Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nadyah Putri Hanafi Batubara

NIM : 20200309132

Kelas : A

TUGAS ARS 105

SESI 3

No. 1

Sekelompok mahasiswa ingin mempelajari hubungan antara kejadian penyakit jantung dan
konsumsi tempe. Dari 800 pegawai depkes, 200 orang pernah dirawat karena serangan
jantung. Dari mereka yang tidak pernah dirawat, 70% diantaranya mengkonsumsi tempe se-
banyak 200 gr/hari atau lebih. Sedangkan diantara pegawai depkes yang pernah dirawat
sejumlah 80% mengkonsumsi tempe kurang dari 200 gr/hari. Dapatkah mahasiswa tersebut
menyatakan bahwa konsumsi tempe yang rendah merupakan faktor risiko terkena serangan
penyakit jantung.

Penyakit Jantung Jumlah


Sakit (+) Sehat (-)
Konsumsi tempe < a = 160 b = 180 a + b = 340
200gr/hari
Konsumsi tempe > c = 40 d = 420 c + d = 460
200 gr/hari
a + c = 200 b + d = 600 a+b+c+d = 800

Kasus Case
Control :

a . d 160. 420
OR = = = 9,3
b.c 180. 40

Kesimpulan : orang yang mengkonsumsi tempe kurang dari 200gr/hari punya kemungkinan
9,3 kali terkena penyakit jantung dibandingkan dengan individu yang mengkonsumsi tempe
200gr/ hari atau lebih.

1 1 1 1
Var IN OR = + + + = 0,039
160 180 40 420

OR = e(In 9,3)± 1,96 √0,039 = Upper limit 6, 45 dan lower limit 5,68
Kesimpulan : Konsumsi tempe yang rendah (< 200 gr/hari) merupakan faktor risiko terkena
serangan penyakit jantung.

No. 2

Hasil studi yang dilaksanakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor bekerja sama
dengan Bagian Urologi FK-UI diperoleh data sebagai berikut: Dari dua ratus ribu pria
dewasa bukan perokok yang diteliti diperoleh angka kanker kandung kencing sebesar 46 per
seratus ribu. Sedangkan dari Duapuluh ribu pria dewasa perokok berat yang diteliti diperoleh
angka kanker kandung kencing sebesar 64 perseribu. Buat kesimpulan yang tepat hasil
penelitian tersebut.

Kanker kandung kencing Jumlah


Sakit (+) Sehat (-)
Merokok a= 1280 b= 18720 a+b= 20000
Tidak merokok c= 92 d= 199908 c+d= 200000
a+c= 1372 b+d= 218628 a+b+c+d= 220000

Kasus Case Control

a . d 1280.199908
OR = = = 148,58
b.c 18720.92

Kesimpulan : Pria dewasa yang merokok sebanyak 148,58 kemugnkinan terkena kanker
kandung kencing dibandingkan dengan yang tidak merokok.
1 1 1 1
Var IN OR = + + + = 0,011
1280 18720 92 199908
OR = e(In 148,58) ± 1,96 √0,011 = Upper limit 13,8 dan lower limit 13,3
Kesimpulan : Merokok merupakan faktor resiko dari kanker kandung kencing.

No 3

Data yang dikumpulkan dari 16000 orang dewasa umur 45-65 menunjukkan bahwa sebanyak
35% menderita tekanan darah tinggi. Sepertiga dari yang tidak menderita hipertensi
mengkonsumsi garam dapur rata-rata lebih dari 10 gr perhari, dan jumlah garam yang sama.
(lebih dari 10 gr perhari) juga dikonsumsi oleh separuh (1/2) orang yang menderita
hipertensi. Bagaimana kesimpulan penelitian ini (jangan lupa lakukan uji kemaknaan)
Hipertesi Jumlah
Sakit (+) Sehat (-)
Mengkonsumsi garam a= 2800 b= 3466 a+b= 6266
dapur > 10 gr/hari
Tidak mengkonsumsi c= 2800 d= 6934 c+d= 9734
garam dapur > 10
gr/hari
a+c= 5600 b+d= 10400 a+b+c+d= 16000
Kasus Case Control :

a . d 2800.6934
OR = = =2
b . c 3466.2800

Kesimpulan : orang yang lebih dari 10gr/ hari sebanyak 2 kali mempunyai kemungkinan
terkena hipertensi.

1 1 1 1
Var IN OR = + + + = 0,001
2800 3466 2800 6934

OR = e(In 2) ± 1,96 √0,001 = upper limit 1,95 dan lower limit 1,82

Kesimpulan : orang dewasa berusia 45-65 tahun yang mengkonsumsi garam >10 gr/hari
beresiko terkena hipertensi.

No 4
Penelitian yang dilakukan antara tahun 1947 sampai dengan tahun 1977 pada wanita yang
bekerja dipabrik pengecatan lempeng-lempeng uranium dan wanita yang bekerja sebagai
operator telepon. Jumlah sample yang dipilih secara acak, diketahui insiden kanker tulang
dipabrik pengecatan lempeng-lempeng uranium adalah dua-ratus persepuluh-ribu, sedang
insidens pada kelompok operator telepon adalah empat perseribu. Jumlah wanita yang
bekerja dipabrik pengecatan adalah 5000 orang sedangkan yang bekerja sebagai operator
telepon sebanyak 2500 orang. Dapatkah kita menyatakan bahwa bekerja dipabrik pengecatan
lempeng-lempeng uranium bukan merupakan penyebab kanker tulang?

Kanker tulang Jumlah


Sakit (+) Sehat (-)
Pekerja di pabrik a= 100 b= 4900 a+b= 5000
lempeng uranium
Bekerja sebagai c= 10 d= 2490 c+d= 2500
operator telepon
a+c= 110 b+d= 7390 a+b+c+d=7500
Kasus Cohort

RR = ((a/(a+b))/((c/(c+d)) = ((100/(100+4900))/((10+2490)) = 5

Kesimpulan : Wanita yang bekerja di pabrik sebanyak 5 kali relative terkena kanker tulang
dibandingkan dengan wanita yang bekerja sebagai operator telepon.

Eksponensial (In RR) ± 1,96 √ var ∈RR

1 1 1 1
Var In RR = + + + = 0,11
100 5000 10 2500

RR = e(In 5) ± 1,96 √ 0,11 = Upper limit 5,03 & lower Limit 3,72

Nilai RR bermakna.

Kesimpulan : wanita yang bekerja di pabrik pengecatan lempeng uranium beresiko terkena
kanker tulang sehingga tidak dapat dinyatakan bahwa yang bekerja di pabrik pengecatan
lempeng bukan merupakan penyebab kanker tulang.

No 5.

Suatu lembaga penelitian mengumpulkan data antropometri anak balita usia 12-23 bulan di
kabupaten EREHWON dan hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 10% dari 2000 balita
yang tercakup dalam studi itu menderita ‘wasting’ (sangat kurus = z-score berat untuk
panjang badan <-2). Catatan mengenai identitas anak dan keluarganya tertata dengan rapih.
Pada tahun berikutnya tim peneliti mendatangi anak-anak tersebut dan dilaporkan bahwa
30% anak yang menderita wasting telah meninggal dunia, sedangkan jumlah anak sehat
setahun lalu dan sekarang meninggal dunia sebanyak 93 anak. Buatlah kesimpulan hasil
penelitian ini.

Meninggal dunia Jumlah


Meninggal (+) Sehat (-)
Wasting (+) a= 60 b= 140 a+b= 200
Wasting (-) c= 93 d= 1707 c+d= 1800
a+c= 153 b+d= 1847 a+b+c+d= 2000 orang
Kasus Cohort
RR = = ((a/(a+b))/((c/(c+d))= (60/200)/(93/1800) = 6
Kesimpulan : Balita berusia 12-23 bulan di kabupaten EREHWON yang menderita
wasting sebanyak 6 kali mempunyai resiko relatif meninggal debandingkan dengan balita
yang tidak menderita wasting.
Eksponensial (In RR) ± 1,96 √ var ∈RR

1 1 1 1
Var In RR = + + + = 0,033
60 200 93 1800

RR = e(In 6) ± 1,96 √ 0,033 = Upper limit 5,23 & lower Limit 4,51

Nilai RR bermakna

Kesimpulan : Wasting penyebab balita berusia 12-23 buln meninggal dunia.

No. 6

Dari 4000 ibu hamil yang diteliti sebanyak 60% memeriksakan kehamilannya secara teratur
yaitu 4 kali atau lebih ke fasilitas pelayanan kesehatan di kabupaten XYZ. Dari ibu-ibu
yang tidak memeriksakan kehamilan nya secara teratur (< 4 kali selama kehamilan) sekitar
25% melahirkan bayi dengan berat badan lahir <2500 g. Sedangkan pada kelompok ibu-ibu
yang memeriksakan kehamilannya secara teratur hanya 100 bayi yang dilahirkan dengan
berat badan kurang dari 2,5 kg. Buatlah kesimpulan penelitian ini.

BBLR <2500 gr Jumlah


(+) (-)
Pemeriksaan a= 100 b= 2300 a+b= 2400
teratur (≥4 kali)
Pemeriksaan tidak c= 400 d= 1200 c+d= 1600
teratur (<4 kali)
a+c= 500 b+d= 3500 a+b+c+d= 4000
Kasus Cohort

RR = = ((a/(a+b))/((c/(c+d))= (100/2400)/(400/1600) = 0,16


Kesimpulan : Ibu hamil yang mememriksakan kehamilan secara teratur kurng dari 4 kali
memiliki resiko sebanyak 0,16 kali untuk melahirkan bayi berat badan lahir kurang dari
2500 gr dibandingkan dengan ibu hamil yg periksa kehamilan secara teratur sebanyak 4
kali atau lebih.
Eksponensial (In RR) ± 1,96 √ var ∈RR
1 1 1 1
Var In RR = + + + = 0,013
100 2400 400 1600

RR = e(In 0,16) ± 1,96 √ 0,013 = Upper limit 4,76 & lower Limit 5,5

Kesimpulan : Periksa kehamilan yang tidak teratur pada ibu hamil bukan merupakan
penyebab kelahiran bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gr.
SESI 4

No. 1

Telah dilakukan skrining terhadap 950 orang dengan cara ‘rectal toucher’ yang dilakukan
oleh dokter untuk mendeteksi adanya ‘cancer prostat’. Dari pemeriksaan yang dilakukan
oleh dokter, 300 orang dinyatakan postif Ca-prostat. Dengan pemeriksaan lain yang lebih
pasti hasilnya yaitu dengan biopsy terhadap 950 orang tersebut diketahui bahwa sebanyak
250 orang positif Ca-prostat. Dari orang-orang yang dinyatakan positif dengan
pemeriksaan ‘rectal toucher’ yang dilakukan dokter ternyata hanya 100 orang yang
dinyatakan sehat dengan pemeriksaan biopsy. Dapatkah skrining dengan ‘rectal toucher’
memprediksi seseorang menderita Ca-prostat?

Ca Prostat Jumlah
Sakit (+) Sehat (-)
Rectal Toucher (+) a = 200 b = 100 a + b = 300
Rectal Toucher (-) c = 50 d = 600 c + d = 650
a+c = 250 b + d = 700 a+b+c+d = 950

200
Se : (a/a+c) = = 0,8 = 80%
250

600
Sp : (d/b+d) = = 0,85 = 85 %
700

Nilai Se+Sp  80% + 85% = 165% hasil lebih besar dari 150%
Selisih antara Se dan SP  85% - 80% = 5% hasil lebih kecil dari 15%
Maka dapat disimpulkan bahwa rectal toucher dapat digunakan sebagai alat skrining untuk
Ca Prostat

No. 2
Kemampuan suatu fasilitas penyaringan dapat memproses 1000 orang perminggu.
Dengan asumsi bahwa prevalensi suatu penyakit sebesar 4 %, saudara diminta mencoba
meng-uji suatu alat yang dinyatakan mempunyai sensifitas 95% dan spesifisitas 90%.
Hitung:

Sakit (+) Sehat (-) Jumlah


Hasil tes (+) a = 38 b = 96 a+b = 134
Hasil tes (-) c=2 d = 864 c+d = 866
a+c = 40 b+d = 960 a+b+c+d = 1000

Se = 95% = 0,95
Sp = 90% = 0,90
FP = 1- Sp = 0,10
FN = 1- Se = 0,05

Prevalensi : Jumlah Kasus/Populasi x 100%


4% = jumlah kasus/1000 x 100%
Jumlah kasus = (a+c) = 40 orang
b+d = 1000-4- = 960

a. Jumlah orang yang betul2 positif (true positive)  38 orang


b. Jumlah orang termasuk positif palsu (false positif)  96 orang
c. Jumlah orang yang betul2 negatif (true negatif)  864 orang
d. Jumlah orang yang negatif palsu (false negatif)  2 orang

No 3
Dari 130 orang yang diperiksa dengan Benedict test, sebanyak 60 orang diduga menderita
Diabetes Mellitus. Untuk memastikan apakah orang-orang tersebut menderita DM
dilakukan penegakan diagnosa dengan melakukan pemeriksaan Gula darah puasa dan 2
jam sesudah makan. Dari 130 orang tersebut ternyata 67 orang dinyatakan TIDAK
menderita DM, dimana 5 orang diantaranya dinyatakan positive DM menurut pemeriksaan
dengan menggunakan Benedict Test.

Diabetes Melitus Jumlah


Sakit (+) Sehat (-)
Tes Benedict (+) a=5 b = 55 a + b = 60
Tes Benedict (-) c = 58 d = 12 c + d = 70
a+c = 63 b+d = 67 a+b+c+d = 130

a. Berapa nilai Sensitivitas  8%

b. Berapa nilai Specificity 18%

c. Berapa nilai false positive  82%

d. Berapa nilai false negative  92%

No. 4
Isilah dengan S bila jawabannya screening dan D bila jawabannya diagnosa standard

Nomor 1
Dilakukan pada orang-orang yang rupanya sehat (S)
Digunakan sebagai suatu dasar untuk pengobatan (D)

Nomor 2
Bukan suatu dasar bagi pengobatan (S)
Dilakukan pada orang2 dengan penemuan2 sugestif (D )

Nomor 3
Secara relatif mahal (D )
Dapat diterima pasien (D )

Nomor 4
Secara relatif tidak mahal (S )
Diberikan/dilakukan oleh para tehnisi (D )

No. 5
Buatlah dengan bahasa saudara sendiri (3-5 kalimat) tentang:
 Konsistensi hubungan
Konsisten hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan dengan penelitian-
penelitian orang lain pada populasi dan lingkungan yang beragam dan sudah dipublikasikan
secara meluas semakin kuat pula keyakinan hubungan kausal. Inkonsistensi hasil-hasil
penelitian tidak serta merta dinyatakan non-kausal. Dalam banyak hal agen penyebab
penyakit baru terwujud pengaruhnya bila ada pencetus yang bersifat komplementer yang
mampu menciptakan kondisi yang memenuhi untuk terjadinya penyakit tersebut.

 Kekuatan hubungan
Kuat hubungan antara faktor risiko dan penyakit semakin kuat pula kesimpulan
tentang hubungan tersebut bersifat kausal. Semakin kuat hubungan tersebut semakin kecil
hubungan tersebut dipengaruhi oleh kesalahan-kesalahan yang terduga dan tidak terkontrol.

 Kespesifikan hubungan
Semakin sedikit jenis penyakit lain yang muncul karena faktor risiko yang dipelajari
semakin besar kepastian bahwa penyakit yang sedang dipelajari berhubungan dengan faktor
risiko. Dengan perkataan lain, semakin spesifik pengaruh (efek) faktor risiko terhadap
terjadinya penyakit semakin kuat kesimpulan kausal.

 Urutan waktu hubungan


Hubungan sebab-akibat (kausal) harus menunjukkan sekuen waktu. Dengan
demikian dalam suatu penelitian harus jelas bahwa faktor risiko mendahului kejadian
penyakit, bukan sebaliknya.

 Biologik hubungan
Hubungan kausal tersebut mendapat dukungan penjelasan biologic. Perlu diingat
bahwa sering sekali pengetahuan biologi yang tersedia tertinggal sehingga tidak dapat
menjelaskan hasil suatu penelitian.

Anda mungkin juga menyukai