Anda di halaman 1dari 2

Daftar kasus untuk pembelajaran berbasis masalah (PBL) MA Lingkungan dan Kesehatan Global

2020

Masalah 1:
Ebola adalah masalah kesehatan yang menimpa penduduk di sebagian besar wilayah Afrika bagian
barat. Organisasi kesehatan dunia WHO, pada 18 Oktober 2018 mengumumkan kejadian luar biasa
ebola di Republik Demokratik Kongo. Namun kejadian tersebut dapat segera diatasi melalui
pemberdayaan masyarakat dan komunikasi risiko yang kuat. Di Indonesia, rabies juga menimpa
penduduk di sebagian wilayah, misalnya di Bali, Sulawesi Utara dan Sumatera Barat. Kedua
persoalan kesehatan tersebut berkaitan erat dengan perilaku, kebiasaan, serta nilai-nilai sosial budaya
masyarakat. Apabila dilihat dari faktor risikonya, Indonesia tergolong daerah rawan ebola. Apalagi di
beberapa daerah ditemukan kebiasaan untuk mengonsumsi hewan-hewan eksotis. Namun perlu kita
sadari bahwa masyarakat juga memiliki kearifan lokal yang dapat digunakan untuk mengatasi
berbagai persoalan kesehatan.
Pertanyaan:
1. Berdasarkan teks di atas, program apa yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia
untuk mengatasi masalah kesehatan terutama berkaitan dengan rabies, atau ebola?
2. Faktor sosial budaya apa saja yang berpengaruh pada kejadian ebola dan rabies di Indonesia?
3. Faktor sosial budaya apa yang dapat dimanfaatkan untuk membantu mengendalikan persoalan
kesehatan di Indonesia?
4. Bagaimana cara mengembangkan strategi komunikasi yang cocok untuk Indonesia?

Masalah 2:
Sebagian wilayah laut Indonesia, terutama di dekat perkotaan tercemar oleh logam berat dan limbah
plastik. Selain merugikan secara ekonomi, bahan pencemar tersebut berdampak terhadap kesehatan
karena sebagian hasil laut tak lagi aman dikonsumsi. Luasnya pencemaran plastik di perairan
Indonesia ini menguatkan hasil kajian Jenna Jambeck, peneliti dari Universitas Georgia, AS. Riset
yang dirilis dalam jurnal Science (2015) ini menyebut Indonesia adalah negara kedua setelah China
sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di laut. Dari 5,4 juta ton sampah plastik per tahun yang
dihasilkan penduduk negeri ini, 0,5-1,5 juta ton dibuang ke laut.Banyaknyalimbah plastic di
antaranyadisebabkanpenggunaankantongplastiksecara massif.
Pemerintah telah menguji coba kantong plastic berbayar, namun karena alas an tertentu belakangan
dibatalkan. Padahal kesadaran konsumen untuk mengurangi penggunaan kantong belanja plastik yang
berlebih masih sangatlah rendah. Begitu juga dengan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah atau
pihak-pihak tertentu untuk mempengaruhi masyarakat mengurangi penggunaan tas belanja plastik dan
dampak negatifnya juga masih sangat kurang.
Pertanyaan:
1. Faktor apa yang mempengauhi pencemaran merkuri dan limbah plastik di daerah perkotaan?
2. Faktor sosial budaya apa yang mempengaruhi perilaku penduduk perkotaan sembarangan
membuang sampah ke sungai?
3. Ditinjau dari segi promosi kesehatan, apa yang perlu dilakukan untuk mencegah perilaku
buruk tersebut?
Masalah3
Papua, Bali dan Sumatra Utara adalah derah dengan kejadia taeniasis dan sistiserkosis yang tinggi di
Indonesia. Berdasarkan studi epidemiologi, taeniasis dan sistiserkosis di Papua disebabkan oleh
buruknya kebiasaan penduduk mencuci tangan sebelum makan. Di Bali faktor risiko penularan
taeniais di masyarakat karena kebiasaan mengomsumsi daging babi yang kurang matang yang
dicampur bersama darahnya (pork lawar). Sedangkan di Sumatra Utara masyarakat biasa
mengonsumsi jeroan babi yang kurang matang.
Pertanyaan:
1. Faktor lingkungan dan perilaku apa yang menjadi faktor risiko taeniasis dan sistiserkosis di
tiga provinsi tersebut?
2. Apa pesan yang harus dikembangkan untuk mengendalikan penyakit tersebut?
3. Langkah-langkah seperti apa dalam mengembangkan strategi komunikasi di tiga provinsi
tersebut? Adakah perbedaan strategi di antara ketiganya?

Masalah 4
Kelebihan asupan energi merupakan faktor risiko kejadian obesitas pada remaja. Remaja obesitas
mengonsumsi makanan tinggi energi seperti nasi 3 kali sehari, roti putih 2 lembar sekali makan,
kentang, mie bihun, mie instan, dan dari jenis umbi-umbian. Mereka juga terbiasa pergi ke outlet-
outlet atau restoran cepat saji sebanyak 1-2 kali seminggu. Hampir sepertiga anak Amerika usia 4-19
tahun yang mengonsumsi lemak setiap hari yang mengakibatkan penambahan berat badan 3 kg per
tahun. Namun, masalah obesitas sesungguhnya bukan terletak pada pola santap yang berlebihan,
melainkan pada kesalahan memilih jenis santapan.
Pertanyaan:
1. Bagaimana gambaran pola konsumsi remaja Indonesia yang tinggal di kota-kota besar?
2. Faktor sosial dan faktor budaya apa yang mempengaruhi perilaku tersebut?
3. Strategi komunikasi apa yang ocok untuk generasi “now”?

Masalah 5
Debu timbel dari kegiatan melebur aki bekas terus mencemari udara, tanah serta mengontaminasi
darah anak-anak yang tinggal di sekitarnya. Di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang,
konsentrasi timbel (timah hitam/Pb) pada tanah sangat tinggi. Di Cinangka (Bogor) kandungan timbel
dalam tanah 3883 mg/kilogram, sedangkan di Curug (Tangerang) 1113 mg/kg. Peraturan Pemerintah
RI nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tentang
nilai baku mutu B3 konsentrasi B sebesar 1500 mh/kg. Di Cinangka dijumpai anak-anak yang
perilakunya menyerupai kanak-kanak yang mengalami keterbelakangan mental, hanya peduli pada
barang yang disukai, kerap kejang-kejang, telapak tangannya pengkor. Pemeriksaan darah di
laboratorium menunjukkan angka 25,3 mikrogram/desiliter, padahal batas toleransi timbel dalam
darah 10 mikrogram/desiliter. Konsentrasi timbel dalam darah Investigasi salah satu surat kabar
menunjukkan peleburan aki bekas illegal dijalankan dengan menggunakan tungku berbentuk
menyerupai mulut sumur, tanpa dilengkapi cerobong dan penangkap debu (Diadaptasi dari Kompas,
15 Oktober 2018).
Pertanyaan:
1. Berdasarkan artikel di atas, factor apa yang menyebabkan tingginya pencemaran timbel di
daerah-daerah tersebut?
2. Apa yang seharusnya dilakukan Pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut?
3. Strategi promosi kesehatan mana yang harus menjadi prioritas Pemerintah?

Anda mungkin juga menyukai