Anda di halaman 1dari 5

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


TB PARU
Ilustrasi kasus

Jumlah penduduk di daerah RT 1/ RW 7 Kelurahan Tanjung Pinang, Surabaya, adalah 529 jiwa,
yang berjenis kelamin laki-laki adalah 271 jiwa, yang berjenis kelamin prempuan adalah 258 jiwa.
Jumlah wrga usia produktif sebanyak 348 jiwa,
Anak-anak 60 orang, remaja 69 orang. Sebagian besar warga di kelurahan Tanjung Pinang
menganut agama agama islam, tetapi ada juga yang beragama lain. Jarak antar rumah
berdekatan , tidak ada halaman, tidak ada pepohonan di depan rumah.
Tipe rumah di daerah tersebut adalah perumahan permanen dari tembok, sudah berlantai.
Sumber air yang digunakan sebagian besar dari PDAM. Warga di desa RT 1/ RW 7 kelurahan
Tanjung Pinang banyak warga yang menderita sakit TB Paru, kebanyakan terjadi pada kelompok
usia produktif, karena kebanyakan penduduk di daerah Tanjung Pinang memiliki kebiasaan yang
kuruang baik seperti meludah sembarangan, dan lingkungan rumah yang kurang pencahayaan,
lembab dan berdempetan.

A. Pengkajian

1. DATA INTI
Di desa Tanjung Pinang RT 1/ RW 7, kelurahan Tanjung Pinang, kecamatan
Kemayoran, Surabaya. Luas wilayah kurang lebih 300 meter persegi. Batas
wilayah sebelah utara adalah RT 8, sebelah selatan adalah RW 8, sebelah
barat adalah RT 10, sebelah timur adalah RW 1. Semua lahan di daerah
tersebut dimanfaatkan sebagai pemukiman.
Jumlah penduduk di Tanjung Pinang adalah 529 jiwa, yang berjenis kelamin
laki- laki 271 jiwa, sedangkan jumlah penduduk prempuan 258 jiwa.
B. Keluarga

a. Struktur keluarga : kakek, Nenek, ayah, ibu , dan cucu.

b. Karakteristik keluarga : didalam keluarga semua memperolehperhatian, perlindungan dan


pembelajran serta pembinaan yang baik, hanya saja kadang
kadang kurang diberikankepada semua anggota keluarga.

c. Pekerjaan : pada umunya lansia pada kelurahan tersebutbekerja sebagai tidakbekerja dan
kepala keluarganyasebagian bekerja sebagai buruh pabrik.

d. Sosial budaya : sosial dan budaya dilingkungan keluarga baikantar anggotakeluarga sosialnya baik dan
budayanya juga tidak ada masalah.

e. Riwayat kesehatan : didalam anggota keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit dan ada yang tidak
DATA SUBSISTEM
Lingkungan Fisik
Sumber air dan air minum adalah PDAM sebanyak 99,3% 136 KK, dan yang menggunakan sumur
sebanyak 0,7% 1 KK. Penyediaan dan pemanfaatan air minum menggunakan PDAM sebanyak
54,7% atau 75 KK, dan yang menggunakan aqua (air mineral ) sebanyak 45,3% atau 62 KK.
Pengelolaaan air minum selalu dimasak sebanyak 118 KK, kadang dimasak 14 KK, dan yang tidak
pernah dimasak sebanyak 5 KK.
Kebiasaan membuang sampah adalah diangkut oleh petugas pembuang sampah. Saluran
pembuangan air/sampah limbah warga yaitu ke got dan keadaannya lancar. Kebanyakan warga di
daerah Tanjung Pinang tidak memiliki ternah, hanya 7 KK yang mempunyai kandang ternak dan
letaknya di luar rumah. Semua warga memiliki jamban, keadaannya sebagian besar bersih.
1. Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen dari tembok,
terdapat sungai yang tak jauh dari perumahan yang dipakai sebagai tempat pembuangan
sampah sehingga air tidak mengalir, keruh dan berbau. Kebanyakan adalah rumah milik
pribadi.
Lantai rumah sudah bertegel atau dari semen. Rumah yang berventilasi sebanyak 65% (90 KK)
dan yang tidak berventilasi adalah 35% (47KK). DS : Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa
sekitar 60% dari warga yang memiliki ventilasi tidak pernah membuka jendelanya. Luas kamar
tidur yang memenuhi syarat hanya 83%. Penerangan oleh sinar matahari yang memenuhi syarat
sebanyak 64% dan yang lainnya masih kurang.
DO : Hasil survey menunjukan bahwa sekitar 32% rumah warga kurang pencahayaan sehingga
tampak gelap dn ruangan di dalam rumah tampak gelap.
2. Lingkungan terbuka : tidak mempunyai halaman yang luas dan jarang ada pepohonan,
keadaan pekarangan rumah lumayan bersih.
3. Orang laki laki di daerah tersebut mempunyai kebiasaan sering meludah sembarangan,
merokok di sembarang tempat, dan suka membakar sampah sampah rumah tangga yang
tidak dipakai.
4. Transportasi: Alat transportasi yang digunakan sebagianbesar adalah sepeda motor, ada
yang menggunakan sepeda, dan masih banyak yang jalan kaki.
5. Pusat pelayanan: terdapat 1 puskesmas dan 1 posyandu Tempat belanja: di pasar tradisional
dan toko
6. Tempat ibadah: 1 mushola dan 1 gereja.

Pelayanan Kesehatan Dan Sosialdpat


Di daerah RT 1/ RW 7 kelurahan Tanjung Pinang Pelayanan kesehatan terdapat
1 puskesmas pembantu.

Ekonomi
Yang bekerja sebagai PNS/ABRI sebanyak 9 orang, pegawai swasta 28
jiwa, wiraswasta sebanyak 162 jiwa, buruh tani/pabrik sebanyak 17 jiwa, yang sudah pensiun
sebanyak 2 orang.

Penghasilan rata-rata per bulan : < dari Rp.450.000/bulan Rp450.000-Rp 600.000


Rp 600.000-Rp 800.000 >Rp 800.000/bulan
:7 KK(4,8%)
:28 KK(19,0%)
:60 KK(40,8%) :52 KK(35,4%)
Ada warga yang memiliki industri kecil makanan.

Keamanan Dan Transportasi


Di daerah Tanjung Pinang tidak ada pos kampling atau pos jaga nya.
Fasilitas jalan yang digunakan adalah jalan raya, dan sebagian jalan setapak.
Alat transportasi yang digunakan adalah kendaraan bermotor, sepeda, sebagian ada yang jalan
kaki, dan ada yang memiliki mobil.
Pemerintahan
Kelompok pelayanan kepada masyarakat adalah Karang taruna, PKK, dan
posyandu. Politik
Ada kebijakan pemerintahan dalam pelayanan kesehatan, peran serta partai politik dalam
pelayanan kesehatan tidak ada.
Komunikasi
Komunikasi ibu yang dilakukan pada balitanya dengan komuniaksi verbal.
Alat komunikasi yang digunakan sudah banyak, seperti radio, televisi, telepon, dan majalah atau
koran. Teknik penyampaian komunikasi pada masyarakat menggunakan papan pengumuman.
Pendidikan
Penduduk sekolah sebanyak 108 KK, yang tidak sekolah sebanyak 21 KK
DS : Dari hasil wawancara ternyata warga masyarakat belum pernah mendapatkan informasi
tentang penyakit TB paru baik dari tenaga kesehatan maupun melalui leaflet. Pada daerah
tersebut belum pernah diadakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit TB Paru..
Rekreasi
Tidak ada tempat rekreasi di daerah Tanjung Pinang.Warga sering
bersantai-santai atau cangkruk an sambil nonton TV bareng dan merokok.

Analisa. Data

BAB IV
PROGRAM KESEHATAN TB PARU

Pengembangan dan formulasi Strategi Penanggulangan Tuberkulosis yang baru didasarkan pada:
 Hasil survei prevalensi 2018-2020 yang menunjukkan bahwa TB mempengaruhi orang-orang dari
semua usia atau golongan, dengan orang- orang miskin yang paling terpengaruh. Pria lebih banyak terkena
daripada wanita dan orang di daerah perkotaan lebih banyak daripada di daerah pedesaan. Faktor risiko lain
adalah penderita gizi buruk, narapidana, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang terganggu,
termasuk HIV dan diabetes, rentan terhadap TB.
 Pelaporan/notifikasi kasus TB oleh program terus landai sebesar 30%, menunjukkan bahwa
perubahan pendekatan, metode dan strategi sangat diperlukan
 Perkembangan terbaru manajemen dan alat diagnostik TB.
 Berbagai temuan dan rekomendasi Joint External Monitoring Mission (JEMM) 2013 dan 2016.
 Komitmen pemerintah pusat dan daerah serta dunia yang memberikan perhatian tinggi terhadap
masalah TB.

Enam prinsip dan strategi program diformulasikan untuk diimplementasikan secara komprehensif, terpadu,
dan sinergis dalam mencapai eliminasi TB, yaitu:

1. Penguatan Kepemimpinan Program TB berbasis kabupaten/kota


 Koordinasi oleh pemerintah dengan peta jalan eliminasi yang jelas dan diperkuat dengan regulasi.
 Kolaborasi multisektoral dan koalisi yang kuat dengan organisasi masyarakat
 Peningkatan pembiayaan, terutama dari pendanaan bersumber dalam negeri
 Koordinasi, harmonisasi, sinkronisasi dan sinergi untuk mencapai kinerja program yang terbaik.

2. Meningkatkan akses layanan TB yang bermutu.


 Melibatkan semua penyedia layanan melalui peningkatan jaringan layanan pemerintah swasta
melalui district-basedpublic-private mix(PPM)
 Intensifikasi penemuan kasus TB aktif melalui pendekatan kesehatanmasyarakat dan keluarga.
 Pendekatan integrasi layanan seperti TB-HIV, TB-DM, IMCI, PAL, dll.
 Inovasi diagnostik TB dengan memanfaatkan alat terbaru sesuairekomendasi WHO
 Meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien dan dukungan pasiendan keluarga
 Integrasi dengan asuransi kesehatan untuk mencapai cakupan universal untuk pengobatan TB

3. Pengendalian faktor risiko


 Promosi, lingkungan dan gaya hidup sehat
 Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi TB (imunisasi, pengobatan profilaksis,
pengendalian infeksi, dll.)
 Meningkatkan penemuan kasus TB dan juga mempertahankan keberhasilan pengobatan yang tinggi

4. Penguatan kemitraan TB melalui forum koordinasi


 Pemetaan mitra potensial dalam eliminasi TB
 Peningkatan kemitraan melalui koordinasi forum TB di tingkat pusat
 Peningkatan kemitraan melalui forum koordinasi TB di tingkat provinsi/kabupaten

5. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengendalian TB


 Meningkatkan keterlibatan dan keterlibatan pasien TB, mantan pasien, keluarga dan masyarakat
dalam pengendalian TB
 Memperluas keterlibatan masyarakat dan keluarga dalam pengendalian TB
 Keterlibatan peran masyarakat dalam promosi TB, temuan kasus TB dan dukungan pengobatan
terhadap TB
 Pemberdayaan masyarakat melalui integrasi TB ke dalam pelayanan kesehatan berbasis keluarga
dan masyarakat

6. Memperkuat sistem kesehatan dan manajemen TB


 Sumber daya manusia yang memadai dan kompeten
 Mengelola logistik secara efektif
 Meningkatkan pembiayaan, advokasi dan peraturan
 Memperkuat sistem informasi strategis, surveilans proaktif, termasuk kewajiban melaporkan
(Mandatory Notification).
 Jaringan dalam penelitian dan pengembangan inovasi program.

Anda mungkin juga menyukai