PROTOKOL ANALGESIK
Oleh :
TIGRISIA FAATHIRA
B04170086
P2/KLP3
TUJUAN
Mengetahui efek obat analgesik dan potensi analgesik pada bahan uji (ekstrak
teki) dengan dosis bertingkat yang diberikan dengan metode Tail test dan metode
Writihng test.
Bahan dan Alat Tikus putih jantan, larutan antalgin 10 % , Ketoprofen, penangas
air suhu 50oC, stopwatch, alat penahan tikus, alat suntik 1 mL .
METODE
Pemberian obat peroral 1 jam sebelum induksi dengan asetilkolin 0, 62.5, 250,
1000 mg/kg bb, kemudian diinjeksikan asetilkolin dosis 0.25 mg/mencit. Hitung
banyaknya geliat mencit selama 15 menit dengan interval pengamatan 5 menit
Suatu eksperimen dilakukan sebagai berikut untuk mengetahui potensi analgesic ekstrak
teki
Metode induksi nyeri cara kimiawi. Induksi rasa nyeri secara kimiawi digunakan
asam asetat 3% yang dilarutkan dalam NaCl 0,9% dengan cara disuntikkan secara
intraperitoneal yang diberikan 30 menit setelah pemberian bahan uji secara oral (Turner,
1965). Nyeri ditandai dengan timbulnya writhing atau geliat yang ditunjukkan dengan
bagian abdomen menyentuh dasar tempat berpijak dan kedua pasang kaki ditarik ke
belakang (Astuti dan Pudjiastuti, 1996). Tiap kelompok mendapat perlakuan sebagai
berikut Kelompok I diberi ekstrak umbi teki dosis 0 mg/20 g bb; Kelompok II diberi
ekstrak umbi teki dosis 1 mg/20g bb; Kelompok III diberi ekstrak umbi teki dosis 3
mg/20 g bb; Kelompok IV diberi ekstrak umbi teki dosis 5 mg/20g bb; Kelompok V
diberi ekstrak umbi teki dosis 7 mg/20 g bb; Kelompok VI diberi asetosal 200 mg/kg bb;
semua kelompok sebanyak 0,5 ml/20 g bb.
Daya analgetik dan efektifitas analgetik. Bahan uji diberikan secara oral, 30 menit
sebelum disuntikkan asam asetat. Pengamatan dilakukan pada mencit dengan melihat
jumlah geliat yang timbul langsung setelah pemberian asam asetat selama 30 menit
dengan selang waktu 5 menit. Efek analgetik bahan yang diuji dapat dilihat dengan
adanya penekanan jumlah geliat yang timbul selama 30 menit dibandingkan dengan
asetosal (Astuti dan Pudjiastuti, 1996).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Table 2. Waktu reaksi rata-rata mencit terhadap alat panas dengan suhu 55 oC
yang diukur 15 menit setelah perlakuan.
Perhitungan:
a. Hitung daya analgesik
Rata rata jumlah geliat kelompok perlakuan
%Daya Analgetik =100−( x 100 %)
Rata rata jumlah geliat kelompok kontrol
11,06
Kelompok III =100− (
15,79 )
x 100 % =100−( 70,04 )=29,95 %
9,12
Kelompok IV =100− (
15,79 )
x 100 % =100− (57,76 )=42,24 %
5,93
Kelompok V =100− (
15,79 )
x 100 % =100−( 37,55 ) =62,44%
2,29
Kelompok VI =100− (
15,79 )
x 100 % =100−( 14,50 )=85,50 %
29,95
Kelompok III =( x 100 % ) =35,03 %
85,50
42,24
Kelompok IV =( x 100 % )=49,50 %
85,50
62,44
Kelompok V =( x 100 % )=73,03 %
85,50
SIMPULAN
Aplikasi bahan uji ekstrak teki mendapatkan hasil bahwa bahan ini memiliki
efek analgetik yang berupa flavanoid dan minyak astiri didalam kandungan bahan
tersebut. Pemberian dosis bertingkat mampu menurunkan efek nyeri (geliat)
secara kimiawi dan berbanding lurus dengan perpanjang waktu reaksi yang
ditimbulkan untuk menahan nyeri cara panas.
DAFTAR PUSTAKA
Dani FR. 2012. Potensi Ekstrak Umbi Teki ( Cyperus Rotundus L .) Dalam
Menurunkan Jumlah Limfosit Jaringan Granulasi Setelah Pencabutan Gigi
Tikus Wistar Jantan [skripsi]. Jember (ID): Universitas Jember.
Gemilang, J. (2013). Khasiat Selangit Daun-Daun & Buah-Buah Ajaib Tumpas
Beragam Penyakit Berbahaya. (W. T., Ed.). Yogyakarta (ID): Araska.
Lawal OA and Oyedeji AO. 2009. Chemical Composition of the Essential Oils of
Cyperus rotundus L. From South Africa. Journal Molecules 14. ISSN 1420-
3049.
Muthoharoh H dan Nikmah k. 2019. Analisis kadar flavonoid total ekstrak umbi
rumput teki (Cyperus Rotundus L.). J-HESTECH. 2(2):127-132.
Puspitasari H, Listyawati S, Widiyani T.2003. Aktivitas analgetik ekstrak umbi
teki (Cyperus rotundus L.) pada mencit putih (Mus musculus L.) jantan.
Biofarmasi. 1 (2): 50-57.
Sirait MD, Hargono D, Wattimena JR, Husin M, Sumadilaga RS, Santoso SO.
1993. Pedoman Pengujian Dan Pengembangan Fitofarmaka, Penapisan
Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik Pengembangan dan
Pemanfaatan Obat Bahan Alam. Jakarta (ID): Yayasan Pengembangan Obat
Bahan Alam Phytomedica.
Sutrisna E.M. 2010. Uji efek antiinflamasi ekstrak etil asetat buah semu jambu
mete (Anacardium occidentale L.) terhadap edema pada telapak kaki tikus
putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diinduksi karagenin.
Biomedika. 2(1):33-37.
Zaidan S dan Djamil R.2014. Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa flavonoid dari
simplisia Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius,Poepp). Simposium
PERHIPBA XVI . Page 1-10.
Nama : Tigrisia Faathira
Nim : B04170086
1. Metode Geliat = dikenal juga dengan metode writhing test. Obat yang
tergolong sebagai iritan seperti asam asetat, baridikinin atau asetilkolin
diinjeksikan dengan rute IP pada mencit sesuai dosis yang telah dihitung,
kemudian diamati frekuensi geliat yang dihasilkan dan dibandingkan dengan
kontrol. Metode ini tergolong mudah karena terdapat korelasi antara intensitas
rangsangan nyeri dan dosis senyawa yang dibutuhkan untuk menahan rangsangan
nyeri sehingga dapat diperoleh estimasi kuantitas aktivitas analgesik suatu
senyawa (Turner, 1965).. Contoh penggunaan metode ini digunakan pada
penelitian Costa (2016) : Geliatan pada mencit terjadi sebagai respon nyeri akibat
diberikannya penginduksi nyeri larutan asam asetat 0,6% dengan dosis 0,01 ml/g
BB mencit setelah 20 menit pemberian suspensi senyawa uji 4-bromobenzoilurea,
senyawa pembanding asam asetil salisilat dan senyawa induk benzoilurea pada
dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 200 mg/kg BB serta kontrol CMC-Na
0,5%. Lalu frekuensi geliatan yang terjadi pada tiap ekor mencit diamati selama
30 menit. Respon geliat yang ditunjukkan yaitu menggerakan sepasang kaki
depan yang ditarik ke depan dan sepasang kaki belakang yang ditarik ke belakang
serta menggesek-gesekan perut ke dasar kandang (Rahayu et al. 2016).
DAFTAR PUSTAKA