1. NAPZA
LATBEL
Permasalahan yang menjadi kesenjangan adalah masih ditemukan anak-anak kelas 4,5,6 SD
sampai SMP sudah kecanduan rokok dan minum keras. Puskesmas Jekulo sampai dengan
bulan Juni 2019 didapatkan remaja merokok dibawah 19 tahun. Remaja perokok hampir
ditemukan anak remaja usia 19 tahun yang merokok di setiap desa di wilayah Puskesmas
Jekulo dengan jumlah total 18 orang anak usia 10-15 tahun dan 11 orang anak usia 16-18
tahun.
Intervensi yang dilakukan adalah dilakukan penyuluhan kepada anak kelas 6 SD mengenai
pengetahuan tentang napza serta dampak buruknya bagi kesehatan fisik dan mental anak
menggunakan ppt serta video yang menarik. Kemudian dilakukan juga penjaringan anak-
anak yang bermasalah karena terpapar merokok dan miras untuk selanjutnya ditindaklanjuti
dengan memberikan konseling kepada anak dan orangtua yang bersangkutan atau oleh
dokter.
Target : 24 anak
PELAKSANAAN
Tempat : SD 4 Klaling
4. Penutup
MONEV
1. Penyuluhan Napza Puskesmas Jekulo bulan Juni 2019 telah berjalan dengan lancar.
2. Peserta sangat antusias dalam sesi tanya jawab diskusi saat penyuluhan
3. Waktu pelaksanaan sesuai rencana, tidak terlambat.
4. Target 17 dari 24 anak, belum sesuai rencana.
5. Sasaran penyuluhan sesuai, yaitu anak kelas 6 SD, walaupun dimasukkan beberapa
anak kelas 5 SD karena kekurangan target.
6. Dari hasil tanya jawab, masih ditemukan 2 anak yang sudah menjadi perokok sejak
kelas 4 SD dan minum miras dengan teman sebayanya. Dalam 1 minggu bisa 3-4
wadah rokok. dilakukan penelusuran mengenai identitas anak dan orangtua untuk
dilakukan konseling.
2. Komposter
LATBEL
Sampah organik ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup seperti dedaunan dan
sampah dapur yang sifatnya mudah terurai secara alami dengan bantuan
mikroorganisme.Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan kompos seperti
bahan baku, suhu, nitrogen dan kelembapan bahan sampah organik yang berasal dari sisa
sayuran dapur lebih cepat terurai dan tidak berbau. Kandungan C/N bahan dengan C/N tanah
harus seimbang. Selain itu kestabilan suhu harus dijaga, suhu ideal ( 40-50 ºC). Sementara
nitrogen dibutuhkan oleh bakteri pengahancur untuk tumbuh dan berkembang biak.
Kelembapan dalam timbunan kompos harus diperhatikan dan dijaga keseimbangannya.
Kelembapan yang tinggi menyebabkan volume udara menjadi berkurang.
Sampah merupakan salah satu bentuk konsekuensi aktivitas manusia yang volumenya
akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Setiap saat sampah terus bertambah tanpa
mengenal hari libur karena manusia secara terus-menerus akan memproduksi sampah.
Dalam hal ini alam memiliki andil besar dalam pengolahan sampah secara
otomatis terutama sampah organik. Akan tetapi kerja keras alam dalam pengolahan sampah
secara natural sangat tidak berimbang dibanding berjuta ton volume sampah yang diproduksi.
Selain itu sampah tidak selalu harus dibuang karena dengan sedikit kreatifitas dan kerja keras
manusia, sampah yang tidak layak pakai dapat berubah menjadi barang kaya manfaat.
Beragam jenis sampah, terutama sampah organik dapat dengan mudah dan sederhana
diaplikasikan menjadi bahan olahan.
Pengolahan sampah organik dapat dimulai dari skala rumah tangga, hasil kotoran
sampah rumah tangga dapat diolah menjadi kompos. Dengan adanya pengolahan sampah
rumah tangga tentunya akan meningkatkan kesehatan baik di rumah maupun lingkungan
sekitarnya.
PERMASALAHAN
Penyuluahan mengenai sampah dan jenis-jenis serta cara penguraiannya dilanjutkan demo
membuat komposter (Pupuk Kompos yang berbentuk cair )
Target : 24 anak
PELAKSANAAN
Tempat : SD 4 Klaling
4. Penutup
MONEV
Penyuluhan berjalan lancar, namun ada beberapa sedikit kekurangan yaitu sasaran. Sasaran
anak kelas 6 SD kurang tepat, sehingga banyak yang tidak tertarik dan memperhatikan.
Sebaiknya penyuluhan dan demo dilakukan ke ibu rumha tangga.