Anda di halaman 1dari 7

TUGAS METODE EPIDEMIOLOGI

Ukuran Asosiasi dan Ukuran Dampak

OLEH:
I Gusti Ayu Adinda Dewi Prativi
NIM. 1902561041

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
Tugas 2. Ukuran Asosiasi dan ukuran Dampak
Kasus 1
Berikut ini merupakan hasil dari studi kohort yang meneliti hubungan antara merokok
dan penyakit jantung koroner (PJK) yang dilakukan selama 10 tahun.
“Outcome” setelah 10 tahun
Pada awal studi PJK (+) PJK (-)
2000 perokok 65 1.935
4000 bukan perokok 20 3.980

a. Hitunglah risiko PJK pada kelompok perokok!


Jawab:
65
𝐼𝐸+ = = 𝟎, 𝟎𝟑𝟐𝟓
2000
b. Hitunglah risiko PJK pada kelompok bukan perokok!
Jawab:
20
𝐼𝐸− = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟓
4000
c. Ukuran asosiasi yang bias digunakan pada penelitian ini adalah…
Risk Ratio (RR), karena penelitian ini menggunakan studi kohort
d. Hitunglah pengaruh merokok terhadap PJK menggunakan ukuran asosiasi yang bisa
digunakan sesuai jawaban point c! Dan bagaimana interpretasinya
Jawab:
𝐼𝐸+ 0,325
𝑅𝑅 = = = 𝟔, 𝟓
𝐼𝐸− 0,005
Interpretasi:
Hasil diatas menunjukkan bahwa risiko PJK pada kelompok terpapar (merokok)
sebesar 6,5 kali dibandingkan dengan risiko kelompok tidak terpapar (tidak merokok).
e. Attributale risk % dari merokok terhadap PJK sebesar..... dan bagaimana
interpretasinya
Diketahui:
IE+ = 0,0325
IE- = 0,0005
Ditanya:
AR%.....?
Jawab:
(IE+ − IE− ) (0.0325) − (0.0005)
𝐴𝑅% = 𝑥 100% = 𝑥 100%
(IE+ ) (0.0325)
0.0275
= 𝑥 100% = 𝟖𝟒, 𝟔𝟐%
0.0325
Interpretasi:
Hasil diatas menunjukkan 84,6% kejadian PJK pada kelompok perokok bisa dicegah
bila perilaku merokok dihilangkan.
f. Population attributale risk % dari merokok terhadap PJK sebesar..... dan bagaimana
interpretasinya
85 20
(Ipopulasi ) − (IE− ) ( )−( )
𝑃𝐴𝑅% = 𝑥 100% = 6000 85 4000 𝑥 100% = 64,71%
(Ipopulasi ) ( ) 6000

Interpretasi:
Hasil diatas menunjukkan 64,3% kejadian PJK di populasi bisa dicegah apabila semua
orang pada populasi tidak berperilaku merokok.

Kasus 2
Sebuah studi kasus kontrol dilakukan di sebuah RS Mata Propinsi Ayodya untuk
menilai pengaruh pajanan sinar matahari terhadap terjadinya katarak. Terdapat 450 subjek
yang berpartisipasi terdiri dari 150 pasien katarak sebagai kasus dan 300 pasien mata bukan
katarak sebagai kontrol. Setelah dilakukan wawancara diketahui ada 90 orang pada kelompok
kasus mempunyai riwayat seringterpajan sinar matahari sedangkan pada kelompok control
ada sebanyak 70 orang dengan riwayat sering terpapar sinar matahari.
Pajanan sinar matahari Kasus Kontrol Total
Ya 90 70 150
Tidak 70 230 300
Total 150 300 450

a. Ukuran asosiasi yang cocok digunakan pada penelitian ini adalah Odds Ratio
(OR) dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian case control.
ad
b. 𝑂𝑅 = 𝑏𝑐
90 x 230
= = 4,93
60 x 70
c. Interpretasi:
Odds kelompok yang sering terpajan sinar matahari 4,93 kali untuk mengalami
katarak dibanding kelompok yang tidak sering terpajan sinar matahari.

d. Hitung AR% dan PAR% pajanan sinar matahari terhadap kejadian katarak
(OR − 1) (4,93 − 1)
𝐴𝑅% = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 79.72%
OR 4,93
(𝑃𝐸 ) × (𝑂𝑅 − 1)
𝑃𝐴𝑅% = × 100%
[(𝑃𝐸 ) × (𝑂𝑅 − 1)] + 1
70
(300) × (4,93 − 1)
= 70
× 100 = 47,84%
[(300) × (4,93 − 1)] + 1

e. Berdasarkan hasil di atas, AR% sebesar 79,72% menunjukkan bahwa pada


kelompok yang sering terpajan sinar matahari, 79,72% kejadian katarak bisa
dicegah apabila perilaku yang mengakibatkan seringnya terpajan matahari
dihilangkan.
Berdasarkan nilai PAR% sebesar 47,84% menunjukkan bahwa pada pasien di RS
Mata Provinsi Ayodya, 47,84% kejadian katarak dapat dicegah apabila populasi
tidak sering terpajan sinar matahari.
.
Kasus 3
Suatu pabrik yang mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi, diharapkan pekerja
menggunakan tutup telinga yang disediakan. Higiene perusahaan mendapatkan 100 dari 500
pekerja tidak menggunakan tutup telinga dengan alasan alat tersebut mengganggu. Pada test
pendengaran ditemukan 16 pekerja yang menggunakan tutup telinga dan 40 pekerja yang
tidak menggunakan menderita hilang pendengaran. Semua pekerja tidak mempunyai
masalah dalam pendengaran 4 tahun sebelumnya yaitu waktu pabrik itu dibuka.
a. Berapa risiko hilang pendengaran pada pekerja yang menggunakan tutup telinga?
b. Berapa risiko hilang pendengaran pada pekerja yang tidak menggunakan tutup
telinga?
c. Berapa resiko relatif tidak menggunakan tutup telinga untuk terjadi hilang
pendengaran?
d. Berapa resiko hilang pendengaran yang disebabkan oleh tidak menggunakan tutup
telinga?
e. Bila kedepannya semua pekerja menggunakan tutup telinga berapa% kejadian hilang
pendengaran bisa dicegah di pabrik tersebut

Jawab:
Diketahui:
• Total pekerja = 500 orang
• Tidak menggunakan tutup telinga = 100 orang
• Menggunakan tutup telinga = 500-100 = 400
• Menggunakan tutup telinga mengalami hilang pendengaran = 16
• Tidak menggunakan tutup telinga mengalami hilang pendengaran = 40

D (+) D (-) Total


E (+) 40 (a) 60 (b) 100 (a+b)
E (-) 16 (c) 384 (d) 400 (c+d)
Total 56 444 500

a. Risiko hilang pendengaran pada pekerja yang menggunakan tutup telinga


16
𝐼𝐸− = = 𝟎, 𝟎𝟒
400
Interpretasi: risiko hilang pendengaran pada pekerja yang menggunakan tutup telinga
adalah 0,04

b. Risiko hilang pendengaran pada pekerja yang tidak menggunakan tutup telinga
40
𝐼𝐸− = = 𝟎, 𝟒
100
Interpretasi: risiko hilang pendengaran pada pekerja yang tidak menggunakan tutup
telinga adalah 0,4

c. Risiko relatif tidak menggunakan tutup telinga untuk terjadi hilang pendengaran
𝐼𝐸+ 0,4
𝑅𝑅 = = = 𝟏𝟎
𝐼𝐸− 0,04
Interpretasi : risiko relatif kehilangan pendengaran pada pekerja yang tidak
menggunakan tutup telinga adalah 10 kali dibandingkan pada pekerja yang tidak
terpajan suara bising yang tinggi karena sudah menggunakan tutup telinga.
d. Resiko hilang pendengaran yang disebabkan oleh tidak menggunakan tutup telinga
40 16
𝐴𝑅 = 𝐼𝐸+ − 𝐼𝐸− = ( × 1000) − ( × 1000) = 400 − 40
100 400
𝐴𝑅 = 𝟑𝟔𝟎 𝒑𝒆𝒓 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒑𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂
Interpretasi: diantara pekerja yang tidak menggunakan penutup telinga, 360 dari 1000
pekerja mengalami kehilangan pendengaran dan hal ini dikarenakan kelompok
pekerja tersebut tidak menggunakan penutup telinga.

e. Persentase kejadian hilang pendengaran bisa dicegah di pabrik


56 16
𝐼𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 − 𝐼𝐸− ( )−( )
𝑃𝐴𝑅% = × 100% = 500 56 400 × 100% = 𝟔𝟒, 𝟐𝟗%
𝐼𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 ( ) 500

Interpretasi: apabila seluruh pekerja menggunakan penutup telinga, sebesar 64,29%


kejadian kehilangan pendengaran pada pekerja di pabrik dengan tingkat bising yang
tinggi dapat dicegah.

Kasus 4
Seorang ahli epidemiologi saudara diminta untuk menjelaskan dampak merokok
terhadap kejadian stroke pada pertemuan di suatu perusahaan penerbangan yang ingin
mengadopsi peraturan “Dilarang Merokok”. Saudara menggunakan hasil penelitian
epidemiologi pada tempat kerja lain yang mirip penerbangan tsbt. Dari studi kasus kontrol,
informasi tentang yang berpotensi sebagai penyebab stroke dikumpulkan dari 171 kasus
stroke dan 7829 kontrol selama 4 tahun. Diantara faktor risiko tsbt adalah merokok. Data
dibawah ini merupakan hasil studi.
Stroke
Group Total
Ya Tidak
Merokok 84 2916 3000
Tidak merokok 87 4913 5000
Total 171 7829 8000

a. Bagaimana saudara menjelaskan resiko terjadinya stroke yang dihubungkan dengan


merokok?
b. Bagaimana saudara menjelaskan dampak merokok terhadap kejadian stroke?
Jawaban
a. Risiko stroke dari merokok
𝑎 × 𝑑 84 × 4913
𝑂𝑅 = = = 𝟏, 𝟔𝟑
𝑏 × 𝑐 2916 × 87
Interpretasi: pada kelompok yang merokok memiliki odd 1,63 kali mengalami stroke
dibandingkan dengan kelompok tidak merokok.

b. Dampak rokok terhadap stroke


(OR − 1) (1,63 − 1)
𝐴𝑅% = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 𝟑𝟖, 𝟔𝟓%
OR 1,63
Jadi, pada kelompok merokok, sebesar 38,65% kejadian stroke berkaitan dengan
perilaku merokok atau sebesar 38,65% kejadian stroke di antara kelompok perokok
dapat dicegah bila perilaku merokok dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai