Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RT 05, RT 07 DAN RT 09 DI DESA SUMBER MAKMUR KECAMATAN


TELAWANG KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Disusun oleh :

Kelompok 2

ANDREAS MUSLIM DARMA ASIAH


ARI WIBOWO MAISARAH
IKSHAN SYARIF REZA ROSANTI
IRFAN RIKA MULIANA
RIANOR SUTRINOTA

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

2015
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah
satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang
kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan
usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya
peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan


derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan
yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal,
diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal
ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang
menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan


mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dengan
berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain:
perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif
menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan
kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam upaya peningkatan status
kesehatannya.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan kesehatan
dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam
usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas.
Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan
melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga dan


kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn konsep kesehatan
dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat
profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan Akper Pemkab Kotim
Kelompok 1 melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di RT 05, RT 07 dan RT
09 RW 01, RW 02 dan RW 02 Desa Sumber Makmur Kecamatan Telawang dengan
menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai satu


keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di RT 05, RT 07
dan RT 09 RW 01, RW 02 dan RW 02. Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara
pembentukan kelompok kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia,
memberdayakan kader kesehatan dan PKK serta mendayagunakan kelompok karang taruna.
Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang
lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui
kerjasama yang baik dengan instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk
mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat
yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di
wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya,
mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi


populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas
dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan
proses keperawatan komunitad dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada,
masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan
di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian
komunitas.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:

1) Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas


2) Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk komunitas
yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
3) Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi
komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas
4) Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko
personal, sosial dan lingkungan
5) Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk meningkatkan
kesehatan komunitas
6) Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan
7) Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis, belajar
mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di dalam komunitas.

1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa
1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas
3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat
4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
1.3.2 Untuk Masyarakat
1) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang di alami masyarakat.
3) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya
peningkatan status kesehatan tersebut.

1.3.3 Untuk Pendidikan


1) Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi D3 Keperawatan Akper
Pemkab Kotim khususnya di bidang keperawatan komunitas.
2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktek
keperawatan komunitas selanjutnya.

1.3.4 Untuk Profesi


1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga
profesi mampu mengembangkannya.
3) Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan amsyarakat yang optimal. Dengan
demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan
nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah
satu modal dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah
Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi yang
ada pada masyarakat sehingga masyarakat dalat berperan aktif dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatannya secara mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.

2.1 Perawatan Kesehatan Komunitas

Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan
khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan
erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi
kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh
karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga,
kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk,
peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan
pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh
terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar
yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.
Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation
(ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan
3. pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas
perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar
mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan


2. Meerupakan bidang khusus keperawatan
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
(interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
7. Bekerja secara team (bekerjasama)
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan komunitas
adalah:

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima


semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal
ini komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur
dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung
dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah
peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia
harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.
2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

2.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat


kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas
yang mereka miliki.

2.2.2 Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan


msyarakat dalam hal:

1)Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi


2)Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3)Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan
4)Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
5)Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan
6)Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
7)Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
8)Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
9)Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkann
angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.

2.3 Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal
dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,
mental maupun sosial.

2.3.2 Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota
keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian
darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan
keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

2.3.3 Kelompok Khusus

Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan


petumbuhannya, seperti:
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anak usia sekolah
e. Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin
lainnya.
b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d. Dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita

2.3.4 Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama
untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun
kesehatan khususnya.

2.4 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya peningkatan


kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah
upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif.
2.4.1 Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok


dan masyarakat dengan jalan memberikan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat


2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks

2.4.2 Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap
kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:

1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil


2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di
rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

2.4.3 Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,


kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)


2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan
rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

2.4.4 Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita


yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui
kegiatan:

1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta,
patah tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat

2.4.5 Upaya Resosialitatif

Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok


khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima
kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara
benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan
dengan pengertian atau batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.

2.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas

Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan


yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah kerja
perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di
perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.
2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan
lebih lanjut
6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat
7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan
menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.
9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti
10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.

2.6 Model Pendekatan

Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan


masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang
dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang
dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan yang


dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat diatsi oleh perawat
melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya
dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan terhadapat
keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann keluarga
berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak
lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei
mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach.

2.7 Metode

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang


digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang
keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.7.1 Pengkajian

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji


masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:

1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun
informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya.


Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti
komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu
termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik;
pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan
sosial; komunikasi; ekonomi dan rekreasi.

Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam
langkah-langkah selanjutnya.

2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam
suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang
mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan
maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari:

a. Masalah sehat sakit


b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan

3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan


Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnosa
keperawtan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness.

Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum


b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih dahulu
ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan
dengan mempertimbangkan:

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat


b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera
ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waktu tertentu
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber
daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).

2.7.2 Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan


2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.

2.7.3 Pelaksanaan

Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat adalah:

1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi


terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan diaplikasikannya ke
dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.

c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil
atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer
lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada
tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.

2.7.4 Penilaian/Evaluasi

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang
perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).

Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam
melaksanakan penilaian, yaitu:

1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:

1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan


2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu
berapa?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar daripada klien
dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan
lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan
kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya
peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan
yaitu melalui proses keperawatan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RT 05, RT 07 DAN RT 09 DESA SUMBER MAKMUR KECAMATAN


TELAWANG KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

1. Kajian Data Core Komunitas


a. Jumlah penduduk
Jumlah Penduduk wilayah RW 08 & RW 09
Jumlah penduduk di wilayah RT 05, RT 07, dan RT 09 Didesa Sumber Makmur
Kecamatan Telawang Sebagai berikut :
Tabulasi Jumlah penduduk di RT 5, RT 7 dan RT 9
No. Nama Wilayah Jumlah KK Jumlah Persentase (%)
Penduduk
1.1 RT 05 RW 01 31 KK 125 Jiwa 60 %
2.2 RT 07 RW 02 13 KK 46 Jiwa 15 %

33. RT 09 RW 02 25 KK 90 Jiwa 25 %

TOTAL 69 KK 261 Jiwa 100 %

Distribusi jumlah penduduk di wilayah RT 05, RT 07, dan RT 09 Didesa Sumber


Makmur Kecamatan Telawang

70,00% 60,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00% 25,00%
20,00% 15,00%
10,00%
0,00%
RT 05 / RW 01 RT 07 / RW 02 RT 09 / RW 02

Distribusi jumlah penduduk di RT 05, RT 07 dan RT 09

Berdasarkan diagram diatas diketahui jumlah penduduk paling sedikit yaitu


di wilayah RT 07 sebanyak 15 % dan jumlah penduduk paling banyak terdapat di
wilayah RT 09 sebanyak 60 %.

NO Wilayah PUS Balita Pra Remaja Usia Lansia


(0-5) Sekolah (12-18) Dewasa (>55)
(5-12 ) (18-55) Tahun
1. RT 05 12 13 17 16 32 13
2. RT 07 9 6 3 5 26 8

3. RT 09 8 8 8 10 30 9

Total 29 27 28 31 88 30

b. Rata-rata penghasilan keluarga setiap bulan


Tabulasi Data Rata – rata penghasilan keluarga setiap bulan di wilayah RW 08 &
09
Tidak
Nama 200-500 500-1 1–5 5 – 10 Perpen
No. total
Wilayah Ribu Juta Juta Juta ghasila
n
1. RT 05 3 KK 5 KK 22 KK 1 KK 31

2. RT 07 2 KK 10 KK 1 13

3. RT 09 11 KK 9 KK 5 KK 25

Total 3 KK 18 KK 41 KK 6 KK 1 69

c. Jenis Kelamin
Tabulasi data total penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah RT 05, RT 07
dan RT 9
No. Nama Wilayah Laki-laki Perempuan
1. RT 05 / RW 01 71 54
2. RT 07 / RW 02 25 21

3. RT 09 / RW 02 62 28
Total 158 103
261

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di RT 05, RT 07 dan RT 9


80
70
60
50
40 PEREMPUAN
30 LAKI-LAKI
20
10
0
RT 05 / RW 01 RT 07 / RW 2 RT 09 / RW 02

Berdasarkan diagram diatas jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan di


wilayah RT 05, RT 07 dan RT 09

d. Tingkat Pendidikan

Tabulasi data jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di wilayah RT 05, RT


07 dan RT 09
Tidak
sekolah
Nama Belum Diploma
No. TK SD SMP SMA Sarjana /tidak Total
wilayah Sekolah/ II/III
tamat
SD
RT 05 /
1. 15 - 57 42 10 - 1 - 125
RW 01
RT 07 /
2. RW 02 6 3 21 7 5 - 2 2 46

RT 09 /
3. RW 02 12 2 50 18 4 - 1 3 90
Total 33 5 128 67 19 - 4 5 261

Belum Sekolah
TK
SD
SMP
SMA
DIPLOMA
SARJANA
Tidak sekolah

e. Pekerjaan
Tabulasi data jumlah penduduk menurut pekerjaan di wilayah RW 08 & 09
Tdk/
Nama Lain-
No. Pelajar Swasta IRT PNS Pensiunan blm Total
Wilayah lain
bekerja
RT 05 /
1. 24 34 30 1 - 18 18 125
RW 01
RT 07 /
2. 6 6 10 - - 11 13 45
RW 02
RT 09 /
3. 16 38 23 - - 8 5 90
RW 02
Total 45 69 58 1 0 35 35 261
Tabulasi data Pasangan Usia Subur
Tidak
Pasangan Usia
NO Nama Wilayah menggunakan Monopouse
Subur
kontrasepsi
1 RT 05 / RW 1 12 Org
2 RT 07 / RW 2 9 Orang
3 RT 09 / RW 2 8 Orang
TOTAL 29

Tabulasi Data Pasangan Usia Subur Berdasarkan Usianya


No Nama Wilayah <20 Tahun 21-35 Tahun >35 Tahun
1 RT 05 / RW 01 7 Org 5 Org
2 RT 07 / RW 02 2 Org 7 Org
3 RT 09 / RW 02 - 3 Orang 5 Orang
TOTAL 12 17

Tabulasi Data Pasangan Usia Subur Berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan
Tidak
Nama PI LAIN- Menggunakan
No IUD SUNTIK IMPLANT Total
Wilayah L LAIN Alat
kotrasepsi
RT 05 / RW
1 1 - 9 2 - - 12
01
RT 07 / RW
2 - 2 4 3 - - 9
02
RT 09 / RW
3 - 2 4 2 - - 8
02
Total 1 3 17 7 29

Tabulasi Data Alasan PUS tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi

Tidak Tidak Dilarang Dilarang


No Nama Wilayah Mahal
Tahu Nyaman Suami Agama
1 RT 05 / RW 01 - - - - -
2 RT 07 / RW 02 - - - - -
3 RT 09 / RW 02 - - - - -
Total - - - - -

Tabulasi Data Berdasarkan Kondisi PUS


No Nama Wilayah Sehat Sakit
1 RT 05 / RW 01 12 Org -
2 RT 07 / RW 02 9 Org -
3 RT 09 / RW 02 8 Org -
Total 29 -

Tabulasi data PUS berdasarkan Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi keluhan

RS/ Obat Diamkan


No Nama Wilayah Klinik Alternatif
Puskesmas Warung Saja
1 RT 05 / RW 01 12 Org - - - -
2 RT 07 / RW 02 9 Org - - - -
3 RT 09 / RW 02 8 Org - - - -
TOTAL 29 Org - - - -

Tabulasi data Ibu Hamil


NO Nama Wilayah Ibu Hamil
1 RT 05 / RW 1 -
2 RT 07 / RW 2 -
3 RT 09 / RW 2 1 Org
TOTAL -

Tabulasi data Ibu Hamil Berdasarkan Usia Kehamilan


No Nama Wilayah 1-3 Bulan 3-6 Bulan 6-9 Bulan
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02 1 Org
TOTAL

Tabulasi data Ibu Hamil berdasarkan peningkatan berat badan selama hamil (khusus
Trimester III)
No Nama Wilayah < 9 Kg 9-12 Kg >12 Kg
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02 - 1 Org -
TOTAL

Tabulasi data Ibu Hamil berdasarkan pemerikasaan kehamilan


No Nama Wilayah YA TIDAK
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02 1 Org
Total

Tabulasi Data ibu hamil berdasarkan dimana ibu memeriksa kehamilannya


No Nama Wilayah Dokter Bidan Perawat Dukun terlatih Lain-Lain
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02 1 Org
Total

Tabulasi data ibu hamil berdasarkan berapa kali memeriksa kehamilannya


No Nama Wilayah 1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali >4 Kali Tdk memeriksa
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02 1 Org
Total

Tabulasi data ibu hamil berdasarkan kondisi


No Nama Wilayah SEHAT SAKIT
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02 1 Org
TOTAL

Tabulasi data Ibu Nifas


NO Nama Wilayah Ibu Nifas
1 RT 05 / RW 1 -
2 RT 07 / RW 2 -
3 RT 09 / RW 2 -
TOTAL -

Tabulasi Data Ibu Nifas Berdasarkan Dibantu persalinan


No Nama Wilayah Dokter Bidan Perawat Dukun terlatih Lain-Lain
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02
Total
Tabulasi Data Ibu Nifas Berdasarakan Mendapatkan Informasi
Perawa- Perawa- Perawa
Keber- Mema
Nama tan tan tan tali Lain- Tdk dpt info-
No sihan ndikan Gizi
Wilayah payu kelam pusat Lain rmasi
diri bayi
dara in
RT 05 / RW
1
01
RT 07 / RW
2
02
RT 09 / RW
3
02
Total

Tabulasi Data Ibu Nifas Berdasarkan Kondisi


No Nama Wilayah SEHAT SAKIT
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02
TOTAL

Tabulasi Data Ibu Menyusui


No Nama Wilayah Ibu Menyusui
1 RT 05 / RW 01 5 Org
2 RT 07 / RW 02 2 Org
3 RT 09 / RW 02 3 Org
TOTAL 10 Org

Tabulasi Data berdasarkan sampai Berapa usia anak Diberi Asi Ekslusif
No Nama Wilayah 4 Bulan 6 Bulan Lain-lain
1 RT 05 / RW 01 4 1 Org
2 RT 07 / RW 02 2 Org
3 RT 09 / RW 02 3 Org
TOTAL 9 Org 1 Org

Tabulasi Data Berdasarkan Sampai Usia Berapa Anak Diberikan ASI


No Nama Wilayah 6 Bulan 6-12 bulan 12-18 Bulan 18- 24 bulan >2 Tahun
1 RT 05 / RW 01 5 Org
2 RT 07 / RW 02 2 Org
3 RT 09 / RW 02 3 Org
Total 2 8

Tabulasi Data Batita ( 0-5 Tahun )


No Nama Wilayah Balita ( 0-5 )
1 RT 05 / RW 01 13 Org
2 RT 07 / RW 02 6 Org
3 RT 09 / RW 02 8 Org
TOTAL 27 Org

Tabulasi Data Balita Berdasarkan Keluarga Menimbang


No Nama Wilayah YA TIDAK
1 RT 05 / RW 01 13 Org
2 RT 07 / RW 02 6 Org
3 RT 09 / RW 02 8 Org
Total 27 Org

Tabulasi Data balita Berdasarkan Alasan Tidak menimbang


No Nama Wilayah Jauh Malas Repot Tidak Tahu Lain-Lain
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02
Total

Tabulasi Data Balita Berdasarkan mendapatkan makanan selingan diwaktu makan


No Nama Wilayah YA TIDAK
1 RT 05 / RW 01 13 Org
2 RT 07 / RW 02 6 Org
3 RT 09 / RW 02 8 Org
Total 27 Org

Tabulasi Data Balita Berdasarkan Kondisi Balita


No Nama Wilayah SEHAT SAKIT
1 RT 05 / RW 01 13 Org
2 RT 07 / RW 02 6 Org
3 RT 09 / RW 02 8 Org
Total 27 org
Umur
NO Wilayah Total
< 1 Tahun 1-3 Tahun 3-5 tahun
1 RT 05 / RW 01 3 4 6 13
2 RT 07 / RW 02 - 3 3 6
3 RT 09 / RW 02 2 3 3 8
Total 5 10 12 27

Berat Badan
NO Wilayah 20-25 Total
<10 Kg 10-20 Kg
Kg
1 RT 05 / RW 01 3 5 5 13
2 RT 07 / RW 02 6 6
3 RT 09 / RW 02 3 4 1 8
Total 6 15 6 27

IMUNISASI
N Wilaya
BC DPT DPT DPT P P P P H H
o h C H3
G 1 2 3 1 2 3 4 1 2
1 1 1 1 1
RT 05 13 13 13 13 12 12 12
2 2 2 2 2
RT 07 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
RT 09 8 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8

Tabulasi Data Anak Pra Sekolah (5-12 Tahun )


No Nama Wilayah Anak Pra Sekolah (5-12 Tahun)
1 RT 05 / RW 01 17 Org
2 RT 07 / RW 02 3 Org
3 RT 09 / RW 02 8 Org
TOTAL 28 Org

Tabulasi Data Anak Pra Sekolah berdasarkan pembersihan gigi dalam sehari
No Nama Wilayah 1 Kali 2 Kali 3 Kali Tidak
Total
dilakukan
1 RT 05 / RW 01 3 Org 8 Org 3 Org 17
2 RT 07 / RW 02 3 Org 3
3 RT 09 / RW 02 8 Org 8
Total 3 Org 19 Org 3 Org 28

Tabulasi Data Anak Pra Sekolah berdasarkan kondisi gigi


Gusi
Nama Berluang & Bersih Lain
NO bengkak & Sariawan Total
Wilayah Hitam & sehat - lain
berdarah
RT 5 / RW
1 6 Org 11 Org 17
1
RT 7 / RW
2 2 Org 1 org 3
2
RT 9 / RW
3 3 Org 5 Org 8
2
Total 11 Org 17 Org 28

Tabulasi Data Anak Pra Sekolah berdasarkan mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan
No Nama Wilayah YA TIDAK
1 RT 05 / RW 01 16 Org 1 Org
2 RT 07 / RW 02 3 Org
3 RT 09 / RW 02 8 Org
Total 27 Org 1 Org

Tabulasi Data Anak Pra Sekolah berdasarkan memakai alas kaki saat bermain
No Nama Wilayah YA TIDAK
1 RT 05 / RW 01 17 Org
2 RT 07 / RW 02 3 Org
3 RT 09 / RW 02 8 Org
Total 28 Org

Tabulasi Data Anak Pra Sekolah berdasarkan kondisi anak saat ini
No Nama Wilayah SEHAT SAKIT
1 RT 05 / RW 01 17 Org
2 RT 07 / RW 02 3 Org
3 RT 09 / RW 02 8 Org
Total 28 org

Tabulasi data Remaja (12-18 Tahun)


No Nama Wilayah Remaja (12-18 Tahun)
1 RT 05 / RW 01 16 Org
2 RT 07 / RW 02 5 Org
3 RT 09 / RW 02 10 Org
TOTAL 31 Org
Tabulasi data Remaja berdasarkan kegiatan remaja diluar jam sekolah
Nama Nonton Lain-
NO Bermain Belajar Istirahat kerja Total
Wilayah TV lain
RT 5 /
1 3 Org 1 Org 12 Org 16
RW 1
RT 7 /
2 5 Org 5
RW 2
RT 9 /
3 1 Org 1 Org 1 Org 7 Org 3
RW 2
Total 4 Org 2 Org 6 org 12 Org 24

Tabulasi data Remaja berdasarkan kondisi


No Nama Wilayah Sehat Sakit
1 RT 05 / RW 01 16 Org
2 RT 07 / RW 02 5 Org
3 RT 09 / RW 02 10 Org
Total 31 org

Tabulasi Data Usia Dewasa ( 18-55 Tahun )


No Nama Wilayah Usia Dewasa ( 18-55 Tahun )
1 RT 05 / RW 01 32 Org
2 RT 07 / RW 02 26 Org
3 RT 09 / RW 02 30 Org
TOTAL 88 Org

Tabulasi Data Usia dewasa berdasarkan kegiatan yang dilakukan setelah lulus
sekolah
NO Nama Wilayah Menikah Bekerja Kuliah Lain-lain
1 RT 5 / RW 1 32 Org
2 RT 7 / RW 2 26 org
3 RT 9 / RW 2 30 Org
Total 88

Tabulasi Data Usia Remaja Berdasarkan Kondisi


No Nama Wilayah Sehat Sakit Ket
1 RT 05 / RW 01 32 Org
2 RT 07 / RW 02 26 Org
3 RT 09 / RW 02 30 Org
Total 88 Org

Tabulasi Data Lansia ( >55 Tahun )


No Nama Wilayah Tabulasi Data Lansia ( >55 Tahun )

1 RT 05 / RW 01 13 Org
2 RT 07 / RW 02 8 Org
3 RT 09 / RW 02 9 Org
TOTAL 30 Org

Tabulasi Data Lansia Berdasarkan Jumlah dirumah


NO Nama Wilayah 1 Orang 2 Orang 3 orang >3 orang Total
RT 5 / RW 1 7 Orng 3 Org 3 Org
1 13
2 RT 7 / RW 2 1 Org 5 Org 2 Org 8
3 RT 9 / RW 2 4 Org 3 Org 2 Org 9
Total 12 Org 11 Org 5 Orng 2 Org 30

Tabulasi Data Lansia Berdasarkan Penyakit keturunan dalam keluarga


Nama
NO Jantung Hipertensi Diabetes Asma Lain-lain
Wilayah
1 RT 5 / RW 1 4 Org
2 RT 7 / RW 2 2 Org
3 RT 9 / RW 2 3 Org
Total 6 Org

Tabulasi Data lansia berdasarkan melakukan pemeriksaan Gula darah dalam 3


bulan terakhir
No Nama Wilayah Pernah Tidak pernah KET
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02 1 Org
Total 1 Org

Tabulasi Data Lansia Berdasakan Kondisi


No Nama Wilayah Sehat Sakit Ket
1 RT 05 / RW 01 12 Org 1 Org Hipertensi
2 RT 07 / RW 02 8 Org
3 RT 09 / RW 02 9 Org
Total 29 Org 1 Org

Tabulasi data lansia berdasarkan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit


Minum
Diamkan
NO Nama Wilayah RS/Puskesmas Obat Alternatif
saja
warung
1 RT 5 / RW 1 13 Org
2 RT 7 / RW 2 8 Org
3 RT 9 / RW 2 9 Org
Total 30 Org

Tabulasi data lansia Berdasarkan kegiatannya sehari-hari


Lain-
NO Nama Wilayah Kekebun Bertani Dirumah Total
lain
1 RT 5 / RW 1 1 Org 1 Org 10 Org 1 Org 13
2 RT 7 / RW 2 5 Org 3 Org 8
3 RT 9 / RW 2 2 Org 2 Org 4 Org 1 Org 9
Total 1 Org 6 Org 17 Org 2 Org 26

Tabulasi data Lansia Berdasarkan perlu dibentuk Posyandu Lansia


No Nama Wilayah YA TIDAK KET
1 RT 05 / RW 01 13 Org
2 RT 07 / RW 02 8 Org
3 RT 09 / RW 02 9 Org
Total 30 Org

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Tabulasi data keluarga yang mengalami gangguan jiwa
No Nama Wilayah YA TIDAK KET
1 RT 05 / RW 01
2 RT 07 / RW 02
3 RT 09 / RW 02
Total
Tabulasi data gangguan jiwa berdasarkan apa yang telah dilakukan untuk
mengatasinya :
Minum
Diamkan
NO Nama Wilayah RS/Puskesmas Obat Alternatif
saja
warung
1 RT 5 / RW 1
2 RT 7 / RW 2
3 RT 9 / RW 2
Total

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PRILAKU KESEHATAN KELUARGA


Tabulasi Data berdasarkan cara keluarga mengolah sayur sebelum masak
Dipotong
Dicuci Baru
No Nama Wilayah Baru Total
Dipotong
Dicuci
1 RT 05 / RW 01 19 KK 12 KK 31
2 RT 07 / RW 02 12 KK 1 KK 13
3 RT 09 / RW 02 15 KK 10 KK 25
Total 46 KK 23 KK 69

Tabulasi data cara keluarga menyajikan makanan yang dimasak


No Nama Wilayah Tertutup Terbuka
1 RT 05 / RW 01 31 KK
2 RT 07 / RW 02 13 KK
3 RT 09 / RW 02 24 KK 1KK
Total 68 KK 1KK

Tabulasi data berdasarkan kebiasaan keluarga menggantung pakaian setelah dipakai


No Nama Wilayah YA TIDAK Total
1 RT 05 / RW 01 20 KK 11 KK 31
2 RT 07 / RW 02 5 KK 8 KK 13
3 RT 09 / RW 02 11 KK 14 KK 25
Total 36 KK 33KK 69

Tabulasi data berdasarkan cara keluarga membuang sampah (limbah rumah tangga)
Nama Dibuang
NO Ditumpuk Dikubur Dibakar Lain-lain
Wilayah ke kali
1 RT 5 / RW 1 8 KK 2 KK 21 KK
2 RT 7 / RW 2 1 KK 12 KK
3 RT 9 / RW 2 25KK
Total 8 KK 3KK 58 KK
Tabulasi data berdasarkan bagaimana keluarga membuang limbah WC
Nama TOTAL
NO Septiktank Got Kali/Sungai Lain-Lain
Wilayah
1 RT 5 / RW 1 26 KK 4 KK 1 KK 31
2 RT 7 / RW 2 7 KK 4 KK 2 KK 13
3 RT 9 / RW 2 21 KK 4 KK 25
Total 54 KK 4 KK 9 KK 2 KK 69

Tabulasi Data berdasarkan dari mana keluarga mendapat sumber air bersih
Nama Pompa
NO PAM Sumur Sungai Lain-Lain
Wilayah istrik
1 RT 5 / RW 1 26 KK 1 KK 4 KK
2 RT 7 / RW 2 1 KK 10 KK 2 KK
3 RT 9 / RW 2 15 KK 10 KK
Total 1 KK 51 KK 2 KK 1 KK 14 KK

Tabulasi Data Berdasarkan Berapa jarak sumber air dengan septiktank


NO Nama Wilayah <10 Meter >10 Meter
1 RT 5 / RW 1 3 KK 28 KK
2 RT 7 / RW 2 5 KK 8 KK
3 RT 9 / RW 2 22 KK 3 KK
Total 30 KK 39 KK

Tabulasi Data Berdasarkan Keadaan air dirumah


Tidak Berasa
Ada
NO Nama Wilayah Berasa Berbau Berwarna Tdk berbau
endapan
Dan Tidak Berwarna
1 RT 5 / RW 1 4 KK 3 KK 15 KK 9 KK
2 RT 7 / RW 2 1 KK 1 KK 11 KK
3 RT 9 / RW 2 1 KK 24 KK
Total 5 KK 4 KK 16 KK 44 KK

Tabulasi Data berdasarkan kebiasaan mandi


NO Nama Wilayah <2 Kali Sehari >2 Kali Sehari
1 RT 5 / RW 1 8 KK 23 KK
2 RT 7 / RW 2 13 KK
3 RT 9 / RW 2 25 KK
Total 8 KK 61 KK

Tabulasi Data Berdasarkan kebiasaan keluarga menggunakan handuk


NO Nama Wilayah Sendiri-sendiri Bersama-sama
1 RT 5 / RW 1 26 KK 5 KK
2 RT 7 / RW 2 13 KK
3 RT 9 / RW 2 25 KK
Total 64 KK 5 KK

Tabulasi Data Berdasarkan keluarga membersihkan bak mandi/tempat penampungan air


Nama <Seminggu 1 kali >Seminggu Lain-
NO Total
Wilayah sekali-kali seminggu sekali lain
1 RT 5 / RW 1 7 KK 19 KK 5 KK 31
2 RT 7 / RW 2 11 KK 2 KK 13
3 RT 9 / RW 2 7 KK 15 KK 3 KK 25
Total 14 KK 45 KK 8 KK 2 KK 69

Tabulasi Data berdasarkan kondisi WC


NO Nama Wilayah Licin Tidak Licin
1 RT 5 / RW 1 8 KK 23 KK
2 RT 7 / RW 2 13 KK
3 RT 9 / RW 2 25 KK
Total 33 36
Tabulasi Data Berdasarkan tempat penampungan air untuk keperluan memasak
NO Nama Wilayah Ditutup Terbuka
1 RT 5 / RW 1 31 KK
2 RT 7 / RW 2 13 KK
3 RT 9 / RW 2 25 KK
Total 69

Tabulasi Data Berdasarkan Pengelolaan Air Minum


Nama Dimasak sampai
NO Tidak di masak Lain-lain
Wilayah mendidih
1 RT 5 / RW 1 16 KK 15 KK
2 RT 7 / RW 2 13 KK
3 RT 9 / RW 2 11 KK 14 KK
Total 40 KK 29 KK

Tabulasi Data Berdasarkan sinar matahari masuk kerumah


NO Nama Wilayah YA TIDAK
1 RT 5 / RW 1 25 KK 6 KK
2 RT 7 / RW 2 9 KK 4 KK
3 RT 9 / RW 2 24 KK 1 KK
Total 58 11 KK

Tabulasi Data Berdasarkan pencahayaan dalam rumah


Nama
NO Terang Kurang Terang Gelap
Wilayah
1 RT 5 / RW 1 23 KK 8 KK
2 RT 7 / RW 2 9 KK 4 KK
3 RT 9 / RW 2 25 KK
Total 57 KK 4 KK 8 KK

Tabulasi Data berdasarkan Kondisi penataan Rumah


NO Nama Wilayah Rapi Berantakan
1 RT 5 / RW 1 24 KK 7 KK
2 RT 7 / RW 2 7 KK 6 KK
3 RT 9 / RW 2 19 KK 6 KK
Total 50 KK 19 KK

Tabulasi Data Berdasarkan Kebersihan Rumah


NO Nama Wilayah Bersih Kotor
1 RT 5 / RW 1 21 KK 10 KK
2 RT 7 / RW 2 7 KK 6 KK
3 RT 9 / RW 2 19 KK 6 KK
Total 47 KK 22 KK

Tabulasi Data Berdasarkan Kondisi Lantai Rumah


NO Nama Wilayah Licin Tidak Licin
1 RT 5 / RW 1 31 KK
2 RT 7 / RW 2 13 KK
3 RT 9 / RW 2 25 KK
Total 69 KK

Tabulasi Berdasarkan Sumber Pencemaran Lingkugan


Nama
NO YA TIDAK ADA Keterangan
Wilayah
1 RT 5 / RW 1 8 KK 23 KK
2 RT 7 / RW 2 2 KK 11 KK
3 RT 9 / RW 2 25 KK
Total 10 KK 59 KK

Tabulasi Data Berdasarkan Pemanfaatan Perkarangan Rumah


Tanaman Bunga
NO Nama Wilayah Kebun Lain-lain
herbal Hias
1 RT 5 / RW 1 14 KK 17 KK
2 RT 7 / RW 2 13 KK
3 RT 9 / RW 2 4 KK 21 KK
Total 18 KK 51 KK

Tabulasi Data berdasarkan pernah menggunakan obat mengatasi masalah kesehatan


Tidak
NO Nama Wilayah pernah sering
pernah
1 RT 5 / RW 1 21 KK 10 KK
2 RT 7 / RW 2 13 KK
3 RT 9 / RW 2 4 KK 21 KK
Total 25 KK 44KK

Tahu 21-30 Tahu 11-20 Tahu kurang


NO Nama Wilayah Tahu >30 jenis
jenis jenis Dari 10 jenis
1 RT 5 / RW 1 18 Org 13 Org
2 RT 7 / RW 2 3 Org 10 Org
3 RT 9 / RW 2 6 Org 19 Org
Total 27 Org 42 Org

KEGIATAN PENYULUHAN YANG DIADAKAN MAHASISWA AKPER DENGAN MASYARAKAT


DIMASJID
KEGIATAN SUNATAN MASSAL TANGGAL 12 MEI 2015 OLEH MAHASISWA AKPER DIPUSTU
KEGIATAN PEMBUATAN DENAH PADA RT 05,07 DAN 09 DIDESA SUMBER MAKMUR
KEGIATAN MMD I DIBALAI DESA TENTANG IMPLEMENTASI DAN HASIL PENYULUHAN
KEGIATAN MENGAJAR DI TK HARMONI DIDESA SUMBER MAKMUR
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktik keperawatan komunitas yang dilaksanakan 23 april 2015 - 15 mei
2015 oleh mahasiswa Program Studi D3 Ilmu Keperawatan merupakan salah satu
untuk menghasilkan tenaga perawat yang profesional sesuai dengan kompetensi
yang ditentukan. Sebagai aplikasi nyata dari konsep keperawatan komunitas, maka
diberikan asuhan keperawatan komunitas kepada warga RW 02 DESA SUMBER
MAKMUR untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Pendekatan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas adalah
pendekatan proses keperawatan yang meliputi 4 tahap, yaitu pengkajian,
perencanaan, tindakan dan evaluasi yang dilaksanakan secara integral dan
komperhensif dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal
masalah kesehatannya dan mampu menciptakan berbagai alternatif dalam upaya
meningkatkat derajat kesehatannya.
Dari keempat tahapan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh
mahasiswa bersama dengan Pokjakes, aparat, kader, dan warga RW 02 DESA
SUMBER MAKMUR. Dalam pelaksanaannya tidak pernah lepas dari aral dan
rintangan, akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan baik tanpa mengganggu
aktifitas praktik.
Secara umum tingkat keberhasilan pelaksanaan praktik klinik keperawtan
komunitas adalah 90% dengan tingkat antusiasme warga, peran serta aktif dan
bantuan dari brbagai pihak.

5.2 Saran-Saran
1) Pihak Puskesmas telawang
a. Agar lebih meningkatkan pembinaan terhadap kelompok-kelompok
yang terdapat di masyarakat khususnya di bidang kesehatan, sehingga apa yang
menjadi upaya Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya dapat tercapai dengan baik.
b. Terbukanya kerjasama lebih lanjut dengan Program Studi D3 Ilmu
Keperawatan untuk program keperawatan komunitas.

2) Pihak Pendidikan
a. Dalam proses persiapan
memasuki program praktik klinik keperawatan komunitas yang dibekalkan kepada
mahasiswa hendaknya memiliki suatu konsep yang terstruktur dan
mengintegrasikan keseluruhan konsep keperawatan dengan kondisi lapangan,
sehingga didapatkan kesamaan ide, pendapat, kesepakatan dan persepsi menuju
peningkatan efektifitas pelaksanaan praktik di lapangan.
b. Untuk meningkatkan,
memperluas dan mempermudah hubungan instansi yang terkait praktik dengan
keperawatan komunitas dengan mahasiswa, diharapkan adanya kerjasama antara
pendidikan dengan instansi terkait, baik berupa kontrak waktu atau dalam bentuk
yang lain.
c. Berdasarkan atas saran
pembimbing praktik klinik keperawatan komunitas untuk dilakukannya evaluasi
dan tindak lanjut terhadap wilayah yang telah dibina khususnya oleh kelompok
selanjunya, hendaknya disusun kembali/reorganisasi kembali rencana program
praktik keperawatan komunitas khususnya konsep evaluasi keberhasilan dari
masyarakat sebagai suatu tindak lanjut.

3) Pihak LKMD
Dengan terbentuknya Kelompok Kerja Kesehatan di RW 02 DESA
SUMBER MAKMUR, hendaknya diberikan bantuan, bimbingan, konseling dan
supervisi berkala sebagai salah satu program LKMD seksi 5 kesehatan.

4) Kelompok Kerja Kesehatan


a. Agar selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah
diperolleh sehingga dapat menjadi ujung tombak kelompok pikir dan sebagai motor
pembinaan kesehatan yang terdapat di masyarakat, sehingga dapat membantu
peningkatan derajat kesehatan masyarakat RW 02 DESA SUMBER MAKMUR.
b. Agar tetap menjalin kerjasama dengan LKMD, bidang kesejahteraan,
bidang rohani dan Puskesmas serta institusi terkait dengan Pokjakes demi
kelangsungan dan keberhasilan program kerja.
c. Agar tetap bergerak aktif untuk menjalankan program kerja yang telah di
rencanakan.
DAFTAR PUSTAKA

Adina, M. Rienhardt. (1990). Family Community Nursing A Sosial Cultural


Framework. The CV. Mosby Company.

Ali Zaidin. (1998). Pengantar Asuhan Perawatan Kesehatan Pada Masyarakat Seri 4
Perawatan Kesehatan Masyarakat (MA 213). Universitas Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (1990). Konsep Perawatan Masyarakat. Jakarta.

Effendy Nasrul. (1992). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyakat. Penerbit


Buku Kedokteran. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai