Anda di halaman 1dari 38

Aplikasi Kesehatan Masyarakat dan

Promosi Kesehatan
Kelompok 4:
Ida Royani Nababan (2006505663)
Imas Qurrata Ayuni (2006559880)
Jihan Fitra Hara (2006505745)
Meiriza Andarwati (2006559981)
Mutiara Pertiwi Sumawijaya (2006560043)
Nidya Eka Putri (2006560075)

Dosen Pembimbing: DR. drs. Tri Kristanto M.Kes.


Theory Into Practice

Kesehatan masyarakat adalah apa yang kita sebagai masyarakat


lakukan untuk menjamin kondisi masyarakat agar sehat

• Pemahaman tentang kesehatan masyarakat dan teori promosi


kesehatan sangat penting untuk praktik yang diinformasikan
Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat Modern

Tujuan kesehatan masyarakat modern adalah untuk


melindungi dan meningkatkan kesehatan dengan:

• Meningkatkan keadaan kehidupan orang (misalnya


perumahan, pekerjaan, pendidikan, lingkungan)
• Meningkatkan gaya hidup masyarakat
• Meningkatkan pelayanan kesehatan
• Melindungi masyarakat dari penyakit menular dan bahaya
lingkungan
• Mengembangkan kapasitas individu dan komunitas untuk
melindungi kesehatan mereka.
Hubungan Antara Kesehatan Masyarakat
Dan Promosi Kesehatan
• Kesehatan masyarakat berarti pencegahan penyakit,
pendekatan yang menuntut pengetahuan tentang kondisi medis
dan kemampuan untuk menilai dan memantau tren penyakit

• Promosi kesehatan didefinisikan dalam Piagam Ottawa


(WHO 1986) sebagai fokus utama dalam memberdayakan
orang untuk mengambil kendali lebih besar atas kesehatan
mereka dan dengan demikian mencakup berbagai strategi
untuk memperkuat komunitas, mengembangkan lingkungan
yang mendukung dan menginformasikan serta mendidik
tentang masalah kesehatan
Kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan adalah
disiplin ilmu yang sangat berbeda yang didasarkan pada
teori, strategi, dan nilai yang juga berbeda.

  Kesehatan Masyarakat Promosi Kesehatan

Fokus Pencegahan, pemantauan dan Perlindungan dan


manajemen penyakit promosi kesehatan

Pengetahuan Biomedis, Epidemologi, ekonomi Sosiologi, kebijakan


dasar kesehatan sosial, pendidikan dan
psikologi
Tugas inti Penelitian etiologi, insiden dan prevalensi Mengembangkan kebijakan untuk
penyakit melindungi dan meningkatkan
Surveilans dan penilaian kesehatan penduduk kesehatan di berbagai pengaturan
Mengelola wabah penyakit menular (dan Pendidikan dan informasi untuk
bahaya non-biologis) kesehatan dan perubahan perilaku
Merencanakan, memantau dan mengevaluasi Bekerja dengan komunitas untuk
program skrining dan imunisasi mengidentifikasi dan memenuhi
Merencanakan program dan layanan untuk kebutuhan
meningkatkan penyediaan perawatan Pengembangan organisasi
kesehatan

Bidang praktik Sektor kesehatan Semua sektor tempat orang 'bekerja,


hidup dan bermain'

Proses mengumpulkan informasi dan pengembangan kolaborasi dan kemitraan, peningkatan


kebijakan kapasitas komunitas dan individu

Nilai Otoritas, keahlian, kepatuhan Kolaborasi, kemitraan, advokasi, mediasi,


pemberdayaan
Tenaga Kesehatan Masyarakat

Banyak negara fokus pada tugas untuk memperjelas sifat


fungsi kesehatan masyarakat, struktur angkatan kerja dan
pembangunan kapasitas dan kapabilitasnya, dan
konsekuensinya pengembangan kompetensi yang sesuai.
Kepala Petugas Medis Inggris (DH 2001) membedakan:
• Mereka yang memimpin dan mempengaruhi strategi kesehatan
masyarakat (spesialis), misalnya direktur kesehatan
masyarakat
• Mereka yang pekerjaannya berkontribusi langsung pada
peningkatan kesehatan (praktisi), misalnya perawat kesehatan
masyarakat dan bidan
• Mereka yang praktiknya harus diinformasikan oleh prinsip-
prinsip peningkatan kesehatan, misalnya pekerja sosial dan
guru
KEMAMPUAN KOMPETENSI UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT
DAN PROMOSI KESEHATAB

Fungsi Praktek Kesehatan Masyarakat

• Survailens dan penilaian kesehatan dan kesejahteraan


penduduk.
• Mempromosikan dan melindungi kesehatan dan kesejateraan
penduduk.
• Mengembangkan manajemen kualitas dan risiko dalam
budaya evaluasi
• Kerja sama untuk kesehatan dan kesejateraan,
• Pengembangan kebijakan, strategi dan layanan ,
• Mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan strategi
• Bekerja sama dengan dan untuk berkelompok.
PRAKTIK REFLEKTIF
TEORI KESEHATAN MAYARAKAT DAN PROMOSI
KESEHATAN DI DALAM PRAKTIK
Di bidang kesehatan masyarakat yang berkembang dan
kompleks bahwa pemahaman teori mengenai promosi kesehatan
sangat penting diantaranya :

• Untuk memperjelas berbagai paradigma public mengenai


kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan
• Menginformasikan perencanaan program dan pilihannya
dibuat tentang tindakan untuk mengatasi masalah utama
• Dengan tidak adanya bukti untuk menginformasikan
keputusan membuat, Ketika penjenlasan teoritis yang ada
berdasarkan kenyataan empiris menawarkan untuk logis dan
praktik yang berhubungan

• Memberikan kredibilitas untuk berlatih

• Disiplin
Research for public health and health Promotion

APA ITU PENELITIAN?


Istilah 'penelitian' mengacu pada aktivitas pengumpulan-informasi sistematis
yang digunakan untuk mendeskripsikan, menjelaskan atau mengeksplorasi
suatu masalah untuk menghasilkan pengetahuan baru.

Penelitian:
• Adalah investigasi dunia nyata
• Diinformasikan oleh nilai-nilai tentang masalah yang sedang diselidiki
• Mengikuti praktik yang disepakati dan pedoman etika
• Dipandu oleh teori dan asumsi tentang dugaan hubungan antara fenomena
yang berbeda
• Mengajukan pertanyaan yang bermakna
• Sistematis dan ketat
• Transparan.
• Penelitian membantu kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan
untuk menentukan prioritas tindakan dari daftar kemungkinan yang
tampaknya tak terbatas.

Penelitian epidemiologi atau latihan penilaian kebutuhan yang dapat


menjadi titik awal untuk memutuskan masalah mana yang harus
ditangani.
Penelitian evaluatif dapat menentukan keefektifan atau penerimaan
intervensi tertentu.
Audit riset dapat memeriksa sumber daya dan sistem mana yang
digunakan untuk tujuan meningkatkan kinerja organisasi atau proyek.

Penelitian juga dapat mendukung, menantang, atau menghasilkan


teori baru
PARADIGMA POSITIVIS DAN INTERPRETIVIST

• Positivis didasarkan pada premis bahwa ada fenomena nyata


secara obyektif atau 'fakta' yang dapat dipelajari dalam cara
ilmiah yang netral.

• Tradisi interpretivist bertujuan untuk mengeksplorasi dan


mendeskripsikan makna dari fenomena yang dialami dan
dipersepsikan oleh individu atau orang tersebut.
Contoh Kasus
Penelitian Positivis Dan Interpretivist Tentang Penuaan

• Penelitian positivis memandang penuaan sebagai fenomena


nyata, yang dapat diukur melalui alat ilmiah yang obyektif,
misalnya pengukuran pengeroposan tulang yang terkait
dengan proses penuaan. Temuan penelitian dipandang objektif
dan dapat digeneralisasikan.

• Sebaliknya, penelitian interpretivist berusaha untuk


mengeksplorasi makna dan konteks penuaan di antara populasi
lansia dan muda. Konotasi positif (misalnya kebijaksanaan)
dan negatif (misalnya ketergantungan) dari penuaan dapat
diidentifikasi dan dieksplorasi.
Positivist diasosiakan dengan metode penelitian kuantitatif,
• Penelitian kuantitatif mencoba untuk mengukur aspek-aspek
sebuah fenomena dan menjelaskan perbedaan-perbedaan
dalam beberapa variabel antar kelompok atau waktu.

• Penelitian kuantitatif mengetes sebuah hipotesis yang mana


merupakan penjelasan sugesti kenapa perbedaan terjadi.
Eksperimen adalah metode utama
Interpretivist diasosiakan dengan metode penelitian kualitatif
yang berfokus pada pemahaman cara suatu isu dipersepsikan oleh
orang yang terkena pengaruh.
Pemikiran, perasaan dan makna dilihat sebagai fenomena nyata
yang bisa dipelajari oleh peneliti. Menggunakan metode seperti
wawancara, observasi dan studi kasus sehingga peneliti dapat
memahami perspektif participant.
Table .1 Menyimpulkan 2 Posisi Berbeda Secara Filosofis
No   Kuantitatif Kualitatif

1. Paradigma Positivism Interpretative/naturalistic

2. Dasar Ilmu pengetahuan Ilmu sosial


epistemiology
Pengetahuan adalah bagian dari Pengetahuan berdasarkan bagaimana
realitas objektif terpisah dari individu melihat pengalaman melalui
individual “lensa individual”

3. Peran penelti Objektivitas Subjektivitas

4. Tujuan Untuk perkembangan Untuk mengerti banyak realitas


kebenaran dan verifikasi
pengetahuan

5. Fungsi Untuk memahami kausalitas Untuk menginterpretasi dan mengungkap


realitas

6. Metodologi Mengisolasi dan mempelajari Memahami isu dalam konteks, contoh


variable diskrit, contoh studi etnografi, fenomenologi
eksperimental
7. Metode Informasi tidak detail Informas detail
Sampel besar, contoh kuesioner Sampel kecil
Mengukur ukuran efek Mengukur penyebab suatu efek yang
terjadi
Menggunakan instrument
Menggunakan beragam metode,
 
contoh mewawancarai kelompok
focks untuk mengetahui realitas,
konsep, dan makna peserta.

8. Nilai Validitas, reabilitas Validitas, kepercayaan, kredibilitas,


kemampuan mengkonfirmasi,
transparasi

9. Presentasi Analisis angka dan kuantifikasi Analisis kata dan pengertiannya,


dan analisis yang sistematis contoh analisis konten tematis, analisi
percakapan

10. Kontribusi Falsifikasi (membuktikan Membangun teori, muncul dari data


terhadap teori hipotesis) dan tes teori
Induktif
Deduktif
Memahami kompleksitas
Generalisasi
METODE PENELITIAN CAMPURAN (Kuantitatif &Kualititatif)

Pendukung metode ini mengklaim bahwa metode penelitian


campuran memberikan wawasan dan pengetahuan yang diperkuat
dan berharga, sedangkan para penentang metode ini mengklaim
bahwa metode ini cacat, karena berusaha menyatukan perspektif
ideologis dan teoretis yang berbeda secara fundamental.

• Namun, manfaat dari mengadopsi pendekatan metode


campuran semakin diakui dan dipromosikan, tidak terkecuali
di bidang kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan
EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)
• Evidence Based Practice adalah suatu proses yang melibatkan
pemikiran kritis dan evaluasi informasi untuk menentukan
intervensi yang paling efektif dan efisien bagi klien atau
masyarakat. . EBP memiliki tiga pendekatan, yakni
• Pengambilan keputusan dengan menggunakan pendekatan
berdasarkan evidence atau bukti (fakta) dengan
mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan dengan
pengalaman dan bukti – bukti nyata yang baik.
Praktisi promosi kesehatan dan kesehatan masyarakat
menghadapi kesulitan dalam melaksanakan EBP, antara lain:

• Kerumitan dalam mencari sumber studi primer dimana sangat


jarang ditemukan
• Menilai bukti/fakta dari studi non-acak (temasuk penelitian
kualitatif)
• Menemukan bukti/fakta yang berkaitan dengan proses dan
cara kerja intervensi
• Menggabungkan bukti/fakta dari studi yang berbeda desain
• Pengalihan hasil ke konteks lain yang berbeda dari yang
digunakan dalam penelitian asli
SKILLS FOR EBP (KEMAMPUAN YANG

DIBUTUHKAN DALAM MELAKUKAN EBP)

Asking the Right


Question

Synthesizing
Finding the
Appraised the
Evidence
Data/Information

Appraising the Extracting Data/


Quality of Information for
Data/Information analysis
THE POLICY CONTEXT

• Policy atau kebijakan adalah suatu istilah samar yang biasa


digunakan pada banyak hal untuk menjelaskan arah suatu
organisasi, pilihan untuk bertindak atas permasalahan tertentu,
atau seperangkat guiding principles untuk mencapai tujuan
tertentu (Titmuss, 1974).
• Sebelumnya, kebijakan kesehatan publik dikaitkan dengan
kebijakan medis tentang pengawasan dan pengendalian
penyakit, contohnya adalah program imunisasi dan skrining
kanker serviks

• Namun, kini World Health Organization (WHO)


mendefinisikan healthy public policy sebagai “hasil dari
lingkungan yang mendukung terciptanya hidup sehat di
masyarakat”
UNDERSTANDING THE POLICY PROCESS

• Policy making process adalah sebuah proses dimana


pemerintah menjalankan program dan tindakan berdasarkan
visi mereka di dunia politik dengan tujuan mendapatkan hasil
berupa perubahan yang diinginkan di dunia nyata (Cabinet
Office, 1999).
Tahan-tahap policy making menurut William Dunn:

• Penyusunan agenda (mengidentifikasi dan mengenali masalah)


• Formulasi kebijakan
• Implementasi kebijakan
• Evaluasi kebijakan
POLICY DEVELOPMENT

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan akhirnya


dikembangkan atau diimplementasikan:

• Situasional
• Budaya
• Struktural
ISSUE RECOGNITION

Permasalahan pada public health policy adalah hal ini dipandang


sebagai sesuatu yang tidak layak untuk diberitakan. Investasi
jangka panjang berupa kesehatan yang mana dapat mencegah
penyakit dan kecacatan dianggap tidak semenarik berita lain,
seperti pelayanan kesehatan menggunakan teknologi tinggi
maupun skandal-skandal di dunia kesehatan.
Baum (2001) menunjukkan bahwa kekuasaan dapat
memanipulasi keputusan yang dibuat, sehingga isu-isu tertentu
tidak diangkat.

Sebagai contoh, kasus kelompok stakeholder yang memanfaatkan


posisinya dalam masyarakat untuk menolak kebijakan tentang
kesehatan masyarakat.
Policy Formulation

Begitu suatu masalah masuk dalam agenda publik, ada peluang


bagi pemangku kepentingan untuk memengaruhi kebijakan yang
dihasilkan. Tidak ada metode tunggal untuk melakukan ini.
Baggott (2000) mengidentifikasi tiga model pengaruh pemangku
kepentingan pada proses kebijakan:

• Lembaga Politik :
• Pressure-group politics:
• Policy knowledge and policy learning
Implementasi kebijakan

Implementasi adalah aktivitas terpisah di mana kebijakan


diperkuat, diubah atau bahkan disabotase oleh pekerja garis
depan - birokrat jalanan yang diidentifikasi oleh Lipsky (1980).

• Sebagian besar kebijakan bergantung pada alokasi sumber


daya untuk memungkinkan implementasi yang berhasil.
• Menetapkan kebijakan tanpa sumber daya yang memadai
berarti kegagalan atau kebijakan lain tidak diterapkan karena
sumber daya dialihkan dari hal tersebut.
Evaluasi kebijakan

• Pada prinsipnya setelah implementasi, kebijakan harus


dievaluasi untuk menentukan dampaknya, seperti
kemungkinan biayanya (misalnya melalui target baru).
Keberlanjutannya, risikonya, kewajiban perjanjian Uni Eropa,
dampak lingkungan, dampak ekuitas, dan dampak konsumen.

• Evaluasi ini harus dimasukkan kembali ke dalam proses


pembuatan kebijakan
Nilai dan kebijakan

• Kebijakan jelas didorong oleh nilai-nilai yang mendasarinya.


Nilai adalah 'keyakinan abadi bahwa mode perilaku tertentu
atau keadaan akhir keberadaan lebih disukai secara pribadi
atau sosial' (Rokeach 1973, hal 5).
• Ideologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kumpulan ide dan nilai yang saling terkait secara koheren.
• Perkembangan kesehatan masyarakat mencerminkan ideologi
politik dan sistem politik yang berbeda.
Kebijakan juga berperan dalam melindungi publik dari efek
merugikan dari pilihan tidak sehat beberapa orang:

• Politik neoliberal menekankan peran kebebas individu dalam


menentukan kesehatan.
• Pada tahun 2006, House of Commons memilih undang-undang
untuk zona bebas rokok di semua tempat umum dan tempat
kerja. Dikatakan bahwa selain melindungi orang dari perokok
pasif, larangan tersebut juga akan memungkinkan banyak
perokok untuk berhenti
Kesimpulan

• Pentingnya nilai dan ideologi dalam proses kebijakan.


• Praktisi yang merefleksikan nilai dan posisi ideologis mereka
sendiri akan dapat menempatkan kebijakan dalam kaitannya
dengan nilai yang mendasari, dan juga untuk mengidentifikasi
pandangan dan posisi pemangku kepentingan.
• Kebijakan dapat mengatur konteks dan arah keseluruhan,
tetapi ada banyak ruang lingkup untuk lokal dan individu.

Anda mungkin juga menyukai