1. Sebuah studi dilakukan untuk melihat hubungan antara pajanan radiasi sinar dan penyakit katarak
lensa mata di sebuah laboratorium perusahaan besar X. Setelah dilakukan skrining, semua
pegawai lab yang bebas dari katarak diajak berpartisipasi dalam studi longitudinal tersebut.
Dengan asumsi tidak ada drop-out atau loss to follow-up, setelah 10 tahun masa pengamatan, dari
5.000 pegawai yang terpajan/ terpapar radiasi didiagnosis sebanyak 50 kasus katarak, sementara
dari 20.000 pegawai yang tidak terpajan, ditemukan 100 kasus.
A. Besarnya risiko untuk terkena katarak pada kelompok pegawai yang terpajan radiasi per
tahun adalah:
B. Besarnya risiko untuk terkena katarak pada kelompok pegawai yang tidak terpajan radiasi
selama 10 tahun adalah:
C. Yang dapat disimpulkan dari hasil studi di atas adalah:
Jawaban :
A. Besarnya risiko untuk terkena katarak pada kelompok pegawai yang terpajan radiasi per tahun
adalah:
a 50
Incidens pada terpajan =
a+b
= 5000
= 0,01
c 100
Incidens pada tidak terpajan =
c+ d
= 20000
= 0,005
0,01
Relative Risk (RR) terjadinya katarak pada pegawai terpajan radiasi =
0,005
=2
B. Besarnya risiko untuk terkena katarak pada kelompok pegawai yang tidak terpajan radiasi
selama 10 tahun adalah:
a 50
Incidens pada terpajan =
a+b
= 5000
= 0,01
c 100
Incidens pada tidak terpajan =
c+ d
= 20000
= 0,005
0,005
Relative Risk (RR) terjadinya katarak pada pegawai terpajan radiasi =
0,01
= 0,5
Jawaban :
a 65
A. Insidens PJK (Perokok) = = = 0,0325 = 32,5/1000
a+b 2000
c 20
B. Insidens PJK (bukan Perokok) = = = 0,005 = 5/1000
c+ d 4000
32,5
C. Relative Risk (RR) = = 6,5
5
a
b a d 65 3980
Odds Ratio (Kohort) =
c
= x =¿
b c
x
1935 20
= 0,336 x 199 = 6,68
d
(RR & OR >1 Positive association)
Insidens PJK ( Perokok )−Insidens PJK (bukan perokok )
D. Attributale risk % =
Insidens PJK (perokok )
32,5−5 27,5
=
32,5
= 32,5 = 0,84 = 84%
Jawaban :
Kehilangan Tidak Kehilangan Total
Pendengaran Pendengaran
Tidak menggunakan 40 (a) 60 (b) 100 (a+b)
tutup telinga
Menggunakan tutup 16 (c) 384 (d) 400 (c+d)
telinga
Total 56 444 500
16
A. Insiden kumulatif = = 0,04
400
Jadi Insiden Kumulatif hilang pendengaran pada pekerja yang menggunakan tutup telinga
adalah 4 Kasus per 100 Orang
Insidens Terpajan
B. Relative Risk (RR) =
Insidens tidak terpajan
40
100 0,4
= 16 = 0,04
= 10
400
Artinya, risiko relatif kehilangan pendengaran bagi pekerja yang tidak menggunakan
tutup telinga adalah 10 atau pekerja yang tidak menggunakan tutup telinga mempunyai
risiko untuk kehilangan pendengaran 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja
yang menggunakan tutup telinga.
C. Berapa resiko relatif tidak menggunakan tutup telinga untuk terjadi hilang pendengaran?
a 40
Insidens Terpajan = = = 0,4
a+b 100
16
Insidens Tidak Terpajan = = 0,04
400
0,4−0,04
Attributale risk % =
0,4
= 0,9 = 90%
Artinya, di antara pekerja yang tidak menggunakan tutup telinga, 90% kesakitan karena
kehilangan pendengaran dapat dicegah jika pekerja menggunakan tutup telinga.
4. Saudara bertugas sebagai pejabat kesehatan didaerah X .Didaerah X ada kota Baru ,sebuah kota
yang maju pesat dimana penduduknya terutama orang pensiunan atau orang tua. Daerah ini
merupakan rawa yang tidak dihuni 10 tahun yang lalu.Penduduk kota baru resah karena ada kabar
“bahwa rate kanker lambung tinggi dan diperkirakan ada karsinogen pada sumber air kota tersebut.”
Saudara mencari informasi kenapa ada kesimpulan itu.Kemudian saudara dapati rate kanker
lambung kota Baru tsbt dibandingkan dengan rate kanker lambung kota Lama .Kota Lama adalah
sebuah kota yang sudah lama berdiri , dimana ada kompleks tentara dan beberapa pabrik industri
makanan. Penduduk kota Baru menanyakan saudara mengenai kebenaran.
Tahun 2000 Kota Baru Kota Lama
A. Ukuran penyakit apa yang dapat digunakan untuk kalkulasi dari data tersebut diatas ?
B. Kalkulasi ukuran frekuensi tsbt untuk setiap kota.
C. Berapa resiko relative kota Baru dibandingkan kota Lama?
D. Disamping kemungkinan masalah lingkungan sebagai penyebabnya ,factor apakah yg dapat
membuat perbedaan rate kanker lambung pada kedua kota tsbt.
E. Data tambaahan apa yang diperlukan dari kedua kota itu.
Jawaban:
A. Cumulative Insidens : karena kejadian kanker lambung tinggi adalah kasus baru. Pada 10
tahun lalu Kota Baru tidak berpenghuni sehingga kejadian kanker lambung belum ada.
Adanya rate kanker lambung yang tinggi setelah 10 tahun Kota Baru dihuni mengandung arti
bahwa serangan kanker lambung terjadi selama periode waktu 10 tahun. Perhitungan jumlah
serangan penyakit yang dimulai selama satu periode (dalam kasus ini,10 tahun) adalah
perhitungan insidens.
B. Kalkulasi ukuran frekuensi tersebut untuk setiap kota
16
CI Kota baru = = 0,0003
48.000
10
CI Kota lama = = 0,00008
120.000
Insidens Terpajan
C. Relative Risk (RR) =
Insidens tidak terpajan
16
48.000 0,0003
= 10 = 0,00008 = 3,75
120.000
Artinya, penduduk Kota Baru 3,75 kali lebih berisiko untuk mengalami kematian karena
kanker lambung dibanding Kota Lama
5. Untuk latihan nomer ini, E disebut sebagai merokok, D1 sebagai kanker paru dan D2 sebagai
penyakit jantung.E menyebabkan terjadinya D1 dan D2.
Rates dilaporkan per 100.000 person years.Tabel dibawah ini merupakan angka rates dari data ini.
D1 D2
Merokok 13 100
Tidak 1 50
merokok
Jawaban :
Merokok a B 13
Tidak Merokok c D 1
Insidens Terpajan 13
Relative Risk (RR) =
Insidens tidak terpajan
= 1
= 13
Merokok a B 100
Tidak Merokok c D 50
Jadi, merokok mempunyai asosiasi yang lebih kuat dengan kejadian kanker paru.
6. Cell phone use and auto accidents. One aspect of cell phone use that deserves our attention is its
potential to cause driving accidents. Dreyer (1999) estimated fatal auto accidents rates of 5, 10,
and 12 per 100,000 person-years for light, moderate, and heavy cell phones use.
Using the light users as the reference category, calculate the risk differences associated with
moderate and heavy cell phone use.
Jawaban :
Light : 5/100.000
Moderate: 10/100.000
Heavy : 12/100.000
Jadi, RD antara Moderate dan Light = 10-5 = 5/100.000 RD antara Heavy dan Light = 12-5 =
7/100.000
Jadi, resiko kecelakaan pada heavy cell phone lebih besar dari pada moderate cell phone
7. Hepatitis B and liver cancer (fictitious data). A study of Hepatitis B infection and liver cancer
found 65 cases of liver cancer in 65,000 person with Hepatitis B. In a Hepatitis free cohort, there
are 5 cases in 215,000 individuals.
(A) Calculate the RR of liver cancer in this study. Interpret this statistic.
(B) Calculate the RD. Interpret the results. [Units are required when interpreting rate
differences.
(C) Which of the above statistics quantifies the strength of the association? Which quantifies
the effect in absolute terms?
Jawaban :
Liver Cancer No Liver Cancer Total
Hepatitis 65 64.935 65.000
No Hepatitis 5 214.995 215.000
Total 70 279.930 280.000
A. RR of Liver Cancer
65
65.000
Relative Risk (RR) = = 4,3
5
21.500
Interpretasi :
Orang yang memiliki riwayat hepatitis B memiliki risiko 4,3 kali lebih besar untuk
menderita kanker liver dibanding dengan orang yang tidak memiliki riwayat hepatitis B
Risiko penyakit kanker liver meningkat 4,3% pada orang yang mempunyai riwayat
hepatitis B
8. Seorang ahli epidemiologi saudara diminta untuk menjelaskan dampak merokok terhadap kejadian
stroke pada pertemuan di suatu perusahaan penerbangan yang ingin mengadopsi peraturan
“Dilarang Merokok”. Saudara menggunakan hasil penelitian epidemiologi pada tempat kerja lain
yang mirip penerbangan tsbt. Dari studi kasus kontrol ,informasi tentang yang berpotensi sebagai
penyebab stroke dikumpulkan dari 171 kasus stroke dan 7829 kontrol selama 4 tahun. Diantara
factor resiko tsbt adalah merokok.Data dibawah ini merupakan hasil studi.
Group Stroke Total
Ya Tidak
A. Bagaimana saudara menjelaskan resiko terjadinya stroke yang dihubungkan dengan merokok?
Jawaban: