MAKALAH MIKROBIOLOGI
“ Sterilisasi”
Dosen Pengampu :
Dra. Harlis M.Si
Disusun oleh :
Kelompok I
1. Anita Parwati
2. Andreo Satria
3. Arif Budi Utomo
4. Halvina Fitri Yani
5. Nurjanah
6. Pisca Hana Marsenda
7. Rima Agustini
8. Syafnurrahman Oktavian
9. Suci Cahya Ningtyas
UNIVERSITAS JAMBI
2014 Page 1
Mikrobiologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai cara sterilisasi
peralatan dan ruang kerja atau laboratorium.
2014 Page 2
Mikrobiologi
1.3 Manfaat
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa akan mempunyai keterampilan
dalam mensterilkan peralatan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
dunia kerja khususnya dalam laboratorium mikrobiologi.
2014 Page 3
Mikrobiologi
BAB II
PEMBAHASAN
2014 Page 4
Mikrobiologi
Sterilisasi dengan cara pengeringan akan dapat menghentikan atau
mengurangi aktivitas metabolik dan kemudian diikuti kematian mikroba.Secara
umum dikatakan efek dari desikasi adalah bakteriostatik.Prinsip desikasi adalah
menghilangkan air dari sel mikroorganisme (Waluyo, 2005).
Hadioetomo (1990) menyatakan bahwa proses sterilisasi lain juga
dilakukan pada suhu kamar ialah penyaringan. Dengan cara ini larutan atau
suspensi dibebaskan dari semua organismehidup dengan cara melakukannya
lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecilnya (0,45 atau 0,22um)
sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya sedangkan
filtratnya ditampung di dalam wadah yang steril. Beberapa contoh bahan yang
biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin
bakteri, medium sintetik tertentu dan antibiotik.
Agar efektif sterilisasi butuh waktu, kontak, suhu dengan sterilisasi uap,
bertekanan tinggi. Efektivitas setiap metode sterilisasi juga bergantung pada
empat faktor lain sebagai berikut :
Jenis mikroorganisme yang ada. Sebagai mikroorganisme sangat sulit
dibunuh. Sebagian lain dapat mudah dibunuh.
Jumlah mikroorganisme yang ada. Lebih mudah membunuh satu organisme
dari pada banyak.
Jumlah dan jenis bakteri organik yang melindungi mikroorganisme tersebut.
Jumlah cetakan dua celah pada peralatan sebagai tempat menempel
mikroorganisme. Mikroorganisme berkumpul di dalam dan dilindungi oleh
goresan, retakan dan celah, seperti jepitan yang bergerigi tajam dan curam
jaringan. Akhirnya pada pembersihan yang teliti, untuk membuang sisa bahan
organik tidak akan menjamin tercapainya sterilisasi, walaupun sterilisai
diperpanjang (Tietjen dan Debora, 2004).
2014 Page 5
Mikrobiologi
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.Sterilisasi secara mekanik,
digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan
tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter.
Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi
terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba)
(Suriawiria, 2005).
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Pemanasan
a) Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b) Panas kering
Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling
baik disterilkan dengan panas kering.Misalnya petrolatum jelly,
minyak mineral, lilin, wax, serbuk talk.Karena panas kering kurang
efisien dibanding panas lembab, pemaparan lama dan temperatur
tinggidibutuhkan. Range luas waktu inaktivasi dalam temperatur
bervariasi telah diterapkanberdasarkan tipe indikator steril yang
digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain. Jumlahair dalam sel
mikroba diketahui mempengaruhi resistensinya terhadap destruksi
panaskering.Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh
proses oksidasi. Ini berlawanandengan penyebab kematian oleh
koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengansterilisasi uap
panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan
yangdibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan.
Sterilisasi panas keringmembutuhkan pemaparan pada suhu 150°C
sampai 170°C selama 1-4 jam.Alat yang digunakan pada umumnya
2014 Page 6
Mikrobiologi
adalah oven. Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakanpada
oven :
170°C (340 F) sampai 1 jam
160°C (320 F) sampai 2 jam
150°C (300 F) sampai 2,5 jam
140°C (285 F) sampai 3 jam
Karena suhunya yang tinggi sterilisasi panas kering tidak dapat
digunakan untuk alat-alatgelas yang membutuhkan keakuratan.
Contoh: alat ukur dan penutup karet atau plastik.Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat
yangdisebut medium.Medium yang digunakan untuk menumbuhkan
dan mengembangbiakkanmikroorganisme tersebut harus sesuai
susunannya dengan kebutuhan jenis-jenismikroorganisme yang
bersangkutan.Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik
padamedium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam
anorganik di tambah sumber karbon organik seperti gula.Sedangkan
mikroorganime lainnya memerlukan suatu mediumyang sangat
kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan
kompleks lainnya.
Gambar Oven
2014 Page 7
Mikrobiologi
c) Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
d) Uap air panas bertekanan
Sterilisasi uap menggunakan uap air dalam tekanan sebagai
pensterilnya.Ini merupakanmetode sterilisasi yang biasa digunakan
dalam industri farmasi, karena dapat diprediksi danmenghasilkan efek
dekstruksi bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu
dansuhu dapat dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan
sekali dalam satu siklus yangdivalidasi.Metode inisangat efektif untuk
sterilisasi karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses
cepat, daya tembus kuat dan kelembaban sangat tinggi
sehinggamempermudah koagulasi protein sel-sel mikroba yang
menyebabkan sel hancur.Suhu efektifnya adalah 121 derajat C pada
tekanan 5 kg/cm2 dengan waktu standar 15 menit.
Sterilisasi panas lembab sangat efektif digunakan meskipun
pada suhu yang tidak begitu tinggi, karena ketika uap air
berkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkandilepaskan panas
sebesar 686 kalori per gram uap air pada suhu 121 derajat C. Panas ini
mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada organisme
hidup dan dengandemikian mematikannya.Biasanya alat yang
digunakan ialah autoklaf.
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat
bahan yang menggunakan tekanan 15 lbs(2 atm) dan suhu121°C.
Suhu dan tekanan tinggi yangdiberikan kepada alat dan media
yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk
membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya
untuk mesterilkan mediadigunakan suhu 121°C dan tekanan 15 lb/in2
(SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit.
2014 Page 8
Mikrobiologi
Alasan digunakan suhu 121°C atau 249,8°F adalah karena air
mendidih pada suhu tersebut jikadigunakan tekanan 15 lbs. Untuk
tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level)air
mendidih pada suhu 100°C, sedangkan untuk autoklaf yang
diletakkan di ketinggiansama, menggunakan tekanan 15 lbs maka air
akan memdididh pada suhu 121°C.Pada saat sumber panas dinyalakan,
air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidihdan uap air yang
terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua
udaradalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup
sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.
Saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses
sterilisasidimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah
proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan
dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 lbs. Autoklaf tidak boleh
dibuka sebelum tekanan mencapai 0 lbs.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerjadengan sempurna
dapat digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan
memilikiendospora yaitu Bacillus thermophillus, lazimnya mikroba ini
tersedia secara komersialdalam bentuk spore strip. Kertas spore strip
ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan.Setelah proses sterilisai
lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening
makamenunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik.Kondisi-kondisi
yang dibutuhkan untuk sterilisasi uap dengan menggunakan autoklaf
dalahsebagai berikut :
Suhu 111,5°C, waktu 30 menit
Suhu 121,5°C, waktu 20 menit
Suhu 126,5°C, waktu 15 menit
Metode ini biasanya digunakan untuk mensterilisasi:
Larutan dengan pembawa air
Alat-alat gelas
2014 Page 9
Mikrobiologi
Pembalut untuk bedah
Penutup karet dan plastik
Media untuk pekerjaan mikrobiologi
Gambar Autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol.
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan
dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak
mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan
memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses
sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan
sebagainya. Perkembangan teknologi prosesing yang memiliki tujuan
mengurangi kerusakan nutrien dan konponen sensoris dan juga mengurangi
waktu prosesing menjadikan teknik serilisasi terus dikembangkan. Lamanya
2014 Page 10
Mikrobiologi
waktu sterilisasi yang dibutuhkan bahan dipengaruhi oleh:resistensi
mikroorganisme dan enzim terhadap panas, kondisi pemanasan, pH bahan,
ukuran wadah atau kemasan yang disterilkan, keadaan fisik bahan (Machmud,
2008).
Sterilisasi11dengan udara kering, alat yang umum dikenal adalah oven.Alat
ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, petridish,
tabunng reaksi dan alat gelas lainnya.bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas
dapat disterilkan dengan alat ini. Pada umumnya suhu yang digunakan pada
sterilisasi secara kering adalah 170 – 180 derajat C selama paling sedikit 2 jam.
Lama sterilisasi tergantung pada alat dan jumlahnya (Machmud, 2008).
Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak
dapat didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini.alat ini disebut Arnold
steam sterilizer dengan suhu 1000Cdalam keadaan lembab. Secara sederhana
dapat pula digunakan dandang.Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 1000C
selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia.kemudian disimpan
pada suhu kamar 24 jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh menjadi sel
vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000C 30 menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan
disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora belum mati
dengan cara ini sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air bertekanan
(Machmud, 2008).
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf
(autoclave) untuk steriliasasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman.Alat
diisi dengan air kemudian bahan dimasukkan.Panaskan sampai mendidih dan
dari katup pengaman kelaur uap air dengan lancara lalu ditutup. Suhu akan naik
sampai 1210C dan biarkan selama 15 menit (untuk industri pengalengan ada
perhitungan tersendiri), lalu biarkan dingin sampai tekanan normal dan klep
pengaman dibuka,cara ini akan mematikan spora dengan cara penetrasi panas ke
dalam sel atau spora sehingga lebih cepat.Cara mana yang dipilih tergantung
bahan, biaya dan ketersediaan alat,untuk bahan yang tidak tahan panas, maka
cara diatas tidak dapat dipakai (Machmud, 2008).
2014 Page 11
Mikrobiologi
Ada banyak pilihan cara sterilisasi yang berbeda, namun yang paling
penting adalah bagaimana menetapkan bahwa produk akhirnya dinyatakan sudah
steril dan aman digunakan. Suatu produk dapat disterilkan melalui cara steril
akhir (terminal sterilization) atau dengan cara aseptik (aseptic prosessing)
(Lucas, 2006). Cara sterilisasi yang dapat dilakukan untuk mendapatkan produk
steril, yaitu:
2014 Page 12
Mikrobiologi
inginkan. Proses sterilisasi memerlukan suatu siklis yang dapat
menghancurkan muatan mikroorganisme namun tanpa menimbulkan
degradasi produk. Siklus didapat dari studi-studi yang memastikan jumlah
dan ketahanan mikroorganisme terhadap panas dalam produk yang akan
disterilakan. Nilai D (D value) biasa ditentukan dengan menggunakan
bakteri dalam bentuk spora yang didapat dari lingkuangan produksi
(environmental spore-forming mikroorganisme) atau yang diisolasi dari
produk. Jika organisme yang tahan panas telah diketahui, siklus
sterilisasi dapat ditentukan untuk mendapatkan tingkat jaminan sterilisasi
kurang dari satu organism dalam 106 unit. Dengan demikian isolate yang
paling tahan panas digunakan sebagai indikator biologis. Perbedaan
kedua metode adalah pada titik awal (starting point). Apabila
mengguanakan pendekatan overkill, maka pemanasan dengan uap 121oC
selama 15 menit, sedangkan pendekatan bioburden dilihat dari
pencapaian tingkat sterilisasi yang diminta, yakni sal 106. Sterilisasi akhir
harus menjadi pilihan utama dan sedapat mungkin digunakan apabila
produk tahan terhadap panas. Cara sterilisasi yang dipilih tergantung pada
bahan, zat aktif, pelarut dan bahan kemas yang digunakan (Lucas, 2006).
b) Aseptic Processing
Aseptic Processing adalah metode pembuatan produk steril
menggunakan saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau
bahan baku steril yang diformulasikan dan diisikan kedalam kontainer steril
dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan dan petugas
telah terkontrol sedemikian rupa senhingga kontaminasi mikroba tetap berada
pada level yang dapat diterima (acceptable) dalam clean zone (Lucas, 2006).
2014 Page 13
Mikrobiologi
anggur. Suhu yang diberikan bergantung pada mikroba yang akan
dibunuhnya. Dengan pasteurisasi kita membuat steril suatu benda secara
fraksi (sebagian-sebagian).Cara ini dilakukan untuk membuat steril benda-
benda yang tidak tahan suhu lebih dari 100 derajat C.
Tyndalisasi dipakai untuk mensterilkan bahan/alat yang tidak tahan
suhu tinggi.Bahan atau alat tersebut dipanaskan pada suhu 100 derajat celcius
selama 30 menit.Hal ini diulang selama 3 hari berturut-turut.Sementara tidak
dipanaskan disimpan dalam suhu kamar.
2014 Page 14
Mikrobiologi
2. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu
dibakar.
3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu
atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer
panas yang terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan ke
bagian api
5. Jika kerja di SafetyCabinet tidak perlu memakai pembakar bunsen tetapi jika
di luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin
terjamin kondisi aseptisnya
6.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Sterilisasi
Kelebihan Sterilisasi Pembekuan
Suhu rendah dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan
cara menginaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam proses metabolism
microbe tersebut.Sterilisasi bahan makanan dengan cara menyimpan dalam
suhu beku,sehingga dapat bertahan lebih lama.
Kekurangan Sterilisasi Pembekuan
Proses pembekuan dapat menimbulkan partikel-partikel es di dalam
sel mikroorganisme, sehingga dinding sel mikroba menjadi rusak.Proses
pembekuan tidak efektif untuk membasmi spora.
2014 Page 15
Mikrobiologi
2014 Page 16
Mikrobiologi
Pada sterilisasi dengan minyak panas, setelah sterilisasi peralatan harus
dibilas untuk menghilangkan lemak dan minyak yang menempel sehingga
waktunya lebih lama.
Zat-zat yang terkandung pada medium dapat terurai pada sterilisasi dengan
panas basah.
2014 Page 17
Mikrobiologi
BAB III
KESIMPULAN
2014 Page 18
Mikrobiologi
DAFTAR PUSTAKA
Curtis, Helena, Barnes, N. Sue. 1999. Biology 5th Edition. New York :Worth
Publisher Inc
Fardiaz,Srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan.Jakarta :Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Hadioetomo, Ratna Siri.1990.Mikrobiologi dalam Praktek.Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Lay dan Hastowo.1992.Mikrobiologi.Jakarta : Rajawali
Lucas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : UGM Press
Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba.Balai
Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.
http://anekaplanta.wordpress.com/2008 /03/02/teknik-penyimpanan-dan-
pemeliharaan-mikroba/. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2014
Sofyan.1995.Analisis Mikrobiologi Pangan.Jakarta :PT Raja Gravindo Persada
Suriawiria,Unus.1986.Buku Materi Pokok Mikrobiologi Modul 1-9. Jakarta :
Karunika
Tietjen, Linda. Debora Bossemeyer. Noel Mc Intosh.2004. Panduan Pencegahan
Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya
Terbatas.Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Waluyo,Lud.2005.Mikrobiologi Umum.Malang :UMM Press
2014 Page 19