Anda di halaman 1dari 20

Tugas 2 Epidemiologi

Veteriner
Kelompok 11
Fanina Fadhilah Putri Aglis B04140099
Andreas Tambunan B04140106
Winda Rahmania B04140130
M Rifki Hariansyah B04140136
Desti Nurhayati B04140157
Bitara Ugi B04140178
Rahul Ajie Saksesena B04140184
Setyo Jatimahardiko Widodo B04140188
Soal Nomor 1

Seorang dokter hewan melakukan investigasi wabah Avian Influenza dipeternakan ayam
buras rakyat. Di suatu peternakan terdapat 62 ekor ayam buras dan 48 ekor diantaranya
menunjukkan gejala klinis penyakit saluran pernapasan. Setelah dilakukan pencacahan,
peternakan tersebut terdiri dari 35 ekor ayam betina dewasa (berumur ≥ 1 tahun), 4 ekor
jantan dewasa, serta 23 ekor anak ayam yang 6 diantaranya adalah jantan. Dari 48 ekor
ayam yang menunjukkan gejala klinis penyakit saluran pernapasan, 27 ekor diantaranya
adalah ayam betina dewasa, 3 ayam jantan dewasa, dan 18 ekor anak ayam (4 ayam jantan
dan 14 ayam betina).
Pertanyaan:
1. Hitunglah rasio jumlah ayam betina terhadap ayam jantan dalam populasi
tersebut. Mengapa dalam hal ini kita menggunakan rasio bukan proporsi?
2. Hitunglah proporsi jumlah anak ayam di peternakan tersebut!
3. Hitunglah attack rate dari penyakit saluran pernapasan di peternakan tersebut!
Jawaban

 Hitunglah rasio jumlah ayam betina terhadap ayam jantan dalam populasi tersebut. Mengapa
dalam hal ini kita menggunakan rasio bukan proporsi?

Rasio Ayam Betina terhadap Ayam Jantan dalam Populasi

Dalam hal tersebut, digunakan metode berupa perhitungan rasio karena merupakan suatu perbandingan antara jumlah
total ayam betina dan total ayam jantan yang ada dalam suatu populasi dipeternakan tanpa membedakan batasan, termasuk
umur.
 Hitunglah proporsi jumlah anak ayam di peternakan tersebut!
 Hitunglah attack rate dari penyakit saluran pernapasan di peternakan tersebut!

Proporsi Jumlah Anak Ayam di Peternakan

Attack Rate dari Penyakit Saluran Pernapasan di Peternakan


Ketika dokter hewan mengunjungi peternakan tersebut tampak beberapa ekor
menderita sakit yang parah. Dan ketika ia kembali lagi keesokan harinya, pemilik
peternakan menceritakan bahwa 30 ekor ayam telah mati tadi malam

4. Hitunglah case fatality rate akibat penyakit saluran pernafasan tersebut.


Pertanyaan apakah yang harui ditanyakan kepada peternak agar diperoleh
informasi case fatality rate yang akurat?
Jawaban

Case fatality rate =

= = 0,625 = 62,5 %

Pertanyaan =
- Apakah 30 ekor ayam yang mati berasal dari jumlah ayam yang sakit saluran pernafasan?
- Kapan waktu tepatnya kematian ayam tersebut? apakah ayam tersebut mati dalam waktu yang bersamaan?
 5. Hitunglah crude mortality rate akibat penyakit saluran pernafasan
tersebut. Informasi tambahan apa yang dibutuhkan sehingga kita dapat
menghitung specific mortality rate?

Crude mortality rate =

- Informasi tambahan,
apakah 30 ekor ayam yang mati berasal dari jumlah ayam yang sakit saluran pernafasan
karena dalam penghitungan spesific mortality rate diperlukan informasi tentang jumlah
kematian hewan akibat penyakit yang ada pada peternakan.
Soal Nomor 2

Seorang drh melakukan penelitian terhadap suatu penyakit pada sapi perah. Penyakit tersebut selalu
berakhir dengan kematian atau penderitanya sembuh dengan imunitas permanen. Pada tanggal 1 Juli 2003
dilakukan penelitian dan diperoleh hasil bahwa beberapa sapi telah menderita penyakit tersebut, lalu pada 1
Juli 2004 dilakukan penelitian ulang. Hasilnya sebagai berikut:
 Total populasi pada 1 Juli 2009 = 600 ekor
 Jml hewan sakit secara klinis pada 1 Juli 2009 = 100 ekor
 Jumlah yang menjadi sakit antara 1 Juli 2009 – 1 Juli 2010 = 200 ekor
 Jumlah yang mati karena penyakit tersebut dari 1 Juli 2009–1 Juli 2010=120 ekor

Hitunglah:
a. Prevalensi pada 1 Juli 2003
b. Insidensi kumulatif pada 1 Juli 2003-1 Juli 2004
c. Mortality Rate pada 1 Juli 2003-1 Juli 2004
d. Case Fatality Rate pada 1 Juli 2003-1 Juli 2004
Jawaban

a.

b.

c.

d.
Soal Nomor 3

 Pada waktu meneliti tentang data penyakit Septichaemia Epizootica di Jawa


Barat tahun 2009, ditemukan bahwa ada 15 kasus per 100.000 sapi perah
menderita penyakit tersebut. Juga dilaporkan bahwa seluruh kasus tersebut
berakhir dengan kematian. Hitunglah:
a. Mortality Rate per 100.000
b. Case Fatality Rate per 100
c. Apa kepentingan ekonomis dari CFR?
Jawaban

•a) Mortality Rate =

b) Case Fatality Rate =

=
 c) Case Fatality Rate (CFR) merupakan parameter untuk mengetahui
keparahan atau keganasan suatu penyakit. Dengan mengetahui nilai CFR suatu
penyakit, kita dapat mengukur tingkat kerugian yang akan ditimbulkan oleh
suatu penyakit tersebut. Bila dilihat dari CFR yang 100% maka dapat dikatakn
hal ini merugikan, karena bila suatu saat penyakit ini mewabah kembali
dengan jumlah kasus hewan yang menderita lebih banyak. Maka lebih banyak
lagi hewan yang mati.
Soal Nomor 4
Selama rentang waktu setahun, seorang dokter hewan mengamati tingkat insidensi penyakit Z pada dua kelompok peternakan sapi perah di daerah
Cisarua (katakanlah farm X dan Farm Y). Populasi pada sapi perah pada kedua farm tersebut masing-masing 10.000 ekor, dan jumlah sapi yang
menderita penyakit Z pada Farm X sebanyak 180 ekor dan Farm Y sebanyak 90 ekor.
 Berdasarkan data tersebut di atas, hitung:
a. Tingkat insidensi penyakit Z pada Farm X dan Farm Y per-1000 ekor
b. Bandingkanlah kedua tingkat insidensi tersebut dan bagaimana penafsiran anda?
Data selanjutnya menunjukkan bahwa komposisi umur sapi perah pada Farm X dan Farm Y adalah sbb:
Pada farm X jumlah sapi berumur kurang dari 1 tahun, antara 1 sampai dengan 3 tahun dan lebih dari 3 tahun. Masing-masing 3000, 3000 dan 4000
ekor, dan jmlah penderita penyakit Z untuk setiap umur tersebut adalah 12, 48, dan 120 ekor. Sedangkan pada farm Y jumlah sapi berumur kurang
dari 1 tahun antara 1 sampai dengan 3 tahun dan lebih dari 3 tahun. Masing-masing 7000, 2000, 2000, dan 1000 ekor dengan jumlah penderit penyakit
Z untuk setiap kelompok umur tersebut masing-masing 28, 32, dan 30 ekor.
 Berdasarkan data tersebut di atas:
c. Susunlah sebuah tabel lengkap mengenai populasi dan jumlah penderita penyakit Z berdasrkan pengelompokan umur pada Farm X dan Farm Y.
d. Hitunglah tingkat insidensi berdasarkan pengelompokan umur (Age Specific Incidence Rate) per-1000 pada Farm X dan Farm Y. Kemudian bandingkan hasilnya
pada kelompok umur manakah yang tingkat insidensi lebih tinggi pada setiap farm.
Selanjutnya diambil populasi standar untuk farm X dan farm Y masing-masing 20 ekor dengan komposisi populasi sbb:
Umur kurang dari 1 tahun: 10.000 ekor
Umur 1-3 tahun: 5.000 ekor
Umur di atas 3 tahun di atas 5.000 ekor
 Berdasarkan data tersebut di atas, hitung:
e. Jumlah penderita penyakit Z berdasarkan populasi standar pada setiap kelompok umur pada kedua farm tersebut.
f. Tingkat insidensi yang telah disesuaikan (adjusted rate) untuk farm x dan farm y. Bandingkan jawaban ini dengan jawaban a dan apa kesimpulan anda?
Jawaban

/ekor-tahun -> per 1.000 ekor = • /1.000 ekor-tahun


a.
/ekor-tahun à per 1.000 ekor = /1.000 ekor-tahun

b. Tingkat insidensi penyakit Z lebih tinggi di Farm X lebih tinggi dibandingkan di


Farm Y, Hal ini berarti bahwa jumlah individu tak sakit menjadi sakit pada
populasi selama penelitian penyakit Z menunjukkan bahwa di Farm X lebih
banyak dibandingkan dengan Farm Y.
c. Tabel 1. Jumlah populasi dan jumlah penderita penyakit Z pada farm X dan Y berdasarkan pengelompokan umur

Farm
X Y
Umur
Penyakit Z Penyakit Z
Populasi (ekor) Populasi (ekor)
(ekor) (ekor)
< 1 tahun 3000 12 7000 28
1 – 3 tahun 3000 48 2000 32
>3 tahun 4000 120 1000 30
d. tabel
Farm

X Y
Umur
Tingkat Insidensi penyakit Z Tingkat insidensi penyakit Z
(/1000 ekor) (/1000 ekor)

<1 tahun 0,004 0,004

1 – 3 tahun 0,012 0,016

>3 tahun 0,030 0,030


 Perhitungan Insidensi :
 <1 tahun Farm X : 4/1000 = 0,004 Farm Y : 4/1000 = 0,004
 1 – 3 tahun Farm X : 12/1000 = 0,012 Farm Y : 16/1000 = 0,016
 >3 tahun Farm X : 30/1000 = 0,030 Farm Y : 30/1000 = 0,030

Tingkat insidensi penyakit Z pada umur di atas 3 tahun paling tinggi diantara pengelompokan umur
yang lainnya. Hasil ini terjadi pada Farm X dan Farm Y yang menunjukkan tingkat insidensi penyakit
Z paling tinggi adalah kelompok umur sapi >3 tahun. Adapun urutan tingkat insidensi penyakit Z dari
yang paling tinggi berdasarkan pengelompokan umur, yaitu >3 tahun - 1-3 tahun - <1 tahun.
e. Jumlah Penderita = Insidence Rate x Populasi

Farm X Kelompok umur < 1 tahun Farm Y Kelompok umur < 1 tahun

Penderita = Insidence rate × Populasi Penderita = Insidence rate × Populasi

= 0,004 × 10.000 = 0,004 × 10.000

= 40 ekor = 40 ekor

Kelompok umur 1-3 tahun Kelompok umur 1-3 tahun

Penderita = Insidence rate × Populasi Pende rita = Insidence rate × Populasi

= 0,016 × 5.000 = 0,016 × 5.000

= 80 ekor = 80 ekor

Kelompok umur > 3 tahun Kelompok umur > 3 tahun

Penderita = Insidence rate × Populasi Penderita = Insidence rate × Populasi

= 0,03 × 5.000 = 0,03 × 5.000

= 150 ekor = 150 ekor


f. Jawaban

Direct Adjustment (Farm X) = sr1 × (S1/N) + sr2 × (S2/N) + sr3 × (S3/N)


Direct Adjustment (Farm X)= 0,4 × (10000/20000) + 1,6 × (5000/20000) + 3 × (5000/20000)
= 0,2 + 0,4 + 0,75
= 1,35

Direct Adjustment (Farm Y) = sr1 × (S1/N) + sr2 × (S2/N) + sr3 × (S3/N)


Direct Adjustment (Farm Y)= 0,4 × (10000/20000) + 1,6 × (5000/20000) + 3 × (5000/20000)
= 0,2 + 0,4 + 0,75
= 1,35

Berdasarkan perhitungan adjusted rate bahwa tingkat insidensi penyakit Z untuk kedua farm adalah sama
sementara itu berdasarkan perhitungan (a) didapatkan bahwa tingkat insidensi penyakit Z lebih tinggi pada farm
X. Dalam membuat sebuah perbandingan tingkat insidensi suatu penyakit lebih baik menggunakan populasi
standard atau suatu kondisi yang sama, seperti pada perhitungan menggunakan adjusted rate.
Soal Nomor 5
Kita akan mengukur Incidence rate penyakit surra pada populasi kerbau (10 ekor) selama 1 tahun. Setelah satu tahun pengamatan,
hasilnya adalah sebagai berikut:
a.Hitunglah incidence rate per 100 ekor tahun dengan menggunakan perhitungan eksak pada penyebutnya!
b.Hitunglah incidence rate per 100 ekor tahun dengan menggunakan perhitungan perkiraan pada penyebutnya!

Kontribusi Sebagai Hewan Beresiko


No Waktu timbul penyakit
(hewan sehat beresiko untuk sakit)
Kerba
u sejak awal pengamatan
(ekor tahun)

1 3 bulan

2 Tidak Sakit

3 Tidak Sakit

4 6 bulan

5 9 bulan
 
6 4 bulan

7 Tidak Sakit

8 Tidak Sakit

9 4 bulan

10 Tidak Sakit
Jawaban
a. Incidence Rate

0,698/ ekor tahun = 69,8/100 ekor tahun

b. Incidence Rate per 100 tahun

= 0,667/ ekor tahun = 66,7/100 ekor tahun

Anda mungkin juga menyukai