Anda di halaman 1dari 4

F5 dan Kesling

Penyuluhan Napza dan Komposter

1. NAPZA

LATBEL

Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya)


bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara
berkembang. Data dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) menyebutkan
bahwa dari tahun ke tahun terjadi peningkatan penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang
di dunia. Data World Drug Report (2016) tahun 20012-2014 diperoleh angka pengguna
narkoba di dunia mencapai 247 juta jiwa atau meningkat 5,2% dari tahun sebelumnya.
Data SDKI tahun 2012 menunjukan bahwa 28% remaja perempuan dan 24%
remajalaki-laki meminum minuman beralkohol pada usia sebelum 15 tahun, sekitar
2,8%remaja 15-19 tahun terlibat penyalahgunaan NAPZA
Dampak penyalahgunaan NAPZA tidak hanya berakibat bagi penyalahgunanya yang
menyebabkan gangguan fisik dan mental hingga berakibat kematian, namun juga berdampak
pada tatanan sosial keluarga dan masyarakat sampai tindak kriminal. Masalah NAPZA
merupakan permasalahan yang amat penting dan perlu penanganan khusus semenjak dini.
Sebagai langkah awal dilakukan pencegahan sebelum seseorang terlibat penyalahgunaan
NAPZA, namun apabila seseorang sudah terlibat dilakukan pencegahan sekunder (terapi
pengobatan) dan pencegahan tersier (rehabilitasi). Rehabilitasi adalah proses pemulihan pada
ketergantungan penyalahguna narkotika (pecandu) secara komprehensif meliputi aspek
biopsikososial dan spiritual sehingga memerlukan waktu yang lama, kemauan keras,
kesabaran, konsistensi dan pembelajaran terus menerus. Tujuan rehabilitasi ialah memulihkan
kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran, serta tanggung jawab terhadap masa depan
diri, keluarga, maupun masyarakat atau lingkungan sosialnya. Pasien mendapatkan pelayanan
rehabilitasi yaitu rehabilitasi: medis, vocational (karya), sosial, psikologis.
Perilaku menyimpang dengan penggunaan NAPZA terus meningkat karena
kurangnya edukasi tentang kesehatan dan bahaya yang ada. Jual-beli rokok yang dapat
ditemukan di mana saja, menyebabkan anak usia sekolah bahkan SD, sudah
mengkonsumsinya. Semakin meningkatnya angka penggunaan NAPZA di kabupaten Kudus,
maka Puskesmas Jekulo memerlukan tindakan konsisten dalam hal pencegahan awal
sehingga masyarakat khususnya remaja mampu membentengi pribadi mereka sendiri
sehingga menurunkan angka penggunaan NAPZA.
PERMASALAHAN

Permasalahan yang menjadi kesenjangan adalah masih ditemukan anak-anak kelas 4,5,6 SD
sampai SMP sudah kecanduan rokok dan minum keras. Puskesmas Jekulo sampai dengan
bulan Juni 2019 didapatkan remaja merokok dibawah 19 tahun. Remaja perokok hampir
ditemukan anak remaja usia 19 tahun yang merokok di setiap desa di wilayah Puskesmas
Jekulo dengan jumlah total 18 orang anak usia 10-15 tahun dan 11 orang anak usia 16-18
tahun.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Intervensi yang dilakukan adalah dilakukan penyuluhan kepada anak kelas 6 SD mengenai
pengetahuan tentang napza serta dampak buruknya bagi kesehatan fisik dan mental anak
menggunakan ppt serta video yang menarik. Kemudian dilakukan juga penjaringan anak-
anak yang bermasalah karena terpapar merokok dan miras untuk selanjutnya ditindaklanjuti
dengan memberikan konseling kepada anak dan orangtua yang bersangkutan atau oleh
dokter.

Sasaran : semua anak kelas 6 SD SD 4 Klaling

Target : 24 anak

PELAKSANAAN

Tanggal : 28 Agustus 2019

Tempat : SD 4 Klaling

Waktu : 08.00 – 10.00 WIB

Susunan Acara : 1. Pembukaan

2. Penyuluhan mengenai apa itu Napza, dan dampak buruknya

3. Tanya jawab dan konseling

4. Penutup

MONEV

1. Penyuluhan Napza Puskesmas Jekulo bulan Juni 2019 telah berjalan dengan lancar.
2. Peserta sangat antusias dalam sesi tanya jawab diskusi saat penyuluhan
3. Waktu pelaksanaan sesuai rencana, tidak terlambat.
4. Target 17 dari 24 anak, belum sesuai rencana.
5. Sasaran penyuluhan sesuai, yaitu anak kelas 6 SD, walaupun dimasukkan beberapa
anak kelas 5 SD karena kekurangan target.
6. Dari hasil tanya jawab, masih ditemukan 2 anak yang sudah menjadi perokok sejak
kelas 4 SD dan minum miras dengan teman sebayanya. Dalam 1 minggu bisa 3-4
wadah rokok.  dilakukan penelusuran mengenai identitas anak dan orangtua untuk
dilakukan konseling.

2. Komposter

LATBEL

Sampah organik ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup seperti dedaunan dan
sampah dapur yang sifatnya mudah terurai secara alami dengan bantuan
mikroorganisme.Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan kompos seperti
bahan baku, suhu, nitrogen dan kelembapan bahan sampah organik yang berasal dari sisa
sayuran dapur lebih cepat terurai dan tidak berbau. Kandungan C/N bahan dengan C/N tanah
harus seimbang. Selain itu kestabilan suhu harus dijaga, suhu ideal ( 40-50 ºC). Sementara
nitrogen dibutuhkan oleh bakteri pengahancur untuk tumbuh dan berkembang biak.
Kelembapan dalam timbunan kompos harus diperhatikan dan dijaga keseimbangannya.
Kelembapan yang tinggi menyebabkan volume udara menjadi berkurang.

Sampah merupakan salah satu bentuk konsekuensi aktivitas manusia yang volumenya
akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Setiap saat sampah terus bertambah tanpa
mengenal hari libur karena manusia secara terus-menerus akan memproduksi sampah.

Sampah selalu menjadi momok menakutkan akibat dampak negatif yang


ditimbulkan. Selain menurunkan higienitas dan kualitas lingkungan, keberadaan sampah
senantiasa menimbulkan problematika sosial yang cukup pelik diberbagai pihak.

Dalam hal ini alam memiliki andil besar dalam pengolahan sampah secara
otomatis terutama sampah organik. Akan tetapi kerja keras alam dalam pengolahan sampah
secara natural sangat tidak berimbang dibanding berjuta ton volume sampah yang diproduksi.
Selain itu sampah tidak selalu harus dibuang karena dengan sedikit kreatifitas dan kerja keras
manusia, sampah yang tidak layak pakai dapat berubah menjadi barang kaya manfaat.
Beragam jenis sampah, terutama sampah organik dapat dengan mudah dan sederhana
diaplikasikan menjadi bahan olahan.

Pengolahan sampah organik dapat dimulai dari skala rumah tangga, hasil kotoran
sampah rumah tangga dapat diolah menjadi kompos. Dengan adanya pengolahan sampah
rumah tangga tentunya akan meningkatkan kesehatan baik di rumah maupun lingkungan
sekitarnya.

PERMASALAHAN

Permasalahan yang menjadi kesenjangan adalah masih ditemukan banyak sampah


organik rumah tangga yang tidak dapat dikelola dengan baik, dan mengotori
lingkungan warga, seperti sisa sayur dan buah, daun-daun, bahan makanan yang
sudah tidak bisa dikonsumsi. Yang dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti
Diare. Jumlah kasus diare yang ditemukan dan ditangani sebanyak 716 penderita
tahun 2018.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Penyuluahan mengenai sampah dan jenis-jenis serta cara penguraiannya dilanjutkan demo
membuat komposter (Pupuk Kompos yang berbentuk cair )

Sasaran : semua anak kelas 6 SD SD 4 Klaling

Target : 24 anak

PELAKSANAAN

Tanggal : 29 Agustus 2019

Tempat : SD 4 Klaling

Waktu : 08.00 – 10.00 WIB

Susunan Acara : 1. Pembukaan

2. Penyuluhan mengenai sampah

3. Demo pembuatan pupuk komposter

4. Penutup

MONEV

Penyuluhan berjalan lancar, namun ada beberapa sedikit kekurangan yaitu sasaran. Sasaran
anak kelas 6 SD kurang tepat, sehingga banyak yang tidak tertarik dan memperhatikan.
Sebaiknya penyuluhan dan demo dilakukan ke ibu rumha tangga.

Anda mungkin juga menyukai