & juga menurun sangat cepat
dalam batas waktu masa tunas saja. Sehingga serangan ke 2 tidak dijumpai
-  Pada PE berkembang lanjut & melampaui satu masa tunas.
- Kadang terjadi variasi masa tunas yang dapat mengaburkan pola epidemi.
- Ada bentuk epidemi yang lain yang dihasilkan oleh PM yang penyebarannya melalui
Vektor (VBE)
- Epidemi ini biasanya sama kecilnya dengan area dari CSE, tetapi dalam lingkaran
penularan dapat dijumpai peranan zoonosis, manusia, campuran ke 2nya sebagai
sumber penularan kepada vektor.
- Kebanyakan wabah vektor borne memp lingkaran penularan berganda antr vektor &
host sebelum cukup banyak kasus manusia yg terserang u/ dp dinyatakan sbgt suatu
wabah

Sumber : . http://ppid.kemendagri.go.id/front/dokumen/download/300007625

Anda mungkin juga menyukai