Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dibahas kegiatan pratikum klinik keperawatan


komunitas dan keluarga yang telah dilaksanakan oleh kelompok I SMK
Muhammadiyah Prabumulih di wilayah RT 1,RT 2,RT 3 dan RT 4 yang
berada di RW 01 Kelurahan Karang Raja Kecamatan Prabumulih Timur
selama 22 hari dari tanggal 11 maret sampai 31 maret 2019. Pelaksanaan
praktikum klinik tersebut terlebih dahulu dimulai dengan serah terima
mahasiswa dari pihak SMK Muhammadiyah kepada pihak lapangan
Kelurahan Karang Raja Kecamatan Prabumulih Timur. Serah terima
tersebut dilaksanakan di kediman ketua RW 01 Kelurahan Karag Raja
pada tanggal 11 maret 2019. Selanjutnya siswa/i mulai melakukan proses
keperawatan dengan melakukan pendataan dan pengolahan data di
masing-masing RT tersebut.
Proses pengumpulan data di RW 01 Kelurahan Karang Raja
Kecamatan Prabumulih Timur dilakukan oleh kelompok 3 siswa SMK
Muhamadiyah dari tanggal 11 maret sampai 17 maret 2019. Secara
umum proses pengumpulan data tersebut berjalan dengan lancar, Ketua
RT 1, RT 2, RT 3 dan RT 4 yang berada di wilayah RW 01 kelurahan
Karang Raja cukup kooperatif dan berpartisipasi dalam proses pendataan
yang dilakukan siswa/i. Warga memberikan jawaban-jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa dalam proses
pendataan. Jumlah seluruh KK yang terdapat di RW 01 Kelurahan Karang
Raja adalah 220 KK, dari 220 KK tersebut mahasiswa hanya mendata 160
KK, hal ini dikarenakan sebagian KK tidak berdomisili di wilayah RW 01
Kelurahan Karang Raja namun masih tercatat sebagai warga RW 01
Kelurahan Karang Raja
Setelah proses pengumpulan data dari tanggal 11 maret sampai 17
maret 2019 selesai, mahasiswa kemudian melakukan pengolahan data,

Page 45
dan berdasarkan hasil pengolahan data tersebut didapatkan dua masalah
keperawatan komunitas utama di RW 01 Kelurahan Karang Raja, yaitu
kurangnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan terjadinya
penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (ISPA, Penyakit Kulit,
Diare,). Masalah-masalah yang didapatkan siswa tersebut kemudian
didiskusikan dengan ketua RT dan warga setempat agar ditemukan
pemecahan dan solusinya. Masalah - masalah keperawatan komunitas
utama yang muncul akan dibahas satu persatu sebagai berikut:

5.1 Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat berhubungan dengan


ketidaktahuan dan ketidakmauan masyarakat dalam menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Perilaku
hidup bersih dan sehat yang dimaksud adalah pertolongan persalinan
dilakukan oleh tenaga kesehatan, memberikan bayi hanya ASI saja
dari 0 bln sampai dengan umur 6 bln, menimbang bayi dan balitanya di
Posyandu, menggunakan air bersih dalam kebiasaan sehar-hari,
mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban kalau buang air besar, memberantas jentik
nyamuk, makan buah-buahan dan sayuran tiap hari, melakukan
aktivitas fisik secara teratur dan terperogram/olahraga, tidak merokok.
Dari hasil identifikasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) didapatkan:
a. Dari 160 KK yang kebiasaan keluarga merokok lebih banyak, yaitu
dengan jumlah 121 KK (75,62 %).
b. Dari 113 jumlah anak yang terdata proses kelahiran yang lalu
terbanyak adalah ditolong oleh bidan sebanyak 90 anak ( 79,64% )

Page 46
c. Dari 3 ibu hamil yang terdata pemeriksaan kehamilan terbanyak
adalah minimal 4x dengan jumlah 2 orang ( 66,6% )
d. Dari 82 PUS yang mengikuti program KB jenis KB terbanyak yang
dipakai adalah jenis KB suntik sebanyak 72 jiwa ( 87,80%
e. Dari terbanyak adalah bayi yang disusui dengan jumlah 6 balita
( 100% ) 6 ibu menyusui
f. Dari 6 balita yang terdata terbanyak adalah yang mendapat
imunisasi lengkap dengan jumlah 6 balita (100% )
g. Dari 6 balita, balita terbanyak adalah yang ditimbang setiap bulan
dengan jumlah 6 balita ( 100% )
h. Dari 160 KK, yang terbanyak adalah yang mengkonsumsi garam
beryodium dengan jumlah 158 KK ( % )
i. Dari 160 KK yang terbanyak adalah yang mengkonsumsi buah dan
sayur dengan jumlah 160 KK ( 100% )
j. Dari 160 KK yang mengikuti asuransi kesehatan adalah asuransi
BPJS dengan jumlah 149 KK ( 93,12%, )
k. Dari 160 KK, yang terbanyak adalah kebiasaan keluarga yang
selalu mencuci tangan sebelum makan dengan jumlah 160KK
( 100% )
l. Dari 160 KK, yang terbanyak adalah keluarga yang selalu
menggosok gigi sebelum tidur berjumlah 160 KK ( 100% )
m.Dari 160 KK, memanfaatkan waktu luang terbanyak adalah dengan
cara berjalan kaki dengan jumlah 158 KK ( 98,75% )
n. Dari 160 KK, tempat pemeriksaan jika sakit terbanyak adalah di
dokter sebanyak 145 KK ( 90,62% )
o. Dari 160 KK, jenis WC terbanyak yang digunakan adalah WC
sendiri dengan jumlah 160 KK ( 100% )
p. Dari 160 KK, jumlah penduduk yang terbanyak adalah sumber air
dan tempat pemandian bersumber pada sumur dengan jumlah 119
KK ( 74% )

Page 47
q. Dari 160 KK, jumlah jenis tempat pembuangan sampah terbanyak
adalah yang terbuka dengan jumlah 111 KK ( 69% )
r. Dari 160 KK, jumlah penduduk yang terbanyak adalah yang tidak
memiliki tanaman obat keluarga sebanyak 85 KK ( 53,2% )
s. Dari 160 KK, semuanya ( 100% ) telah melakukan PSN
t. Dari 160 jumlah rumah keadaan lantai terbanyak adalah lantai dari
semen dengan jumlah 87 KK ( 54% )

Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat tersebut


kemungkinan dikarenakan masih rendahnya pengetahuan masyarakat
akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat tersebut. Selain itu
kondisi ekonomi, lingkungan dan sarana serta prasarana yang tersedia
juga ikut menentukan perilaku masyarakat tersebut.
Kurangnya informasi turut berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan masyarakat yang tercermin dalam sikap dan tindakan
masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat, seperti
penggunaan air bersih, pemberian ASI eksklusif pada balita, perilaku
merokok dan pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan. Hal ini
sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Soekidjo (2007), bahwa
sebuah perilaku dapat terbentuk diawali dari adanya pengetahuan
kemudian disusul oleh munculnya sikap dan pada akhirnya menjadi
perilaku.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu
perencanaan dan tindakan yang melibatkan peran serta masyarakat,
petugas kesehatan dan jajaran pemerintahan setempat sehingga
masalah dapat dipecahkan. Suatu perilaku tidak dapat diubah dalam
waktu yang singkat, perlu tindakan yang berkesinambungan dan terus
menerus guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
menerapkan Perilau Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam
kehidupannya sehari-hari.

Page 48
Dari hasil diskusi bersama Ketua RT dan warga setempat,
siswa kemudian melakukan penyuluhan tentang PHBS di RW 01
Kelurahan Karang Raja pada tanggal 19 maret 2019. Penyuluhan ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat untuk selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam
kehidupan sehari-harinya. Masyarakat menyambut positif kegiatan
peyuluhan tesebut dengan mengikuti kegiatan penyuluhan,
masyarakat juga menyatakan keinginan untuk selalu menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-harinya
seperti selalu menggunakan air yang bersih, membersihkan rumah
secara teratur, membuang sampah pada tempatnya, dan tidak
membiarkan air tergenang. Masyarakat juga menyatakan keinginan
untuk melakukan kegiatan gotong royong bersama-sama untuk
membersihkan wilayah RW 01 Kelurahan Karang Raja, namun karena
keterbatasan waktu, siswa tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut.

5.2 Terjadinya Penyakit Akibat Faktor Makanan yang Kurang Sehat


(Hipertensi, Paru Paru Kotor, Diabetes)
Dari hasil pendataan yang dilakukan mahasiswa di RW 01
Kelurahan Karang Raja, didapatkan:
a. Tempat pembuangan sampah umum dan tempat pembuangan
sampah sementara (TPS) yang dekat dari lingkungan masyarakat
sekitar sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan
b. Wilayah RW 01 Kelurahan Karang Raja Kecamatan Prabumulih
Timur terdiri dari pemukiman yang tidak terlalu padat
c. Dari 160 KK, jumlah jenis tempat pembuangan sampah terbanyak
adalah yang terbuka dengan jumlah 111 KK ( 60,7% )
d. Dari 160 KK, jumlah penduduk yang terbanyak adalah sumber air
dan tempat pemandian bersumber pada sumur dengan jumlah 119
KK ( 74% )

Page 49
e. Dari 24 jiwa, penyakit lain yang terbanyak diderita 1 tahun terakhir
adalah penyakit Hipertensi dengan jumlah 16 jiwa ( 66,7% )
f. Dari 39 jiwa, terdapat 28 ( 71,79% ) jiwa dalam tiga 1 tahun terakhir
mengalami Hipertensi
g. Dari 39 jiwa, terdapat 5 ( 0,79% ) jiwa yang menderita penyakit DM
h. Dari 39 jiwa, terdapat 6 ( 0,95% ) jiwa yang mengalami Penyakit di
luar ktegori di atas dalam 1 tahun terakhir
Dari data-data tersebut didapatkan bahwa wilayah RW 01
Kelurahan Karang Raja merupakan wilayah pemukiman padat
penduduk, di wilayah tersebut terdapat tempat pembuangan sampah
sementara dan masih terdapat saluran pembuangan limbah yang
tergenang. Kondisi-kondisi tersebut ditambah dengan masih
kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat oleh masyarakat
mempermudah terjadinya penyakit-penyakit karena lingkungan yang
kurang sehat.
Dari hasil pendataan juga diketahui penyakit tertinggi yang
terjadi karena lingkungan yang kurang sehat dalam 1 tahun terakhir di
wilayah RW 01 Kelurahan Karang Raja adalah penyakit Hipertensi.
Dari 629 jiwa, terdapat 28 (71,79%) jiwa menderita Hipertensi dalam 1
tahun terakhir.
Hipertensi atau darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah
berada pada nilai 130/80 mmhg atau lebih.Kondisi ini dapat menjadi
berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke
seluruh tubuh,hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit
seperti gagal ginjal,stroke,dan gagal jantung. Tekanan darah tinggi
dibagi menjadi 2 yaitu : tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat jantng memompa
darah keseluruh tubuh. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah
tekanan saat otot jantung relaksasi, sebelum memompa darah.
Tanda dan gejala Hipertensi adalah sakit kepala, lemas,
masalah dalam penglihatan, nyeri dada, sesak napas, aritmia dan

Page 50
adanya darah dalam urine,seiring bertambahnya usia, kemungkinan
menderita hipertensi akan meningkat.berikut ini adalah faktor – faktor
pemicu yang dapat mepengaruhi peningkatan resiko hipertensi yaitu :
berusia di atas 65 tahun,mengonsumsi banyak garam, kelebihan berat
badan, memiliki keluarga dengan hipertensi, kurang makan buah dan
sayuran, jarang berolahraga, minum terlalu banyak kopi ( atau
minuman lain yang mengandung kafein), terlalu banyak mengonsumsi
minumam keras.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam penanggulangan
Hipertensi, perlu dilakukan upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Upaya promotif perlu diutamakan sehingga masyarakat mengetahui
dan mau melakukan upaya pencegahan secara mandiri. Upaya
tersebut antara lain penyuluhan tentang pengertian, penyebab, cara
pencegahan serta penatalksanaan penyakit Hipertensi
Dari hasil diskusi bersama Ketua RW dan warga setempat,
siswa kemudian melakukan penyuluhan tentang Hipertensi di RW 01
Kelurahan Karang Raja pada Tanggal 19 maret 2019. Diharapkan
setelah dilakukan penyuluhan pengetahuan masyarakat mengenai
Hipertensi dapat meningkat dan pada akhirnya diharapkan terjadi
penurunan angka kejadian Hipertensi di RW 01 Kelurahan Karang
Raja Prabumulih. Masyarakat tampak antusias mengikuti kegiatan
penyuluhan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai
Hipertensi. Dari evaluasi hasil penyuluhan juga didapatkan sebagian
besar masyarakat sudah cukup mengerti mengenai penyakit
Hipertensi, hal tersebut terlihat dari jawaban yang diberikan
masyarakat terhadap pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa.

Page 51

Anda mungkin juga menyukai