Anda di halaman 1dari 17

New Emerging Disease

New emerging disease adalah penyakit yang baru muncul di populasi dan perluasan
host (misal dari hewan ke manusia) secara cepat yang berhubungan dengan peningkatan
penyakit yang dapat terdeteksi. Emerging disease termasuk wabah penyakit menular yang
tidak diketahui sebelumnya atau penyakit menular baru yang insidennya meningkat
signifikan dalam dua dekade terakhir.
Emerging disease adalah suatu penyakit yang meningkat cepat kejadian dan
penyebarannya. Termasuk di dalamnya tipe-tipe infeksi baru yang merupakan akibat dari
perubahan organisme, penyebaran infeksi yang lama ke daerah atau populasi yang baru.
Terjadinya gangguan terhadap ekosistem telah menyebabkan perubahan komposisi ekosistem
dan fungsinya. Perubahan komposisi dan fungsi ekosistem mengakibatkan berubahnya
keseimbangan alam khususnya predator, serta patogen dan vektornya. Beberapa perubahan
ekosistem akibat aktivitas manusia yang mengganggu secara langsung ataupun tidak
langsung terhadap ekosistem antara lain : perkembangan pertanian, manajemen sumberdaya
air, deforestasi atau pertambangan.
Penyebab lainnya adalah Product and Lifestyle; Tantangan global seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi maka perubahan pola penyakit dari akut ke kronik atau dari
menular ke tidak menular semakin dirasakan terutama untuk negara berkembang bukan saja
di negara maju justru semakin dirasakan. Dari tahun ke tahun jumlah kasus kanker paru-paru,
serviks, payudara, diabetes mellitus, hipertensi, semakin meningkat. Masyarakat yang
cenderung serba instan dengan produk yang ada maka akan merubah pola perilaku
masyarakat itu sendiri. Peran pemerintah dalam mengawasi dan memberikan proteksi
terhadap produk-produk yang membahayakan baik dari makanan maupun alat kosmetik.
Berikutnya adalah Prosperity; migrasi penduduk sangat mempengaruhi proses pembangunan
dan pemerataan, seakan-akan ditekankan pembangunan hanya terjadi di wilayah perkotaan,
semakin banyaknya masyarakat yang berminat melakukan urbanisasi maka semakin
memperlambat proses pembangunan dan pemerataan.
Environmental Issue and Degradation; Hal ini berkaitan erat dengan pemanasan global
sampai sanitasi lingkungan dan kesediaan air bersih merupakan isu terpenting pada masa ini.
Perubahan iklim dan tidak menentunya arah angin maupun cuaca tidak lain efek dari
perubahan lingkungan itu sendiri. Struktur lingkungan semakin mengalami degradasi.
Healthy Child; angka kematian anak terus ditekan, kasus gizi buruk semakin dikurangi,
kemudian peningkatan nutrisi anak bangsa sedang diupayakan pemerintah, keterbelakangan

1
mental terutama anak-anak terlantar, anak jalanan, kekerasan orang tua, pendidikan anak
yang terabaikan, dll. Anak-anak adalah generasi harapan bangsa maka peran semua pihak
dalam mendorong peningkatan kecerdasan bangsa.
New information and communication technologies will help gov, make more effective
decision for health; Peran pemerintah dalam meng-update isu-isu terbaru mempermudah
masyarakat dalam menerima informasi yang tepat dan cepat sehingga masyarakat lebih
mudah memperhatikan masalah kesehatannya, system informasi kesehatan harus ditingkatkan
yang ditunjang dengan teknologi komunikasi dalam mempercepat akses pemerataan
pembangunan terutama di bidang kesehatan.
Habitats, Urbanization and Rural Deprvation; tekanan-tekanan yang dihadapi masyarakat
miskin dengan berbagai masalah yang dihadapi membuatnya melakukan perpindahan untuk
mencari kehidupan baru. Semakin banyaknya masyarakat yang melakukan urbanisasi
memberikan dampak tersendiri bagi kemajuan suatu daerah. Populasi penduduk semakin
bertambah yang harus dihimpit oleh kesulitan ekonomi memiliki pengaruh terhadap struktur
masyarakat maka tidak heran muncul berbagai tindakan kriminal.
Families Structure; kekerasan dalam rumah tangga, kasus perceraian semakin meningkat di
pengadilan tinggi dan agama, perpecahan hubungan keluarga dan keretakan hubungan anak
dengan orang tua memberikan dampak tersendiri terhadap perilaku masyarakat yang pada
akhirnya berdampak pada kehidupan bangsa dan bernegara. Masyarakat semakin
materialistik yang mengutamakan materi bahkan menjadikan materi sebagai tuhan, maka
diharapkan peran-peran pemerintah yang dibangun diatas nilai-nilai agama supaya tidak
mengalami keparahan.
Work; Kwik Kian Gie, mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua
Bappenas pernah mengemukakan bahwa tantangan utama yang dihadapi oleh pemerintah
adalah terus membesarnya jumlah pengangguran. Data tahun 2002 menunjukkan jumlah
pengangguran terbuka mencapai 9,13 juta orang atau 9,06 persen dari keseluruhan angkatan
kerja. Jumlah ini dua kali lipat tahun 1996, atau setahun sebelum krisis moneter melanda
Indonesia. Data itu, menurut Kwik, belum termasuk setengah penganggur yakni orang yang
bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang jumlahnya mencapai 28,9 juta orang pada tahun
2002. Kemudian pada tahun angka pengangguran semakin meningkat yaitu sebanyak 32,7
juta dan terakhir pada akhir tahun 2008 tercatat sebanyak 40 juta penduduk yang
menganggur.
Ageing; Lost Generation merupakan salah satu tantangan terbesar untuk bangsa Indonesia,
dekadensi moral dan kurangnya perhatian keluarga masyarakat dan pemerintah dalam

2
memberikan kontribusi dalam pembentukan akhlak dan moral anak, keterbelakangan mental
dan kondisi lingkungan yang keras dengan kehidupan, untuk penduduk Sulawesi Selatan
dikhawatirkan terjadinya hal deikian terutama kalangan mahasiswa yang sering tawuran dan
aksi anarkis.
Violence; Kekerasan, tindakan kriminal, kasus demi kasus terjadi mulai dari kepala negara
sampai kepala desa, struktur masyarakat semakin bebas, kekerasan dalam rumah tangga,
kasus aborsi semakin tahun meningkat hamper mencapai 4 juta wanita Indonesia pernah
mengalami aborsi. Pemerkosaan terhadi dimana-mana, kebebasan kaum remaja.
Food Consumption; Pada suatu kelompok masyarakat, anak balita merupakan kelompok yang
paling rawan terjadinya kekurangan gizi. Kekurangan gizi dapat terjadi dari tingkat ringan
sampai tingkat berat dan terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu cukup lama. Keadaan gizi
atau status gizi masyarakat menggambarkan tingkat kesehatan yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan asupan zat-zat gizi yang dikonsumsi seseorang. Anak
yang kurang gizi akan menurun daya tahun tubuhnya sehingga mudah terkena penyakit
infeksi, sebaliknya anak yang menderita penyakit infeksi akan mengalami gangguan nafsu
makan dan penyerapan zat-zat gizi sehingga menyebabkan kurang gizi. Anak yang sering
terkena infeksi dan gizi kurang akan mengalami gangguan tumbuh kembang yang akan
mempengaruhi tingkat kesehatan, kecerdasan dan produktifitas di masa dewasa.
Berdasarkan perkembangan masalah gizi, pada tahun 2005 diperkirakan sekitar 5 juta anak
menderita gizi kurang (berat badan menurut umur), 1,5 juta diantaranya menderita gizi buruk.
Dari anak yang menderita gizi buruk tersebut ada 150.000 menderita gizi buruk tingkat berat
yang disebut marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor, yang memerlukan
perawatan kesehatan yang intensif di Puskesmas dan RUmah Sakit. Masalah gizi kurang dan
gizi buruk terjadi hampir di semua kabupaten dan kota. Pada saat ini masih terdapat 110
kabupaten/kota dari 440 kabupaten/kota di Indonesia yang mempunyai prevalensi diatas 30
persen (berat badan menurut umur). Menurut WHO, keadaan ini masih tergolong sangat
tinggi.
Bio-Terorism; bio-terorism merupakan kejahatan kemanusiaan yang melanggar nilai-nilai
humanity. Di Indonesia banyak kasus bom bunuh diri misalnya di Hotel JW Marriot.
Terakhir kejahatan yang dilakukan tentara Israel sangat tragis dengan penggunaan racun pada
aktifis yang berada pada kapal Mavi Marmara di perairan internasional Laut Merah.
International Traveling/Migration/Mobility; perpindahan penduduk yang sangat cepat seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern jaman sekarang sangat
memungkinkan manusia untuk lebih mudah mengadakan perjalanan keliling negara, akses

3
komunikasi yang serba cepat dan sisitem informasi yang mutakhir, perpindahan penduduk
merupakan tantangan global terutama kaitannya dengan dampak kesehatan.
Weak Surveillance System; tidak bisa dipungkiri untuk negara berkembang terutama di
Indonesia sendiri system pencatatan dan pelaporannya pun masih minim dan jauh dari nilai-
nilai efektifitas misalnya dalam hal surveillans epidemiologi pun masih sangat lemah dan
banyak kekeliruan ditambah lagi masih ada sebagian besar yang menggunakan system
manual.

A. Zika Virus
Definisi
Infeksi virus zika adalah penyakit yang disebabkan oleh virus melalui perantara
gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies Aedes aegypti. Penyakit yang disebabkannya
dinamakan sebagai Zika, penyakit Zika (Zika disease) ataupun demam Zika (Zika fever).

Epidemiologi
Sebelum tahun 2015, wabah virus Zika terjadi di wilayah Afrika, Asia Tenggara, dan
Kepulauan Pasifik. Pada bulan Mei 2015, Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO)
mengeluarkan peringatan mengenai infeksi virus Zika pertama dikonfirmasi di Brasil. Saat
ini, wabah terjadi di banyak negara. Virus Zika akan terus menyebar dan akan sulit untuk
menentukan bagaimana dan di mana virus akan menyebar dari waktu ke waktu.

4
Gambar 2.1 Epidemiologi kasus virus Zika di Amerika tahun 2015-2016
Penyebaran virus Zika tidak hanya dalam wilayah di satu negara melainkan lintas
negara. Negara yang diberi status Kejadian Luar Biasa (KLB) Zika adalah Brazil, Cape
Verde, Colombia, El Savador, Honduras, Martinique, Panama, dan Suriname. Sedangkan
negara berstatus transmisi aktif, antara lain Barbados, Bolivia, The Dominican Republic,
Ecuador, Fiji, French Guiana, Guadalope, Guatemala, Guyana, Haiti, Mexico, New
Caledonia, Nicaragua, Paraguay, Puerto Riko, Saint Martin, Samoa, Tonga, Thailand, US
Virgin Island, dan Venezuela.
Penyebaran virus Zika juga perlu diwaspadai di Indonesia mengingat Indonesia
merupakan wilayah tropis dan endemis DBD tiap tahunnya. Hingga kini, Lembaga Eijkman
mencatat ada lima kasus Virus Zika di Indonesia, yaitu: 1. Tahun 1981 dilaporkan ada satu
pasien di Rumah Sakit Tegalyoso Klaten; 2. Tahun 1983 dilaporkan ada enam dari 71 sampel
di Lombok NTB; 3. Tahun 2013 dilaporkan ada seorang turis perempuan dari Australia
positif terinfeksi virus Zika setelah sembilan hari tinggal di Jakarta; 4. Tahun 2015 dilaporkan
ada seorang turis dari Australia terinfeksi virus Zika setelah digigit monyet di Bali; dan 5.
Tahun 2015-2016 Lembaga Eijkman melaporkan seorang pasien di Provinsi Jambi positif
terinfeksi virus Zika. Pemeriksaan ini diawali dengan tingginya kasus penyakit DBD di Jambi

5
sehingga dilakukan pemeriksaan terhadap 103 sampel darah pasien DBD pada salah satu
rumah sakit swasta di Jambi.

Etiologi
Virus Zika pertama kali ditemukan pada tubuh monyet resus di Hutan Zika, Uganda
pada tahun 1947 dan pada tahun 1952 ditemukan pada tubuh manusia. Virus Zika merupakan
spesies virus dari familia flaviviridae genus flavivirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes
aegypti yang juga dikenal sebagai vektor DBD dan Chikungunya. Nyamuk tersebut hidup di
genangan air bersih di wilayah tropis pada saat pergantian musim hujan dari musim kemarau.
Kedua nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus telah terlibat dalam wabah besar virus
Zika. Ae. aegypti terbatas pada daerah tropis dan sub-tropis, sedangkan Ae. albopictus dapat
ditemukan di daerah tropis, sub-tropis dan temperate. Ae. albopictus telah menyebar dari Asia
dan menetap di daerah Pasifik Selatan, Afrika, Eropa dan Amerika dalam beberapa dekade
terakhir. Di Pasifik Selatan, Ae. hensilli terlibat dalam penyebaran virus Zika di Pulau Yap
pada tahun 2007, sementara Ae. polynesiensis diduga menyebarkan virus Zika di Polinesia
Perancis pada tahun 2013. Tak satu pun dari spesies endemik ini telah diakui sebagai vektor
virus Zika sebelumnya, yang menunjukkan bahwa penyakit ini muncul menyebar ke negara-
negara yang sebelumnya tidak terpengaruh, ada potensi untuk spesies Aedes endemik lainnya
berperan dalam transmisi.

Penularan
Virus zika dapat ditularkan melalui beberapa cara, antara lain:
1. Melalui gigitan nyamuk
Virus Zika ditularkan kepada manusia terutama melalui gigitan nyamuk Aedes (A.
aegypti dan A. albopictus) yang terinfeksi. Ini adalah nyamuk yang sama yang menyebarkan
virus dengue dan chikungunya. Nyamuk ini biasanya bertelur di tempat genangan air seperti
ember, mangkuk, piring hewan, pot bunga dan vas. Nyamuk yang menyebarkan
chikungunya, demam berdarah, dan Zika lebih agresif menggigit di siang hari, namun mereka
juga bisa menggigit di malam hari. Nyamuk menjadi terinfeksi ketika mereka menggigit
seseorang yang sudah terinfeksi virus. Nyamuk yang terinfeksi tersebut lalu menggigit orang
yang belum terinfeksi virus zika sehingga menyebarkan virus Zika ke orang tersebut.
2. Ibu hamil ke janin
 Seorang ibu yang sudah terinfeksi virus Zika dalam waktu yang dekat dengan persalinan
dapat menularkan virus ke bayinya saat persalinan, tetapi ini jarang terjadi.
6
 Seorang ibu bisa menularkan virus Zika ke janinnya selama kehamilan (masih dilakukan
penelitian bagaimana Zika mempengaruhi kehamilan)
 Sampai saat ini, belum ada laporan dari bayi mendapatkan virus Zika melalui menyusui.
Karena manfaat dari menyusui, ibu dianjurkan untuk menyusui bahkan di daerah di mana
virus Zika ditemukan.
3. Melalui transfuse darah yang terinfeksi atau kontak seksual
Penularan melalui hubungan seksual dicurigai sebagai penyebar virus Zika di negara
nontropis yang tidak terdapat populasi nyamuk Aedes aegypti. Di Texas Amerika Serikat
dilaporkan penularan Zika pada satu orang melalui hubungan seksual dengan penderita Zika
yang baru kembali dari Venezuela. Virus terdeteksi di cairan sperma setelah virus tidak lagi
terdeteksi dalam darahnya.

Manifestasi Klinis
Masa inkubasi ( waktu dari paparan gejala ) penyakit virus Zika tidak jelas, tetapi
mungkin beberapa hari. Gejala yang mirip dengan infeksi arbovirus lainnya seperti demam
berdarah.
 Demam ringan ( kurang dari 38,5 ° C )
 Ruam makulopapular
 Konjungtivitis dan sakit dibelakang mata
 Nyeri otot dan nyeri sendi dengan kemungkinan pembengkakan (terutama sendi kecil
tangan dan kaki )
 Malaise
 Sakit kepala
Gejala-gejala ini biasanya ringan dan berlangsung selama 2-7 hari. Infeksi virus Zika
dapat menyebabkan ruam yang bisa membingungkan dengan penyakit virus lain seperti
campak, rubella, chikungunya dan demam berdarah.
Malformasi sistem saraf pusat seperti microcephaly pada janin dan bayi baru lahir dari
ibu yang mungkin terkena virus Zika selama kehamilan telah diketahui selama wabah
penyakit Zika baru-baru ini (Polinesia, Perancis dan Brazil). Selain itu sindrom Guillain
Barre dilaporkan meningkat di beberapa negara di Amerika dan Perancis Polinesia bertepatan
dengan wabah virus Zika.

Pemeriksaan Penunjang

7
 Tes laboratorium untuk spesimen akut
Selama 7 hari pertama, RNA virus sering dapat diidentifikasi dalam serum, dan RT-
PCR adalah tes pilihan untuk virus Zika, chikungunya, dan demam berdarah. Karena viremia
menurun dari waktu ke waktu, RT – PCR negative yang ditemukan pada hari ke 5-7 setelah
onset gejala tidak menyingkirkan kemungkinan infeksi flavivirus, namun tidak diperlukan uji
serologi.
Antibodi spesifik IgM virus dapat terdeteksi di hari ke-4 atau lebih setelah onset
penyakit. Namun, serum yang dikumpulkan pada hari ke-7 dari onset sakit mungkin tetap
tidak dapat mendeteksi antibodi spesifik IgM virus. Antibodi IgM terhadap virus Zika, virus
dengue, dan flaviviruses lainnya memiliki reaktivitas silang kuat yang dapat menghasilkan
hasil positif palsu dalam tes serologi.
 Tes laboratorium untuk spesimen pada fase konvalesens
Antibodi IgM biasanya bertahan selama kurang lebih 2-12 minggu . Pada pasien
dengan sindrom klinis yang kompatibel, serum dikumpulkan sejak 4 hari setelah onset
penyakit, IgM spesifik virus Zika,, chikungunya , dan demam berdarah yang positif
dikonfirmasi kembali dengan uji netralisir antibodi.
Karena reaktivitas silang serologi antara flaviviruses, antibody IgM tidak dapat
membedakan antara Zika dan infeksi virus dengue dengan baik. Maka, hasil IgM positif
dalam tes IgM ELISA dengue dan Zika harus dipertimbangkan sebagai indikasi adanya
infeksi flavivirus. Plaque-Reduction Neutralization test (PRNT) dapat dilakukan untuk
mengukur antibodi virus spesifik dan dapat menentukan penyebab infeksi flavivirus. Pada
pasien yang sudah terkena yellow fever atau mendapat vaksinasi Japanese Encephalitis atau
terkena infeksi flavivirus lain, reaksi antibodi silang pada IgM dan pada tes antibodi yang
dinetralkan dapat menyulitkan identifikasi flavivirus yang menyebabkan penyakit saat ini.
Tes serologis untuk infeksi virus Zika dapat dilakukan pada spesimen serum dari
wanita hamil tanpa gejala. Interpretasi tes serologi sangat kompleks; Hasil IgM yang positif
dapat sulit untuk diinterpretasikan karena reaktivitas silang dapat terjadi dengan flaviviruses
terkait. PRNT mungkin dapat membedakan antara reaksi silang antibody pada infeksi
flavivirus primer. Selain itu , hasil IgM Zika negatif yang didapat pada 2 sampai 12 minggu
setelah melakukan perjalanan menunjukan tidak adanya infeksi. Berdasarkan pengalaman
dengan flavivirus yang lain, diduga antibodi akan muncul minimal 2 minggu setelah terpapar
virus dan bertahan selama kurang lebih 12 minggu. Informasi tentang kinerja tes serologi
pada individu asimtomatik sangat terbatas.

8
Seperti halnya tes diagnostik, hasil sementara IgM Zika negative atau RT - PCR yang
negative dapat menunjukan infeksi tidak terjadi, namun IgM Zika negatif atau RT - PCR tes
negatif tidak mengesampingkan infeksi terhadap virus Zika.

Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan antivirus spesifik yang tersedia untuk penyakit virus Zika.
Pengobatan umumnya merupakan obat-obatan simptomatik mencakup istirahat, cairan, dan
penggunaan analgesik dan antipiretik. Karena distribusi geografis yang sama, pasien yang
dicurigai memiliki infeksi virus Zika juga harus dievaluasi dan dikelola untuk kemungkinan
dengue atau infeksi virus chikungunya. Aspirin dan non steroid anti inflammatory (NSAIDs )
harus dihindari sampai infeksi dengue dapat dikesampingkan untuk mengurangi risiko
perdarahan. Orang yang terinfeksi Zika , chikungunya, atau virus dengue harus dilindungi
dari paparan nyamuk lebih lanjut selama beberapa hari pertama sakit untuk mencegah
nyamuk lainnya terinfeksi dan mengurangi risiko penularan lokal. Tidak ada vaksin untuk
mencegah atau obat khusus untuk mengobati infeksi Zika.

Mikrosefali adalah kondisi seumur hidup . Tidak ada pengobatan standar untuk
mikrosefali. Bayi dengan mikrosefali ringan sering tidak mengalami masalah lain selain
ukuran kepala kecil . Bayi-bayi ini akan membutuhkan check-up rutin untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan mereka . Untuk mikrosefali yang lebih parah , bayi akan
membutuhkan perawatan dan pengobatan berfokus pada pengelolaan masalah kesehatan
lainnya mereka. Layanan perkembangan awal kehidupan akan sering membantu bayi dengan
mikrosefali untuk meningkatkan dan memaksimalkan kemampuan fisik dan intelektual
mereka.

9
Gambar 2.2 Gambaran perbedaan kepala bayi normal – mikrosefali – mikrosefali berat

Pencegahan
Nyamuk dan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk menimbulkan faktor risiko
yang signifikan untuk infeksi virus Zika. Pencegahan dan pengendalian penyebaran virus
Zika salah satunya dengan mengurangi nyamuk melalui pengurangan sumber nyamuk
(penghapusan dan modifikasi tempat perkembangbiakan) dan mengurangi kontak antara
nyamuk dan manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan obat nyamuk secara
teratur, mengenakan pakaian (sebaiknya berwarna terang) yang menutupi seluruh tubuh,
menggunakan saringan nyamuk untuk pintu dan jendela, perlindungan pribadi tambahan,
seperti tidur di bawah kelambu di siang hari. Hal lain yang juga penting adalah
membersihkan dan menutup wadah penampung air, seperti ember, drum, atau tempat
perkembangbiakan nyamuk lainnya harus termasuk pot bunga, ban bekas dan talang atap.
Masyarakat harus mendukung upaya pemerintah daerah untuk mengurangi kepadatan
nyamuk di wilayah mereka.

10
Lotion anti nyamuk harus mengandung DEET (N, N-dietil-3-methylbenzamide),
IR3535 (3- [N-asetil-N-butil] acid -aminopropionic etil ester) atau icaridin (1-
piperidinecarboxylic asam, 2- (2-hidroksietil) -1-methylpropylester). petunjuk label produk
harus diikuti secara ketat. Perhatian khusus dan bantuan harus diberikan kepada mereka yang
mungkin tidak dapat melindungi diri mereka sendiri secara memadai, seperti anak-anak,
orang yang sakit atau orangtua. Selama wabah, otoritas kesehatan mungkin menyarankan
bahwa penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan. Insektisida yang direkomendasikan
oleh WHO juga dapat digunakan sebagai larvasida untuk mengobati wadah air yang relatif
besar. Wisatawan harus mengambil tindakan pencegahan dasar yang dijelaskan di atas untuk
melindungi diri dari gigitan nyamuk.

Penanganan di Puskesmas
Pertolongan pada penderita yang dapat dilakukan meliputi: a) Beri penderita minum banyak-
banyak (air masak, susu, teh, atau minuman lain), b) Beri penderita obat penurun panas
dan/atau kompres dengan es, dan c) Penderita dengan gejala pre-shock harus dirawat (di
rumah sakit/Puskesmas).
 Tirah baring selama masih demam
 Obat antipiretik atau kompres panas hangat.
 Untuk menurunkan suhu dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal/salisilat tidak
dianjurkan oleh karena dapat menyebabkan gastritis, perdarahan atau asidosis.
 Diajurkan pemberian cairan elektrolit (mencegah dehidrasi sebagai akibat demam,
anoreksia dan muntah) per oral, jus buah, sirup, susu. Disamping air putih, dianjurkan
diberikan selama 2 hari.
 Pasien harus diawasi ketat terhadap kejadian syok. Periode kritis adalah pada saat
suhu turun pada umumnya hari ke-3 -5 fase demam.
 Jenis cairan kristaloid : larutan ringer laktat ( RL), larutan ringer asetat (RA), larutan
garam faali (GF), detroksa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL), detroksa 5%
dalam larutan ringer asetat (D5/RA).
(catatan : untukresusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RA tidak boleh larutan yang
mengandung dekstran)

B. Avian Influenza in Humans (Flu Burung)


Definisi

11
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Flu Burung
adalah penyakit influenza pada unggas, baik burung, bebek, ayam, serta beberapa binatang
yang lain seperti babi.
Virus influenza merupakan virus RNA yang termasuk dalam family Orthomyxoviridae.
Asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen gen yang mengkode sekitar 11
jenis protein. Virus influenza mempunyai selubung yang terdiri dari kompleks protein dan
karbohidrat. Virus ini mempunyai spikes (tonjolan) yang digunakan untuk menempel pada
reseptor yang spesifik pada sel-sel hospesnya pada saat menginfeksi sel. Terdapat dua jenis
spikes yaitu yang mengandung hemaglutinin dan neuraminidase yang terletak di bagian luar
virion. Virus influenza mempunyai 4 jenis antigen yang terdiri dari protein nukleokapsid,
hemaglutinin, neuraminidase, dan protein matriks.

Klasifikasi
Berdasarkan jenis antigen nukleokapsid dan matriks protein virus influenza digolongkan
menjadi virus influenza A, B dan C.
- Virus influenza A sngat penting dalam bidang kesehatan karena sangat pathogen baik
bagi manusia ataupun hewan yang menyebabkan angka kematian dan kesakitan
meningkat diseluruh dunia. Virus ini sering menimbulkan pandemic karena mudahnya
bermutasi baik berupa antigenic drift ataupun antigenic shift sehingga membentuk
varian baru yang lebih pathogen.
- Virus influenza B adalah jenis virus yang hanya menyerang manusia dan jarang sekali
atau tidak menyebabkan wabah pandemic.
- Virus influenza C bisa menyebabkan infeksi pada manusia dan binatang,dan sama
jarang sekali atau tidak menyebabkan wabah pandemic.
Penularan atau transmisi dari virus influenza secara umum dapat terjadi melalui inhalasi,
kontak langsung ataupun kontak tidak langsung. Kekhawatiran yang muncul dikalangan ahli
genetika antara virus influenza burung dengan virus influenza manusia terjadi rekombinasi
genetic, sehingga dapat menular antara manusia. Ada dua kemungkinan yang dapat
menghasilkan subtype baru dari H5N1 yang dapat menular antara manusia ke manusia
adalah:
- Virus dapat menginfeksi manusia dan mengalami mutasi sehingga virus tersebut dapat
beradaptasi untuk mengenali linkage RNA pada manusia atau virus burung tersebut

12
mendapatkan gen dari virus influenza manusia sehingga dapat bereplikasi secara efektif
didalam el manusia.
- Jenis virus, baik avian ataupun vrus influenza tersebut dapat secara bersamaan
menginfeksi manusia sehingga terjadi ‘mix’ atau rekombinasi genetic, sehingga
menghasilkan strain virus baru yang sangat virulen bagi manusia.

Epidemiologi
Virus Flu Burung (H5N1) pertama kali dapat menginfeksi manusia pada tahun 1997
di Hongkong yang menyebabkan 18 orang sakit dan 6 orang diantaranya meninggal. Di
antara 2003 dan 2004 virus ini menyebabkan outbreak (wabah) pada unggas dimana dalam
upaya pencegahannya sekitar 100 juta unggas mati baik dimusnahkan atau mati karena virus
ini.
Di Indonesia, flu burung telah menyerang peternakan unggas pada pertengahan
Agustus 2003. Sampai awal 2007 menurut Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan
Departemen Pertanian tercatat 30 provinsi mencakup 233 kabupaten/kota yang dinyatakan
tertular flu burung pada unggas.
Pada manusia pertama kali terjadi pada bulan Juni 2005 dimana virus flu
burung/H5N1 telah menyerang tiga orang dalam satu keluarga dan mengakibatkan kematian
ketiganya. Sejak saat itu jumlah penderita flu burung terus bertambah, sampai Maret 2007
jumlah penderita flu burung yang terkonfirmasi sebanyak 89 orang dan 68 orang diantaranya
meninggal (berarti Case Fatality Rate nya sekitar 76,4%). Hal ini bisa disebabkan sifat
karakteristik virus yang sangat ganas, keterlambatan dalam deteksi dini (belum adanya kit
diagnosa cepat yang mempunyai sensitivitas dan spesifisitas tinggi), keterlambatan rujukan
ke rumah sakit dan satu-satunya obat yang tersedia adalah oseltamivir yang harus diberikan
dalam 48 jam pertama sejak timbul gejala.

Patogenesis
Mutasi genetik virus Avian influenza sering kali terjadi sesuai dengan kondisi dan
lingkungan replikasinya. Mutasi gen ini tidak saja untuk mempertahankan diri tetapi juga
dapat meningkatkan sifat patogenisitasnya. Penelitian terhadap virus H5N1 yang diisolasi
dari pasien yang terinfeksi, menunjukan bahwa mutasi genetic pada posisi 627 dari gen PB2
yang mengkod ekspresi polymerase basic protein telah menghasilkan highly cleavable
hemaglutinin glycoprotein yang merupakan factor virulensi yang dapat meningkatkan
aktivitas replikasi virus H5N1 dalam sel hospesnya. Infeksi viru H5N1 dimulai ketika virus
13
memasuki sel hospes setelah terjadi penempelan spikes virion dengan reseptor spesifik yang
ada di permukaan sel hospesnya. Virion akan menyusup ke sitoplasma sel dan akan
mengintegrasikan materi genetiknya didalam inti sel hospesnya, dan dengan menggunakan
mesin genetic dari sel hospesnya, virus dapat bereplikasi membentuk virion-virion baru, dan
virion ini dapat menginfeksi kembali sel-sel di sekitarnya. Dari beberapa hasil pemeriksaan
terhadap specimen klinik yang diambil dari penderita ternyata avian influenza H5N1 dapat
bereplikasi di dalam sel nasofaring dan didalam sel gastrointestinal. Virus H5N1 ini juga
dapat ditemukan di dalam darah, cairan cerebrospinal dan tinja pasien (WHO, 2005). Fase
penempelan (attachment) adalah fase yang paling menentukan apakah virus bisa masuk atau
tidak kedalam sel hospesnya untuk melanjutkan replikasinya.

Gejala Klinik
Masa inkubasi virus H5N1 yaitu sekitar 2-4 hari setelah terinfeksi, namun berdasarkan
hasil laporan belakangan ini masa inkubasinya bsa mencapai antara 4-8 hari. Sebagian pasien
memperlihatkan gejala awal berupa demam tinggi (>380 C) dan gejala flu serta kelainan
saluran nafas. Gejala lain yang dapat timbul adalah diare, muntah, sakit perut, sakit pada
dada, hipotensi, dan juga dapat terjadi perdarahan dari hidung dan gusi. Gejala sesak nafas
mulai muncul setelah 1minggu berikutnya. Gejala klinik dapat memburuk dengan cepat yang
biasanya ditandai denganpneumonia berat, dyspnea, tachypnea, gambaran radiograpgy yang
abnormal seperti diffuse, multifocal, patchy infiltrate, interstisial infiltrate, dan kelainan
segmental atau lobular. Gambaran lain yang juga sering dijumpai berdasarkan hasil
laboratorium adalah leucopenia,, lymphopenia, trombositopenia, peningkatan
aminotransferase, hyperglycemia, dan peningkatan kreatinin.

14
Diagnosis Laboratorium
Penderita yang terinfeksi H5N1 pada umumnya dilakukan pemeriksaan specimen
klinik berupa swab tenggorokan dan cairan nasal. Untuk uji konfirmasi terhadap virus H5N1
harus dilakukan pemeriksaan dengan cara :
a. Mengisolasi virus.
b. Deteksi genom H5N1 dengan metode polymerase Chain Reaction menggunakan
sepasang primer spesifik.
c. Tes imunofluoresensi terhadap antigen menggunakan monoclonal menggunakan
antibody terhadap H5N1.
d. Pemeriksaan adanya peningkatan titer antibody terhadap H5N1.
e. Pemeriksaan dengan metode western blotting terhadap H5 spesifik. Untuk diagnosis
pasti, salah satu atau beberapa dari uji konfirmasi tersebut diatas harus dinyatakan
positif.

Terapi dan Manajemen


Terdapat 4 jenis obat antiviral untuk pengobatan ataupun pencegahan terhadap
influenza, yaitu amantadine, rimantadine, zanamivir, dan oseltamivir (tamiflu). Mekanisme
kerja amantadine dan rimantadine adalah menghambat replikasi virus. Namun demikian obat
ini sudah tidak mempan lagi untuk membunuh virus H5N1 yang saat ini beredar luas. Kedua
obat ini hanya efektif untuk influenza tipe A. Sedangkan zanamivir dan oseltamivir
merupakan inhibitor neuraminidase. Diketahui bahwa neuraminidase ini diperlukan oleh
virus H5N1 untuk lepas dari sel hospes pada fase budding sehingga membentuk virion yang
infektif. Bila neuraminidase ini dihambat oleh oseltamifir atau zanamivir, maka replikasi
virus tersebut dapat dihentikan. Zanamivir dan oseltamivir ini efektif untuk influenza tipe A
dan B, dan kedua obat ini sedikit menimbulkan toksisitas.

Penanganan di Puskesmas
 Penderita dirawat di ruang isolasi selama 7 hari (masa penularan) karena ditakutkan
adanya transmisi melalui udara.
 Oksigenasi, jika terdapat sesak napas dan cenderung ke arah gagal napas dengan
mempertahankan saturasi O2 > 90 %
 Hidrasi, yaitu pemberian cairan parenteral (infus), atau minum yang banyak.

15
 Terapi simptomatis untuk gejala flu, seperti analgetika/antipiretika, dekongestan,
antitusif.
 Oseltamivir (obat penghambat neuraminidase) diberikan untuk anak 15–23 kg adalah
45 mg 2 kali sehari; berat badan >23–40 kg adalah 60 mg 2 kali sehari; dan berat
badan >40 kg adalah 75 mg 2 kali sehari. Dosis untuk penderita berusia > 13 tahun
adalah 75 mg 2 kali sehari. Harus diberikan dalam waktu 36 jam setelah onset
influenza. Pemberian dilakukan selama 5 hari.

Daftar Pustaka

16
1. European Centre for Disease Prevention and Control. Rapid risk assessment: Zika
virus infection outbreak, Brazil and the Pacific region. Stockholm: ECDC; 2015.
2. World Health Organization. Zika virus [Internet]. 2016. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/zika/en/
3. Cdc.gov. Areas with Zika | Zika virus | CDC [Internet]. 2016. Available from:
http://www.cdc.gov/zika/geo/index.html
4. Yuningsih R. MEWASPADAI ANCAMAN VIRUS ZIKA DI INDONESIA
[Internet]. 1st ed. Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI; 2016]. Available
from: http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-VIII-3-I-
P3DI-Februari-2016-82.pdf
5. Mayer, J. D. 2000. Geography, Ecology and Emerging Infectious Diseases. Social
Science and Medicine
6. Katz JM, Lim W, Bridges CB, et al. Antibody response in individuals infected with
avian influenza A (H5N1) viruses and detection of anti-H5 antibody among
household and social contacts. J Infect Dis 1999; 180: 1763-70. Abstract:
http://amedeo.com/lit.php?id=10558929

17

Anda mungkin juga menyukai