Anda di halaman 1dari 2

2.

3 Aspek Fisiologi
2.3.1 Sistem Reproduksi pada Wanita.

Fase Klimakterium
Fase Klimakterium terbagi dalam beberapa fase:
A. Pramenopause
Pramenopause adalah masa sekitar usia 40 tahun dengan dimulainya siklus haid yang
tidak teratur, memanjang, sedikit, atau banyak, yang kadang-kadang disertai dengan
rasa nyeri. Pada wanita tertentu telah muncul keluhan vasomotorik atau keluhan
sindroma prahaid. Dari hasil analisis hormonal dapat ditemukan kadar FSH dan
estrogen yang tinggi atau normal. Kadar FSH yang tinggi dapat mengakibatkan
terjadinya stimulasi ovarium yang berlebihan sehingga kadang-kadang dijumpai kadar
estrogen yang sangat tinggi. Keluhan yang muncul pada fase premenopause ini
ternyata dapat terjadi baik pada keadaan sistem hormon yang normal maupun tinggi,
sedangkan keluhan yang muncul pasca menopause umumnya disebabkan oleh kadar
hormone yang masih normal maupun tinggi, hingga kini belum diketahui.
B. Perimenopause
Perimenopause merupakan masa perubahan antara pramenopuse dan
pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada
kebanyakan wanita siklus haidnya > 38 hari dan sisanya < 18 hari. Sebanyak 40%
wanita mengalami siklus haid yang anovulatorik.
Pada sebagian wanita, telah muncul keluhan vasomotorik, atau keluhan sindrom
prahaid. Kadar FSH, LH dan estrogen sangat bervariasi. Disini juga terlihat bahwa
keluhan klimakterik dapat terjadi tidak hanya pada kadar hormon yang rendah saja
a. Menopause
Pada usia 40 sampai 50 tahun, siklus seksual biasannya menjadi tidak teratur, dan
ovulasi sering tidak terjadi, sesudah beberapa bulan dan beberapa tahun, siklus berhenti sama
sekali. Periode ketika siklus terhenti dan hormon-hormon kelamin wanita menghilang dengan
cepat dan hampir tidak ada disebut sebagai menopause.
Penyebab menopause adalah matinya (burning out) ovarium, sepanjang kehidupan
seksual seorang wanita, kira-kira 400 folikel primordial tubuh menjadi folikel matang dan
berevolusi, dan beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia pada sekitar 45
tahun, hanya tingal beberapa folikel primordial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH,
produksi exstrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primordial mencapai nol,
ketika produksi extrogen turun di nilai kritis, extrogen tidak lagi menghambat reproduksi
gonadotropin FSH dan LH, gonadotropin FSH dan LH (terutama FSH ) diproduksi sesudah
menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel priamordial yang tersisa
menjadi atretik, produksi estrogen oleh ovarium turun secara nyata menjadi nol.
Pada saat terjadi menopause, seseorang wanita harus menyesuaikan kembali
kehidupannya dari kehidupan yang secara fisiologis yang dirangsang oleh produksi estrogen
dan progesterone menjadi kehidupan yang kosong tanpa hormon-hormon tersebut, hilangnya
estrogen sering sekali menyebab terjadinya perubahan fisiologis yang bermakna pada fungsi
tubuh, termasuk rasa panas, sensasi psikis dispnea, gelisah, letih, ansirtas, dan kadang-
kadang keadaan psikiotik yang bermacam-macam dan penurunan kekuatan dan klasifikasi
tulang di seluruh tubuh. Kira-kira pada 15 persen wanita, gejala-gejala ini cukup berat
sehingga membutuhkan perawatan. Jika psikoterapi gagal, pemberian estrogen harian dalam
jumlah kecil biasanya dapat meredakan gejala, dan bila secara perlahan-lahan dosis
diturunkan, wanita pada pascamenopause tersebut cenderung terhindar dari gejala yang berat.

2.3.2 Sistem Reproduksi pada Pria

Anda mungkin juga menyukai