Setelah selesai berlatih peserta mampu melakukan pengamatan penyakit hewan dengan benar
Setelah selesai berlatih peserta mampu : a. menjelaskan bentuk kejadian penyakit b. menjelaskan penyebaran penyakit hewan b. melakukan pemetaan penyakit hewan c. mengukur kejadian penyakit hewan
Studi tentang penyakit dalam suatu populasi Ilmu yang mempelajari frekuensi dan distribusi suatu penyakit serta faktor-faktor yang mempengaruhinya didalam suatu populasi Ilmu yang mempelajari faktor-faktor penyebab kejadian suatu penyakit serta penularan dan penyebarannya, dalam suatu populasi manusia atau hewan
KLINIK
1. Sasaran Individu yang sakit Rumah sakit klinik Individu bersangkutan
PATOLOGI
Individu yang mati Laboratorium
EPIDEMIOLOGI
Populasi (sehat, sakit, mati) Lapangan (farm, feedlot) Untuk pencegahan atau pengendalian penyakit Menentukan frekuensi dan contoh dari kejadian penyakit
Untuk masa mendatang terhdp individu Menentukan penyakit atas dasar perubahan organ host
4. Prosedur diagnosa
KLINIK
5. Pertanyaan yg ditanyakan Apa ini Bagaimana cara mengobati
PATOLOGI
Apa ini Bagaimana mekanisnme kejadiannya Apa penyebabnya
EPIDEMIOLOGI
Apa ini Yang mana individu individu yang memiliki gejala yang sama Dimana terjadinya kejadiannya Apa yang menjadi penyebab Mengapa bisa terjadi Bagaimana cara pencegahan/pengendalian
1. Agens:
agent) 2. Reservoir atau sumber infeksi (source of infection) 3. Cara keluar dari reservoir (mode of exit) 4. Cara tranmisi (mode of trnsmission) 5. Cara masuk ke host yang baru (mode of entry) 6. Induk semang yang peka (susceptible host)
1. Agens
Enam
faktor ini amat penting di dalam urutan penyebaran penyakit. Kalau satu mata rantai tidak ada (hilang) penyakit tidak akan timbul.
10
Pustula kulit akibat infeksi spora anthrax tampak mulai mengering. Warga Desa Kwango Hari, Kec.Kodi ini terkena spora anthrax karena memotong dan membagi-bagikan daging kerbau yang mati karena anthrax (foto oleh Drh.A.Junaidi, April 2007,Sumba Barat, NTT).
Prinsip Epidemiologi
1. Populasi dari HOST 2. AGENS yang berbahaya yang mungkin dikandungnya 3. LINGKUNGAN dimana kedua hal ini MUNCUL dan BEREAKSI 4. WAKTU terjadinya interaksi
H E
H E
Bibit penyakit lebih ganas atau kondisi Induk semang lemah. Bibit Penyakit mampu menginfeksi induk
H E
Daya tahan Induk Semang semakin kuat atau Bibit Peny semakin sulit untuk bisa menimbulkan infeksi. Tidak timbul kasus atau kejadian penyakit
BERBAGAI RESPONS HEWAN DALAM BERBAGAI RESPONS HEWAN DALAM MENANTANG AGEN YANG EFEKTIF MENANTANG AGEN YANG EFEKTIF
Kenaikan tingkat keparahan penyakit Tanda-tanda klinis Sign In Animal Type of infektion Tidak ada Ada ringan berat fatal
Status of Animal
Kebal
Peka
1. SPORADIK: bila suatu penyakit timbulnya kadang-kadang tanpa memperlihatkan pola yang jelas (sangat jarang kejadiannya serta frekuensi tidak teratur)
35
30 25
Jumlah Kasus
20 15 10 5
9 Bulan
Sporadik
Kejadian penyakit sudah dapat diperkirakan dan sedikit sekali terjadi penyimpangan atau peningkatan dari keadaan biasanya. Penyakit yang telah ada secara normal disuatu daerah atau dapat juga disebut sebagai berasal dari daerah tersebut
35
30 25 20 15
Jumlah Kasus
10 5
3 Bulan
Endemik
24
Point Epidemik/epizootic:
kejadian kenaikan kasus dan frekuensi penyakit yang luar biasa, yaitu dalam periode waktu yang singkat jumlah kasus dan frekuensi penyakit naik sangat tajam
Kasus
Bulan
Propagated epidemik:
kenaikan jumlah kasus dan frekuensi penyakit dalam periode waktu tertentu secara bertahap terus naik. Kasus
Bulan
B A
CIDAHU KABANDUNGAN CICURUG PARAKANSALAK KALAPANUNGGAL PARUNGKUDA BOJONGGENTENG CISOLOK CIKAKAK CIKIDANG CIBADAK CICANTAYAN CISAAT KOTA SUKABUMI NAGRAK CARINGIN KADUDAMPIT
CIREUNGHAS KEBONPEDES
GEGERBITUNG NYALINDUNG
SIMPENAN
JAMPANGTENGAH
PURABAYA
CIEMAS
WALURAN
PABUARAN
CIDAHU KABANDUNGAN CICURUG PARAKANSALAK KALAPANUNGGAL PARUNGKUDA BOJONGGENTENG CISOLOK CIKAKAK CIKIDANG CIBADAK CICANTAYAN CISAAT KOTA SUKABUMI NAGRAK CARINGIN KADUDAMPIT
Kec.Bojonggenteng Kec.Gunungguruh Kec.Cibadak Kec.Kebonpedes Kec.Jampangkulon Kec.Surade Kec.Warungkiara Kec.Jampangtengah Kec.Cicurug Kec.Ciracap Kec.Palabuhanratu
CIREUNGHAS KEBONPEDES
SIMPENAN
JAMPANGTENGAH
PURABAYA
PABUARAN
CIEMAS
WALURAN
LOKASI KASUS
CIDAHU KABANDUNGAN CICURUG PARAKANSALAK KALAPANUNGGAL PARUNGKUDA BOJONGGENTENG CISOLOK C IKAKAK CIKIDANG CIBADAK CICANTAYAN CISAAT KOTA SUKABUMI NAGRAK CARINGIN KADUDAMPIT
LOKASI 5 KEC :
Kec.Cibadak (Cibadak) Kec.Cikidang
CIREUNGHAS KEBONPEDES
GEGERBITUNG NYALINDUNG
SIMPENAN
JAMPANGTENGAH
Kec.Nagrak
PURABAYA
(Pawenang) Kec.Cikembar
CIEMAS
WALURAN
LOKASI KASUS
DAERAH TERTULAR : daerah dimana telah ditemukan kasus penyakit hewan secara klinis atau mewabah DAERAH TERSANGKA : daerah yang pernah ada kejadian penyakit tetapi sudah lama tidak dilaporkan, atau daerah yang berbatasan dengan daerah tertular DAERAH BEBAS : daerah dimana dalam suatu jangka waktu tertentu tidak pernah ada kejadian penyakit
kasus pada saat tertentu X 100% populasi pada saat itu Period Prevalence Rate: Jumlah kasus Penyakit yang diperoleh dalam satuan waktu dibagi dengan jumlah populasi. kasus pada periode tertentu X 100% populasi pada periode tersebut
IR =
kasus baru pada periode tertentu populasi terancam pada periode yang sama
X100%
CFR
CDR
12 BULAN
1 JULI 06
31 DES 06
PADA GAMBAR MEMPERLIHATKAN MASINGMASING INDIVIDU BERJUMLAH 20 PADA SUATU POPULASI YANG SEDANG DIPELAJARI AGAR DIHITUNG : BERAPA INSIDENSI PADA TAHUN 2006? BERAPA PREVALENSI PADA TAHUN 2006? APABILA PELAKSANAAN SURVEI PADA 1 JULI 2006 BERAPA PREVALENSI PENYAKIT
INSIDENCE PADA TAHUN 2006 ADA 9 (9 KASUS MUNCUL) PREVALENCE PADA TAHUN 2006 ADA 11( 9 KASUS BARU + 2 KASUS SDH ADA PADA 1 JAN 06) PELAKSANAAN SURVEI PADA 1 JULI 2006 PREVALENSI PENYAKIT ADA 6 (POINT PREVALENCE)
DI DISNAK JAWA TENGAH ADA 10.000 TERNAK FARM, DENGAN KASUS TUBERCULOSIS PADA TAHUN 2005 ADALAH SEBAGAI BERIKUT : SITUASI PADA 31 DES 2005 ADA 300 FARM TERINFEKSI DALAM TAHUN 2005 ADA 200 FARM MENJADI TERINFEKSI (INFEKSI BARU) SELAMA TAHUN 2005 TELAH DIELIMINASI 250 FARM PERTANYAAN : 1. INCIDENSI PADA TAHUN 2005 2. PREVALENSI PADA TAHUN 2005
JAWABAN : 1. Insidensi tahun 2005 : 200 kasus ( 200/350 x 100% = 57.14% ) 2. Prevalensi tahun 2005 : 300 + jumlah yang dieliminasi 250 = 550 kasus (500 /550 x 100% = 90.90% )
:Dilakukan pengamatan terhadap suatu penyakit pada sapi potong. Penyakit tersebut selalu berakhir dengan kematian atau penderitanya sembuh dengan imunitas permanen. Pada tanggal 1 Maret 2000 dilakukan pengamatan dan diperoleh hasil bahwa beberapa sapi telah menderita penyakit tersebut. Pada tanggal 1 Maret 2001 dilakukan pengamatan ulang, hasilnya sebagai berikut
- Total populasi pada 1 Maret 2000 = 600 ekor - Jumlah yang sakit secara klinis pada 1 Maret 2000 = 100 ekor - Jumlah kasus baru pada 1 Maret 2000 1 Maret 2001 = 200 ekor - Jumlah yang mati karena penyakit tersebut pada 1 Maret 2000 - 1 Maret 2001 = 120 ekor
Hitunglah - Prevalensi penyakit pada 1 Maret 2000 - Insidensi pada periode 1 Maret 2000 1 Maret 2001 - Tingkat kematian pada periode 1 Maret 2000 Maret 2001 - Tingkat kefatalan penyakit pada periode 1 Maret 2000 Maret 2001
Prevalensi : 100/600 x 100% = 16.66% Insidensi : 200/300 x 100% = 40% Tingkat kematian = 120/600 x 100% = 20% Tingkat kefatalan penyakit =120/300 x 100% = 40%
Terima kasih
Semoga
Bermanfaat
Populasi = 20 X X
kasus
X X
X X X
1-104
1-404
1-704
1-10-04 1-105
Coba Hitung
1. Point Prevalence Rate untuk 1 januari 2004 2. Incidence Rate 1 januari s.d 1 April 2004 3. Period Prevalence Rate 1 januari s.d 1 April 2004 4. Incidence Rate 1 januari 2004 s.d januari 2005 5. Period Prevalence Rate 1 januari 2004 s.d 1 januari 2005
Populasi = 14 kasus
1-104
1-304
1-504
1-704
1-905
1-1105
1-106
Hitung
1. 2. 3.
Point Prevalence Rate untuk 1 Januari 2005 Incidence Rate 1 Januari s.d 1 Maret 2005 Period Prevalence Rate 1 Januari s.d 1 Maret 2005 4. Point Prevalence Rate untuk 1 Maret 2005 5. Incidence Rate 1 Maret s.d 1 Mei 2005 6. Period Prevalence Rate 1 Maret s.d 1 Mei 2005 7. Point Prevalence Rate untuk 1 September 2005 8. Incidence Rate 1 September s.d 1 November 2005 9. Point Prevalence Rate untuk 1 November 2005 10.Period Prevalence Rate 1 Nov 2005 s.d 1 Jan 2006