Anda di halaman 1dari 7

A.

Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data. Maka terdapat beberapa masalah

Kesehatan Masyarakat penting yang ada di RT 014 dan RT 015, RW 004. Kelurahan

Tuak Daun Merah, Kabupaten Kupang, yaitu:

1. Sampah

Sampah dijadikan prioritas masalah untuk ditanggulangi karena sampah

memiliki dampak negatif bagi kesehatan masyarakat setempat, antara lain

dampak yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung

merupakan dampak yang disebabkan karena kontak langsung dengan sampah,

misalnya sampah yang korosif terhadap tubuh dan sampah yang mengandung

kuman patogen sehingga dapat menimbulkan penyakit, sedangkan dampak

tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan,

pembakaran, dan tempat pembuangan sampah sementara yang tidak tersedia.

Masyarakat RT 014 dan RT 015 mempunyai masalah yang sama mengenai

jasa pengangkut sampah dari rumah-rumah menuju ke TPS, jarak TPS yang

cukup jauh dan juga ketersediaan lahan untuk membuat TPS di wilayah RT

014 dan RT 015 membuat masyarakat cukup resah dengan pengolahan

sampah.

Sehingga, mayoritas masyarakat di kedua RT tersebut mengolah sampah

dengan cara dibakar, sehingga asap pembakaran sampah ini dapat

menyebabkan gangguan pernapasan (ISPA) bagi orang yang menghirupnya,

khususnya anak-anak. Menurut data kesehatan puskesmas oepoi bahwa ISPA

menjadi penyakit urutan teratas yang menyerang masyarakat kelurahan Tuak

Daun Merah.
2. Perilaku Merokok

Perilaku merokok dipilih sebagai masalah yang dapat mempengaruhi

kesehatan, karena berdasarkan data hasil wawancara dengan masyarakat di RT

014 dan RT 015, RW 004 Kelurahan Tuak Daun Merah, dari 106 KK dari

kedau RT terdapat 56 KK (53%) yang pol perilaku merokok di dalam rumah.

Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi kesehatan perokok aktif bahkan

membahayakan perokok pasif disekitarnya.

3. Ternak

Masalah yang dijadikan prioritas mengenai masalah ternak ini adalah, letak

dan jarak kandang serta saluran pembuangan kotoran ternak yang

mempengaruhi kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Distribusi Keluarga

berdasarkan Jarak Kandang Dari Rumah di kedua RT kelurahan Tuak Daun

Merah tahun 2019 presentase yang paling tinggi adalah jarak kandang dengan

jarak <5 m dengan jumlah 22 KK (33,3%) di RT 014 dan sebanyak 16 KK

(40%) di RT 15 dengan persentase 35,8%, dipilih sebagai masalah kesehatan

karena berpotensi untuk perpindahan penyakit dari hewan ke manusia

(zoonosis).

Selain itu, kebanyakan letak kandang ternak milik masyarakat berada di dalam

lingkungan rumah sehingga mempersulit untuk menyediakan saluran

pembuangan kotoran ternak. Di tambah lagi karena kekurangan lahan dan

kondisi rumah-rumah masyarakat yang berdekatan serta masyarakat RT 014

yang kebanyakan tinggal di tebing pinggiran kali yang tidak memungkinkan


masyarakat membuat saluran pembuangan untuk kotoran ternak. Kotoran dari

ternak yang dibiarkan terbuka di atas permukaan tanah dapat membahayakan

kesehatan seperti diare yang beresiko bagi anak-anak yang sering bermain di

halaman rumah, selain itu selalu menjadi pemicu pertikaian anatara

masyarakat setempat karna menggangu pernafasan akibat bau yang

ditimbulkan.

4. SPAL

Saluran pembuangan air limbah dijadikan prioritas masalah untuk

ditanggulangi karena limbah rumah tangga yang ada pada masyarakat RT 014

dan RT 015 berdasarkan data dari jumlah KK di kedua RT terdapat 56 KK

(53%) yang tidak memiliki SPAL, sisanya yang memiliki SPAL namun

kurang sesuai dengan standar kesehatan dapat memicu terjadinya penyakit

DBD akibat genagan air di sekitar lingkungan rumah, dan pencemaran

lingkungan sekitar rumah.

5. Aktivitas Fisik

Berdasarkan data Puskesmas O epoi penyakit teratas setelah ISPA adalah

Myalgia, hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan masyarakat yang

menunjukan di RT 014 dan RT 015, RW 004 Kelurahan Tuak Daun Merah,

meski terdapat 60 KK (57%) dari kedua RT tersebut namun aktivitas fisik

yang dilakukan masyarakat adalah bentuk aktivitas fisik yang berat dan jarang

berolahraga sehingga terjadi nyeri pada bagian otot-otot yang sering

digunakan berkeja serta kurangnya beristirahat dapat menimbulkan penyakit

Myalgia ini.
B. Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat

Masalah-masalah kesehatan tersebut dipresentasikan dalam Mini Lokakarya yang

dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 Juli 2019, yang dilaksanakan di lapangan RT 015,

Jam 15:00 – selesai. Metode yang digunakan dalam mini lokakarya ini adalah metode

brain storming dimana mahasiswa, ketua RT 014 dan ketua RT 015, Ibu RW 004,

tokoh masyarakat, dan masyarakat setempat memberikan pilihan terhadap masalah

kesehatan yang ada beserta alasannya. Kemudian diperoleh suatu keputusan bersama

bahwa masalah yang dijadikan sebagai prioritas masalah di RT 014 dan RT 015, RW

004, Kelurahan Tuak Daun Merah adalah: masalah Ternak dan Sampah.

C. Alternativ Pemecahan Masalah Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan prioritas masalah yang dipilih oleh masyarakat RT 014 dan RT 015, RW

004, Kelurahan Tuak Daun Merah, maka alternativ penyelesaian masalah yang

menjadi prioritas adalah sebagai berikut:

1. Penyuluhan tentang Ternak yang sehat dan juga Pengendalian serta

Pengolahan Sampah

2. Masyarakat memutuskan untuk mengatasi masalah jasa pengangkutan sampah

secara mandiri yaitu pemerdayaan masyarakat yang bersedia menjadi jasa

pengangkut sampah yang di koordinasikan oleh ketua RT.

3. Demonstrasi pembuatan ecobrik dengan memanfaatkan sampah plastik

sehingga dapat menjadi barang-barang berguna, seperti pot bunga, ataupu

terasering untuk masyarakat RT 014 yang tinggal di sekitar tebing pinggir kali.

D. Intervensi yang di lakukan Sebagai Pemecah Masalah Kesehatan Masyarakat


Intervensi dilakukan pada Minggu, 14 Juli 2019 di rumah salah satu masyarakat RT

015 yaitu rumah Pak Remi Nago, jam 10.00 – selesai. Pada penyuluhan mengenai

ternak ynag sehat kelompok mengundang pembawa materi dari salah satu alumni

Fakultas Perternakan Universitas Nusa Cendana. Berdasarkan alternatif pemecahan

masalah yang disepakati oleh kelompok, maka ada 2 jenis intervensi yang dilakukan :

1. Intervensi Fisik

Melakukan intervensi fisik terhadap pengelolahan sampah menjadi barang-

barang yang berguna dengan mendemostrasikan ecobrik pada masyarakata.

Alasan pemilihan intervensi fisik dengan pembuatan ecobrik adalah :

 Mengelolah sampah padat rumah tangga

 Mengurangi sampah padat, seperti plastik dan botol di lingkungan

masyarakat

 Dapat menjadi berbagai barang-barang bermanfaat bagi masyarakat

seperti meja, kursi, pot bunga, keranjang sampah bahkan terassering

pada pemukiman di tebing.

2. Intervensi Non-fisik

Intervensi Non-fisik diwujudkan dalam kegiatan penyuluhan terhadap

bagaimana mengelolah ternak yang sehat, dari tipe kandang yang sehat hingga

solusi mengatasi kotoran ternak dan penyuluhan pengendalian sampah dengan

mengolah kembali sampah organik menjadi pupuk maupun anorganik dengan

mengkreasikan ecobrik. Alasan pemilihan intervensi non-fisik dalam bentuk

penyuluhan adalah :

 Melihat pengetahuan masyarakat tentang ternak yang sehat dan

pengolahan sampah
 Terjadinya komunikasi dua arah dalam pemaparan materi, sehingga

jika ada masyarakat yang kurang memahami dapat langsung

ditanyakan sehingga dapat kembali diperjelas.

Kesimpulan

1. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner, observasi

atau pengamatan dan dokumentasi, sedangkan data sekunder didapat dari data profil

Kelurahan Tuak Daun Merah dan data 10 penyakit terbesai di wilayah kerja Puskesmas

Oepoi. Data yang didapat kemudian dikompilasi dan dianalisis dengan bantuan komputer,

program Microsoft Excel dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi penduduk frekuensi

disertai dengan narasi untuk mendapatkan prioritas masalah.

2. Berdasarkan analisa data yang di lakukan, diperoleh bebrapa prioritas masalah

kesehatan yang ditemukan di RT 014 dan RT 015, RW 004, Kelurahan Tuak Daun Merah

yaitu, sampah, perilaku merokok, ternak, SPAL dan aktivitas fisik.

3. Prioritas masalah yang di tentukan bersama antara kelompok PBL dan masyarakat

menggunakan metode Brainstorming, atau curah pendapat, sehingga diperoleh prioritas

masalah yaitu: sampah, dan ternak.

4. Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan sebagai alternative pemecahan

masalah limbah dan sampah adalah : Penyuluhan, pemerdayaan masyarakat yang bersedia

menjadi jasa pengangkut sampah dan demonstrasi pembuatan ecobrik dengan memanfaatkan

sampah plastik.

5. Intervensi dilakukan pada Minggu, 14 Juli 2019 di rumah salah satu masyarakat RT

015 yaitu rumah Pak Remi Nago, jam 10.00 – selesai. Intervensi dilakukan dalam 2 bentuk
yaitu intervensi fisik, berupa : demonstrasi ecobrik yang memanfaatkan sampah plastik dan

digunakan untuk barang-barang berguna. Sedangkan intervensi non-fisik dilakukan dengan

kegiatan penyuluhan tentang ternak yang sehat dan pengolahan sampah yang baik.

Anda mungkin juga menyukai