Anda di halaman 1dari 5

BAB V

PEMBAHASAN

Kegiatan praktik belajar lapangan dilaksanakan oleh Mahasiswa/i Program Profesi


Ners Stikes Citra Delima Bangka Belitung dari 30 Mei – 06 Juli 2022 di Dusun 1 Desa
Cengkong Abang Kecamatan Mendo Barat. Kegiatan mahasiswa dimulai dari pengkajian
keluarga dan komunitas yang dilakukan mulai dari tanggal 03 Juni – 16 Juni 2022, kemudian
dilakukan pengelolaan data dan identifikasi masalah yang ditemukan oleh mahasiswa
berdasarkan urutan prioritas.

A. Masalah yang ditemukan


Dari hasil pengkajian, kelompok mendapatkan beberapa masalah yaitu: Perilaku
Kesehatan Cenderung Berisiko b.d Self efficacy yang rendah dan Pemeliharaan
Kesehatan Tidak Efektif b.d ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat.
Namun berdasarkan urutan prioritas masalah asuhan keperawatan komunitas,
kelompok menyimpulkan bahwa Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko b.d Self
efficacy yang rendah merupakan prioritas masalah di Dusun 1 Desa Cengkong Abang.
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko b.d Self efficacy yang rendah
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan jumlah penyakit yang banyak dialami
oleh lansia adalah hipertensi yaitu 14 orang (41,2%), dan diabetes melitus yaitu 13
orang (38,2%), kemudian kebiasaan keluarga sebelum kepelayanan kesehatan
adalah beli obat bebas yaitu 137 KK (93,2%), dan membeli jamu yaitu 10 KK
(6,8%). Usia lanjut merupakan suatu tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998
tentang kesehatan, dikatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai seorang lansia
apabila usianya telah mencapai lebih dari 60 tahun. Lansia bukanlah suatu
penyakit, namun tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Lansia
adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas dan memperbaiki
kerusakan yang menyebabkan penyakit degenerativ seperti hipertensi,
osteoporosis, diabetes melitus dan kanker (Mulyani, 2019).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh lansia,
hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak
normal, dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 Mmhg dan tekanan diastolik ≥ 90
Mmhg (Kemenkes, 2014). Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu
stress, merokok, keturunan, obesitas, mengonsumsi garam yang berlebihan serta
kurang aktifitas fisik.
Diabetes melitus juga merupakan salah satu penyakit yang sering sialami oleh
lansia. Diabetes biasanya sering juga disebut sebagai kencing manis adalah
gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan
dengan abnormalitas metabolisme, karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh penurunana sekresi insulin atau penurunana sensitivitas insulin
dan dapat menyebabkan komplikasi kronis seperti neuropati (Yuliana dalam
Nurarif, 2015).
Juga didapatkan data jumlah balita yang tidak dibawa ke posyandu adalah 22
orang (39,4%).
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan.
Penimbangan balita dilakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5
tahun diposyandu. Setelah balita di timbang di buku KIA maka akan terlihat berat
badannya naik atau tidak naik. Naik, bila garis pertumbuhannya naik mengikuti
salah satu pita warna pada KMS. Tidak naik, bila garis pertumbuhannya
menurun.
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif b.d ketidakmampuan membuat
penilaian yang tepat
Dari hasil pengkajian di Dusun 1 Desa Cengkong Abang didapatkan Pembuangan
sampah dengan dibakar berjumlah 79 KK (53,7%), sembarang tempat berjumlah
30 KK (20,4%). Juga didapatkan hasil tidak ditemukan tempat pembuangan
sampah, dan di sekitar lingkungan warga masih terdapat sampah yang dibuang
sembarangan. Dan jumlah kondisi tempat penampungan air yang terdapapat jentik
adalah 17 KK (9,0%)
Sampah juga menjadi perhatian banyak pihak, karena berhubungan langsung
dengan kebersihan dan keindahan (estetika) lingkungan dan kesehatan
masyarakat. Sehingga dibutuhkan pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS). PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) memiliki tujuan
yaitu  meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat dan berperan serta aktif
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Salah satu program PHBS yaitu memberantas jentik nyamuk. Pemberantasan
jentik bermaksud untuk membebaskan rumah dari jentik-jentik yang dapat
dilakukan secara berkala. Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-
tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah seperti bak
mandi/wc, vas bunga, tatanan kulkas, dan lain-lain dan di luar rumah. Yang
dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu. Agar rumah menjadi bebas jentik
maka perlu dilakukan pemberantasan sarangga nyamuk dengan cara 3 M plus
(mennguras, menutup, mengubur) plus menghindari gigitan nyamuk. PSN
merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk, penular
berbagai penyakit.

B. Kegiatan Yang Sudah Dilakukan


Secara umum kegiatan praktikum keperawatan keluarga dan keperawatan
komunitas dapat terlaksana sesuai dengan Planning Of Action (POA) yang telah
disusun dan dimusyawarahkan sebelumnya. Dalam proses implementasi, antusias dari
warga Desa Cengkong Abang membuat pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan
lancar serta kerjasama antara mahasiswa Co- Ners dengan masyarakat desa sekitar
terjalin dengan baik. Kegiatan awal yang dilakukan yakni :
 Penyuluhan tentang cuci tangan dan Demam Berdarah kepada ibu yang
memiliki anak Balita dikantor desa Cengkong Abang pada hari Rabu 29 Juni
2022 jam 09.00 wib
 Penyuluhan Hipertensi, Diabetes Melitus dan Pemeriksaan Kesehatan pada
Lansia di kediaman salah satu Kader Desa pada hari Kamis 30 Juni 2022 jam
13.00 wib.
 Senam Lansia dan gotong royong pembersihan sampah dan pemandian air
mandi didusun 1 diikuti oleh masyarakat dusun 1 pada hari Jumat 1 Juli 2022
jam 07.30 - 11.00wib.
 Membuat lahan TOGA, pemberdayaan masyarakat mengenai manfaat
tanaman dapur yang dilaksanakan pada hari Sabtu 2 Juli 2022 jam 09.00 WIB.
Kerja bakti di ikuti oleh masyarakat dusun 1 Cengkong Abang dan
mahasiswa/I Co Ners yang diarahkan oleh Kepala desa dan Kepala Dusun 1,
kegiatan diawali dengan pembersihan diarea Kantor Desa dan area untuk
dijadikan lahan TOGA. Tanaman Obat Keluarga (TOGA), yaitu tanaman hasil
budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Kebiasaan menanam
tanaman obat di pekarangan rumah dan pemanfaatanya sudah sejak lama
dilakukan oleh para ibu rumah tangga.
TOGA adalah singkatan dari tanaman obat keluarga, tanaman obat keluarga pada
hakikatnya sebidang tanah baik di halaman rumah kebun ataupun ladang yang
digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat khususnya obat yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan (Anonymousa, 2012).
Mahasiswa/i Co ners bersama masyarakat menanam TOGA antara lain; Jahe,
Jahe merah, Kunyit putih, Kunyit kuning, lengkuas, serai, serai merah, daun sirih,
daun sirih merah, kumis kucing, binahong, cocor bebek, temulawak, lidah buaya,
seledri, kemangi, patah tulang, daun penyambung nyawa, bidara, bunga telang,
kembang sepatu, dan kencur. Setelah itu dilanjutkan penyerahan kepada pihak dusun
untuk di budidaya kan sebagai upaya preventif penyakit yang ada di masyarakat dan
mengatasi kebiasaan masyarakat membeli obat bebas sebelum ke sarana kesehatan.
Kemudian untuk mengatasi masalah sampah yang berserakan, dan tidak setiap
rumah memiliki penampungan tempat sampah, Mahasiswa/i Co Ners memberikan
kotak sampah dan sapu lidi untuk ditempatkan diarea umum yang rentan terjadinya
penumpukan sampah misalnya; dikantor desa dan sekolah dan tempat umum lainnya
dan selanjutnya di serahkan kepada kepala dusun Desa Cengkong Abang.
Pada tanggal 30 Juli 2022 pada jam 13.00 WIB , Mahasiswa/i Co Ners
melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan didusun 1 disalah satu rumah
kader posyandu dihadiri oleh kader dan masayarakat desa Cengkong Abang.
Penyuluhan kesehatan yang disampaikan yakni mengena Hipertensi dan Diabetes
Melitus Masyarakat sangat antusias mengikuti penyuluhan terlihat dari adanya
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat.
Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan meliputi Cek tekanan darah dan
cek kadar gula darah, asam urat Mahasiswa co-Ners juga menjelaskan pentingnya
dilakukan pemeriksaan kesehatan. Masyarakat cukup antusias melakukan
pemeriksaan kesehatan karena tidak hanya lansia yang melakukan pemeriksaan
kesehatan.
C. Hasil Kegiatan
Kegiatan kerja bakti, membuat lahan TOGA dan pemberdayaan tanaman dapur
terlaksana dengan baik dengan adanya penyerahan hasil tanaman TOGA dan
penyerahan kotak sampah serta alat kebersihan berupa sapu lidi kepada Kepala Desa
Cengkong Abang, diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Penyuluhan kesehatan dihadiri 25 orang dan pemeriksaan kesehatan di ikuti oleh 25
(dua puluh lima) orang. Dari pemeriksaan kesehatan ditemukan pasien dengan
hipertensi sebanyak 9 (sembilan) orang dan 2 (dua) orang yang gula darah nya tinggi,
kemudian kelompok mengarahkan untuk memeriksakan kembali keadaannya ke
sarana kesehatan terdekat.
Dari hasil implementasi kegiatan dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat
mempunyai kesadaran akan pentingnya Pemeliharaan Kesehatan dengan cara
menerapkan PHBS, meningkatkan rasa peduli pada kesehatan diri sendiri, keluarga
maupun lingkungan sekitar, dan warga pun khususnya lansia memahami pentingnya
mengontrol kesehatan, dengan mengikuti posyandu lansia.

D. Rencana Tindak Lanjut


Dalam pelaksanaan POA Mahasiswa/i Co Ners Stikes Citra Delima masih belum
dapat mengatasi semua permasalahan kesehatan yang ada di Desa Cengkong Abang,
karena keterbatasan kemampuan, tenaga, biaya dan wewenang maka kelompok hanya
dapat memberikan Tanaman TOGA kepada kepala desa dan selanjutnya akan
diserahkan kepada warga masyarakat des Cengkong Abang untuk mengatasi sebagian
permasalahan kesehatan. Dan untuk mengatasi permasalahan kesehatan jangka
Panjang, kami menyarankan kepada pihak desa untuk berkoordinasi dengan pihak
PUSKESMAS dalam merencanakan pembangunan Puskesmas Pembantu (PUSTU).
Dengan adanya sarana pelayanan kesehatan terdekat, diharapkan dapat
mengoptimalisasikan fungsi fasilitas tersebut dimana fungsi PUSTU yakni
meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja Puskesmas,
mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan terutama UKM, mendukung
pelaksanaan kegiatan Posyandu, Imunisasi, KIA, penyuluhan kesehatan, surveilans,
pemberdayaan masyarakat, serta mendukung pelayanan rujukan.

Anda mungkin juga menyukai