Anda di halaman 1dari 5

4.

2
 
Diskusi Jawaban Rumusan Masalah
1. Panas yang dihasilkan tubuh sebenarnya merupakan produk tambahan proses
metabolisme yang utama. Adapun suhu tubuh dihasilkan dari :
a.Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel tubuh. 
b.Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot
akibat menggigil).
c.Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagiankecil hormon
lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth hormonedan testosteron).
d.Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan
simpatis pada sel.
e.Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalamsel itu sendiri
terutama bila temperatur menurun.
f.Metabolisme tambahan yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi,dan
penyimpanan makanan.
2. Macam-macam tipe pernafasan yaitu :
a.Pernafasan Dada adalah pernafasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
 Fase Inspirasi : Fase ini berupa kontraksinya otot antara tulang rusuk,
sehingga rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil dari pada tekanan diluar. Sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk.
 Fase Ekspirasi : Fase ini merupakan, fase relaksasi atau kembalinya
otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh
turunnyatulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan dalam rongga dada menjadi lebih besar dari
pada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
karbondioksida keluar. 
b.Pernafasan Perut adalah pernafasan yang melibatkan otot diafragma.Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut :
 Fase Inspirasi : Fase ini berupa berkontraksinya otot
diafragmasehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam
ronggadada menjadi lebih kecil dari pada tekanan diluar. Sehingga
udaraluar yang kaya oksigen masuk kedalam.
 Fase Ekspirasi : Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinyaotot
diafragma kedalam posisi semula yang diikuti oleh turunnyatulang
rusuk, sehingga rongga dada menjadi lebih kecil. Sebagaiakibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar dari pada tekanan
di luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbondioksida
keluar.
3.Pembuluh darah yang digunakan untuk memeriksa denyut nadi adalah :
a.Arteri superficialis temporalis 
b.Arteri carotis
c.Arteri brachialis
d.Arteri radialis
e.Arteri femoralis
f.Arteri poplitea
g.Arteri tibialis posterior
h.Arteri dorsalis pedis
4. Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh darah. Tekanan darah pada sistem
arteri bervariasi dengan siklus jantung yaitu memuncak pada waktu systole dan
sedikit menurun pada waktu diastole.
Pada waktu ventrikel berkontraksi, darah akan dipompa ke seluruh
tubuh,keadaan ini disebut sistole dan tekanan aliran darah pada saat ini disebuttekanan
darah systole.Pada saat ventrikel relaksasi, darah dari atrium masuk ke ventrikel,
tekananaliran darah pada waktu ventrikel sedang relaks tersebut adalah tekanandarah
diastole.
5. Perbedaan pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi dan cara auskultasi
adalah :
a.Pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi :
Konsep Teori :Pemeriksaan tekanan darah cara palpasi dengan memeriksa
pada arteri radialis dextra, dan hanya dapat mengukur tekanan sistolik dengan
merasakan denyut nadi yang teraba setelah manchetdikempiskan.
Alat : Spygmomanometer
Prosedur :
a)Pasangkan manchet pada lengan kanan atas, sekitar 3cm diatasfossa
cubiti (jangan terlalu longgar maupun ketat) 
b)Raba serta rasakan denyut arteri radialis dextra
c)Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi Hg pada
manometer sekitar 20mmHg lebih tinggi dari titik dimanadenyut arteri
radialis dextra tak teraba.
d)Keluarkan udara dalam manchet secara perlahan
dan berkesinambungan (dengan memutar sekrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam). Perhatikan
pada angka berapakahdenyut nadi arteri radialis radialis teraba
kembali. Angkatersebut menunjukan tekanan darah sistolik cara
palpasi(tekanan diastolik tidak dapat ditentukan dengan cara palpasi)

Hasil :Hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Hasilnya kurang akurat


biladibandingkan dengan pengukuran secara auskultasi. 

b.Pengukuran tekanan darah dengan cara auskultasi:


Konsep teori:Pemeriksaan auskultasi dengan memeriksa arteri brachialis,
samadengan palpasi namun pada auskultasi didapatkan tekanan sistolik&
diastolik yang lebih dikenal sebagai Korotkoff IV&V dengan bantuan alat
stethoscope.
Alat :Stethoscope dan sphygmomanometer
Prosedur :
a)Pasangkan manchet pada lengan kanan atas 3cm diatas fossacubiti. 
b)Raba arteri brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubitidan
letakkan stethoscope (bell stethoscope) diatas arteri brachialis dextra
tersebut.
c)Pompakan udara kedalam manchet sampai tinggi Hg padamanometer
sekitar 20mmHg lebih tinggi dari titik denyut arteri brachialis dextra
menghilang
d)Keluarkan udara dalam manchet secara pelan
dan berkesinambungan, maka akan mendengar :
1.Suara Korotkoff I Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan
sistolik secara auskultasi
2.Suara Korotkoff IV atau V Nilai ini menunjukkan besarnya
tekanan diastolik secara auskultasi

Hasil dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik. Hasilnya lebih


akurat dibandingkan dengan cara palpasi

6. Pemasangan manchet yang terlalu longgar atau terlalu ketat mempengaruhi


hasil pengukuran tekanan darah.Apabila pemasangan terlalu longgar maka darah
masih bisa mengalir seperti biasa (sebagian turbulen, sebagian laminer) karena kurang
tertekanatau terhambat, bunyi yang terdengar pun lemah. Selain itu pulamenghasilkan
tekanan darah yang lebih tinggi,sehingga tidak diperolehhasil pengukuran yang
valid.Sedangkan pemasangan manchet yang terlalu ketat akan
menyebabkantekanan yang diberikan pompa sphygnomamometer pada kantong karett
idak maksimal. Hal ini disebabkan sebelum pemompaan, pengikatan padalengan
sudah ketat dan sudah ada tekanan, jadi bila diberi tambahan udara,tekanannya tidak
terlalu maksimal, sehingga menghasilkan tekanandarah menjadi lebih rendah dari
seharusnya.

7. Suara Korotkoff IV timbul saat atrium berkontraksi yang disebabkan oleh


meluncurnya darah kedalam ventrikel sehingga menimbulkan getaran. Bunyi
Korotkoff V digunakan untuk mengukur tekanan diastolic.
Korotkoff V lebih baik, karena korotkoff V adalah suara terakhir
yangdidapatkan dari pemompaan tekanan darah. Korotkoff IV nyaris takterdengar,
Korotkoff V terdengar lebih jelas meskipun pelan sehinggasuara Korotkoff V lebih
baik untuk mendengarkan diastolik.

8. Perbedaan antara atlet dan non atlet dalam pemulihan denyut nadi dan tekanan
darah post exercise:
Adaptasi fisiologi pada latihan fisik sangat tergantung padaumur,intensitas,
durasi, frekuensi latihan, factor genetik, dan cabangolahraga yang ditekuni (tipe
latihan, baik static maupun dinamik).
Tujuandari adaptasi fisiologi
adalah untuk ketahanan jantung dan paru,yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan untuk mengangkut oksigen.Ukuran jantung pada atlit pada umumnya
lebih besar bila dibandingkandengan bukan atlet. Pada atlet untuk olahraga
ketahanan(endurance/aerobic)maka peningkatan ukuran jantung
disebabkan peningkatan volume ventrikel tanpa peningkatan tebal otot. Sedangkan pa
da atlet untuk gerakan-gerakan cepat(non endurance/anaerobic) sepertilaricepat, gulat,
dan lain-lainnya maka peningkatan ukuran disebabkan
oleh penebalan dinding ventrikel dengan tanpa peningkatan volume ventrikel.Bersam
aan dengan peningkatan ukuran jantung, juga didapatkan peningkatan jumlah
kapilerPeningkatan aliran darah melalui paru menyebabkan semua
kepiler pulmonal terdifusi maksimal sehingga tersedia daerah permukaan yanglebih
besar tempat oksigen dapat berdifusi ke permukaan dalam kapiler pulmonal. Aliran
darah otot dapat meningkat kira-kira 25 kali lipat selamakerja sangat berat. Hampir
separuh dari kenaikan aliran ini merupakanakibat vasodilatasi intramuscular yang
disebabkan oleh pengaruh langsung kenaikan metabolisme otot. Kenaikan tekanan
bukan saja memaksa
lebih banyak darah melalui pembuluh darah tetapi juga meregangkan dindingarteriol
dan lebih lanjut menurunkan tahanan vaskuler. Oleh karena itukenaikan tekanan darah
sebanyak 30% sering dapat meningkatkan alirandarah lebih dari sekedar
menggandakan hal ini akan menambah kenaikanaliran yang besar yang telah
disebabkan oleh vasodilatasi metabolik palingsedikit 2 kali lipat lagi.Adaptasi
kardiovaskuler ini jugamenyebabkan peningkatan volumedarahdan hemoglobin,
jumlah kapiler otot dan mempengaruhi cardiacoutput, tekanan darah, aliran darah
serta A-V O2 diff.Terjadinya proses adaptasikardiovaskuler pada atlet ini
menyebabkan pemulihan denyut nadadan tekanan darah pada atlet berlangsung cepat.
Sedangkan pada non-
atlet pemulihan denyut dan tekanan darah berlangsung lama karena belumadanya
adaptasi dari sistem kardiovaskuler.

9. Posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah melalui hubungannya dengan efek


gravitasi. Pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh tubuh secara
uniform. Pada posisi tegak, efek gravitasi
berbeda- beda. Selain tekanan dari kontraksi jantung, pembuluh darah dibawah jantun
g mendapat beban tambahan dari berat kolom darah (perbedaan tinggi tingkat
jantung-pembuluh).Pada saat berbaring gaya gravitasi
pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horizontal sehingga
tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa.Pada saat duduk maupun
berdiri kerja jantung dalam memompa darah akanlebih keras karena melawan gaya
gravitasi sehingga kecepatan jantung meningkat. Sehingga denyut nadi dan tekanan
darah yang terjadi sebagai berikut: posisi berdiri>posisi duduk > berbaring/terlentang.

Hasil praktikum:Menurut teori posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah dan denyut
nadiakibat dari gaya gravitasi. Sesuai dengan hasil praktikum, mahasiswa coba1 dan 2
mengalami kenaikan pada denyut nadi dan tekanan darah walaupun kenaikannya tidak
signifikan.

10. a. Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah secara
teoritis:
Jantung sebagai alat pemompa darah mempunyai sifat untuk mengeluarkan
rangsangan secara berirama. Dalam keadaan biasa
irama jantung berasal dari simpul SA (Sino auricular node) yang terletak diatrium
kanan. Selanjutnya semua bagian dari jantung mengikuti irama darisimpul S-A
ini.Banyak faktor yang mempengaruhi irama dari simpul ini,diantaranya adalah :
a.Rangsangan suhu yang meningkat, 
b.Kekurangan oksigen,
c.Turunnya tekanan darah,
d.Pengaruh ketekolamin dan lain-lain.

Pada latihan terjadi dua kejadian yaitu peningkatan curah jantung( c a r d i a c


o u t p u t ) dan redistribusi darah dari otot-otot yang tidak aktif keotot-otot yang aktif.
Curah jantung tergantung dari isi sekuncup (strokev o l u m e ) dan frekuensi denyut
jantung ( h e a r t r a t e ) .
Kedua faktor inimeningkat pada waktu latihan. Redistribusi darah pada waktu
latihanmenyangkut vasokonstriksi pembuluh darah yang memelihara daerah
yangtidak aktif vasodilatasi dari otot yang aktif yang disebabkan oleh kenaikansuhu
setempat, CO2 dan asam laktat serta kekurangan oksigen.Pada latihan yang
mengakibatkan frekuensi jantung meningkat sertaisi sekuncup meningkat, maka curah
jantung juga meningkat.
Curah jantung sangat mempengaruhi maksimum daya serap oksigen. Boleh
dikatakan lebih besar curah jantung, lebih besar pula daya serap oksigennya.Dengan
penurunan frekuensi jantung, maka jantung mempunyai cadangan denyut jantung
(Heart RateReserve/HRR) yang lebih tinggi.Penurunanfrekuensi jantung ini
disebabkan oleh peningkatan tonus saraf ParasimpatisJuga terjadi penurunan dari
frekuensi pengeluaran impuls dari
paru jantung. Dengan perubahan volume,maka isi sekuncup (stroke volume)menjadi
lebih besar dan bila cadangan denyut jantung meningkat hasilnya curah jantung
(cardiac output) akan menjadi lebih tinggi dan dengan begitu pengangkutan oksigen
menjadi lebih tinggi lagi.Pada waktu istirahat, tekanan yang normal adalah 120
mmHg sistolik dan 80mmHg diastolik (120/80). Selama melakukan olahraga,tekanan
sistolik naik secara cepat dan kadang-kadang dapat mencapai 200 atau 250 mmHg
(responakut). Sedangkan tekanan diastolic perubahannya hanya sedikit. 

b.Hasil pratikum :
Sesuai dengan teori, terjadi peningkatan denyut nadi dan
tekanandarah pada menit pertama post exercise diikuti penurunan denyut nadi 
dantekanan darah yang bertahap pada menit-menit berikutnya. Sehingga
hasil praktikum sesuai dengan teori yang ada.

Anda mungkin juga menyukai