Anda di halaman 1dari 5

1. Pada pembuluh darah apa sajakah saudara dapat memeriksa denyut nadi?

Jawab: Kita dapat melakukan pemeriksaan denyut nadi pada arteri


radialis, arteri brachialis, dan arteri carotis.

2. Sebutkan perbedaaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasi dengan cara
auskultasi! (dari segi: konsep teori-sarana-prosedur pengukuran-hasil)

Jawab: Perbedaan tekanan darah cara palpasi dan auskultasi dari segi konsep
teori, sarana, prosedur pengukuran dan hasil adalah sbb:

Cara Palpasi Cara Auskultasi

Pembuluh darah dikonstriksi


hingga darah tidak dapat
Pembuluh darah mengalir. Pengurangan tekanan
dikonstriksi hingga darah darah menghasilkan aliran darah
Konsep
tidak dapat mengalir. turbulen yang menghasilkan
teori
Pengurangan tekanan bunyi Korotkoff yang tetap
hingga aliran darah dapat terbentuk hingga konstriksi
mengalir menunjukkan pembuluh darah tidak ada.
tekanan darah

Sphygnomanometer
(Tensimeter) terdiri dari
manometer dengan klem
Sarana pembuka penutup, manset udara,
Manset udara yang selang karet dan pompa udara
dihubungkan ke pompa dari karet, sekrup pembuka
udara penutup

Prosedur Manset udara diinflasi hingga


Pengukuran lebih dari nilai sistol yang
diharapkan kemudian tekanan
diturunkan hingga bunyi
Manset udara diinflasi pertama terdengar ( sistol),
kemudian tekanan udara selanjutnya tekanan diturunkan
diturunkan hingga saat nadi hingga bunyi hilang (diastole).
pertama kali dapat
dipalpasi

2 5 mmHg lebih rendah Lebih akurat


Hasil
dari auskultasi

3. Mengapa pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan kanan atas?

Jawab: Pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan kanan atas karena
suara yang dihasilkan lengan kanan lebih stabil. Hal ini terjadi karena
arteria yang merupakan cabang aorta untuk tubuh kanan yaitu keluar
satu arteri setelah itu baru menjadi dua arteri (truncus brachiocephalica
arteri carotis communis dextra dan arteri subclavia). Jadi hasil
pengukuran yang di catat lebih stabil karena perubahan denyut jantung
yang tinggi tidak membuat suara sistole-diastole pada arteri brachialis
dextra terlalu bising bila dibandingkan arteri brachialis sinistra yang
merupakan cabang dari arteri subclavia sinistra yang langsung keluar
dari aorta

4. Apakah pemasangan manset yang terlalu longgar atau terlalu ketat dapat
mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah? Jelaskan!

Jawab: Ya, pemasangan manset yang terlalu longgar menyebabkan sejumlah


tekanan dari manset tidak efektif dalam menyebabkan konstriksi
pembuluh darah sehingga hasil yang diperoleh lebih rendah dari yang
seharusnya. Sedangkan jika manset terlalu ketat, pembuluh darah telah
mengalami konstriksi sebagian sebelum pengukuran dimulai sehingga
hasil yang diperoleh akan lebih tinggi dari yang seharusnya.
5. Jelaskan mengenai mekanisme yang mendasari suara-suara (Korotkoff I, II, III, IV, V)

Jawab: Suara Korotkoff ditimbulkan oleh aliran turbulen dalam arteria


brachialis. Aliran streamline pada arteri yang tidak menyempit tidak
berbunyi, tetapi bila arteri menyempit, kecepatan aliran melalui
penyempitan melalui kecepatan kritik dan mengakibatkan aliran
turbulen. Pada tekanan manset tepat di bawah tekanan sistolik, aliran
melalui arteri hanya terjadi pada puncak sistolik dan aliran turbulen
yang intermiten menimbulkan bunyi ketukan selama tekanan masih
diatas diastolik. Bila tekanan manset tepat dibawah diastolik,
pembuluh tetap konstriksi, tetapi aliran turbulennya kontinyu.

6. Apakah ada perbedaan antara atlet dan non-atlet dalam hal pemulihan denyut nadi dan
tekanan darah setelah melakukan aktivitas fisik (post exercise)? Jelaskan!

Jawab: Pada atlet, jantung mengalami hipertrofi sehingga terjadi kenaikan pada
Stroke Volume, sehingga curah jantung pada atlet memiliki nilai yang
sama pada non atlet dengan frekuensi denyut jantung yang lebih
rendah. Akibatnya pemulihan denyut nadi dan tekanan darah dapat
terjadi lebih cepat pada atlet dibandingkan dengan non atlet.

7a. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh posisi tubuh dan latihan fisik terhadap
denyut nadi dan tekanan darah?

Jawab: Posisi tubuh dapat mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi. Pada
posisi berdiri efek gravitasi pada darah akan menyebabkan sedikit
penurunan tekanan. Akan tetapi penurunan tekanan darah ini, terutama
pada sinus carotis dan arcus aorta, menstimulasi baroreceptor untuk
mengirimkan rangsangan ke otak. Akibatnya, arteriole berkonstriksi
untuk mempertahankan tekanan darah pada nilai normal. Denyut nadi
juga meningkat dengan perubahan posisi untuk mempertahankan cardiac
output. Pada daerah perifer terjadi rekonstriksi, tetapi segera terjadi
kenaikan dari kadar renin dan aldosterone.

Latihan fisik meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah. Selama aktivitas,
denyut nadi meningkat karena stimulasi psikis, penurunan daerah vagal,
kenaikan rangsang melalaui saraf simpatis kardiak dan juga rangsangan
akibat kenaikan kadar CO2 darah. Tekanan darah juga meningkat akibat
pemompaan jantung yang lebih kuat dan akibat konstriksi parsial dari
pembuluh darah yang terdapat dalam otot-otot yang berkontraksi selama
aktivitas.

7b. Apakah hasil praktikum saudara sesuai dengan teori? Bila tidak, mengapa
demikian?

Jawab: Menurut referensi, seharusnya tekanan darah tidak mengalami perubahan


akibat posisi tubuh, karena sistem dalam tubuh saling bekerjasama dalam
mempertahankan nilai normal tekanan darah. Hasil praktikum
menunjukkan terjadi perubahan tekanan yang kecil; penurunan tekanan
darah dari posisi berbaring ke posisi duduk dan kenaikan tekanan darah
sedikit dari posisi duduk ke posisi berdiri sehingga tekanan darah posisi
berbaring hampir sama dengan tekanan darah pada posisi berdiri.

Menurut referensi, denyut nadi naik sebesar 25 kali/menit dari posisi


berbaring ke posisi berdiri. Perubahan denyut nadi pada praktikum kami
20 kali/menit.
Setelah melakukan latihan fisik, denyut nadi mahasiswa coba meningkat,
tekanan darah sistolik juga meningkat, sedangkan diastolik kurang lebih
sama.

Anda mungkin juga menyukai