Anda di halaman 1dari 24

SOAL UAS EPIDEMOLOGI 2020

1. Untuk mempelajari distribusi dan frekwensi penyakit di populasi dipakai disain studi
epidemiologi…
A. Deskriptif
B. Analitik
C. Disain studi kohort (cohort study)
D. Disain studi kasus-kontrol (case-control study)
E. Disain studi intervensi (intervention study)
2. "Gambaran kepadatan tulang pada lansia berdasarkan hasil X-Ray" contoh diatas termasuk
ke dalam kategori penelitian…
A. Deskriptif
B. Analitik
C. Kohort
D. Case-control
E. Experimental
3. Berikut ini termasuk studi epidemiologi deskriptif, kecuali …..
A. Case-report
B. Case-series
C. Correlation-study
D. Cross-sectional
E. Case-control
4. Berikut ini yang termasuk studi epidemiologi deskriptif dengan unit pengamatan/analisis
agregat adalah …..
A. Case-report
B. Case-series
C. Correlation-study
D. Cross-sectional
E. Case-control
5. Perhatikan ciri-ciri desain studi penelitian berikut:
(a) Merupakan studi epidemiologi yang bersifat observasional
(b) Unit pengamatan/analisisnya individual
(c) merupakan laporan kasus-kasus penyakit dengan diagnosis yang diduga sama
(d) Biasanya merupakan penyakit-penyakit baru, masalah kesehatan baru, fenomena baru
yang belum jelas
(e) Menggambarkan riwayat penyakit, pengalaman klinis dari masing-masing kasus
(f) laporan kasus-kasus kemudian dapat dianalisis secara sederhana yakni dengan melihat
distribusi/ frekwensi penyakit dan berdasarkan : gejala-gejala klinis “ orang, tempat,
waktu
Menurut ciri-ciri diatas merupakan penelitian epidimiologi deskriptif dengan desain studi...
A. Desain studi laporan kasus (case-report)
B. Desain studi serial kasus (case-series)
C. Desain studi korelasi (correlation study)
D. Desain studi potong lintang (cross-sectional)
E. Desain studi kohort
6. Berikut ini bukan merupakan kekurangan desain studi potong lintang (cross-sectional)
kecuali…
A. Dapat untuk melihat distribusi frekwensi penyakit di populsi
B. Dapat untuk melihat hubungan variabel “exposure” dan variabel “outcome”
C. Hasil analisisnya dapat dipakai untuk membangun hipotesis baru
D. Tidak dapat untuk melihat hubungan sebab akibat, karena variabel “exposure” dan
variabel “outcome” diukur secara simultan
E. Dapat menambah reverensi ilmu pengetahuan
7. Di suatu kota x dilaporkan terdapat temuan kasus penyakit baru yang menimpa satu individu
dengan gejala klinik tertentu. Untuk membantu menganalisa temuan tersebut, studi apa yang
paling cocok dilakukan...
A. Correlation study
B. Cohort study
C. Case-report study
D. Cross-sectional
E. Case-control study
8. Dilakukan sebuah penelitian untuk mencari apakah ada hubungan antara merokok dengan
hipertensi. Penelitian dilakukan di sebuah pabrik dengan menggunakan sampel 1500 orang
secara random dari populasi.
Manakah pernyataan yang tidak tepat dari penelitian diatas ?
A. Merokok adalah data kategorik
B. Hasil analisis menghasilkan hubungan sebab akibat
C. Hasil analisis deskriptif berupa distribusi frekwensi dari merokok dan hipertensi
D. Hasil analisis analitik dapat melihat korelasi/hubungan antara variabel-variabel diteliti
E. Hipertensi adalah data sekunder
9. Ukuran agregat dalam studi korelasi di gunakan untuk mengukur…
A. Nilai modus
B. Nilai rata-rata
C. Nilai median
D. Nilai jumlah
E. Nilai tengah
10. Manakah yang bukan kelebihan dari studi korelasi ?
A. Dapat untuk melihat distribusi frekuensi kejadian penyakit
B. Dapat melihat hubungan antara variabel
C. Dapat membangun/memformulasikan hipotesis baru
D. Data telah tersedia maka relatif lebih murah
E. Dapat melihat hubungan di tingkat individu
11. Salah satu disain studi epidemiologi analitik adalah studi kohort. Setiap disain studi
mempunyai kekuatan dan kelemahan. Manakah yang bukan kekuatan dari studi kohort?
A. Dapat untuk melihat sekuens/urutan kejadian sebab akibat, yakni E → D
B. Dapat menghindari terjadinya bias dalam pengukuran variabel-variabel E
C. Dapat meneliti beberapa outcome sekaligus
D. Jumlah dari variabel outcome dapat bertambah selama proses follow up
E. Membutuhkan sampel yang besar
12. Penelitian dengan disain studi kohort bersifat observasional tanpa melakukan intervensi.
Manakah yang paling tepat merupakan prinsip utama dari studi kohort ?
A. Penelitian dimulai dari status keterpaparan terhadap faktor risiko (exposure) pada subjek-
subjek yang diteliti, kemudian dikelompokkan menjadi kelompok terpapar dan tidak
terpapar
B. Kedua kelompok di follow up
C. Kemudian diukur outcome (disease) pada masing-masing kelompok dan dibandingkan
D. Melakukan intervensi
E. Penelitian dilakukan pada subjek-subjek yang sudah sakit
13. Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan konsumsi makanan manis dengan kejadian
karies gigi pada siswa sekolah dasar. Siswa sekolah dasar ini diikuti selama 5 tahun
kemudian dilihat proporsi siswa yang menjadi karies gigi dihubungkan dengan keterpaparan
makanan manis. Jenis penelitian ini dipakai :
A. Studi Ekologi
B. Studi Cross Sectional
C. Studi Case Control
D. Studi Kohort
E. Studi Eksperimental

14. Berikut ini adalah kelebihan studi kohort :


A. Biaya penelitian tidak terlalu besar
B. Dapat untuk melihat urutan sebab akibat
C. Waktu penelitian relative pendek
D. Dapat dipakai untuk penelitian kasus yang jarang
E. Tidak perlu sampel yang besar
15. Yang termasuk studi epidemiologi analitik adalah :
A. Case report
B. Case series
C. Correlation study
D. Cross sectional
E. Cohort study
16. Cohort meupakan istilah yang beearti sekelompok tentara yang maju bersama-sama ke
medan pertempuran yang berasalal dari bahasa :
A. Yunani kuno
B. Romawi kuno
C. Mesir
D. Vatikan
E. Sansekerta
17. Oleh karena penelitian kohort diikuti dalam suatu periode tertentu, maka rancangannya
dapat bersifat :
A. Retrospektif
B. Berlanjut
C. Prospektif
D. Prospektif kemudian Retrospektif
E. Retrospektif kemudian Prospektif
18. Manakah yang bukan merupakan ciri-ciri penelitian dari kasus control?
A. Unit analisis individu
B. Bersifat observasional
C. Sampel tidak begitu besar
D. Durasi penelitian relatif singkat
E. Biaya sangat mahal

19. Pola dasar :


Pola dasar berikut merupakan pola desain :
A. Ekperimen
B. Kohort
C. Kasus kontrol
D. Intervensi
E. Crossectional
20. Melihat hubungan (asosiasi) antara variabel disease dan variabel exposure merupakan
bentuk analisis yang dilakukan?
A. Analisis univariate
B. Analisis bivariate
C. Analisis multivariate
D. Analisis data
E. Analisis faktor-faktor
21. Analisis yang dilakukan pada studi kasus-kontrol tergantung pada faktor?
A. Distribusi dari variabel tidak sesuai dengan uji statistik
B. Skala pengukuran dari variabel disease
C. Skala pengukuran dari variabel disease dan variabel exposure
D. Besarnya confidence interval
E. Skala kontinyu
22. Apa yang dimaksud dengan kelompok kontrol dalam studi case control?
A. Sekelompok orang yang memiliki kesamaan kasus dan pengukuran tertentu tetapi tidak
memiliki penyakit
B. Sekelompok orang yang memiliki kesamaan penyakit tertentu
C. Sekelompok orang yang memiliki kesamaan kasus dan kesamaan penyakit tertentu
D. Sekelompok orang yang memiliki kesamaan kasus tapi boleh dengan pengukuran yang
berbeda
E. Sekelompok orang yang memiliki factor risiko

Berikut merupakan langkah-langkah dalam studi case control secara acak untuk menjawab
pertanyaan no 6 dan 7:
1. Mengidentifikasi paparan potensial yang mungkin akan terkait dengan kejadian suatu
penyakit
2. Menemukan siapa saja yang telah terpapar melalui kuesioner
3. Memilih kelompok kontrol
4. Mendifinisikan kasus dan mengumpulkan seluruh kasus yang akan dimasukkan ke dalam
studi
5. Menghitung OR untuk masing-masing variabel paparan yang akan dimasukkan ke dalam studi
menggunakan tabel 2x2

23. Langkah kedua dalam case control yaitu:


A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
24. Langkah terakhir dalam case control yaitu:
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Berikut merupakan tabel 2x2 kejadian suatu penyakit akibat paparan tertentu untuk soal no 9 dan
10:
Disease No Disease Total
Exposed A B A+B
Not Exposed C D C+D
Total A+C B+D A+B+C+D

25. Manakah yang merupakan cara menghitung odds terpapar dari kelompok yang memiliki
penyakit?
A. A/C
B. A/D
C. B/C
D. B/D
E. A/B
26. Manakah yang merupakan cara menghitung odds terpapar dari kelompok yang tidak
memiliki penyakit?
A. A/C
B. A/D
C. B/C
D. B/D
E. A/B
27. Dibawah ini yang merupakan kelebihan studi ekperimental adalah..
A. Cocok untuk penelitian dgn frekwensi “outcome” jarang
B. Lebih murah
C. Tidak membatasi skope penelitian
D. Dapat memberikan bukti kuat adanya hubungan sebab-akibat
E. Durasi penelitian relatif singkat

28. Urutkan langkah-langkah dalam studi kuasi eksperimental:


1. Pilih sampel dari populasi
2. Aplikasikan intervensi secara “blind”
3. Ukur variabel-variabel dasar (yang diduga sebagai confounder)
4. Ukur variabel “outcome” pada kelompok yang diteliti secara “blind”
5. Follow-up kelompok-kelompok yang
diteliti A. 1, 3, 2, 5, 4
B. 1,2, 3, 4, 5
C. 1, 3, 4, 2, 5
D. 1, 3, 2, 4, 5
E. 1, 2 ,5 ,3, 4

29. Meneliti hubungan variabel exposure dengan variabel outcome, yang dimana exposure dapat
berupa obat, program-program kesehatan, pelatihan, tindakan medis dan lain-lain sedangkan
outcomenya dapat berupa status klinis, status psikologis, status kesehatan, status laboratoris,
status pengetahuan, dll merupakan definisi dari istilah design penelitian..
A. Between group design
B. True experimental design
C. Randomized clinical trial
D. Quasi experimental design
E. Within group design
30. Berbeda dengan studi kohort dan case control, dari segi sampel, biaya dan waktu, berikut ini
yang termasuk ciri-ciri studi experimental..
A. Sampel banyak
B. Sampel mudah didapat
C. Biaya relative murah dengan waktu singkat
D. Biaya besar namun waktu relative singkat
E. Kurang efisien dari segi biaya dan waktu
31. Manakah yang bukan merupakan bias-bias yang mungkin dapat terjadi pada studi
experimental?
A. Bias alokasi intervensi
B. Bias seleksi
C. Bias kontaminasi
D. Bias kepatuhan
E. Loss to follow-up bias
32. Terdapat dua kelompok siswa yang dipilih secara random dalam sebuah sekolah. Kelompok
pertama diberikan perlakuan, yaitu menerima pelajaran di kelas yang berisi AC, dan
kelompok yang lain tidak diberi AC. Kemudian dibandingkan perbedaan prestasi antara
siswa yang menerima pelajaran di ruang ber-AC dengan siswa yang menerima pelajaran di
ruangan yang tidak ber-AC. Apabila terdapat perbedaan prestasi yang sangat signifikan
maka ruangan ber-AC sangat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Termasuk dalam bentuk-bentuk desain eksperimental apakah yang dilakukan pada kasus
tersebut?
A. Posttest Only Control Group Design
B. Pretest-posttest with control group design.
C. Control Time Series Design
D. Non Equivalent control group
E. One-Group Pretest-Posttest
33. Penelitian ini mencoba mempelajari faktor-faktor resiko dengan kejadian suatu penyakit
dengan memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap faktor risiko pada subjek. Efek
perlakuan yang diberikan secara kolektif pada individu dalam masyarakat tersebut dapat
diamati dengan pendekatan individual, tetapi pengamatan tersebut lebih sering dilakukan
dengan pendekatan kelompok. Aplikasi penelitian eksperimental apakah yang dimaksud?
A. Penelitian Intervensi Kuratif
B. Penelitian Intervensi Promotif
C. Penelitian Intervensi Preventif
D. Penelitian Intervensi Rehabilitatif
E. Penelitian Intervensi Kelompok
34. Penelitian yang bertujuan untuk menguji efektifitas kontrasepsi oral baru dalam mencegah
kehamilan, dilakukan dengan metoda penelitian:
A. Diskriptif
B. Kasus kontrol
C. Kohort
D. Eksperimental
E. Cross Sectional
35. Untuk mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi
sebelumnya, adalah tujuan dari penelitian:
A. Penelitian Eksperimental
B. Penelitian Kohort
C. Penelitian Cross Sectional
D. Penelitian Kasus control
E. Penelitian Deskriptif
36. Ukuran Epidemiologi untuk mengukur keeratan hubungan statistic antara factor tertentu
dengan kejadian penyakit yang diduga merupakan akibat pemaparan tersebut adalah :

A. Ukuran Frekuensi Penyakit

B. Ukuran Asosiasi

C. Ukuran Dampak/Efek

D. Ukuran Rasio

E. Ukuran Prevalen

37. Ratio atau perbandingan Insiden pada kelompok terpajan “exposure” dengan kelompok yang
tidak terpajan “exposure” disebut RR ( Risiko relatif ). RR juga dapat dihitung dengan
membandingkan antara Insiden Density dengan exposure positif dibandingkan Insiden
Density dengan exposure negatif. Untuk tabulasi silang dibawah ini perhitungan RR yang
tepat adalah
D+ D- Jumlah
E+ a c a+c
E- b d b+d
Jumlah a+b c+d

A. (aa+c)/(bb+d)

B. (aa+b)/(cc+d)

C. (bb+d)/(aa+c)
D. (aa+b)/(cc+d)

E. (cc+d)/(aa+b)

38. Pada suatu lokasi konstruksi, terdapat 118 pekerja. 66 diantaranya menggunakan APD
secara lengkap dan sisanya memakai APD seadanya dan 20 orang diantaranya mengalami
kecelakaan kerja ringan seperti terkena paku, terkena pecahan kaca dan lain-lain. Dari data
yang diperoleh, 5 orang yang biasanya memakai APD secara lengkap juga mengalami
kecelakaan kerja ringan. Hitung berapa rasio oods-nya?
A. 7,625
B. 0,341
C. 0,762
D. 3,411
E. 19,52

39. Apa arti dari hasil rasio odds diatas?

A. Kecenderungan pekerja yang tidak menggunakan APD untuk mengalami kecelakaan


kerja adalah 0,34 kali lebih besar dari pada pekerja yang memakai APD
B. Kecenderungan pekerja yang tidak menggunakan APD untuk mengalami kecelakaan
kerja adalah 7,625 kali lebih besar dari pada pekerja yang memakai APD
C. Kecenderungan pekerja yang tidak menggunakan APD untuk mengalami kecelakaan
kerja adalah 19,52 kali lebih besar dari pada pekerja yang memakai APD
D. Kecenderungan pekerja yang tidak menggunakan APD untuk mengalami kecelakaan
kerja adalah 3,411 kali lebih besar daripada pekerja yang memakai APD
E. Kecenderungan pekerja yang tidak menggunakan APD untuk mengalami kecelakaan
kerja adalah 0,762 kali lebih besar dari pada pekerja yang memakai APD

40. Kondisi tercampurnya efek dari factor resiko yang diteliti terhadap kejadian penyakit oleh
factor ketiga yang mengakibatkan over-estimate ataupun under-estimate dari pengukuran
asosiasi yang sesungguhnya disebut

A. Error type I
B. Power

C. Confounding

D. Error Type II

E. Bias

41. Manakah yang bukan ukuran asosiasi yang biasa digunakan dalam epidemiologi ?

A. Risk Ratio
B. Rate Ratio
C. Attributable Ratio
D. Odds Ratio
E. Prevalens Ratio

42. Sebuah studi dilakukan untuk melihat hubungan antara pajanan radiasi sinar dan penyakit
katarak lensa mata di sebuah laboratorium perusahaan besar X. Setelah dilakukan skrining,
semua pegawai lab yang bebas dari katarak diajak berpartisipasi dalam studi longitudinal
tersebut. Dengan asumsi tidak ada drop-out atau loss to follow-up, setelah 10 tahun masa
pengamatan, dari 5.000 pegawai yang terpajan/ terpapar radiasi didiagnosis sebanyak 50
kasus katarak, sementara dari 20.000 pegawai yang tidak terpajan, ditemukan 100 kasus.
Pertanyaan :
1) Besarnya risiko untuk terkena katarak pada kelompok pegawai yang terpajan radiasi per
tahun adalah:
2) Besarnya risiko untuk terkena katarak pada kelompok pegawai yang tidak terpajan radiasi
selama 10 tahun adalah:
3) Yang dapat disimpulkan dari hasil studi di atas adalah :
43. Seorang ahli epidemiologi saudara diminta untuk menjelaskan dampak merokok terhadap
kejadian stroke pada pertemuan di suatu perusahaan penerbangan yang ingin mengadopsi
peraturan “Dilarang Merokok”. Saudara menggunakan hasil penelitian epidemiologi pada
tempat kerja lain yang mirip penerbangan tsbt. Dari studi kasus kontrol, informasi tentang
yang berpotensi sebagai penyebab stroke dikumpulkan dari 171 kasus stroke dan 7829
kontrol selama 4 tahun. Diantara factor resiko tsbt adalah merokok.Data dibawah ini
merupakan hasil studi.

Group Stroke Total


Ya Tidak
Merokok 84 2916 3000
Tidak merokok 87 4913 5000
Total 171 7829 8000

Bagaimana saudara menjelaskan resiko terjadinya stroke yang dihubungkan dengan merokok?

44. Epidemiologi kerap dikaitkan dengan keberadaan penyakit di suatu tempat. Adanya
penyakit yang menetap dalam suatu daerah dan waktu tertentu, disebut …
A. Epidemi
B. Pandemi
C. Endemis
D. Wabah
E. KLB
45. Upaya mendeteksi/mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan
melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk
memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis
dan pengobatan, merupakan pengertian dari :
A. Surveilans
B. Screening
C. Studi Cohort
D. Studi Cross Sectional
E. Studi Case Control
46. Kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar-benar sakit
terhadap yang sehat merupakan pengertian dari :
A. Validitas
B. Reliabilitas
C. Derajat screening
D. Sensitifitas
E. Spesitifitas
47. Kemampuan suatu test memberikan hasil yang sama/konsisten bila test diterapkan lebih
dari satu kali pada sasaran yang sama dan kondisi yang sama. Merupakan pengertian dari:
A. Validitas
B. Reliabilitas
C. Derajat screening
D. Sensitifitas
E. Spestifitas
48. Tujuan dilakukannya skrining yaitu, kecuali :
A. Mengetahui mereka yang sehat sedini mungkin dapat dengan segera memperoleh
pengobatan
B. Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat
C. Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin
D. Mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kesehatan tentang sifat penyakit dan
selalu waspada melakukan pengamatan terhadap gejala dini
E. Mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinisi dan peneliti
49. Manakah yang bukan merupakan contoh skrining?
A. Mammografi untuk mendeteksi Ca Mammae
B. Pap smear untuk mendeteksi Ca Cervix
C. Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi
D. Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi cholesterol
E. Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner
50. Keberhasilan suatu tes skrining berhubungan dengan tujuan skrining. Wilson dan Junger
menganjurkan untuk memperhatikan persyaratan untuk keberhasilan skrining. Manakah yang
bukan persyaratan screnning?
A. Harus ada tes atau pemeriksaan yang sesuai
B. Riwayat alamiah yang di skrining harus dimengerti secara baik
C. Test cukup sensitif dan spesifik
D. Tes atau pemeriksaan harus diterima masyarakat
E. Tidak tersedia fasilitas pengobatan dan diagnosis
51. Pap’s smear skrining pada wanita usia >40 tahun untuk mendeteksi Ca Cervix dan
mammography skrining untuk wanita yang punya riwayat keluarga menderita Ca, termasuk
jenis skrining :
A. Mass Screening
B. Single disease screening
C. Case finding screening
D. Multiphasic screening
E. Selective screening
52. Test skrining hipertensi dilakukan pada 14.000 orang di suatu daerah. Tabel dibawah ini
adalah hasil test skrining tersebut.
Hipertensi
Hasil skrining
+ -
+ 85 1.165 1.250
- 2.665 10.085 12.750
2.750 11.250 14.000
Berdasarkan tabel di atas, berapakah persentase sensitivitas dan spesivitas test skrining :
A. 6.8% dan 79.1%
B. 3.09% dan 89.64%
C. 3.19% dan 0.09%
D. 3.09% dan 79.1%
E. 6.8% dan 89.64%
53. Pada suatu daerah di Amerika Serikat, diketahui prevalensi sistiserkosis kurang lebih
sebesar 5%. Kegiatan skrining sistiserkosis kemudian dilakukan pada 15.000 orang dewasa.
Alat skrining tersebut mempunyai sensitivitas 30% dan spesifisitas 75%. Berapa persentase
positif palsu :
A. 25%
B. 94.06%
C. 5.94%
D. 23.75%
E. 70%
54. Dalam proses skrining /penapisan membutuhkan partisipasi dari masyarakat yang dinilai
cocok untuk menjalani pemeriksaan, hal tersebut diatas merupakan prinsip dalam
skrining/penapisan :
A. Skrining / penapisan harus aman dan dapat diterima oleh masyarakat
B. Skrining/penapisan harus akurat dan reliable
C. Harus mengerti riwayat alamiah penyakit dengan baik
D. Skrining/penapisan dilakukan pada jenis penyakit yang parah
E. Skrining/penapisan bukanlah hal yang perlu dilakukan
55. Berikut ini yang tidak termasuk kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) menurut Permenkes
1501 Tahun 2010 adalah :
A. Timbulnya suatu penyakti menular tertentu yag sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
pada suatu daerah
B. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam,
hari atau minggu berturut – turut menurut jenis penyakitnya
C. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya
dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
D. Rata – rata jumlah kesakitan per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih dibandingkan dengan rata – rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada
tahun sebelumnya.
E. Jumlah penderita baru dalam periode waktu satu bulan tidak menunjukkan kenaikkan
dibandingkan dengan angka rata – rata jumlah perbulan dalam tahun sebelumnya.
56. Bila penularan dari orang – ke orang, berpuncak banyak dan berjarak masa 1 inkubasi
disebut kurva epidemic.
A. Point source epidemic
B. Continous common source epidemic
C. Intermittent common source epidemic
D. Propograted Epidemic
E. Non – Propogated Epidemic
57. Suatu keadaan dimana terjadi kenaikan frekuensi penyakit yang dramatis pada suatu
populasi dalam periode waktu tertentu disebut dengan…….

A. Investigasi

B. Kasus

C. Surveilans

D. Skrining

E. Epidemi

58. Berikut merupakan kondisi yang dapat mendukung suatu kejadian dikatakan sebagai
Kejadian Luar Biasa (KLB), kecuali……

A. Terjadi kenaikan frekuensi penyakit yang dramatis (epidemi)


B. Terjadi dalam waktu yang singkat
C. Terjadi kenaikan frekuensi penyakit yang normal/biasa (endemi)
D. Terjadi dalam area geografis yang terbatas
E. Terjadi epidemi secara tiba-tiba
59. Pada saat penentuan investigasi wabah, apa yang lebih utama dilakukan bila sumber/cara
penularan dan agen penyebab penyakit sama-sama diketahui...

A. Lebih mengutamakan penanggulangan penyakit dibanding investigasi wabah


B. Lebih mengutamakan investigasi wabah dibanding penanggulangan penyakit
C. Sama-sama mengutamakan investigasi wabah dibanding penanggulangan penyakit
D. Tidak dilakukan keduanya
E. Mendeklarasikan terjadi wabah
60. Pada saat penentuan investigasi wabah, apa yang lebih utama dilakukan bila sumber/cara
penularan diketahui dan agen penyebab penyakit tidak diketahui...

A. Lebih mengutamakan penanggulangan penyakit dibanding investigasi wabah


B. Lebih mengutamakan investigasi wabah dibanding penanggulangan penyakit
C. Sama-sama mengutamakan investigasi wabah dibanding penanggulangan penyakit
D. Tidak dilakukan keduanya
E. Mendeklarasikan terjadi wabah
61. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna
secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan wabah adalah
suatu peningkatan kejadian kesakitan dan/ataukematian yang telah meluas secara cepat. Dari
penjabaran tersebut, maka perbedaan dari KLB dan Wabah adalah?

A. Waktu
B. Tempat
C. Populasi
D. Jenis penyakit
E. Politik
62. Berdasarkan ilustrasi pengertian pada soal sebelumnya. Dapat diketahui bahwa..

A. KLB merupakan pintu masuk terjadinya wabah

B. Wabah merupakan pintu masuk terjadinya KLB

C. Wabah dan KLB adalah kejadian yang berbeda

D. Wabah dan KLB adalah sama

E. Wabah dan KLB saling merugikan

63. Dalam memastikan apakah terjadi wabah atau tidak, factor berikut yang tidak perlu
dipertimbangkan akan mempengaruhi investigasi wabah ?

A. Keparahan penyakit
B. Potensi penyebaran penyakit
C. Pertimbangan politik dan relasi publik
D. Lokasi kejadian
E. Ketersediaan sumber daya
64. Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) yang baru-baru ini ditetapkan oleh pemerintah adalah
tentang penyakit ...

A. DBD
B. Difteri
C. Varicella
D. Malaria
E. Tetanus
65. Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan
dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan
merupakan definisi Surveilans menurut :
A. SK Menkes No 1116 Tahun 2003
B. SK Menkes No 2226 Tahun 2003
C. SK Menkes No 3336 Tahun 2003
D. SK Menkes No 4446 Tahun 2003
E. SK Menkes No 5556 Tahun 2003
66. Manakah yang bukan tujuan dari surveilans?
A. Penyusunan Profil Kesehatan
B. Monitor trend penyakit endemis
C. Deteksi dini & Prediksi adanya KLB
D. Monitor kemajuan kinerja program
E. Evaluasi program intervensi
67. Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan merupakan
definisi Surveilans Terpadu Penyakit (STP) menurut :
A. SK Menkes No 1479 /Menkes/SK/X/2003
B. SK Menkes No 2479/Menkes/SK/X/2003
C. SK Menkes No 3479 /Menkes/SK/X/2003
D. SK Menkes No 4479 /Menkes/SK/X/2003
E. SK Menkes No 5479 /Menkes/SK/X/2003
68. Sasaran Surveilans Terpadu Penyakit (STP) bersumber data di Puskesmas harus
melaporkan jenis penyakit sebanyak?
A. 25 Jenis Penyakit Menular
B. 29 Jenis Penyakit Menular
C. 9 Jenis Penyakit Menular
D. 25 Jenis Penyakit Penyakit Menular dan 2 Jenis Penyakit Tidak Menular
E. 29 Jenis Penyakit Menular dan 20 Penyakit Tidak Menular
69. Aktivitas pengumpulan data surveilans dibedakan menjadi dua yaitu?
A. Surveilans Aktif dan Surveilans Pasif
B. Surveilans Parsial dan Surveilans Aktif
C. Surveilans Terpadu Penyakit dan Surveilans Epidemiologi
D. Surveilans Sentinel dan Surveilans Khusus
E. Surveilans Rutin Terpadu dan Surveilans Khusus
70. Indikator Kelengkapan dan Indikator Ketepatan Laporan Bulanan STP Pelayanan
Kesehatan Ke Dinas Kesehatan Kabupate/kota sebesar ?
A. 90 % Kelengkapan dan 80 % Ketepatan
B. 80 % Kelengkapan dan 90 % Ketepatan
C. 85 % Kelengkapan dan 75 % Ketepatan
D. 75 % Kelengkapan dan 85 % Ketepatan
E. 50 % Kelengkapan dan 50 % Ketepatan
71. Surveilans Sentinel terdiri dari 3 (tiga) type yaitu ?
A. Surveilans Health Event, Surveilans Site, dan Surveilans Provider
B. Surveilans Health Event, Surveilans Site, dan Surveilans Aktif
C. Surveilans Health Event, Surveilans Pasif, dan Surveilans Provider
D. Surveilans Health Event, SurveilansTerpadu Penyakit, dan Surveilans Provider
E. Surveilans Aktif , Surveilans Site, dan Surveilans Provider
72. Suatu kegiatan pengamatan yang dilaksanakan secara terus menerus dan sistematis
terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta faktor yang mempengaruhinya, dapat
dilakukan tindakan berupa perbaikan atau penelitian, kegiatan ini disebut:
A. Survey kesehatan
B. Surveilains
C. Skrining
D. Treatment
E. Implementation
73. Untuk memperoleh informasi epidemiologi Penyakit menular dan Penyakit tidak
menular tertentu dan terdistribusinya informasi kepada program terkait, pusat kajian dan pusat
penelitian serta unit surveilains lain, ini merupakan:
A. Fungsi surveilains
B. Manfaat surveilains
C. Tujuan surveilains
D. Prinsip surveilains
E. Cakupan surveilains
74. Pemeriksaan ca paru pada perokok dan pemeriksaan ca servik pada wanita yang
sudah menikah merupakan salah satu bentuk contoh dari screening:
a. Mass screening
b. Selective screening
c. Single disease screening
d. Double disease screening
e. Multiphasic screening
75. Kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit
terhadap yang sehat merupakan pengertian dari:
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Derajat screening (yied)
d. Sensitivitas
e. Spesivisitas
76. Dibawah ini yang bukan tujuan dari screening adalah:
a. Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapi nya
b. Mencegah meluasnya penyakit
c. Mendidik masyarakat melakukan general check up
d. Pengobatan penyakit secara kuratif
e. Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi
77. Upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan
melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk
memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis
dan pengobatan. Merupakan pengertian dari:
a. Surveilans
b. Screening
c. Studi kohor
d. Studi cross sectional
e. Studi case control
78. Apakah yang dimaksud dengan sensitivitas?
a. kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul
tidak sakit
b. kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul
sakit
c. kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang positif betul-betul sakit
d. kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang betul-betul tidak sakit
e. kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang tidak sakit
79. Kemampuan suatu test memberikan hasil yang sama/ konsisten bila test diterapkan lebih
dari satu kali pada sasaran yang sama dan kondisi yang sama. Merupakan pengertian dari:
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Derajat screening (yied)
d. Sensitivitas
e. Spesivisitas
80. Contoh screening untuk mendeteksi diabetes melitus menggunakan
a. Pemeriksaan urin
b. Pemeriksaan EKG
c. Pap smear
d. Pemeriksaan Reduksi
e. Pemeriksaan tekanan darah

Anda mungkin juga menyukai