Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

1. Terdapat 400 kasus kunjungan penderita ISPA, 600 kunjungan kasus Diare, dari 300
kunjungan kasus Dermatitis dari seluruh kunjungan ke puskesmas A selama 1 bulan
terdiri dari 2000 kunjungan .
A. Maka proporsi kunjungan kasus diare adalah

= ∑ kunjungan kasus Diare / ∑ kunjungan puskesmas A x 100%


= 600/2000 x 100%
= 0.3 x 100%
= 30 %

B. Ratio kunjungan pasien ISPA dan Kunjungan Diare adalah


= ∑ kunjungan kasus ISPA : ∑ kunjungan kasus Diare
= 400 : 600
= 2: 3

2. Pada tanggal 1 Januari 2001 terdapat 1000 balita di Kecamatan X, 90% diantaranya
telah diimunisasi campak, dan 50 diantaranya pernah menderita sakit campak. Selama
periode 2 januari sampai 31 desember 2001 terdapat 10 kasus baru campak , kalau
selama periode tersebut terdapat 200 bayi baru berusia dibawah 6 bulan, berapa
insidens rate penyakit campak selama peride 2 januari -31 desember 2001 pada
kelompok usia balita dikecamatan X tersebut.
Population at Risk = (1000 Balita - 90%) - 50
= (1000 - 900) – 50
= 50
Person years = population at Risk + 200 bayi per ½ tahun
= 50 + 100
= 150
Insidens Rate = Kasus Baru/ person years
= 10/150
= 0.0667
= 66 per 1000 orang per Tahun

3. Dari 2000 orang penduduk terdapat 1250 orang wanita dewasa, 5 diantara wanita tersebut
pernah mengalami histerektomi (pengangkatan rahim ), selama periode 1 tahun
ditemukan 10 kasus baru kanker rahim.
Hitunglah insidens rate kanker rahim selama periode 1 tahun.

Population at risk = Σ wanita dewasa – Σ wanita pernah histerektomi


= 1250 – 5
= 1245 orang
insidens rate = Kasus baru / person years
= 10/1245
= 0.008 per Tahun
= 8 per 1,000 orang per Tahun

4. Jumlah kasus baru penyakit campak pada balita selama peride 1 tahun di puskesmas A
ada 100 kasus, di puskesmas B ada 500 kasus, di puskesmas C ada 1000 kasus, jumlah
balita yang belum mendapat imunisasi dan belum pernah menderita campak di puskesas
A, B dan C berturut-turut adalah 1000, 2000, dan 10.000 maka puskesmas yang paling
besar resiko untuk terjadinya campak pada balita adalah

Puskesmas A 100/1000 x 100% = 10 %


Puskesmas B 500/2000 x 100% = 25 %
Puskesmas C 1000/10.000 x 100% = 10 %

5. Suatu studi mengenai kanker payudara, diikuti oleh 10.000 wanita. 500 diantara 10.000
wanita tersebut telah didiagnosa menderita kanker payudara. Sisanya sebanyak 9500
wanita diikuti selama 5 tahun. Selama 5 tahun dikuti ternyata ada 250 wanita kemudian
menderita kanker payudara.
Hitunglah insidens kumulatif selama 5 tahun dari kanker payudara. Berapa Insidens nya 1
per 1000 orang
= 250/9500 x1,000
= 0.0263 x 1,000
= 26 per 1,000 orang
Hitunglah insidense rate kanker payudara? Laporkan rate per 1000 person years.
Person Years = 9500 x 5 tahun
= 47,500
Insiden Rate = 250/47,500 x1,000
= 0.0052 x 1,000
= 5 per 1,000 wanita

6. Suatu studi kohort mengenai penyakit kardiovaskular. Terpilih 1000 orang. Tetapi hanya
850 orang yang mau berpartisipasi.Berdasarkan pemeriksaan ternyata 50 dari 850 orang
tersebut menderita penyakit kardiovaskular..Kemudian populasi tersebut diikuti selama
10 tahun dan ternyata kemudian selama periode tersebut 100 orang kemudian menderita
penyakit kardiovaskualr.
Hitunglah 10 year incidence proportion ( average risk) dari penyakit kardiovaskular
dari populasi kohort ini.
850 orang – 50 orang = 800 orang
10 tahun – 100 orang sakit

CI = 100/800 = 1/8 = 0,125

Hitung pula incidence rate .

10 tahun – 100 orang sakit

Σperson time = 800 x 10 tahun = 8000


ID = Σ kasus baru/Σ person time = 100/8000=0.0125

7. Open population. Here's a schematic in which "o" represents either the beginning or end
of a follow-up interval and "D" represents disease onset. 

(A) Determine the total number of people in the population (N).


N = 6 , terdapat 6 orang
(B) Determine the average number of people (Ñ). [Ñ = PT / change in time]
PT = 4 + 4 + 2 + 3 + 9 + 6 = 28
(C) Determine the mortality rate
disease/PT
disease = 4
PT = 28
4/28 = 0.14

8. Another cohort. A cohort of 150 people begins with 10 cases. The cohort is followed
for five years, during which time 16 new cases arise. 

(A) What is the prevalence of disease at the start of the study? 

150 orang – 10 kasus

Point prevalence = 10/150 = 0.067


(B) Assume all cases survive. What is the prevalence at the end of the study? 
Jumlah – 150 orang

Kasus lama = 10 kasus

Kasus baru = 16 kasus

Period prevalence = 26/150 = 0.17


(C) What is the incidence proportion over the interval? 

150 orang – 10 kasus = 140 orang

16 kasus baru

CI = 16/140 = 0.114
(D) What is the incidence rate over the interval? 

150 orang – 10 kasus = 140 orang

5 tahun – 140 orang - 16 kasus baru

Person time = 140 x 5 = 700

ID = 16/700 = 0.023 per year

9. The figure below represents a cohort of 7 individuals observed for a year. In this figure,
periods of disease are represented with a D and dashes represents disease-free periods.
There are  no losses to follow-up in the cohort, and we assume that recovery will confer
life-long immunity.  

(A) What is the prevalence on Jan 1? Point prevalence = 1/7 x 100% = 14.3%
(B) What is the prevalence on Dec 31? 2/7 x 100% = 28.6%
(C) Estimate the one-year risk of developing illness.

2/6 x 100% = 33.3%

Person 1 -|---------------------|--
Person 2 D|DDDDDDD--------------|--
Person 3 -|-----------------DDDD|DD
Person 4 -|---------------------|--
Person 5 -----DDDDDDDDDDDDDDDDDD|DD
Person 6 -|---------------------|--
Person 7 -|---------------------|--
          |                      |
         Jan1                 Dec31

10. In the schematic below, dashed lines (--) represent disease-free person-time and D
indicates a disease onset. There are three (3) people in the cohort, labeled A, B, and C. 

A|--------D
B|------------------------
C|------------------------
 |---|----|----|----|----|
 0   1    2    3    4    5
          Year

(A) What is the 5-year risk of disease in the cohort? 1/3


(B) What is the rate of the disease in the cohort? 

2 + 5 + 5 = 12 tahun

Incidence rate = 1/12


PRAKTIKUM UKURAN ASOSIASI DAN UKURAN DAMPAK

1. Sebuah studi dilakukan untuk melihat hubungan antara pajanan radiasi sinar dan penyakit
katarak lensa mata di sebuah laboratorium perusahaan besar X. Setelah dilakukan
skrining, semua pegawai lab yang bebas dari katarak diajak berpartisipasi dalam studi
longitudinal tersebut. Dengan asumsi tidak ada drop-out atau loss to follow-up, setelah 10
tahun masa pengamatan, dari 5.000 pegawai yang terpajan/ terpapar radiasi didiagnosis
sebanyak 50 kasus katarak, sementara dari 20.000 pegawai yang tidak terpajan,
ditemukan 100 kasus.
A. Besarnya risiko untuk terkena katarak pada kelompok pegawai yang terpajan
radiasi per tahun adalah:

B. Besarnya risiko untuk terkena katarak pada kelompok pegawai yang tidak
terpajan radiasi selama 10 tahun adalah:

C. Yang dapat disimpulkan dari hasil studi di atas adalah:

2. Berikut ini merupakan hasil dari studi kohort yang meneliti hubungan antara merokok
dan penyakit jantung koroner (PJK) yang dilakukan selama 10 tahun

“Outcome” setelah 10 tahun

Pada awal studi PJK (+) PJK (-)

2000 perokok) 65 1.935

4000 bukan perokok 20 3.980

A. Insidens PJK pada kelompok perokok

B. Insidens PJK pada kelompok bukan perokok

C. Hitung kuatnya hubungan antara merokok dengan PJK: .

D. Attributale rsik % dari penyakit ini adalah

E. Apa arti attributable risk % pada studi ini:


3. Suatu pabrik yang mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi, diharapkan pekerja
menggunakan tutup telinga yang disediakan. Higiene perusahaan mendapatkan 100 dari
500 pekerja tidak menggunakan tutup telinga dengan alasan alat tersebut mengganggu.
Pada test pendengaran ditemukan 16 pekerja yang menggunakan tutup telinga dan 40
pekerja yang tidak menggunakan menderita hilang pendengaran. Semua pekerja tidak
mempunyai masalah dalam pendengaran 4 tahun sebelumnya yaitu waktu pabrik itu
dibuka.

A. Berapa cummulative incidence hilang pendengaran pada pekerja yang


menggunakan tutup telinga per tahun?

B. Berapa resiko relatif tidak menggunakan tutup telinga untuk terjadi hilang
pendengaran?

C. Berapa resiko hilang pendengaran yang disebabkan oleh tidak menggunakan


tutup telinga (adatattributable risk) per tahun?

4. Saudara bertugas sebagai pejabat kesehatan didaerah X .Didaerah X ada kota Baru
,sebuah kota yang maju pesat dimana penduduknya terutama orang pensiunan atau orang
tua. Daerah ini merupakan rawa yang tidak dihuni 10 tahun yang lalu.Penduduk kota baru
resah karena ada kabar “bahwa rate kanker lambung tinggi dan diperkirakan ada
karsinogen pada sumber air kota tersebut.”

Saudara mencari informasi kenapa ada kesimpulan itu.Kemudian saudara dapati rate
kanker lambung kota Baru tsbt dibandingkan dengan rate kanker lambung kota Lama
.Kota Lama adalah sebuah kota yang sudah lama berdiri , dimana ada kompleks tentara
dan beberapa pabrik industri makanan. Penduduk kota Baru menanyakan saudara
mengenai kebenaran.

Tahun 2000 Kota Baru Kota Lama

Total populasi 48.000 120.000

Angka kematian kanker 16 10


lambung

A. Ukuran penyakit apa yang dapat digunakan untuk kalkulasi dari data tersebut
diatas ?

B. Kalkulasi ukuran frekuensi tsbt untuk setiap kota.

C. Berapa resiko relative kota Baru dibandingkan kota Lama?


D. Disamping kemungkinan masalah lingkungan sebagai penyebabnya ,factor apakah
yg dapat membuat perbedaan rate kanker lambung pada kedua kota tsbt.

E. Data tambaahan apa yang diperlukan dari kedua kota itu.

5. Untuk latihan nomer ini, E disebut sebagai merokok, D1 sebagai kanker paru dan D2
sebagai penyakit jantung.E menyebabkan terjadinya D1 dan D2.

Rates dilaporkan per 100.000 person years.Tabel dibawah ini merupakan angka rates
dari data ini.

D1 D2
Merokok 13 100
Tidak merokok 1 50

A. Hitung RR terjadinya D1 oleh E.Hitung RR terjadinya d2 oleh E. Penyakit


mana yg memberikan asosiasi yang lebih kuat/besar ?

B. Hitung RD (risk difference) terjadinya D1 oleh E. Hitung RD (risk


difference) terjadinya D2 oleh E. Penyakit mana yang meberikan efek yang
lebih besar?

C. Jelaskan terjadinya paradox antara jjawaban A dana B?

6. Cell phone use and auto accidents. One aspect of cell phone use that deserves our
attention is its potential to cause driving accidents. Dreyer (1999) estimated fatal auto
accidents rates of 5, 10, and 12 per 100,000 person-years for light, moderate, and heavy
cell phones use.

Using the light users as the reference category, calculate the risk differences associated
with moderate and heavy cell phone use. 

7. Hepatitis B and liver cancer (fictitious data). A study of Hepatitis B infection and liver
cancer found 65 cases of liver cancer in 65,000 person with Hepatitis B. In a Hepatitis-
free cohort, there are 5 cases in 215,000 individuals.

(A) Calculate the RR of liver cancer in this study. Interpret this statistic. 

(B) Calculate the RD. Interpret the results. [Units are required when interpreting rate
differences.]

(C) Which of the above statistics quantifies the strength of the association? Which
quantifies the effect in absolute terms?
8. Seorang ahli epidemiologi saudara diminta untuk menjelaskan dampak merokok terhadap
kejadian stroke pada pertemuan di suatu perusahaan penerbangan yang ingin mengadopsi
peraturan “Dilarang Merokok”. Saudara menggunakan hasil penelitian epidemiologi pada
tempat kerja lain yang mirip penerbangan tsbt. Dari studi kasus kontrol ,informasi tentang
yang berpotensi sebagai penyebab stroke dikumpulkan dari 171 kasus stroke dan 7829
kontrol selama 4 tahun. Diantara factor resiko tsbt adalah merokok.Data dibawah ini
merupakan hasil studi.

Group Stroke Total

Ya Tidak

Merokok 84 2916 3000

Tidak merokok 87 4913 5000

Total 171 7829 8000

A. Bagaimana saudara menjelaskan resiko terjadinya stroke yang dihubungkan dengan


merokok?

B. Bagaimana saudara menjelaskan dampak merokok terhadap kejadian stroke?


PRAKTIKUM STANDARDISASI

SOAL I

TABLE 1 Population, Deaths, and Death Rate by Community and by Age

Community A Community B

Death rate Death rate


Age (year) Population Deaths Population Deaths
(per 1000) (per 1000)

Under1 1,000 15 15.0 5,000 100 20.0

1-14 3,000 3 1.0 20,000 35 1.0

15-34 6,000 6 1.0 35,000 35 1.0

35-54 13,000 52 4.0 17,000 85 5.0

55-64 7,000 105 15.0 8,000 160 20.0

Over 64 20,000 1,600 80.0 15,000 1,350 90.0

All Ages 50,000 1,781 35.6 100,000 1,740 17

Tabel 1 diatas adalah data populasi,data jumlah kematian & data rate kematian di dua komunitas
A dan B. Rate angka kematian kasar atau Crude death rate (CDR) di komunitas A 35.6 per
1000, angka ini dua kali lebih tinggi dari rate angka kematian kasar di komunitas B yaitu 17per
1000.

Jika kita lihat age specific death rate pada ke dua komunitas A & B tersebut, dapat dikatakan
rate pada tiap kelompok umur kurang lebih sama.Dengan demikian ,ekspetasi kita mustinya
angka kematian secara umum di kedua populasi tersebut juga sama, tapi kenyataannya tidak
demikian . Perbedaan dari CDR tersebut sangat mungkin disebabkan oleh perbedaan distribusi
umur populasi pada kedua komunitas tersebut. Populasi pada komunitas B terlihat jauh lebih
muda .dari populasi pada komunitas A. Oleh karena itu untuk mendapatkan satu angka rate
ringaksan untuk membandingkan kedua komunitas tersebut sebaiknya dilakukan standardiassi.
Table 2 Standard Population by Age and Age-Specific Death Rates

Age (years) Standard Death rate Expected Death rate in Expected


population   in A (per deaths at A's B (per 1,000) deaths at
1,000) rates B's rates

Under 1 6,000 15.0 20.0

1-14 23,000 1.0 0.5

15-34 41,000 1.0 1.0

35-54 30,000 4.0 5.0

55-64 15,000 15.0 20.0

Over 64 35,000 80.0 90.0

Total 150,000 35,6 17.4

Age-adjusted
death rate   22.0   25.0  
(per 1,000)

Pertanyaan I.:

Hitunglah direct adjusted death rate komunitas A dan B.

Bagaimana interpretasi saudara?

Data yang dibutuhkan untuk menghitung age adjusted death rate berdasarkan direct method
/standardisasi secara langusng adalah :

1. Spesific rate dari populasi studi dalam hal ini adalah age specific death rate komunitas A
dan B.

2. Distiribusi variable yang akan dikontrol disini adalah distribusi berdasarkan kelompok
umur dari populasi standard.

Jumlah populasi di kedua kominitas A + B dijadikan sebagai populasi standard.

Prosedur perhitungan standardisas langsung/direct age adjusted death rate adalah sbb:
1. Dengan mengalikan data pada populasi standard terhadap age specific death rate
komunitas A dan B. maka didiapat nilai expected deaths dari komunitas A dan
B.
2. Dengan membagi nilai jumlah expectred deaths masing2 A & B terhadap jumlah
total populasi standard , maka didapat nilai direct age adjusted death rate A dan
B

SOAL II

Pertanyaan II

Hitunglah indirect age adjusted death rate /standardisasi tidak langsung

Bagaimana interpretasi saudara?

Tabel 3 Population and Expected Deaths of Community A by Age, and Standard Death
Rates by Age

Standard
Expected deaths in
Age (year) Population in A death rate
A at standard rates
(per 1,000)

Under1 1,000 20.0

1-14 3,000 0.5

15-34 6,000 1.0

35-54 13,000 5.0

55-64 7,000 20.0

Over 64 20,000 90.0

Total 50,000 17.4

Data yang dibutuhkan untuk menghitung age adjusted death rate berdasarkan in direct method
standardisasi secara tidak langusng adalah:
1. Distribusi variabel yang akan dikontrol dari populasi studi dalam hal ini adalah
distribusi berdasarkan kelompok umur dari populasi komunitas A..

2. Distribusi specific rate berdasarkan variable yang akan di kontrol dari suatu populasi
standard .Dalam hal ini yang digunakansebagi populasi standard adalah age specific
death rate populasi komunitas B

3. CDR populasi studi dalam hal ini CDR populasi pada komunitas A

4. CDR populasi standard ,dalam hal ini CDR populasi komunitas B

Prosedur perhitungan standardisas tidak langsung / indirect age adjusted death rate adalah sbb :

1. Dengan mengalikan data berdasarkan kelompok umur pada populasi studi


terhadap age specific death rate komunitas B sebagai populai standard ,. maka
didiapat nilai expected deaths dari komunitas A .
2. Dengan membagi nilai jumlah kematian yang diobservasi dalam hal ini jumlah
kematian populasi di komunitas A yaitu 1781 orang , dengan nila expectred
deaths komunitas A ,didapat nilai SMR (standard mortality ratio = observed
deaths / expected death)
3. Dengan mengalikan CDR populasi standard ,dalam hal ini CDR populasi
komunitas B dengan SMR didapatkan indirect adjusted death rate.

SOAL III

Age-specific rates of abnormal lung functioning in males employed in manufacturing or services


industries

Age interval Manufacturing Services


Jumlah % abnormal Jumlah % abnormal

20-29 403 2,2 256 4,8


30-39 688 3,2 525 3,2
40-49 683 2,2 599 2,8
50-59 539 6,9 453 6,6
60+ 133 12,8 155 9,0

Berdasarkan data diatas, jawablah pertanyaan dibawah ini:

A. Bandingkan age-specific rates pada ke dua industri tersebut. Kesimpulan apa yang ingin
Saudara berikan sehubungan efek dari umur dan industri?
B. Bila Saudara menghitung age-adjusted dan membandingkan adjusted rates kedua industri
tersebut, apa kelebihannya? Kekurangannya?

C. Bila diketahui distribusi umur standar dibawah ini?

Age interval Standar

1 2 3

20-29 0,25 0,05 0,07


30-39
40-49 0,25 0,05 0,75
50-59 0,30 0,10 0,06
60+
0,10 0,40 0,06

0,10 0,40 0,06

SOAL IV

A. Gunakan distribusi umur standar 1 yang mana distribusi terkonsentrasi pada umur kurang
dari 49 tahun, Hitung age-adjusted rate secara direk pada kedua industri. Bagaimana
besar dan arah perbedaan retes diantara kedua industri itu?

B. Gunakan distribusi umur standar 2 yang mana distribusi terkonsentrasi pada umur lebih
dari 50 tahun. Hitung age-adjusted rate secara direk pada kedua industri. Bagaimana
besar dan arah perbedaan rates diantara kedua industri itu?

C. Gunakan distribusi umur standar 3 yang mana distribusi terkonsentrasi pada interval
umur 30-39 tahun. Hitung age-adjusted rate secara direk pada kedua Industri. Bagaimana
besar dan arah perbedaan rates diantara kedua industri itu?

D. Dengan menggunakan distribusi umur sampel total sebagai standar, hitung standardisasi
untuk tipe industri secara direk pada kelompok umur 20-49 dan kelompok umur 50
keatas. Interpretasikan perbandingan pada kedua kelompok tersebut.

Anda mungkin juga menyukai